Judul Penelitian
Personil Pelaksana
Anggota peneliti :
1. Donai·Daniel (P3TKP- BALITBANG KP, KKP)
2. lndra Pratama (P3TKP- BALITBANG KP, KKP)
Jenis lnsentif
( RISETTERAPAN ]
PUSAT PENGKAJIAN DAN PEREKAY ASAAN TEKNOLOGI KELAUT AN DAN PERl KANAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2010
LEMBAR IDENTIT AS DAN PENGESAHAN
ii
PRAKATA
Penulis tidak lupa untuk berterimakasih buat semua pihak yang telah
membantu kegiatan riset ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik,
khususnya dalam tahapan pertama dan kedua. Pihak Kementerian Riset dan
Teknologi, Badan Riset Kelautan dan Perikanan - Kementerian Kelautan dan
Perikanan, yang telah menyalurkan dana Kegiatan Program lnsentif Peningkatan
Kemampuan Peneliti dan Perekayasaan (Program lnsentif PKPP) .
Kepada seluruh rekan tim penelitian Kajian Aplikasi Sel Surya Sebagai
Sumber Tenaga Penggerak Kapal Tanpa BBM, keberhasilan ini tidak dapat
terjadi tanpa kekompakan tim dan pengorbanan. Kepada rekan-rekan
perekayasa di B2TE - BPPT tim penelitian juga mengucapkan banyak terima
kasih.
Akhir kata, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi
pembangunan industri kelautan dan memberdayakan perekonomian Negara
Indonesia.
Tim Penelitian
Ill
DAFTAR lSI
Halaman
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN .............................................
RINGKASAN .............................................................................................. ii
15
2.6.
.
Kapasitas Solar Cell Berdasarkan Perhitungan
iv
Halaman
BABV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 20
DAFTAR PUSTAKA 38
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 5.14. Grafik hubungan antara Kecepatan Kapal dengan
Tahanan Total
Gambar 5.15. Grafik hubungan antara Kecepatan Kapal dengan
kebutuhan Power.
viii
BASI
PENDAHULUAN
=>ada masa kini hampir semua kapal komersial menggunakan motor bakar
sin) sebagai sumber energi utamanya. Skema dari motor pengerak kapal
um dapat dilihat pada gam bar 1. Sistem ini terdiri dari motor utama (1)
bahan bakar solar (motor diesel), bensin dan bensin campur, transmisi (2)
~-~ ·dari gigi transmisi, poros, dan baling-baling (3) kapal (propeller).
-_
.....
;>ada era sebelum revolusi industri, kapal digerakkan oleh tenaga manusia
dan angin (layar) ., Setelah terjadi revolusi industri, ditemukanlah motor
- . ~. asa . motor diesel dan motor bensin. Kemudian mulailah terjadi juga revolusi
kapal dari layar dan dayung ke motor batubara dan diesel. Kelebihan
=:a cengan penggerak motor dibanding layar adalah pertama, tidak tergantung
.:.:"; :.J:L cuaca dan musim. Kedua, awak kapal lebih sedikit. Ketiga, kapasitas muat
=·:?~1 Gesar. Kekurangannya hanyalah mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM),
=~ campak gas buang hasil pembakaran yang ditimbulkan mengakibatkan
:J.-S~a:;asan global (Global warming).
elalui kegiatan riset ini diharapkan pemanfaatan energi nir-fosil (non-fossil)
sc'i:agai sumber penggerak kapal, dapat mengurangi dampak pemanasan global
ga memberikan solusi transportasi laut yang tergantung BBM . Pengembangan
=~sa dan pembangunan Kapal tanpa BBM membutuhkan dukungan semua pihak
1
c ~:;.gram pemerintah dalam mengurangi ketergantungan ekonomi pada
::.r-renewable (fossil) bisa tercapai. Selain itu, dengan tercapainya kegiatan
Japat membuka lapangan kerja dan memperkokoh kesatuan NKRI.
2
BABI
TINJAUAN PUST AKA
Selain tenaga matahari (photovoltaic) , ada beberapa cara agar kapal dapat
a ,•ar. Berikut ini adalah referensi dan tinjauan pustaka yang dapat menambah
_ .~ as i dan agar dapat dipahami pembaca yang berbahagia.
Secara teoritis dan teknologi kapal bertenaga matahari dapat dengan mudah
:rolementasikan di Indonesia. Yang diperlukan untuk direkayasa adalah
:=.""yimpanan energi listriknya (batere) dari tenaga matahari sebelum diubah menjadi
ala dorong propeler. Telah kita ketahui bersama formulasi tenaga sebagai berikut:
4
Gambar 2.1. Kapal Katamaran tenaga Gambar 2.2. Contoh Kapallayar.
matahari. Sumber:
Sumber: www. transatlantic21 .org www.transatlantic21.org
5
.aooratorium, kapal ini diprediksi dapat bergerak dengan kecepatan maksimum
~~<n ot, namun dalam realitanya hanya 1,5knot.
