I. Tujuan
Mahasiswa dapat memahami perbedaan antara penyearah gelombang penuh satu
fasa semi terkendali simetris dengan penyearah gelombang penuh satu fasa
terkendali.
1. Mahasiswa dapat mengukur arus dan tegangan penyearah gelombang penuh satu
fasa semi terkendali simetris.
2. Mahasiswa dapat memahami karakteristik penyearah gelombang penuh satu fasa
semi terkendali simetris.
3. Mahasiswa dapat menguji karakteristik penyearah gelombang penuh satu fasa semi
terkendali simetris.
2. Pengoperasian penyearah ini pada satu fasa 220V dan rangkaian beban resisitor 100Ω.
Pada modul Reference Variable Generator, atur saklar selector Range Vc pada 0~+10V
dan tombol kontrol V ke posisi 0%. Pada modul 3Ø Phase Angle Controller, atur
output Single Pulse pada αmin=00 dan αmax=1600. Sudut trigger dapat bervariasi di
antara 00 - 1800 dengan memutar tombol kontrol V Reference Variable Generator.
3. Atur saklar selektor AC+DC/AC (SW2) dan RMS/AV (SW1) dari RMS Meter masing-
masing pada posisi AC + DC dan AV. Ukur rata-rata tegangan output Vdα ketika sudut
trigger α=00, 300, 600, 900, 1200, 1500, dan 1800 dan catat hasilnya pada Tabel 2-5-1.
Atur saklar selektor Range (SW3) V/I RMS Meter ke posisi yang tepat untuk membaca
perubahan rata-rata tegangan output.
Tabel 2-3-1 Pengukuran nilai Vdα penyearah gelombang penuh satu fasa semi
terkendali simetris dengan beban tahanan murni.
4. Hitung dan catat rasio Vdα / Vd0 untuk setiap nilai α dari pengukuran nilai V dα pada
Tabel 2-5-1. Gunakan hasil Tabel 2-5-1, plot kurva antara Vdα / Vd0 dengan α seperti
Gambar 2-5-4.
Gambar 2-5-3 Kurva Vdα / Vd0 vs α penyearah gelombang penuh satu fasa semi
terkendali simetris dengan beban tahanan murni.
5. Atur tombol kontrol V Reference Variable Generator untuk sudut trigger α=60 0 dari
display 7-segment 3Ø Phase Angle Controller). Atur saklar selektor Range V Differential
Amplifier pada posisi 500V. Ukur tegangan input (CH1) dan tegangan beban (CH2)
bentuk gelombang penyearah gelombang penuh satu fasa semi terkendali simetris
seperti Gambar 2-5-5. Lakukan pada sudut trigger yang berbeda dan periksa
perubahan bentuk gelombang tegangan beban.
Catatan : Dengan beban tahanan murni, bentuk gelombang tegangan dan arus beban
adalah sama.
Gambar 2-5-5 Pengukuran bentuk gelombang tegangan input (CH1) dan
tegangan beban (CH2) penyearah gelombang penuh satu fasa
semi terkendali simetris dengan beban tahanan murni.
6. Buat perubahan rangkaian beban penyearah gelombang penuh satu fasa semi
terkendali simetris pada Gambar 2-5-3 untuk hubungan resistor 100Ω seri dengan
induktor 200mH. Ini sebagai perubahan beban tahanan murni ke beban induktor. Atur
tombol kontrol V Reference Variable Generator untuk sudut trigger α=600 dari display
7-segment 3Ø Phase Angle Controller. Gunakan DSO, ukur tegangan input (CH1) dan
tegangan beban (CH2) bentuk gelombang penyearah, kemudian catat pengukuran
bentuk gelombang dari Gambar 2-5-6. Bandingkan dan uraikan perbedaan antara
bentuk gelombang Gambar 2-5-6 dengan Gambar 2-4-6.
Gambar 2-5-6 Pengukuran bentuk gelombang tegangan input (CH1) dan arus
beban (CH2) penyearah gelombang penuh satu fasa semi
terkendali simetris dengan beban induktif.
7. Dengan setting tetap sudut trigger pada Step 6 tanpa perubahan. Gunakan DSO, ukur
penyearah bentuk gelombang tegangan input (CH1) dan tegangan beban (CH2),
kemudian catat hasil pengukuran bentuk gelombang pada Gambar 2-5-7. Lakukan
pada sudut trigger yang berbeda dan periksa perubahan bentuk gelombang tegangan
beban.
Gambar 2-5-7 Pengukuran bentuk gelombang tegangan input (CH1) dan arus
beban (CH2) penyearah gelombang penuh satu fasa semi
terkendali simetris dengan beban induktif.