Anda di halaman 1dari 12

Transformer Turn Ratio Test

       Transformer Turn Ratio Test (TTR) ialah metode pengukuran perbandingan belitan primer
(Vp) dengan belitan sekunder (Vs) pada transformator. Metode pengukuran ini ialah untuk
mengetahui kondisi belitan primer atau sekunder dari ketiga phasenya (R,S,T) apakah masih
imbang atau bahkan sudah short, karena hal ini ada kaitanya dengan tegangan keluaran pada
transformator. 

       Sebelum melakukan pengukuran ini ada berbagai langkah yang musti harus di pahami,
antara lain :
1. Vektor Group
2. Rumus Perhitungan TTR
1. VEKTOR GROUP
       Pada name plate transformator, sering  kita melihat kombinasi vektor diagram seperti Dyn-5,
YNd-5 dan lain sebagainya. Vektor group ada kaitanya dengan pergeseran phasa antra sisi HV
dengan LV. Gambar berikut adalah contoh dari vektor group Dyn-5.
 
Gambar 1.  Vektor Group Dyn-5 (Standard IEC)

 Gambar diatas apabila dijabarkan :


Dyn-5
Huruf D (Delta) menunjukan belitan primer dan transformator berkoneksi Delta 
Huruf yn (Wye) menunjukan belitan sekunder dan trafo berkoneksi Wye dengan titik bintang
(N) yang di keluarkan atau bisa di sebut dengan 3phasa 4 kawat
Angka 5 menunjukan phase pertama atau phase (r)  pada belitan sekunder berada pada arah
pukul 5 atau terjadi pergeseran sudut sebesar 120 deq antara phase pertama belitan primer (R)
dengan phase kedua belitan sekunder (r)

"Huruf besar identik dengan belitan primer, huruf kecil identik dengan belitan sekunder
dan angka terakhir identik dengan penunjukan arah jarum jam"

 
Gambar 2. Koneksi transformator dengan vektor group Dyn-5
2. Rumus Perhitungan TTR Berdasarkan Vektor Group

Tabel 1. Rumus TTR berdasarkan Vektor Group

Pengukuran TTR dengan data tegangan primer dan sekunder pada transformator sebagai berikut :

 
Tabel 2. Data tegangan primer dan sekunder pada trafo 

Data diatas menunjukan trafo dengan jumlah 5 taping tegangan primer +2 x 5% & -2 x 5% dan
tegangan sekunder 400 V / 230 V

Hasil prhitungan TTR dengan menggunakan rumus Dyn (Kolom paling atas pada Tabel 1)
        Taping  1 (22.000 V / 400 V)
A = Vp ÷ (Vs÷ )
A = 22.000 ÷ (400 ÷  )
A = 95,262

         Taping 2 (21.000 V / 400 V)


A = Vp ÷ (Vs÷√3)
A = 21.000 ÷ (400 ÷ √3 )
      A = 90,932

         Taping 3 (20.000 V / 400 V)


A = Vp ÷ (Vs÷√3)
A = 20.000 ÷ (400 ÷ √3 )
A = 86,602     
                              
        Taping 4 (19. 000 V / 400 V)
A = Vp ÷ (Vs÷√3)
A = 19.000 ÷ (400 ÷ √3 )
A = 82,272 
                      
         Taping 5 (18.000 V / 400 V)
A = Vp ÷ (Vs÷√3)
A = 18.000 ÷ (400 ÷ √3 )
A = 77,942

Dimana :

A    : Angka tranformasi


Vp  : Tegangan primer (Tegangan taping)
Vs  : Tegangan sekunder
√3  : Rumus 3 phase
  
  Selanjutnya hasil pengukuran trafo dengan menggunakan TTR dibandingkan dengan
hasil perhitungan toleransi, tabel dibawah menunjukan dua hasil pengukuran trafo.