Berdasarkan analisis teoritis, terjadinya kedua perbedaan ini dikarenakan
~; e l ombang dalam laboratorium adalah sinusoidal dan bergelombang satu arah. Di
F: nak lain, gelombang di lautan adalah random dan banyak terinterferensi dengan
aK-riak gelombang. Kedua, seperti terlihat dalam uji laboratorium panjang
; elombang hampir sama dengan pangjang kapal model (Agel = Loa), tetapi dalam
enyatannya panjang gelombang lautan sangat panjang dibandingkan dengan
_anjang kapal (Agel >> Loa). Semua aspek-aspek ini berpengaruh dalam menurukan
ecepatan kapal di laboratorium dari 5knot menjadi 1,5 knot di lautan .
Ide ini dapat diaplikasikan pada perairan di Indonesia yang memiliki perairan
ebih tertutup dibandingkan samudera Pasifik. Namun demikian kajian lebih lanjut
.
oerlu dilakukan peneliti dan perekayasa agar bisa lebih efektif.
Oleh karena dalam penelitian ini difokuskan pada kapal dengan penggerak listrik
maka pada bagian selanjutnya dibahas tentang propulsi listrik.
Sistem propulsi dengan motor DC digunakan pada daya yang relatif rendah
angkan untuk motor AC dipakai diatas 10.000 HP. Keberhasilan sistem propulsi
~-et<t rik adalah tergantung pada sistem kontrol alat penggeraknya, generator dan
er converter. Pengontrolan terdiri dari prime mover load sharing (governor
nakan untuk mengontrol daya yang diterima sesungguhnya), generator load
aring (memakai generator voltage regulator otomatis}, automatic load hedding,
.ver limiting dan propeller balde position control.
Penelitian lain yang terkait adalah penelitian yang dilakukan di lnstitut yang
sama oleh Prasetya pada tahun 2007 juga. Dia melaku kan penelitian tentang
perancangan kincir angin sebagai pengisi batera i pada kapal ikan 5 GT
berpenggerak motor DC . Pada dasarnya yang dilakukan oleh Prasetya dan lrawan
7
a:= alah sama, yaitu penggunaan motor DC sebagai penggerak utama kapal nelayan .
amun yang membedakan adalah sistem pengisian ulang baterai yang digunakan .
~awan mendisain kincir angin (wind turbine) sebagai sumber energi untuk mengisi
_ ang baterainya. Namun penelitian ini ternyata juga mengalami masalah pada
3:>likasi pemasangan wind turbine dikapal. Karena dimensi kapal yang relatif kecil,
-aka stabilitas dari kapal juga akan terganggu.
SJdiyono dan Andoko (2008) dalam penelitian mereka juga telah mendesain kapal
sata untuk melayani rute pariwisata di kota Surabaya yang memakai motor listrik
s.cbagai penggerak kapal wisata mereka. Kapal wisata dengan penumpang 2 orang
:an 1 nahkoda dengan ukuran Loa: 3,48 m, Lpp: 2,9 m, 8: 1,38 m, T: 0,27 m, v: 3
ot, dan waktu pengisian baterai dari solar sell 3,3 jam pada kondisi baterai kosong
sampai penuh.
Pada tahun 2008, seorang alumni Suji Kuswahyudi, seorang alumni lnstitut
-eknologi Nasional Malang, melakukan penelitian yang sama. Dia mendisain sistem
:,..opulsi listrik untuk kapal nelayan yang dia beri nama RMI (Recharge Motor
donesia). Dia mendisain pemakaian motor listrik sebagai penggerak kapal ikan
:::engan baterai sebagai sumber energinya . Namun dia tidak memikirkan bagaimana
s1stem chargingnya , sehingga masih menyisakan masalah yang baru yaitu tentang
engisian ulang baterai.
Pada penelitian kali ini spesifikasi motor listrik yang dipakai adalah :
Model : TH-54
Thrust (Lbs) : 54 (25)
Voltage (V) : 12
Max Current (A) :50
Speed control : 5 kecepatan maju
2 kecepatan mundur
Rating rotate Speed R/Min : 1370
8
Gambar 2.5. Motor Listrik Arus DC
9
Fungsi dari power konverter adalah untuk mengubah sinya l AC menjadi DC
:ian selanjutnya mengumpankan tenaga ke motor DC dan mem utar paras propeller
ang menunjukkan rangkaian listrik dari six pulse dan twelve pulse DC konverter.
~ pe kedua menggunakan dua buah six pulse dan sebuah tranformator terpisah six
...... lse umumnya digunakan untuk motor yang memiliki tenaga sampai beberapa
-atu s Kilo Watt. Untuk tenaga yang lebih tinggi baik memilih twelve pulse.
arakteristik dari sistem DC biasanya dibuat dengan satu atau dua armatur
_... rgabung dengan sebuah paras tunggal yang disangga oleh dua bantalan. Untuk
-,enghemat biaya dan berat dianjurkan memakai motor dengan sebuah armatur
- ~ggal.
