Anda di halaman 1dari 6

C.

Kegiatan Pembelajaran ke-3

1. Aplikasi Instrumen DC (Galvanometer)


2. Tujuan Materi Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dari materi ini ialah sebagai berikut:
a) Agar Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja Galvanometer
b) Agar☺Mahasiswa mampu memahami Torsi dan defleksi di Galvanometer
c) Agar mahasiswa☺ mampu memahami dan menerapkan penggunaan sensitivitas
sebuah Galvanometer
d) Agar mahasiswa mampu menghitung rangkaian penghujuan Galvanometer

3. Materi Pembelajaran
Galvanometer Suspensi

Pengukuran-pengukuran arus searah sebelumnya menggunakan galvanometer de-ngan


sistem gantungan (suspension galvanometer). Instrumen ini merupakan pelopor instrumen
kumparan putar, dasar bagi kebanyakan alat-alat penunjuk arus searah yang dipakai secara
umum. Gambar 1 menunjukkan konstruksi sebuah Galvanometer suspense
Sebuah kumparan (coil) kawat halus digantung di dalam medan maknit yang diha-silkan
oleh sebuah maknit permanen. Menurut hukum dasar gaya elektro maknetik kumparan
tersebut akan berputar di dalam medan maknit bila dialiri oleh arus listrik. Gantungan
kumparan yang terbuat dari serabut halus berfungsi sebagai pembawa arus dari dan ke
kumparan, dan keelastisan serabut tersebut membangkitkan suatu torsi yang melawan
perputaran kumparan. Kumparan akan terus berdefleksi sampai gaya elektro-maknetiknya
mengimbangi torsi mekanis lawan dari gantungan. Dengan demikian pe-nyimpangan
kumparan merupakan ukuran bagi arus yang dibawa oleh kumparan tersebut. Sebuah
cermin yang dipasang pada kumparan menyimpangkan seberkas cahaya dan menyebabkan
sebuah bintik cahaya yang telah diperkuat bergerak di atas skala pada suatu jarak dari
instrumen. Efek optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang panjang tetapi massanya nol.
Dengan penyempurnaan baru galvanometer suspensi ini masih digunakan dalam
pengukuran-pengukuran laboratorium sensitivitas tinggi tertentu bila keindahan instru- men
bukan merupakan masalah dan bila portabilitas (sifat dapat dipindahkan) tidak di- pentingkan.
Gambar 1. Galvanometer Suspensi

Torsi dan defleksi di galvanometer


Sifat dinamik galvanometer dapat diamati dengan secara tiba-tiba memutuskan arus
yang dimasukkan, sehingga kumparan berayun kembali dari posisi penyimpangan mnuju
posisi nol. Akan terlihat bahwa sebagai akibat kelembaman (inersia) dari sistem yang
berputar, jarum berayun melewati titik nol dalam arah yang berlawanan, dan kemudian
berosilasi ke kiri ke kanan sekitar titik nol. Osilasi ini perlahan-lahan mengecil sebagai
akibat dari redaman elemen yang berputar dan akhirnya jarum akan berhenti

Gerakan sebuah kumparan putar di dalam medan maknit dikenali dari tiga kuantitas:
(a) Momen inersia (kelembaman) kumparan putar terhadap sumbu putarnya
(b) Torsi lawan yang dihasilkan oleh gantungan kumparan
(c) Konstanta redaman (D)
Solusi persamaan differensial yang memperhubungkan ketiga faktor ini memberikan
tiga kenungkinan yang masing-masing menjelaskan sifat dinamik kumparan dalam sudut
defieksnya. Q. Ketiga jenis sifat tersebut ditunjukkan oleh kurva-kurva pada Gambar 2
Dan disebut teredam lebih (overdamped), kurang teredam (underdamped) dan tere-dam
kritis (criticaally damped).

Kurva I menunjukkan keadaan teredam lebih di mana kumparan kembali secara


perlahan ke posisi diam tanpa lonjakan (overshoot) atau osilasi. Jarum cen- derung rnenuju
ke keadaan mantap dengan lambat. Hal ini kurang menarik sebab yang lebih diinginkan
dalam kebanyakan pemakaian adalah keadaan II dan III. Kurva II me- nunjukkan kurang
teredam di mana gerakan kumparan dipengaruhi oleh osilasi sinusoi-da teredam. Laju
pada mana osilasi ini berhenti, ditentukan oleh konstanta redaman (D), momen inersia (/),
dan torsi lawan (S) yang dihasilkan oleh gantungan kumparan. Kurva III menunjukkan
redaman kritis dalam mana jarum kembali dengan cepat ke keadaan mantapnya tanpa osilasi.

