DASAR TEORI
TRAFO
BUS BEBAN
BEBAN
5
2.1.1 Pembangkitan
Pada unit pembangkit terdapat generator yang berfungsi menghasilkan daya
listrik, biasanya generator digunakan merupakan generator AC 3 fasa, yang juga
disebut generator sinkron atau altenator. Generator memiliki 2 medan putar yang
sinkron. Medan pertama dihasilkan oleh perputaran rotor yang digerakkan secara
sinkron dan diberi penguatan (excitation) oleh arus DC. Medan yang lain
merupakan penguatan medan yang dihasilkan pada stator 3 fasa.
Untuk memutar rotor pada generator digunakan sumber tenaga mekanis,
biasanya disebut prime mover, dapat berupa turbin hidrolik di air terjun, turbin
uap yang mendapatkan energy dari pembakaran batubara, gas, dan bahan bakar
nuklir, serta pembakaran minyak.
Turbin uap bekerja pada kecepatan 3,600 rpm datau 1.800 rpm, generator
yang dapat dikopel dalah generator dengan rotor silindris, 2 kutub untuk 3.600
rpm atau 4 kutub 1.800 rpm. Turbin hidrolik yang biasanya beroprasi pada
tekanan rendah, dan kecepatan rendah menggunakan generator type salient rotor
dengan banyak kutub. Dalam sistem tenaga beberapa generator dioperasikan
secara parallel untuk menyediakan permintaan beban yang dibutuhkan.
6
2.1.3 Distribusi
Sistem distribusi menghubungkan gardu induk distribusi ke konsumen.
Besar tegangan saluran distribusi primer biasanya dalam rentang 4 – 34,5 kV, dan
menyuplai beban dalam area tertentu. Beberapa industri kecil langsung suplai
listrik dari feeder primer.
Jaringan distribusi sekunder mengurangi nilai tegangan untuk penggunaan
konsumen komersil maupun konsumen rumah tangga. Panjang saluran dan kabel
tidak boleh melebihi bebrapa ratus meter dalam pengiriman energi listrik.
Distribusi sekunder menyupai kebanyakan konsumen dengan level 240/120 V,
phasa tunggal dengan tiga kawat; 208/120 V tiga phasa, empat kawat; 480/277 V,
tiga phasa, empat kawat.
Berdasarkan letaknya, sistem distribusi dibagi menjadi 2 yaitu, Overhead
dan Underground. Overhead berarti kabel atau kawat transmisi listrik disalurkan
diudara atau diatas tanah. Sedangkan Underground berarti transmisi listrik
terletak dibawah tanah.
2.1.4 Beban
Beban pada sistem tenaga modern dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu
industri, komersil, dan rumah tangga. Beban industri yang sangan besar akan
disuplai langsung dari jaringan, sedangkan beban industri kecil akan disuplai dari
jaringan distribusi primer. Beban industri merupakan beban campuran, dan beban
yang mendomenasi adalah beban dari motor listrik. Beban campuran akan
mempengaruhi nilai dari frekuensi tegangan dan nilai daya reaktif. Sedangan
beban komersial dan beban rumah tangga secara umum terdiri dari beban untuk
pencahayaan, pemanasan, dan pendinginan. Beban–beban tersebut tidak
mempengaruhi frekuensi dan nilai konsumsi daya reaktif.
Daya nyata dinyatakan dalam satuan kilowatt atau megawatt, besarnya
beban berbeda tiap waktu, dan daya yang dibangkitkan harus menyesuaikan
dengan kebutuhan beban.
Kurva baban harian dari peralatan listrik merupakan beban komposit yang
berasal dari penggunaan listrik yang berbeda. Beban tersebar yang terjadi selama
periode 24 jam disebut dengan beban puncak atau permintaan maksimum.
7
Generator dengan puncak yang lebih kecil digunakan untuk mendapatkan beban
puncak yang hanya terjadi dalam beberapajam saja. Agar pembangkitan lebih
efisien, maka faktor beban ditentukan. Faktor beban merupakan rasio dari nilai
rata-rata beban dengan beban puncak selama waktu tertentu. Faktor beban bisa
didapat dalam periode waktu sehari, sebulan, bahkan setahun. Untuk faktor beban
harian dirumuskan sebagai berikut :
= (2.2)
8
Studi aliran daya merupakan bagian utama dari desain dan analisis sistem
tenaga. Namun permasalahan yang timbul dari studi aliran daya adalah saat beban
antara fasa satu dengan lainnya tidak seimbang. Sehingga dalam penyelesaian
studi aliran daya, untuk mempermudah proses perhitungan aliran daya, sistem
diasumsikan dalam keadaan stabil , beban seimbang antar fasa dan tidak
mengalami gangguan sehingga perhitungannya dalam satu fasa.