Motor DC yang dipakai untuk propulsi kapal biasanya adalah motor DC jenis
-~unt wound karena kecepatan putar dari motor DC type shunt wound dapat diatur
s.ecara proporsional, dengan menerapkan voltase pada armaturnya sehingga
cengaturan kecepatan pada sistem ini secara langsung diiringi oleh pengaturan
ltase output dari sumber tenaga berdasarkan respon terhadap sebuah voltase
acu an.
w£cha'ger (Cha'~er)
Prcpeller
--+
!I -+
Baterai
-+
Gear Box
Gambar 2.6. Skema Sistem Propulsi Listrik Kapal (sumber: Sudiyono, 2008)
10
2.3. Baterai
2.3.1. Sejarah Baterai
Pada 400 tahun yang lalu penelitian mengenai teknologi beterai telah
dilakukan oleh Gilbert dari UK. Dia melakukan penelitian tentang proses elektro
imia (elektrolisa) yang menghasilkan energi listrik.
Sumber: www.battervUniversity.com
11
Tabel 2.2 Karakteristik Baterai
61 illlimetr ic Ener !JY 45-80 60-120 30-50 150-190 100- 135 90-120
Density (IMllkg)
lntemal Resistance in 100 to 200 1 200 to 300' <100 1 150- 300 1 25- 7f? 25-50::
mo fNpack 6Vpack 12V pack pack per cell per cell
100-130 per
cell
Cycle ure 15oo= 300 to 500 3·' 200 to 3003 300- 5003 Better than >1000
(to 80% of initial capacity) 300 -500' lab conditions
Ovelchmue Tolef<li1Ce moderate low high Low. Camet tolerate trickle charge .
Sumber: www.battervUniversity.com
rox
12
2.4. Laju Pengisian Baterai
Sebagai kapal yang digerakkan dengan tenaga listrik maka kapal
emerlukan baterai sebagai sumber energinya . Jumlah baterai disesuaikan dengan
daya listrik yang dihasilkan oleh motor listriknya dan jangkauan{jarak dari kapal.
Besarnya laju pengisian baterai dapat ditentukan dengan menentukan terlebih
dahulu jumlah baterai yang diisi. Jumlah baterai yang diisi sebanyak 2 buah , 1 buah
sebagai cadangan dengan masing-masing baterai berkapasitas 12 volt 65 Ah .
Untuk menentukan jumlah baterai dipengaruhi oleh daya start yang diperlukan dari
motor listrik tersebut.
Baterai (baru) dari pabrik pembuatannya pada saat awal pemakaiannya biasanya
memiliki tagangan (V) yang dilebihkan sekitar 10%. Misalnya baterai tegangan 12 V
pada saat pengukuran awal dengan power supply biasanya tertera lebih dari 13 V.
Untuk menentukan laju pengisian baterai (waktu yang dibutuhkan untuk mengisi 1
(satu) baterai kosong, sampai terisi penuh) dapat dihitung sebagai berikut:
Dengan Arus (I) pad a 10 Ampere maka waktu (T) yang dibutuhkan untuk mengisi
baterai 65 Ampere.Jam (Ah) adalah sekitar 65 Ah/10 A diperoleh 6,5 jam.
Namun dalam hal kapal menggunakan tenaga solar sel maka pemilihan kapasitas
solar sel sebaiknya diatas kapasitas baterai (Ah) agar input lebih besar daripada
output agar tidak terjadi baterai mengalami habis/ganti ditengah jalan.
13
Secara teoritis, kemampuan baterai akan berkurang dalam hal ini waktu baterai akan
semakin singkat dengan bertambahnya daya motor listrik.
Pada persamaan 2.1 variabel arus listrik (I) akan meningkat seiring dengan
bertambahnya beban motor apabila telah dicelaupkan di dalam air sedangan
Tegangan (V) tetap karena motor DC. Fenomena ini dapat dilihat dari hasil
pengujian laboratorium yang akan ditampilkan pada bab selanjutnya.
Sebagai sumber tenaga penggerak motor listrik yaitu 2 baterai , 1 baterai sebagai
cadangan, daya awal yang diperlukan motor listrik beberapa detik untuk mencapai
putaran nominal. Untuk menghindari kerusakan baterai maka sisa daya yang harus
ada pada baterai adalah sebesar 20-30% dari daya total baterai.
14
Waktu (T) = P.bat. x P.motor ................... (2.3)
= 780 watt jam I 600 watt
= 1,3 jam
Waktu 1 jam adalah jika motor memakai arus (I) maksimum 50 Ampere, sehingga
dari persamaan 2.2 jarak tempuh perhitungan awal secara teoritis dari kapal sampai
si baterai tinggal 30% dengan asumsi kecepatan kapal 3 knot, sejauh:
S = 3 knot x 1 jam = 3 km
padahal dalam kenyataannya motor tidak konstan menggunakan arus 50 ampere
melainkan dapat lebih kecil dari itu disebabkan dapat menggunakan kecepatan
motor yang berubah-ubah. Hal ini akan tampak pada pengukuran di laboratorium
yang tabelnya disajikan pada bab selanjutnya.