Secara ideal, tanggapan (respons) galvanometer adalah sedemikian sehingga jarum


bergerak ke posisi akhir tanpa lonjakan; berarti gerakan tersebut hams teredam kritis. Di
dalam praktek, biasanya galvanometer sedikit kurang teredam, yang menyebabkan jarum
sedikit melonjak sebelum berhenti. Cara ini mungkin lebih lambat dari redaman kritis,
tetapi dia menjamin pemakai bahwa gerakan tidak rusak karena penanganan yang kasar, dan
dia mengkompensir setiap gesekan tambahan yang dapat Htfiasilkan oleh debu atau keausan

Gambar 2. Sifat Dinamik sebuah galvanometer

Sentitivitas galvanometer
Untuk menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer, umumnya digunakan tiga definisl,
yaitu :

(a) sensitivitas arus (current sensitivity);

(b) sensitivitas tegangan (voltage sensitivity);

(c) sensitivitas mega-ohm (megohm sensitivity).

Sensitivitas arus (current sensitivity) dideflnisikan sebagai perbandingan penyim-


pangan (defleksi) galvanometer terhadap arus yang menghasilkan defleksi tersebut. Bia-sanya
arus dinyatakan dalam mikroamper dan defleksi dalam milimeter. Bagi galvanometer yang
skalanya tidak dikalibrasi dalam milimeter, defleksi dapat dinyatakan dalam bagian skala.
Sensitivitas arus adalah :

d mmI
S =
I μA
di mana d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm i
= arus galvanometer dalam fiA

Sensitivitas tegangan (voltage sensitivity) didefinisikan sebagai perbandingan defleksi


galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkannya. Oleh karena itu
d mm
Sv =
V μV
di mana d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm

V = tegangan yang diberikan ke galvanometer dalam mV

Sensitivitas megaohm (megohm sensitivity) didefinisikan sebagai tahanan (dalam mega-


ohm) yang dihubungkan secara seri dengan galvanometer agar menghasilkaffr defleksi
sebesar satu bagian skala bila tegangan 1 V dimasukkan ke rangkaian tersebut. Karena
tahanan ekivalen dari galvanometer yang diparalelkan diabaikan terhadap tahanan (dalam
mega-ohm) yang seri dengannya, arus yang dimasukkan praktis sama dengan 1/R JJLA dan
menghasilkan defleksi sebesar satu bagian (divisi). Secara numerik, sensitivitas mega ohm
sama dengan sensitivitas arus, sehingga

d mm
SR =
I μA
di mana d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm

/ = arus galvanometer dalam fxA

Sensitivitas balistik (ballistic sensitivity) didefinisikan sebagai perbandingan defleksi


maksimal galvanometer, dm terhadap jumlah muatan listrik, Q di dalam satu pulsa tung-gal
yang menghasilkan defleksi tersebut. Maka

di mana dm = defleksi maksimal galvanometer dalam bagian skala

Q = kuantitas listrik dalam C


Contoh: Sebuah galvanometer diuji dalam rangkaian Gambar 3, di mana dimana E =

1.5 V , R1 = 1,0 Ω, R2 = 2500 Ω, R3 = variable

Gambar 3. Rangkaian Penghujuan Galvanometer


Dengan membuat R3 pada 450 Ω , defleksi galvanometer adalah 150 mm, dan untuk
R3 = 950 Ω, defleksi berkurang menjadi 75 mm. Tentukan : (a) tahanan gal- vanometer, (b)
sensitivitas arus galvanometer terse but.

Penyelesaian :

(a) Bagian dari arus total IT yang diambil oleh galvanometer adalah

Karena defleksi untuk R3 = 450 Ω adalah 150 mm dan untuk R3 = 950 Ω adalah
75 mm, arus galvanometer IG dalam hal kedua ini adalah separoh dari arus galvano-
meter dalam kasus pertama. Karena itu dapat dituliskan, IG1 = 2 IG2

dan dengan menyelesaikannya untuk RG diperolehi RG = 40 Ω.

(b) Dengan melihat rangkaian Gambar 3 diperoleh bahwa tahanan total rangkaian, RT
adalah

sehingga

Untuk R3 = 450 Ω , arus galvanometer IG adalah

4. Latihan/Tugas

Sebuah galvanometer diuji dalam rangkaian Gambar dibawah, di mana dimana E =

1.5 V , R1 = 1,0 Ω, R2 = 2500 Ω, R3 = variable


Dengan membuat R3 pada 525 Ω , defleksi galvanometer adalah 175 mm, dan untuk
R3 = 1050 Ω, defleksi berkurang menjadi 125 mm. Tentukan :
(a) tahanan gal- vanometer, (b) sensitivitas arus galvanometer terse but.

5. Evaluasi
Jelaskan perkebangan Galvanometer sampai saat ini, dan alat ukur apa yang masih menggunakan
prinsip kerja Galvanometer suspensi ini.

6. Kunci Jawaban
Lihat Metode teori diatas

Anda mungkin juga menyukai