Nilai-nilai yang sering muncul dalam perhitungan aliran daya adalah
mencakup tegangan, daya aktif, daya reaktif, daya total yang mengalir pada
saluran transmisi / antar bus-bus hingga daya aktif dan reaktif yang dihasilkan
oleh generator/pembangkitan. Bus-bus yang dimaksudkan diatas terbagi menjadi 3
bagian, yaitu :
1. Slack bus atau disebut juga dengan swing bus / bus referensi. Pada bus ini
nilai dari tegangan dipertahankan (Magnitude tegangan sebesar 1<00). Dalam
suatu sistem tenaga listrik ditetapkan 1 bus sebagai penyuplai kekurangan
daya yang dibangkitkan oleh bus-bus pembangkitan yang lain. Selain karena
rugi-rugi daya tidak dapat diprediksi juga beban yang terus mengalami naik
dan turun. Sehingga daya P dan Q yang dikirim bus ini, berubah-ubah, sesuai
dengan kekurangan daya yang dialami.
2. Bus Generator atau disebut juga dengan Voltage Controlled Bus, merupakan
bus penyuplai daya aktif dan reaktif yang ditetapkan. Tidak seperti pada slack
bus, bus ini menyuplai penuh berdasarkan ketetapan. Daya P dan Q tidak
berubah-ubah. Sehingga nilai dari tegangan pada bus ini berubah-ubah.
3. Load Bus atau Bus beban merupakan bus tempat beban-beban. Besar nilai
beban tidak dapat ditentukan, tetapi biasanya pada studi aliran daya, diambil
nilai beban puncak sebagai data studi.
Adapun pada sebuah data sistem tenaga listrik, untuk kebutuhan studi aliran
daya, terdapat data-data dari bus-bus dan juga data-data dari saluran transmisi.
Data-data yang terdapat pada tiap-tiap bus meliputi :
1. Magnitude tegangan (dalam bentuk pu).
2. Sudut tegangan θ.
3. Besar pembebanan yang terdiri dari daya aktif (P) dan daya reaktif (Q).
9
4. Besar pembangkitan yang terdiri dari daya aktif (P), daya reaktif (Q),
Qmin dan Qmax.
Vi
V1
Yi1
Yi2 V2
Ii
Yi3 V3
.
. Yin Vn
Yi0
10
KVA _ DASAR _ 1
IBase
KV _ DASAR _ Line Netral (2.4)
Z
KV _ DASAR _ LineNetral 2 x1000
base KVA _ DASAR _ 1 (2.5)
KVA _ DASAR _ LineNetral 2
MVA _ DASAR _ 1 (2.6)
Pada gambar 2.2, bisa dihitung nilai dari tegangan bus dan arus yang akan
diwakili dengan persamaan-persamaan matriks admitansi sebagai berikut :
(2.7)
[ ] [ ][ ]
Dari persamaan 2.7 diatas, dapat dicari nilai arus, dengan menggunakan
hukum Kirchoff yang dijabarkan oleh :
Ii = yi0Vi + yi1(Vi-V1) + yi2(Vi-V2) + yi3(Vi-V3) + ...... + yin(Vi-Vn) (2.9)
Ii= (yi0+ yi1+ yi2+ yi3 ...+ yin)Vi - yi1V1 - yi2V2 – yi3V3 - .... yinVn (2.10)
11
Dari persamaan 2.9 dan 2.10 diatas, dapat ditulis dengan persamaan :
n n
Ii Vi Yij YijVj , j 1 (2.11)
j 0 j 1
Kemudian, untuk mencari persamaan daya aktif dan reaktif yang mengalir
pada gambar 2.2 diatas,dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan :
Pi jQi (2.13)
Ii
Vi *
Pi jQi n n
Vi Yij YijVj, j 1 (2.14)
Vi * j 0 j 1
Dari persamaan 2.14 diketahui bahwa untuk mencari nilai aliran daya yang
terjadi pada bus i, dibutuhkan adanya suatu iterasi dikarenakan persamaan diatas
merupakan persamaan aljabar yang non-linear.