Asumsi rugi-rugi (losses) pada sistem dianggap sebesar 15%, karena keseluruhan
komponen sistem yang digunakan masih baru (Mark Hankins, 1991: 68). Total
energi sistem yang disyaratkan adalah sebesar:
Er =EA + rugi-rugi system .............. (2.5)
15
= EA + (15% X EA)
=WH
-......
~
c;
6
5 4,48
4 62
I 4 37 4 17 4,44 4,48
1
5105 4 85
I
4,43 4 21 4,42
e
~
4
3 I 91 4 03
1 I I ,---
~
3
·--,..... 2
-
c;
....
c;
c;
1
-·-
0
rr.
c;
'f~ ,V> <S'~ .§>.<,. -$'~' •f~ ·f' ~~~ ~~ $- ~0~ ?>({;~ ~~
-=
Q
rr.
~~
Bulan
Gambar 2.8. Kurva lnsolasi Matahari Bulanan Untuk Daerah Jakarta (sumber BMG,
BPPT)
Faktor penyesuaian pada kebanyakan instalasi solar cell adalah 1,1 (Mark Hankins,
1991 Small Solar Electric System for Africa page 68).
Kapasitas daya modul surya yang dihasilkan adalah:
Kapasitas Daya Modul Surya:
= (ET I insolasi matahan) x faktor penyesuaian ................. (2.6)
=Watt Peak
16
BAB Ill
TUJUAN DAN MANFAAT
3.1. Tujuan
Dalam kegiatan riset ini , tujuan yang hendak dicapai adalah mengetahu i
hubungan antara kapasitas batere dengan lama waktu beroperasinya motor listrik
boat. Dengan diketahuinya hubungan itu maka akan bisa dilakukan perhitungan
daya jelajah kapal listrik tenaga matahari.
3.2. Manfaat
Dari hasil yang didapatkan , maka manfaat yang dapat diperoleh adalah :
1. Melepas ketergantungan operasi kapal dari bahan bakar minyak (BBM)
2. Membuat inovasi/alternative alat transportasi laut murah biaya.
3. Dapat meningkatkan pendapatan nelayan yang melakukan aktifitas hanya
1 hari (one day fishing).
17
BAB IV
METODOLOGI
4.1. Metodologi
Dalam kegiatan riset ini metodologi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kajian Literatur.
Studi Pustaka untuk mempelajari dasar teori dan aplikasi tenaga listrik di kapal
yang pernah dilakukan, dari Jurnal dan laporan penelitian . Kem udian akan
dipelajari juga tentang perancangan solar-cell. Kemudian untuk kapal nya sendiri
dianalisis menggunakan Maxsurf Software.
2. Koordinasi dan konsultasi. Pertemuan pertama (1) bertujuan menyempurnakan
arah penelitian. Pertemuan kedua (2) bertujuan untuk menyajikan hasil final
analisis Kapal tanpa BBM.
3. Percobaan laboratorium ..
4. Penyusunan Laporan.
Running motor
Batt. No.1 soeed 1-5
Pecatatan data
Uii darat Motor tenaaa surva baterai
Gambar 4.1. Diagram alur pemikiran Gambar 4.2. Diagram alur percobaan
No Kegiatan
I Bulan
I 1 I 2 I 3 I 4 j 5 I sl 1 I a I 9 I 10 I 11 I 12
1 Koordinasi
2 Pembelian bahan
3 Kajian motor Listrik
4 Penvusunan Laporan
19
BABV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian baterai dilakukan pad a tanggal 8 Nopember 2010, jam 09.00 s/d
berakhirnya baterai, tempat Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) Puspiptek BPPT
Serpong, dengan hasilnya adalah sebagai berikut:
1. Data kondisi pengujian baterai: baterai terisi penuh. Ditunjukkan dengan hasil
pengukuran power supply yaitu Tegangan 12,5 Volt.
2. Kondisi propeller tercelup di air dan baterai diukur per menit mulai pada saat
motor dijalankan. Pengukuran dilakukan tiap speed (1 sampai dengan 5) sesuai
spesifikasi motor. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 5.1 sampai 5.5 dibawah.
3. Parameter Tegangan (V) dan Arus (I) direkam dengan alat data takker (data
logger) dan disimpan di komputer.
4. Sebagai faktor keamanan, pemakaian baterai dibatasi 70% dari daya total.
+ Saklar
Accu Motor listrik
20
Spesifikasi komponen listriknya sebagai berikut:
Gambar 5.1. Rangkaian uji coba Gambar 5.2. Proses rekam data
21
Tegangan (V)
.... ....N .... Tegangan (V) Tegangan (V)
0 N .j:l. 0'1 00 0 .j:. 1-' 1-' 1-'
0 N .j:. 0'1 00
....
0
....
