Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhamad Arlan

Nim. : 171711025064

1. Jelaskan yang menjadi perbedaan antara Sistem Distribusi dengan Sistem Transmisi Tenaga Listrik

Pengertian Transmisi dan Distribusi

Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari   pusat bebannya. Energi   listrik yang dihasilkan pusat
pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi. Tegangan generator pembangkit relatif rendah (6
kV –  24 kV). Maka tegangan ini dinaikin dengan transformator daya ke tegangan yang lebih tinggi
antara   150 kV  –  500 kV. Tujuan peningkatan tegangan ini, selain mempebesar daya hantar dari saluran
(berbanding lurus dengan kwadrat tegangan), juga untuk memperkecil rugi daya dan susut tegangan
pada saluran transmisi. 

Penurunan tegangan dari jaringan tegangan  tinggi/ekstra tinggi sebelum ke konsumen dilakukan dua
kali. Yang pertama dilakukan di gardu induk (GI), menurunkan tegangan dari 500 kV ke 150 kV atau dari
150 kV ke 70 kV. Yang kedua dilakukan pada gardu   induk  distribusi dari 150 kV ke 20 kV atau dari 70 
kV ke 20kV. Saluran listrik dari sumber pembangkit tenaga listrik sampai transformator terakhir, sering
disebut juga sebagai saluran transmisi, sedangkan dari transformator terakhir, sampai konsumen
terakhir disebut saluran distribusi atau saluran primer.

Ada dua macam saluran transmisi/distribusi PLN yaitu saluran udara (overhead lines) dan saluran kabel
bawah tanah (underground cable). Kedua cara penyaluran tersebut masing - masing mempunyai
keuntungan dan kerugian. Dari segi estetik, saluran bawah tanah lebih disukai dan juga tidak mudah
terganggu oleh cuaca buruk : hujan, petir, angin, dan sebagainya namun saluran bawah tanah jauh lebih
mahal di banding saluran udara,  tetapi saluran bawah tanah  tidak cocok untuk daerah rawan banjir
karena bila terjadi gangguan akan berbahaya.

Ada tiga bagian penting dalam proses penyaluran tenaga listrik, yaitu : 

Pembangkitan, Penyaluran (transmisi) dan distribusi seperti pada gambar berikut :

Tegangan sistem distribusi dapat dikelompokan menjadi 2 bagian besar, yaitu distribusi primer (20kV)
dan distribusi sekunder (380/220V). Jaringan distribusi 20kV sering disebut Sistem Distribusi Tegangan
Menengah dan jaringan distribusi 380/220V  sering disebut jaringan distribusi sekunder atau disebut
Jaringan Tegangan Rendah 380/220
2. Sebutkan spa saja kriteria pembagian Sistem jaringan distribusi tenaga listrik?

Pembebanan penyulangan primer adalah pembebanan penyulangan tersebut pada kondisi beban
puncak dan di ukur di sisi gardu. Faktor-faktor yang mempengaruhi disain pembebanan penyulangan
tersebut antara lain

Rapat beban penyulang

Pola pembebanan

Laju pertumbuhan beban

Keperluan reserve capacity kondisi darurat

Kontinuitas pelayanan

Kualitas pelayanan

Keandalan pelayanan

Level tegangan pada penyulangan primer

Tipe dan biaya kontruksi

Lokasi dan kapasitas gardu distribusi

Guna pengaturan tegangan

3. Jelaskan, apa saja yang harus diperhatikan dalam perencanaan jaringan distribusi tenaga listrik!

Faktor Dasar Perencanaan Distribusi

* Peramalan beban

Perencanan sistem distribusi memerlukan prakiraan beban masa depan. Kualitas dan akurasi
perencanan sistem tergantung pada aktualitas dan akurasi data dan prakiraan beban. Dalam perencanan
sistem distribusi meliputi penentuan ukuran, lokasi dan perubahan waktu masa depan, seperti sejumlah
komponen-komponen sistem (substation saluran, penyulangan dan sebagainya).
Lokasi geografis beban-beban dianalisa mengugnakan pendekatan area yang kecil (small aea), yang
mana dibagi daerah pelayanan utilitas kedalam sejumlah area kecil dan prakiraan beban pada setiap
salah satunya, oleh sebab itu akan dapat ditentukan dimana dan berapa banyak yang akan
dikembangkan. Ada dua metode untuk membagi sistem ke dalam area kecil, yaitu:

* Melaksanakan prakiraan dalam perihal penyulang, substation, atau wilayah (zone) ditetapkan oleh
kompnen-komponen distribusi, atau

* Melaksanakan prakiraan dalam perihal grid seragam (uniform grid), berbasis pada pemetaan sistem
koordinasi.

Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Mettodologi berbasis grid (b) memerlukan
pertimbangan data input, tidak hanya histroris rekaman beban dalam setiap blok grid, tetapi juga
ekonomi, sosial, demografis dan penggunaan informasi pertanahan, untuk memperoleh hasil yang
akurat. Untuk kebanyakan utilitas, sangat sulit untuk memperoleh data-data yang lengkap seperti diatas.
Prakiraan distribusi beban dengan menggunakan metode (a) di atas hanya diperlukan data historis
beban beberapa tahun, yang mana dengan mudah didapat pada setiap utilitas. Batas pertambahan atau
pengurangan beban akan dievaluasi dengan memperhatikan terhadap elemen-elemen penting lainnya,
seperti pertanahan, air, seperti faktor ekonomi dan sosial, bahwa kan memberi pengaruh yang kuat
pada kecenderungan prakiraan beban.

Pada gambar 1 memberikan gambaran faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses peramalan
beban. Seperti yang diharapkan, pertumbuhan beban mempunyai kerolasi yang kuat dengan aspek
pengembangan komunitas dan pengembangan lahan.

Sedangkan output peramalan beban tersebut dapat berupa kerapatan beban yang dinyatakan dalam
KVA per satuan luas layanan sistem distribusi energi listrik untuk skala jangka panjang. Dan bila
peramalan dilakukan dalam skala jangka pendek maka diperoleh output lebih detail dan dinyatakan
dengan besaran kerapatan beban KVA per satuan luas layanan yang diasosiasikan dengan koordinat grid
atau luasan yang diminati.

Penggunaan sistem grid dengan koordinat-koordinatnya merupakan suatu metoda yang banyak
digunkanan baik pada proses peramalan beban jangka pendek. Dengan berdasar pada besarnya
kerapatan beban pada masing-masing grid tersebut dapat ditentukan pula pola dan lintasan jaringan
distribusi serta area layanan masing-masing trafo distribusi.

Anda mungkin juga menyukai