12
Untuk melakukan perhitungan aliran daya, maka berdasarkan referensi,
diasumsikan terjadi aliran daya antara 2 buah bus (i dan j) yang ditunjukkan pada
gambar 2.3.
Vi Vj
I1
Iij Iji
Ii0 Ij0
Yi0 Yj0
Gambar 2.3 Pemodelan Saluran Transmisi untuk Perhitungan Aliran Daya dan
Rugi Daya
Untuk mempermudah perhitungan aliran daya pada gambar 2.3 diatas, maka
dimisalkan bahwa terjadi aliran arus dai bus i menuju bus j, sehingga bila dilihat
dari bus j, maka aliran arus dari bus i bernilai positif, sehingga didapatkan
persamaan sebagai berikut :
Bila dilihat dari sisi bus i, maka aliran arus bernilai negatif dan digambarkan
dengan persamaan sebagai berikut :
Kemudian untuk menghitung daya kompleks yang mengalir dari dan antara
ke 2 bus, maka digunakan persamaan sebagai berikut :
13
Dari persamaan 2.17 dan 2.18, dapat diketahui besar rugi-rugi daya yang
timbul pada saluran transmisi, yang merupakan penjumlahan aljabar dari kedua
persamaan diatas, yaitu :
Dengan :
SLij = total rugi-rugi daya pada saluran transmisi (MW)
Sij = rugi-rugi saluran transmisi i-j
Sji = rugi-rugi saluran transmisi j-i
Dari persamaan diatas, bila diubah dalam bentuk polar, maka didapatkan
persamaan sebagai berikut :
n
Ii Yij Vj ij j (2.21)
j 1
14
Untuk daya kompleks pada bus i, dengan menggunakan persamaan :
Pi jQi Vi * Ii (2.22)
Sehingga dari persamaan 2.23 bagian real dan imajinernya dipisahkan, akan
mendapatkan persamaan 2.24 dan 2.25 yaitu :
n
Pi Yij Vj Vi cos( ij i j ) (2.24)
j 1
n
Qi Yij Vj Vi sin( ij i j ) (2.25)
j 1
Persamaan 2.24 dan 2.25 merupakan persamaan nonlinier yang terdiri dari
variabel bebas, dengan besaran tegangan dalam satuan per unit (pu) dan sudut
dalam radian. Untuk setiap bus, terdapat dua persamaan untuk bus beban yaitu
persamaan 2.24 dan persamaan 2.25 dan satu persamaan untuk bus generator.
Kedua persamaan diatas dikembangkan dari deret Taylor pada persamaan berikut
:
(k ) (k ) (k ) (k )
P 2 P 2 P 2 P 2
2 n V2 Vn
P2( k ) (k ) (k ) (k ) (k ) 2( k )
Pn Pn Pn Pn
2 n V2 Vn n ( k )
Pn ( k )
= ---------------------- ---------------------- . (2.26)
Q 2 (k )
(k ) (k ) (k ) (k ) V2 (k )
Q 2 Q 2 Q 2 Q 2
2 n V2 Vn
[ Qn ] [ Vn
(k ) (k )
(k ) (k ) (k ) (k )
]
Qn Qn Qn Qn
2 n V2 Vn ]
[
15
Pada permasalahan ini, diumpamakan bahwa bus 1 merupakan slack bus.
Matriks Jacobian memberikan hubungan yang linier antara perubahan kecil dalam
sudut tegangan ∆δi(k) dan besarnya tegangan ∆ Vi(k)| dan dengan perubahan kecil
pada daya aktif dan reaktif (∆Pi(k) dan ∆Qi(k)). Elemen-elemen pada matriks
Jacobian merupakan turunan parsial atau sebagian dari persamaan 2.24 dan 2.25
pada saat ∆δi(k) dan ∆ Vi(k)|. Dalam pemodelan pendek, dapat dituliskan sebagai :
[ ] [ ][ ] (2.27)
Pi
Vi Yij cos( ij i j ), j 1 (2.30)
Vj
16
Untuk persamaan diagonal dan off-diagonal dari elemen J3 adalah :
Qi n
Vi Vj Yij cos( ij i j ) (2.31)
i j 1
Qi
Vi Vj Yij cos( ij i j ), j 1 (2.32)
i
Qi
Vi Yij sin( ij i j ), j 1 (2.34)
Vj
i
i Generator
Generator
Pgi Pisch Qgi Qisch
Pi Qi
Pdi Qdi
17
Sehingga didapatkan tegangan dan sudut baru :
δi(k+1) = δi(k) + ∆δi(k) (2.39)
1 P1
F1
F2 2 P2
PLOAD
F3 N PN
18
1 P1
F1
Transmisi
Dengan Rugi-rugi
F2 2 P2 PLoad
F3 N PN
19
F
PGmin PGmax PG
Output (MW)
20
2.3.2 Karakteristik Input-Output Pembangkit Hidro
Pembangkit listrik tenaga air mempunyai karakteristik input-output sama
dengan pembangkit termal. Unit pembangkit listrik tenaga air tidak mempunyai
biaya bahan bakar.sehingga input-nya berupa volume air pe unit waktu sedangkan
output-nya adalah daya listrik.