N
....~ 0 N ~ 0'1 00 0 N ~
9:41:00 10:00:00
G) G) 14:07:00 G)
!l)
9:47:00 10:08:00
!l) 14:19:00 !l)
3 9:53:00 3 14:31:00 3 10:16:00
0'" 0'" 0'"
..,
!l) 9:59:00 ..,
!l)
14:43:00 ..,
!l) 10:24:00 :t
10:05:00 J: 10:32:00 c
(]1
c:
(]1 14:55:00 l: (]1 c:r
(]1
10:11:00 CT
~ 15:07:00 c: (,.) 10:40:00 c
C" :::s
G) c: 10:48:00
10:17:00 ::s • G) 15:19:00 c: G)
0::::s
03
~
"Ic
0'"
10:23:00
10:29:00
10:35:00
-i-
ro
0:::s
<
03~
"Ic
15:31:00
15:43:00
15:55:00 I!<
-i
::s
OQ 03~
"I
c
10:56:00
11:04:00
11:12:00
11:20:00
~~
-
c OQ - 0'" 16:07:00 ro- 0'" ~ I»
10:41:00 ~ c. c c ~
::J II) ::J 16:19:00 ~ 0. ::J 11:28:00 :::s
co OQ
co :J II)
co :::l-
10:47:00 ~ ::s
!l)
::J
10:53:00 < - ~
!l)
::J
16:31:00
16:43:00
~
:J-
::s !l)
::J
11:36:00
11 :44:00
s::., 10
< ~-
< <= <
0.. 10:59:00
; c. 16:55:00 ~;
c.
11:52:00 ':r
I ~
!l) !l)
11:05:00 17:07:00 Ill 12:00:00
- I[ "'' "''
::J ::J
-
':1' ::J
11:11:00 17:19:00 II) 12:08:00
m ..,)>'tJ
I~
..,
(J)
.., 17:31:00 12:16:00
-- ..,
(J) c-
11:17:00 )> II)
:::r 2 "C :::r 17:43:00 :::r 12:24:00 "' ~
!l)
11:23:00 !l) !l) ~-
.:::;V\
2"' c.
0.. )>-
!l) ~ 17:55:00 ., -f c. 12 :32:00 'tJ
11:29:00 !l) c:- Ill
10
'"C
VI '"C 18:07:00 111
~VI '"C 12:40:00
-1 11:35:00 -=-cII) 10
"C -1 18:19:00 -1 12:48:00 c.
'"C
!l) 11:41:00 II)
II)
'"C
!l) 18:31:00 II) '"C
Ill 12:56:00 ....
c.
!l) 11:47:00 c. c. 18:43:00
0. c. 13:04:00
!l)
(j) 11:53:00
w 18:55:00
N Ill
13:12:00
(j) (j)
'"C '"C '"C
(J) 11:59:00 (J) 19:07:00 (J) 13:20:00
(J) (J)
c. 12:05:00 c. 19:19:00 (J)
13:28:00
c.
(,.) 19:31:00 ...... 13:36:00
:_j
12:11:00 N
N 19:43:00 13:44:00
N 12:17:00 ~ ,....,
I
0
,'. 0 V1
w•
N N W W ~ .j:. V1
1-' 1-'
OV10V10V10V10
0 N ~ 0'1 00 1-'
0
1-'
N
1-'
~
1-'
0'1
1-'
00
0 N ~ 0'1 00 1-'
0
1-'
N
1-'
~
-----'
1->c
12
10
,::= '" -
Hubungan (V) dan (I) Terhadap (T) Speed 4
-
Tegangan (V)
-..
- Arus(l)
tic l
25
20
15
"'
~ 8
~ 10
i! 6
5
4
0
2
0 -- ~ -5
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
N 00 ~ 0 ~ N 00 ~ 0 ~ N 00 ~ 0 ~ N 00 ~ ~ N
0m m 00 ~ 0 ~
v v ~ o o ~ ~ N m m ~ v ~ o o M M N v v ~ o o
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 00 00
M M M M M M M M M ~ M M M M M M M M M M M M M M M
~
c
"'c
10
8 f1v '---- -
....._.__
14
12
--i !o
110
~ 6
i!
4
4
2 ---1 2
0 [ 0
88888888888888888888888888888
oomo~NM~~~~oomo~NM~~w~oomo~N~~~~
OOMMMMMMMMrlMNNNNNNNNNNMmmmmmm
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
rlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrlrl
23
Hubungan Speed motor thp Waktu (T) dan Daya (P) Baterai
6 250
5 l -
7 X 200
-~ 4
-
~ 3
~
Ill
~ 2
I
"' I
150
100
~
~
Waktu (T)
1 50
0 0
speed 1 speed 2 speed 3 speed 4 speed 5
Pada gambar 5.8 adalah grafik hubungan masing-masing speed motor yang diuji/di
running di kolam percobaan terhadap lama (waktu) kemampuan baterai untuk
melayani listrik ke motor DC. Tren yang ditunjukkan adalah semakin tinggi speed
motor maka waktu (T) yang dibutuhkan semakin singkatlkecil dan daya (P) semakin
besar.
Hasil diatas dengan asumsi bahwa nelayan memakai tiap/1 (satu) kecepatan secara
konstan untuk melakukan perjalanan ke tujuan tertentu,
.
Berapa kecepatan optimal agar nelayan dapat menjangkau Pulau Bidadari sesuai
dengan ketetapan lokasi dalam penelitian ini. Dengan asumsi dimanfaatkan satu
buah baterai saja.