Rumus : 
Batas Maksimal : A x 1,005
Batas Minimal   : A x 0,995

Tabel 3. Hasil Pengukuran TTR & Trafo Dalam Kondisi Baik

Tabel 4. Hasil Pengukuran TTR & Trafo Dalam Kondisi Rusak  

     Maksud dari tabel no 3 dan 4 ialah, Nilai hasil pengukuran real dengan menggunakan alat
ukur TTR yaitu ke tiga phase R,S dan T. Dalam kondisi baik harusnya hasil pengukuran tidak
boleh melebihi angka batas maksimal dan tidak boleh kurang dari angka batas minimal (Standar
Toleransi ) dan sebaliknya.
      Apabila hasil TTR dalam kondisi tidak baik maka dapat dipastikan kondisi trafo short coil
selain itu indikator lainnya ialah parameter Exiting Current pada saat dilakukan pengukuran
dengan menggunakan TTR menunjukan angka yang besar, selain itu apabila diukur dengan
menggunakan TTR manual maka yang terjadi, kayuhan pada generator terasa berat.

 Insulation Resistance Test


Insulation resistance test bertujuan untuk mengetahui besar tahanan isolasi
antara belitan dengan ground atau antara dua belitan. Pengujian tersebut
menggunakan megger (Mega ohm meter). Metode yang umum dilakukan
adalah dengan memberikan tegangan dc dan merepresentasikan kondisi
isolasi dengan satuan Mega ohm. Tahanan isolasi yang diukur merupakan
fungsi dari arus bocor yang menembus melewati isolasi atau melalui jalur
bocor pada permukaan eksternal. Pengujian tahanan isolasi ini dapat
dipengaruhi suhu, kelembaban, dan jalur bocor pada permukaan eksternal
seperti kotoran pada bushing atau isolator. Megaohm meter biasanya memiliki
kapasitas pengujian 500, 1000, 2500, atau 5000 V DC.

Kelanjutan dari insulation resistance test ini yaitu pengujian indeks polarisasi.


Tujuannya adalah untuk memastikan peralatan tersebut layak dioperasikan
atau bahkan untuk dilakukan overvoltage test. Indeks polarisasi merupakan
rasio tahanan isolasi saat menit ke sepuluh dengan menit pertama dengan
tegangan yang konstan.

Arus total yang muncul saat memberikan tegangan dc steady state terdiri dari:

1. Charging current karena sifat kapasitansi dari isolasi yang diukur. Arus


ini turun dari nilai maksimum ke nol sangat cepat.
2. ion current karena molecular charge shifting pada isolasi. Arus transien
ini menghilang sampai nol lebih lambat.
3. Leakage current merupakan arus konduksi nyata pada isolasi. Leakage
current bervariasi tergantung tegangan uji. Juga termasuk arus bocor
dikarenakan kebocoran pada permukaan akibat kontaminasi.

Leakage current meningkat lebih cepat dengan kehadiran kelembaban


dibanding absorPT.ion current, pembacaan megaohm tidak akan meningkat
seiring waktu layaknya antara kecepatan pada isolasi buruk dengan cepatnya
isolasi yang bagus. Hal ini berdampak pada rendahnya indeks polarisasi.
Keuntungan dari indeks ratio adalah dengan banyaknya hal yang dapat
mempengaruhi pembacaaan megaohm seperti suhu dan humidity baik pada
satu menit maupun sepuluh menit. Indeks polarisasi merupakan
perbandingan antara nilai tahanan isolasi pada menit ke sepuluh dengan
menit pertama.

Pengkategorian kondisi isolasi berdasarkan hasil pengujian tahanan isolasi


dilihat dari nilai tahanan isolasinya itu sendiri dan indeks polarisasi

Nilai tahanan isolasi minimum mengacu ke rumus berikut :

                   
Keterangan :
R = tahanan isolasi (MΩ)

C = koefisien, nilainya 1,5 untuk oil filled transformer pada suhu 20°C, 30,0


untuk untanked oil-impregnated transformers

E = Rating tegangan (V) antar fasa pada koneksi delta, fasa netral pada


koneksi star

kVA = Rating kapasitas belitan yang diuji.

Kondisi isolasi berdasarkan index polarisasi dapat dilihat pada tabel 1.1
berikut.