Karena tidak memerlukan bahan bakar, maka PLTA juga tidak memiliki
bahan bakar, seperti gambar 2.8 menunjukan kurva input-output pembangkit
tenaga air. Karakteristik ini menunjukkan kurva yang hamper linear, jadi semakin
besar nilai daya output , semakin besar pula volume air per waktu.
Input Q(kubik/jam)
Output P(MW)
FT = ∑ (2.41)
21
ai,bi,ci = koefisien biaya dari pembangkit i
Pi = output pembangkit i (MW)
N = jumlah unit pembangkit
i = indeks dari dispatchable unit
dimana :
Pi = Daya Output Pembangkit (MW).
PR = Total beban pada sistem (MW).
PL = Rugi-rugi pada saluran tranmisi (MW)
Pmin, Pmax = batasan minimum dan maksimum daya pembangkit
22
Untuk menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan rugi-rugi transmisi (2.40)
terebut maka studi aliran daya yang mengalir pada jarring tranmisi perlu
dilakukan.
( ∑ )
Dimana :
Pi = daya yang dibangkitkan oleh pembangkit i
PD = permintaan beban
= jumlah pembangkit
= total biaya produksi
Dengan
Maka didapat
23
Dengan mensubtitusikan persamaan (2.47) ke persemaan (2.48), maka didapatkan
∑
24
2.5.2 Kerjasama dan Pergerakan Populasi
a Kecerdasan tidak dibutuhkan secara individu, tetapi juga antar-
individu.
b Pengetahuan dapat dibagi oleh interaksi sosial.
c Pergerakan individu mendasari pergerakan populasi yang tidak
terprediksi oleh perilaku sosial.
d Interaksi beberapa individu dapat digunakan untuk menentukan
kecerdasan kelompok dalam menyelasaikan masalah.
𝑦 (𝑡)
𝑣 (𝑡 + 1) 𝑥 (𝑡 + 1)
𝑥 (𝑡)
𝑦 (𝑡)
𝑣 (𝑡)
25
mempunyai kecendrungan untuk bergerak kearea penulsuran yang lebih baik
setelah melewati proses penelusuran.
Particle Swarm Optimization (PSO) mempynyai kesamaan dengan genetic
algorithm yang mana dimulai dengan suatu populasi yang random dalam bentuk
matriks. Namun PSO tidak memiliki operator evolusi yaitu crossover dan mutasi
seperti yang ada pada genetic algorithm. Baris pada matriks disebut particle atau
dalam genetic algorithm sebagai kromosom yang terdiri dari nilai suatu variable.
Setiap particle berpindah dari posisinya semula ke posisi yang lebih baik dengan
suatu velocity.
Beberapa istilah umum yang biasa digunakan dalam Particle Swarm dapat
didefinisikan sebagai berikut :
1. Swarm : populasi dari suatu algoritma.
2. Particle : anggota (individu) pada suatu swarm. Setiap particle
mempresentasikan suatu solusi yang potensial pada permasalahan yang
diselesaikan. Posisi dari suatu particle adalah ditentukan oleh
representasi solusi saat itu.
3. Pbest (Personal best) : posisi Pbest suatu particle yang menunjukkan
posisi particle yang dipersiapkan untuk mendapatkan suatu solusi yag
terbaik.
4. Gbest (Global best) : posisi terbaik particle pada swarm.
5. Velocity (vektor) : vektor yang menggerakkan proses optimasi yang
menentukan arah dimana suatu particle diperlukan untuk berpindah
untuk memperbaiki posisinya semula.