Sesuai dengan persamaan 2.2 untuk menentukan waktu tempuh hingga sampai di
Pulau Bidadari dapat diikuti pembahasan berikut ini.
5.2. Pembahasan
24
lapangan maka dipakai software pembantu yaitu Maxsurf adalah salah satu tool
yang biasa dipakai ahli perkapalan untuk memodelkan karakteristik bangunan laut.
Acuan penentuan jarak tempuh kapal diambil berdasarkan foto satelit dari
googleearth.com.
Dan kapal/perahu yang dipilih adalah tipe perahu sampan yang biasa dipakai
nelayan "pulang hari".
._ "il" 'S<
25
Gambar 5.'\G. Canton }en\s perahu 'jang d\gunaKan
• Panjang :9m
• Lebar : 0,8m
• Tinggi : 0,7m
• Daya mesin : 0,5 Hp motor listrik Genis mesin tempel)
• Kecepatan perahu : 3 Knot (asumsi)
Model : TH -54
Thrust (Lbs) :54 (25)
Voltage M : 12
Max Current (A} :50
Shaft Length (CM) : 105
I Shaft material : Stainless steel aluminium
alloy and high-strength fiber
j
26
composite
Mounting Position :Boat end
Speed Control : 5 sp forward
2 sp reverse
Driving Method :Telescoping
Handle
Trolling
Rating Rotate : 1370 r/min
speed
Dalam memodelkan kapal dengan menggunkan software maxsurf, hal pertama yang
harus diketahui adalah ukuran utama dari kapal yang akan dimodelkan.
Pada gambar 5.11 dan 5.12 terlihat hasil dari pemodelan menggunakan software
maxsurf.
Tabel 5.3. Perhitungan Data Hidrostatik Perahu Sampan dengan Software Maxsurf
Dari tabel 5.3 tersebut kemudian dapat dicari parameter turunan yang lain,
yang nantiya dipakai untuk mementukan metode tahanan yang akan digunakan di
software Hullspeed. Adapun rameter yang dihitung antara lain:
28
1. LIB =LwLIBwL
= 7,894/0,705
= 11,2
2. BIT =BwdT
= 0,705/0,3
= 2,35
= 15,788
=0,6
5. Midship =% x LwL
=% x 7,894m
= 3,95 m
= 0.468
29
Pada tabel 5.4a, merupakan persayaratan dari beberapa metode estimasi tahanan
kapal bedasarkan atas angka froude (Froude Number Fn). Sedangkan pada tabel
5.4b persyaratan berdasarkan atas dimensi dari kapal yag akan dilakukan estimasi
perhitungan tahanan.
Kecepatan Kapal
Metoda Batas Persyaratan
Batas Atas
Bawah
Holtrop 0.0 Fn = 0.80 Terpenuhi
Van 0.0 Fn = 0.50 Terpenuhi
Oortmerssen
Series 60 Fn = 0.282 Fn = 0.677 Terpenuhi
Compton Fn =0.1 Fn = 0.6 Terpenuhi
Fung Fn = 0.134 Fn = 0.908 Terpenuhi
' -- - - - -- --
Dari tabel 5.4a , semua metode untuk estimasi kapal berdasarkan atas kecepatan
kapal memenuhi, namun hal ini harus dilakukan verifikasi dengan persyaratan lain
yang ada pada tabel 5.4b , apakah jika ditinjau dari segi dimensi memenuhi
persyaratan yang di tetapkan.
30
Tabel 5.4b. Persyaratan Penggunaan Metoda Estimasi Tahanan Kapa l (Hullspeed)
Berdasarkan Dimensi Kapal
Metoda
Van
Holtrop Series 60 Compton Fung
Ootmerssen
0.55 < Cp 8 < L < 80 o.6 < cb< -0.13 < LCGIL 0.0005 <
< 0.85 0.8 < -0 .02 VIL"3 <
0.012577
3.9 < UB < 3 <LIB< 6.2 5.5 <LIB< 4.0 < LIB < 5.2 1.696 <BIT<
15 8.5 10.204
2.1 <BIT< 0.5 < Cp < 2.5 <BIT< 0.0036 < 0.526 < Cp <
4.0 0.73 3.5 VIL "3 < 0.774
0.005258
-7 < 100 -2.48% < 2.52 <LIB<
0
cG) LCGIL < 2.8 LCB< 17.935
E 3.51%
c 5< v < 3000 0.662 < Cwp <
c 0.841
I
J! 1.9 <BIT<
l!
as
~
4.0
2!
G)
0.70 < Cm <
0.. 0.97
-1 Cp L, Cp, Cm - LCG/L VIL J\3, BIT,
C0 , UB, Cwo
memenuhi Tidak Tidak Tidak memenuhi
memenuhi memenuhi memenuhi
Berdasarkan tabel 5.4b bisa disimpulkan bahwa diantara kelima metode tersebut,
hanya dua metode yang memenuhi syarat untuk digunakan mengestimasi tahanan
kapal, yaitu metode Holtrop dan metode Fung.
