Disamping itu, potensiometer juga dapat digunakan untuk :
1. menentukan arus, dengan hanya mengukur penurunan
tegangan yang dihasilkan arus tersebut melalui sebuah tahanan yang diketahui. 2. mengkalibrasi voltmeter dan ampermeter, dan melengkapi cara standar untuk mengkalibrasi instrumen- instrumen tersebut PONTENSIOMETER
• Prinsip dasar sebuah potensiometer adalah
memanfaatkan keadaan setimbang atau kondisi nol, maka jika kondisi setimbang dicapai, tidak ada daya yang diserap dari rangkaian yang mengandung gaya gerak listrik ( ggl ) yang tidak diketahui, dan sebagai akibatnya, penentuan tegangan tidak bergantung pada tahanan sumber. Catatan : 1. Kawat geser mempunyai tahanan yang sama sepanjang kawat. 2. Sebuah skala yang dikalibrasi, biasanya dalam centimeter atau millimeter yang terdapat sepanjang kawat geser, sehingga kontak geser dapat dipindah-kan ke posisi yang diinginkan. 3. Disebabkan tahanan kawat geser diketahui secara tepat, maka penurunan tegangan sepanjang kawat atau sebagian kawat dapat dikontrol dengan mengatur arus kerja. • Sebagai langkah awal dalam prosedur pengukuran, arus kerja perlu diatur atau distandarkan ke sebuah tegangan referensi yang diketahui, seperti sel standar pada gambar 1, dan caranya adalah sebagai berikut :
- kawat geser mempunyai panjang total 200 cm dan tahanan
200 Ω. Gaya gerak listrik ( ggl ) tegangan referensi yang diperlihatkan sel standar 1,019 V. - Sakalar S diletakkan pada posisi “ kalibrasi “ dan kontak geser ditempatkan pada tanda 101,9 cm pada skala kawat geser. - Selanjutnya tahanan geser diatur agar memberikan arus kerja, sehingga jika saklar galvanometer ditutup, maka galvanometer tidak menghasilkan defleksi ( keadaan setimbang dicapai ). • Pada kondisi setimbang ini, penurunan tegangan pada kawat sepanjang 101,9 cm sama dengan tegangan sel standar sebesar 1,019 V, dan karena bagian kawat sepanjang 101,9 cm menyatakan tahanan sebesar (101,9 / 200 ) x 200 Ω = 101,9 Ω , maka arus kerja adalah: 1,019 / 101,9 = 10 mA ( sekali dikalibrasi, arus kerja tidak pernah berubah ). • -Setelah potensiometer distandarkan, maka setiap tegangan dc yang kecil yang tidak diketahui ( maksimum 1,6 V ) dapat diukur. • - Selanjutnya saklar S dipindahkan ke posisi “ operasi “ dan kontak geser digerakkan sepanjang kawat sampai galvanometer tidak menunjukkan defleksi, jika saklarnya ditutup ( kondisi setimbang dicapai) • Contoh: • Potensiometer yang ditunjukkan pada gambar 1, mempunyai baterai kerja 3,0 V dan tahanan dalam diabaikan. Tahanan kawat geser 400 Ω dan panjang 200 cm. Sebuah skala 200 cm sepanjang kawat geser mempunyai bagian skala 1 mm dan dapat diinterpolasi pada nilai seperempat dari satu bagian skala. • Potensiometer distandarkan dengan sebuah tegangan referensi 1,0180 V dengan menyetel kontak geser ke posisi 101,8 cm pada skala. • Tentukan : • a. arus kerja • b. nilai tahanan geser • c. rangkuman pengukuran • d. resolusi instrumen dalam mV. a. Menghitung arus kerja : instrumen distandarkan, tanda 101,8 cm pada skala sesuai dengan 1,0180 V ( E ’ pada gambar 1 ), maka 101,8 cm menyatakan tahanan sebesar = (101,8 / 200 ) x 400 Ω = 203,6 Ω. Jadi arus kerja = 1,0180 V / 203,6 Ω = 5 mA b. Menghitung nilai tahanan geser karena arus kerja = 5 mA, maka penurunan tegangan pada seluruh kawat geser adalah : 5 mA x 400 Ω = 2,0 V, maka penurunan tegangan pada tahanan geser adalah : 3,0 – 2,0 = 1 V, dan penyetelan tahanan geser menjadi = 1,0 V / 5 mA = 200 Ω. Terima Kasih Yuliza, ST,MT