6. Inertia weight : inertia weight disimbolkan w, parameter ini digunakan
untuk mengontrol dampak adanya velocity yang diberikan oleh suatu
particle.
26
4. Particle terbang melalui search space menuju particle yang optimal
(dengan jumlah makanan terbanyak ).
5. Masing-masing particle menggunakan pengalamannya dan
pengalaman swarm untuk mengubah posisinya.
dimana Vid adalah kecepatan dari partikel I, Xid adalah posisi partikel,W
adalah berat inersia. C1 dan C2 adalah factor learning yang menunjukkan
pergerakan dari partikel yang cenderung kearah Pbest (C1) atau cenderung ke arah
Gbest (C2) sehingga nilai yang lebih besar akan dipengaruhi pergerakan partikel.
Rand dan rand adalah fungsi random dalam interval [0,1], Pbest adalah posisi
terbaik dari partikel ke-I dan Gbest adalah posisi terbaik dari semua partikel di
dalam populasi/swarm.
Perhitungan Pbest sebagai berikut :
𝑦 𝑡 𝑦 𝑡 𝑥 𝑡 𝑦 𝑡 (2.53)
𝑦 𝑡 𝑥 𝑡 𝑥 𝑡 𝑦 𝑡 (2.54)
Dimana :
yi = posisi baru partikel
xi = posisi lama partikel
(t+1), t = jika partikel baru lebih baik, maka posisi akan berubah, jika partikel
lama yang lebih baik, maka posisi tetap.
27
Perhitungan Gbest sebagai berikut :
𝑦 𝑡 (𝑥 𝑡 ) (𝑥 𝑡 ) (𝑥 𝑡 ) (2.55)
Dimana Gbest adalah Pbest terbaik, dan ns adalah jumlah particle dalam swarm.
Update kecepatan :
𝑣 𝑡 𝑣 𝑡 𝑡 (𝑦 𝑡 𝑥 𝑡 ) 𝑡 (𝑦 𝑡 𝑥 𝑡 ) (2.56)
Update posisi lokal (Pbest) :
𝑦 𝑡 𝑥 𝑡 𝑣 𝑡 (2.57)
Update posisi global (Gbest) :
𝑦 𝑡 (𝑦 𝑡 ) (𝑥 𝑡 ) (𝑥 𝑡 ) (2.58)
28
8. Gbest = global best , posisi terbaik keseluruhan.
𝑥 (2.59)
(2.60)
Dengan Vmin = 0 , dan
𝑥 (2.61)
29
𝑡 (2.62)
𝑡
𝑡 [ 𝑡 ] (2.63)
𝑡
Gbest adalah terbaik dari Pbest. Pbest adalah matriks dengan n (jumlah
partikel) baris. Tiap baris dalam Pbest akan dibandingkan satu persatu. Gbest awal
diasumsikan adalah baris pertama matriks Pbest. Selanjutnya Gbest awal ini akan
dibandingkan dengan baris-baris selanjutnya dengan ketentuan apabila cost pada
baris selanjutnya lebih baik (lebih murah), maka nilai matriks Gbest akan menjadi
nilai pada baris tersebut. Matriks Gbest adalah sebagai berikut :
𝑡 𝑡 𝑡 (2.64)
𝑡 𝑡 (2.65)
𝑡 𝑡 (2.66)
30
Dengan n=jumlah partikel,tiap baris memiliki nilai yang sama, hanya
mengandakan jumlah baris.
(2.65)
(2.67)
(2.68)
Keterangan : t = sebelumnya
t+]=sekarang
pada proses update pos_par, memiliki ketentuan sebagai berikut :
1. Tiap pos_par baru tidak boleh keluar dari batasan daya masing-masing
pembangkit.
2. Apabila total daya kurang atau lebih dari load, selisihnya akan dibagi ke
pembangkit yang ada, dalal analisa ini hanya pembangkit termal.
3. Hasil dari penjumlahan ini juga tidak boleh keluar dari batasan daya
masing-masing pembangkit.
Hasilnya pos_par baru dalam matriks n (jumlah partikel) baris dan m
(jumlah pembangkit termal) kolom.
31
2.5.12 Update Biaya
Dari hasil update pos_par, dihitung biaya untuk masing-masing kombinasi
pos_par. Rumusnya :
𝑡 (2.69)
Hasilnya matriks n (jumlah partikel) baris, 1 kolom.
32