31
3. Nilai effisiensi (overall efficiency). Dimasukkan nilai 50 %.
Setelah parameter awal tersebut dimasukkan, maka akan didapatkan nilai
data awal kalkulasi berdasarkan dua metoda (Holtrop dan Fung) yang digunakan
tadi. Seperti yang terlihat pda tabel 5.5.
Dari tabel 5.5 menunjukkan bahwa metode Holtrop dan metode Fung,
keduanya sesuai dan memenuhi untuk menghitung tahanan kapal. Dengan kata lain
hasil kalkulasi tabel 5.5 lebih memperjelas parameter untuk menentukan metode
yang sesuai berdasarkan tabel 5.4 diatas tadi.
32
Selain data hasil kalkulasi tersebut, output yang lain dari software Hulspeed
adalah estimasi tahanan total serta estimasi daya atau power yang dibutuhkan kapal
untuk mengatasi tahanan total tersebut dengan kecepatan maksimal 10 knot.
Tabulasi hasil estimasi dari software Hullsped bisa dilhat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6. Tahanan Total dan Kebutuhan Daya menggunakan Metode Holtrop dan
Fung dengan software Hullspeed
Holtrop Fung
Speed Resistance Power Resistance Power
(KW) {HP) (KW) (HP)
1 0,01 0,01 -- --
1,25 0,01 0,02 -- --
1,5 0,02 0,04 -- --
1,75 0,02 0,06 -- --
2 0,03 0,09 -- --
2,25 0,04 0,12 -- --
2,5 0,05 0,16 0,03 0,1
2,75 0,05 0,2 0,04 0,15
3 0,06 0,26 0,05 0,2
3,25 0,07 0,32 0,06 0,27
3,5 0,08 0,38 0,07 0,35
3,75 0,09 0,45 0,09 0,44
4 0,1 0,53 0,1 0,54
4,25 0,1 0,61 0,11 0,65
4,5 0,11 0,7 0,12 0,77
4,75 0,12 0,79 0,14 0,91
5 0,13 0,88 0,15 1,05
5,25 0,14 1 0,17 1,2
5,5 0,15 1,15 0,18 1,36
5,75 0,17 1,32 0,19 1,53
6 0,18 1,48 0,21 1,72
6,25 0,19 1,63 0,23 1,95
6,5 0,2 1,75 0,25 2,2
6,75 0,2 1,86 0,27 2,49
7 0,17 1,63 0,29 2,81
7,25 0,12 1,19 0,31 3,14
7,5 0,07 0,73 0,34 3,48
7,75 0,02 0,23 0,36 3,82
8 -- -- 0,38 4,16
8,25 -- -- 0,39 4,48.
8,5 -- -- 0,41 4,8
8,75 -- -- 0,42 5,11
9 -- -- 0,44 5,42
9,25 -- -- 0,45 5,73
9,5 -- -- 0,46 6,04
9,75 -- -- 0,47 6,36
10 -- -- 0,48 6,68
33
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa antara metode holltrop dan metode tung
keduanya memilki kelemahan. Pada metode hullspeed menunjukkan tahanan
terbaca atau timbul mulai kecepatan 0,6 knot dan mulai mengalami penurunan
tahanan pada kecepatan 7 knot.
Sedangkan pada metode Fung, tahanan mulai terbaca pada kecepatan 2,4
knot, namun selanjutnya tahanan mengalami kenaikan tanpa adanya penurunan.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik hubungan antara kecepatan dengan
tahanan, serta grafik hubungan antara kecepatan dengan power.
0,6 I I I I 1 I I I I I I I I I I T I I ! I I I 1 I I I I
0,5
z~ 0,4 r-----,
s fl
Cl)
0,3
~ -- Holtrop
· -Fung _j
·=0:: 0,2
0,1
Gambar 5.14. Grafik hubungan antara Kecepatan Kapal dengan Tahanan Total
Gambar 5.15. Grafik hubungan antara Kecepatan Kapal dengan kebutuhan Power.
34
Dari situ bisa disimpulkan bahwa metode yang sesuai untuk mengkalkulasi tahanan
diantara kedua metode tersebut adalah metode Fung, karena metode ini masih
terlihat peningkatan nilai tahanan sampai kecepatan maksimal.
Dari perhitungan tahanan kapal sampan di atas dan mengacu pada pemakaian daya
rata-rata hasil pengujian laboratorium (pad a tabel 5.1) diperoleh untuk daya (P)
tertinggi yang tercatat sebesar 216,85 Watt kapal/perahu sampan mampu mencapai
kecepatan 3,25 knot.