Tabel 1.1 Evaluasi dan Rekomendasi Metoda Indeks Polarisasi pada


Pengujian Tahanan Isolasi

No Hasil Uji Keterangan Rekomendasi

1 <1 Berbahaya Investigasi

2 1 – 1,1 Jelek Investigasi

3 1,1 – 1,25 Dipertanyakan Uji kadar ais minyak, uji tan delta
4 1.25 – 2 Baik –

5 >2 Sangat baik –

Prosedur insulation resistance test dan polarization index adalah sebagai


berikut:

 Insulation resistance test dilakukan pada suhu yang dicapai dalam


kondisi dari routine test.
 Insulation resistance test harus dilakukan dengan menggunakan
tegangan searah yang besarnya sesuai dengan nilai pengukuran
tahanan isolasi pada trafo yang akan diuji.
 Pengukuran dilakukan dengan mengukur tahanan antara kumparan sisi
HV dengan kumparan sisi LV, kumparan sisi HV dengan ground, dan
kumparan sisi LV dengan ground.
 Nilai dari pengujian harus sesuai dengan spesifikasi dari transformator.
 Untuk insulation resistance test, pengujian dilakukan selama satu menit.
 Untuk pengujian polarization index, pengujian dilakukan selama sepuluh
menit.

Gambar skema rangkaian seperti berikut:


 Induced Potential Test
Pada standar IEC 60076 – 3: 2000‐03, pengujian ini disebut
denganInduced AC voltage test atau lebih dikenal dengan Induced
Voltage Withstand Test. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
kekuatan isolasi pada masing – masing belitan per fase, yaitu pada
bagian layer dari tiap – tiap belitan, kekuatan isolasi antara kumparan
tegangan tinggi dan tegangan rendah, serta kekuatan isolasi antar fase.
Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan suplai dua kali
tegangan nominal pada salah satu sisi transformator dan sisi lainnya
dibiarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti besi (core)
maka frekuensi yang digunakan harus dinaikkan sesuai dengan
kebutuhan, lama pengujian bergantung pada besarnya frekuensi
pengujian yang berdasarkan rumus

Prosedur induced potential test adalah sebagai berikut:


 Induced potential test dilakukan pada suhu yang dicapai dalam
kondisi dari routine test.
 Induced potential test diberi  pasokan  tegangan  ke terminal 
setiap  fase sisi  Low Voltage belitan transforma
 Bentuk tegangan harus sedekat mungkin sinusoidal, dengan
frekuensi 350 Hz untuk menghindari arus magnetisasi berlebih
selama pengujia
 Lamanya pengujian harus:

 Untuk frekuensi trafo 60 Hz, lama pengujiannya 21 detik


 Untuk frekuensi trafo 50 Hz, lama pengujiannya 18 detik.
 Besarnya nilai tegangan uji harus dua kali dari tegangan
nominalnya, tetapi tegangan uji fase ke fase dari setiap belitan tiga
fase tidak boleh melebihi penahan tegangan pengenal menurut
tabel, kolom 3, IEC Publication 60076-3.

Gambar skema rangkaian seperti berikut

 Applied Potential Test


Pada standar IEC 60076-3: 2000-03, pengujian ini disebut
dengan separate source ac withstand voltage atau lebih dikenal
dengan applied voltage withstand test. Tujuan utama dari pengujian ini
yaitu untuk menguji kekuatan isolasi antara sisi high
voltage terhadap low voltage dan ground, dan  sisi low voltage
terhadap high voltage dan ground. Pengujian dilakukan dengan
memberi tegangan bolak-balik satu fase yang besarnya sesuai dengan
karakteristik Ligthning Impuls (LI) trafo itu sendiri selama 60 detik.
Tegangan uji yang diberikan sebisa mungkin mendekati gelombang
sinus dan dari setiap frekuensi yang sesuai tidak kurang dari 80% dari
frekuensi standar (50 Hz). Kriteria keberhasilan pengujian appled
potential test ini, yakni bila tidak terjadi breakdowntegangan selama
pengujian berlangsung.

Prosedur applied potential test adalah sebagai berikut:

 Applied potential test dilakukan pada suhu yang dicapai dalam


kondisi dari routine test.
 Applied potential test harus dilakukan dengan menggunakan
tegangan bolak – balik satu fase sebisa mungkin mendekati
gelombang sinus dan dari setiap frekuensi yang sesuai tidak kurang
dari 80% dari frekuensi standar (50 Hz).
 Nilai dari pengujian harus sesuai dengan spesifikasi dari
transformator.
 Pengujian penuh dilakukan pada kumparan yang diuji selama 60
detik dan semua terminal dari kumparan yang tersisa, core,
kerangka, dan tangki dari transformator, semuanya dihubungkan ke
bumi. Nilai standar dari applied test terdapat pada tabel II, kolom 2
pada IEC Publication 60076-3.
Gambar skema rangkaian:

Anda mungkin juga menyukai