Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Fahim R.
NIM : 23/522042/SV/23575
Hari, Tanggal : Rabu, 13 Maret 2024
Kelas : IK2BB
Dosen : Hidayat Nur Isnianto, S. T, M.Eng
Asisten Praktikum : 1. Firstyananda Veridicko
2. Yusfi Alwani
SEKOLAH VOKASI
2024
Page1|9
Praktikum Elektronika Analog
UNIT 4
TEOREMA THEVENIN, NORTON, DAN SUPERPOSISI
C. Dasar Teori
Teorema Thevenin
Teorema Thevenin adalah metode analitis yang digunakan untuk mengubah rangkaian
kompleks menjadi rangkaian ekuivalen (atau setara) sederhana yang terdiri dari resistor
tunggal dalam rangkaian dengan tegangan sumber.
Pernyataan Teorema Thevenin yaitu “Pada setiap rangkaian linier yang memiliki beberapa
resistansi dan tegangan bisa diganti hanya dengan satu tegangan tunggal terhubung seri
dengan resistansi tunggal yang tersambung melintasi beban ”.
Teorema Thevenin sangat berguna dalam analisis rangkaian daya atau sistem baterai dan
rangkaian resistif yang saling berhubungan di mana ia akan memiliki efek pada bagian yang
berdekatan dari rangkaian.
Teorema Norton
Teorema Norton adalah metode analisis yang digunakan untuk mengubah rangkaian
kompleks menjadi rangkaian ekuivalen sederhana yang terdiri dari resistor tunggal secara
paralel dengan sumber arus.
Dalam beberapa hal, Teorema Norton dapat dianggap sebagai kebalikan dari "Teorema
Thevenin". Thevenin mengubah rangkaian menjadi satu resistor secara seri dengan
tegangan tunggal. Norton di sisi lain mengubah rangkaian menjadi satu resistor paralel
dengan sumber arus konstan.
Pernyataan Teorema Norton yaitu “Pada setiap rangkaian linear yang memiliki beberapa
sumber energi dan resistansi/hambatan bisa diganti dengan generator Arus Konstan tunggal
terhubung paralel dengan Resistor Tunggal “.
Page2|9
Praktikum Elektronika Analog
Teorema Superposisi
Teorema Superposisi adalah cara untuk menentukan arus dan tegangan yang ada dalam
rangkaian listrik yang memiliki banyak sumber
(mempertimbangkan satu sumber pada satu
waktu).
Teorema superposisi menyatakan bahwa dalam
jaringan linear yang memiliki sejumlah sumber
tegangan atau arus dan resistansi, arus melalui
cabang mana pun dari jaringan adalah jumlah
aljabar dari arus akibat masing-masing sumber
yang bekerja secara independen.
Teorema superposisi hanya digunakan dalam
jaringan linear. Teorema ini digunakan di rangkaian
AC dan rangkaian DC di mana ia membantu untuk
membangun rangkaian setara teorema Thevenin
dan teorema Norton.
D. Langkah Percobaan
D1. TEOREMA THEVENIN
Rangkaian Percobaan
Teorema Thevenin akan digunakan untuk menentukan besarnya arus Ic.
Langkah Percobaan:
A. Percobaan Dasar
1. Buatlah rangkaian diatas dan pasang alat ukur arus dan tegangan pada Ra, Rb, dan Rc,
3. Catat nilai tegangan dan arus seperti pada tabel berikut ini,
Page3|9
Praktikum Elektronika Analog
B. Menentukan Vbd
1. Lepaskan Rc pada rangkaian,
2. Catat nilai tegangan dan arus seperti pada tabel berikut ini,
C. Menentukan Rbd
1. Lepaskan Rc pada rangkaian,
2. Lepas semua alat ukur yang terpasang,
3. Lepaskan sumber tegangan, kemudian ganti dengan jumper agar hubung singkat (antara
titik a dan d serta c dan d),
4. Pasang ohmmeter pada titik bd,
5. Catat hasil penunjukan ohmmeter,
No. Ra (Ω) Rb (Ω) Rbd Va (V) Vb (V) Vbd (V) Ia (A) Ib (A) Ibd
(Ω) (A)
1 100 330 77,2 0,122 -0,478 1,22 1,48
2 560 150 45,1 0,95 6,1
3 330 150 22,3 1,44 3,3
D. Rangkaian Ekuivalen
1. Setelah diperoleh nilai VS = Vbd dan RS = Rbd, gambar untai
ekivalent seperti gambar disamping,
2. Pasang alat ukur arus dan tegangan pada RL = RC,
3. Catat hasil penunjukan alat ukur tersebut.
4. Vs =1,5V
5. Vbd=1,45 V
6. Vs = 7 V
7. Vbd = 6,88 V
B. Rangkaian Ekuivalen
1. Setelah diperoleh nilai IS = IC dan RS = Rbd, gambar untai
ekuivalennya seperti gambar disamping,
2. Pasang alat ukur arus dan tegangan pada RL = RC, 3. Catat hasil
penunjukan alat ukur tersebut.
Page4|9
Praktikum Elektronika Analog
A. Percobaan Dasar
1. Buatlah rangkaian diatas dan pasang alat ukur tegangan pada Ra, Rb, dan Rc, 2.
Catat nilai tegangan dan arus seperti pada tabel berikut ini,
Rc
No. Ra (Ω) Rb (Ω) Va (V) Vb (V) Vc (V) Ia (A) Ib (A) Ic (A)
(Ω)
1 100 330 1000 0,440 -1,107 1,112 4,4 3,35 7,75
2 6800 100 330 3,6 1,6 5,2 0,52 16 15,7
3 6800 150 100 2,46 2,7 4 0,4 27 26,7
B. Mencari Ic akibat E1
1. Lepaskan E2 dari rangkaian,
2. Hubungkan titik cd dengan jumper,
3. Catat nilai tegangan dan arus yang terukur seperti pada tabel berikut ini,
No. Ra (Ω) Rb (Ω) Rc (Ω) Va (V) Vb (V) Vc (V) Ia (A) Ib (A) Ic (A)
1 100 330 1000 0,410 1,030 1,043 4,1 3,12 7,22
2 6800 100 330 0,78 0,8 9,8 7,8 5,3 29,6
3 6800 150 100 1,6 1,4 1,4 0,23 0,093 0,14
C. Mencari Ic akibat E2
1. Lepaskan E1 dari rangkaian,
2. Hubungkan titik ad dengan jumper,
3. Catat nilai tegangan dan arus yang terukur seperti pada tabel berikut ini,
No. Ra (Ω) Rb (Ω) Rc (Ω) Va (V) Vb (V) Vc (V) Ia (A) Ib (A) Ic (A)
1 100 330 1000 1,473 1,566 1,485 14,73 4,74 19,47
2 6800 100 330 0,65 0,65 6,1 2 4,3 6,1
3 6800 150 100 0,7 0,7 6 0,1 4,6 6
D. Mencari Ic total
Jumlahkan arus Ic karena E1 dan E2 dan bandingkan hasilnya dengan hasil pengukuran
arus langsung pada Rc ketika semua sumber tegangan terpasang.
Variasi R IC (A)
No.
Ra (Ω) Rb (Ω) Rc (Ω) Akibat E1 Akibat E2 Total Pengukuran
1 100 330 1000 7,22 19,47 26,69 28.74
Page5|9
Praktikum Elektronika Analog
Page6|9
Praktikum Elektronika Analog
LAMPIRAN
Page7|9
Praktikum Elektronika Analog
Page8|9
Praktikum Elektronika Analog
Page9|9