Sehingga dari persamaan 2.2 dapat ditentukan waktu tempuh kapal/perahu sampan
untuk sampai ke pulau Bidadari sebagai berikut:
S =VxT
T = 12/3,25
=3,7 jam
Dengan kecepatan 3,25 knots dan jarak yang ditempuh mennuju pulau Bidadari
adalah 12 miles sehingga waktu pelayarannya adalah : 3,7 jam
35
EA = 30% xEs
=30% x (600 watt.jam)
= 180 watt.jam
Asumsi rugi-rugi (losses) pada sistem dianggap sebesar 15%, karena keseluruhan
komponen sistem yang digunakan masih baru (Mark Hankins, 1991: 68). Total
energi sistem yang disyaratkan sesuai persamaan (2.5) adalah sebesar:
ET = EA + rugi-rugi system
= EA + (15% X EA)
=180 watt.jam + (15% x 180 watt.jam)
= 207 watt.jam
36
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemanfaatan motor listrik sebagai sumber energi penggerak kapal/perahu
nelayan adalah layak sebagai pengganti motor BBM.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pulau Bidadari dari pantai Ancel
Jakarta adalah 3,7 jam dengan kecepatan motor yang dipakai speed 4 atau
3,25 knot menggunakan 1 buah baterai 12 Volt dan 65 Ampere.
3. Pemanfaatan baterai yang lebih efisien dapat dilakukan pada kapal dengan
ukuran panjang yang lebih kecil (3-5 meter) daripada ukuran pada penelitian
ini.
4. Motor listrik yang dipakai adalah motor arus DC dimana tegangan (V) dapat
dikatakan tetap sedangkan arusnya berubah-ubah sesuai beban (daya) dari
motor. Semakin besar beban maka baterai akan cepat habis.
5. Hasil perhitungan kapasitas daya Solar Cell terpasang yang sesuai dengan
kebutuhan motor listrik adalah sebesar 60 watt peak.
6.2. Saran
Sedangkan saran dari penulis adalah:
1. Sebaiknya baterai ditambah satu buah lagi yang dihubungkan secara parallel
untuk meningkatkan tegangannya (V) yang dapat berpengaruh pada
peningkatan waktu pemakaian baterai.
2. Sebaiknya pemanfaatan motor sesuai spesifikasi pada penelitian ini adalah
untuk kapal/perahu yang lebih kecil dari 10 meter atau tidak cocok dipakai
oleh nelayan. Pemakaian yang lebih masuk akal adalah minimal 7 HP untuk
menghasilkan kecepatan 10 knot sesuai perhitungan di atas.
3. Untuk menjamin kelangsungan lama berlayar, sebaiknya kapal/perahu
dilengkapi dengan system pengisian baterai sendiri menggunakan solar cell
seperti yang digunakan dewasa ini.
4. Sebaiknya sisa voltage minimal 10-11 volt. Lebih dari itu dapat mempercepat
umur baterai.
37
DAFTAR PUSTAKA
Derret, D. R. 1990. Ship Stability for Masters and Mates. Fourth edition revised .
Hermansyah , H dan Sulisetyono, A. 2007. Modifikasi Daun Kemudi Konvensional
Menjadi daun Kemudi Ber-Tail Flap Untuk Meningkatkan Maneuverability
Kapal. Prosiding Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15
Nopember 2007 , ITS Surabaya.
Hankins, Mark. 1991 . Small Solar Electric Systems for Africa. Motif Creative Arts,
Ltd. Kenya.
Journee, JMJ and Massie, \/WIJ. 2001 . Offshore Hydromechanics. Delft University of
Technology. 151 ed.
Kompas, Koran. 24 Juli 2009. "Global Warming" Telah Menggeser Musim Hujan.
Kompas, Koran . 21 Juli 2009. 42 Persen Lapisan Es Kutub Utara Juga Hilang.
Larsson, L & Eliasson RE. 2007. PRINCIPLE OF YACHT DESIGN. 3rd edition,
McGraw Hill, Maine USA.
Pusat Riset Teknologi Kelautan (PRTK)-BRKP, 2007. Laporan Akhir, "Optimalisasi
Operasional Kapallkan".
Rawson, KJ & Tupper, EC. 2001. Basic Ship Theory, fifth edition. Butterworth-
Heinemann, Oxford, London .
Utama, IKAP et al. 2007. Kapal Riset Yang Ekonomis Dengan Lambung Katamaran.
Presiding Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan, 15
Nopember 2007, ITS Surabaya .
.
Utama, IKAP et al. 2007. Memahami Lebih Lanjut Kegunaan spray Strip Dalam
rangka Mengurangi Hambatan Kapal. Presiding Seminar Nasional Teori dan
Aplikasi Teknologi Kelautan, 15 Nopember 2007, ITS Surabaya.
Sudiyono dkk. 2008. Perancangan dan Pembuatan Kapal Wisata dengan Motor
Generator Listrik Tenaga Surya Sebagai Energi Alternatif Penggerak Propeler.
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 10, No. 1, April 2008: 52-62
Eko, SH dkk. 2009. Kajian Teknis Propeller-Engine Matching pada Kapal lkan
Tradisional dengan Menggunakan Motor istrik Hybrid dari Solar Cell dan
Genset sebagai Mesin Penggerak Utama Kapal di Kabupaten Pasuruan Jawa
Timur. Jurnal Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UNDIP.
38
Mustain. M. 2009 . Analisa Teknis Perancangan Floating Recharge untuk Kapal
Nelayan di Daerah Cilacap. Tesis Pasca Sarjana Teknik Sistem dan
Pengendalian Kelautan ITS.
www.suntory-mermaid .com
www.transatlantic21.org
39