Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1

EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI SEREH DENGAN DISTILASI UAP

Nama : Aurel Tedja Oktaviare

NIM : 105120006

Asisten Praktikum : Oktaviani Wulandari

UNIVERSITAS PERTAMINA
25 OKTOBER 2021
I. Tujuan Praktikum
1. Menghitung massa ekstraksi minyak sereh dengan destilasi uap
2. Menentukan Rf hasil KLT pada minyak sereh dalam percobaan

II. Teori Dasar


Minyak Atsiri merupakan suatu senyawa organik yang berasal dari tumbuhan atau
tanaman dan bersifat mudah menguap. Terdapat banyak manfaat dari minyak atsiri,
diantaranya yaitu sebagai bahan aroma terapi, meredakan pernapasan, obat pengusir
nyamuk, meredakan stress dan sakit kepala. Ada berbagai tanaman unggulan dan potensial
ditanam di Indonesia yang menghasilkan minyak atsiri, seperti nilam, cengkeh, pala, akar
wangi, kenanga, cendana, jahe, dan masih banyak tanaman lainnya. Kekayaan alam inilah
yang menjadi salah satu modal untuk mengembangkan bisnis minyak atsiri (Rusli, Drs.
Meika Syahbana, 2010).
Tanaman sereh merupakan tanaman herba annual yang berasal dari suku poaceae,
biasanya digunakan sebagai peningkat cita rasa pada makanan dan dipercaya bahwa dapat
dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Di dalam tanaman sereh mempunyai
kandungan kimia, yaitu minyak atsiri, saponin, polifenol, dan flavanoid. Minyak sereh
merupakan salah satu komoditas ekspor indonesia yang menghasilkan devisa negara
(Dewi, Zwista Yulia.,dkk, 2015).
Minyak merupakan istilah umum untuk berbagai cairan organik yang tidak dapat larut
atau bercampur pada air namun larut dalam pelarut organik. Minyak dapat larut dalam
pelarut tersebut karena minyak mempunyai polaritas yang sama. Minyak merupakan
sebuah turunan karboksilat dari ester yang disebut gliserida. (I putu, 2012).
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volalitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat di didihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali
ke dalam bentuk cairan zat yang memiliki titik didih rendah akan menguap lebih dulu.
Destilasi terbagi menjadi empat jenis, yaitu distilasi sederhana, distilasi fraksionasi,
distilasi uap, dan distilasi vakum (Syukri, 2007).
Pada percobaan minyak atsiri sereh menggunakan distilasi uap. Distilasi uap merupakan
suatu metode isolasi zat organik yang tidak larut dalam air dengan mengalirkan uap air
dengan prinsip penurunan titik didih campuran. Umumnya pada distilasi uap ini digunakan
untuk memisahkan suatu campuran senyawa yang memiliki tiitk didih mencapai 200°C
atau bisa lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa ini dengan suhu mendekati
100°C dalam ekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih (Bahti,1998).

III. Data Fisik dan Kimia


3.1 Air
3.1.1 Data Fisik
- Bentuk : Cair
- Warna : Tidak berwarna
- Titik didih : 100°C
- Titik lebur : 0,0°C
3.1.2 Data Kimia
- Rumus molekul : H2O
- Massa molar : 18,02 g/mol
3.1.3 Cara Penanganan
Jika terkena kulit : Cuci daerah yang terkena dengan sabun
lembut dan air dan bilas daerah sampai
tidak ada bukti bahan kimia tetap.
Jika terkena mata : Bilas mata dengan banyak air atau
larutan garam normal setidaknya selama
15 menit.
Jika terhirup : Pindahkan dari area paparan ke udara
segar. Jika korban tidak bernafas berikan
pernafasan buatan sesuai dengan tingkat
pelatihan Anda dan segera dapatkan
bantuan medis profesional.
Jika tertelan : Jangan memaksakan muntah kecuali
diinstruksikan oleh dokter.

3.2 n-heksana
3.2.1 Data Fisik
- Bentuk : Cair
- Warna : Tidak berwarna
- Titik didih : 69°C
- Titik lebur :-
- Tekanan uap : 160 hPa
3.2.2 Data Kimia
- Rumus molekul : CH3(CH2)4CH
- Massa molar : 86,189 g/mol
3.2.3 Cara penanganan
Jika terhirup : hirup udara segar. Panggil dokter.
Jika terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
pancuran air. Periksakan ke dokter.
Jika kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak.
Hubungi dokter mata. Lepaskan lensa
kontak.
Jika tertelan : perhatian jika korban muntah. Resiko
pengeluaran! Jaga agar aliran udara tetap
bebas. Segera panggil dokter. Kerusakan
paru-paru mungkin terjadi setelah
pengeluaran muntah.
3.3 Etil asetat
3.3.1 Data Fisik
- Bentuk : Cair
- Warna : Tidak berwarna
- Titik didih : 77°C
- Titik lebur : -83,6°C
- Tekanan uap : 97 hPa
3.3.2 Data Kimia
- Rumus molekul : CH3COOC2H5
- Massa molar : 88,11 g/mol
3.3.3 Cara penanganan
Jika terhirup : hirup udara segar. Panggil dokter.
Jika terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
pancuran air.
Jika kontak dengan mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Jika tertelan : segera beri korban minum air putih (dua
gelas paling banyak). Periksakan ke
dokter.

3.4 Minyak Atsiri


3.4.1 Data Fisik
- Bentuk : Cair
- Warna : Tidak berwarna
- Titik didih : 224°C
- Tekanan uap : 93 hPa
3.4.2 Data Kimia
- Rumus molekul :-
- Massa molar :-

IV. Pereaksi dan Peralatan


No. Pereaksi No. Peralatan
1. Sereh 1. Labu distilasi uap
2. Air Panas 2. Labu bundar 500ml
3. Pelarut n-heksana 3. Stirr bar
4. Etil asetat 4. Corong pisah
5. Cawan penguapan
6. Hotplate
7. Vial
8. Pelat KLT
9. Adaptor
10. Kondensor
11. Pipet tetes
12. Gelas ukur 50ml
13. Labu erlenmeyer

V. Cara Kerja dan Pengamatan


5.1 Diagram Alir
a. Distilasi Uap
b. Uji KLT

5.2 Data Pengamatan


Tabel 1. Data Pengamatan Ekstraksi Minyak Atsiri Sereh

Keterangan Massa (g)

Massa sampel sereh kering 25.5210

Massa vial kosong 5.4531

Massa vial + minyak atsiri 5.4675


Tabel 2. Data Pengamatan Hasil Uji KLT
Identifikasi KLT Jarak (cm)
standar
Jarak noda 1 2.1

Jarak noda 2 3.5

Jarak noda 3 3.9


sampel
Jarak noda 1 2.0

Jarak noda 2 3.0

Jarak noda 3 3.9


Jarak elusi 4.0

5.3 Perhitungan
Diketahui massa sampel kering = 25.5210 gram
Massa hasil = | |
 Massa sampel sereh kering = 25.5210 gram

Massa hasil = | massa vial kosong – (massa minyak atsiri + massa vial) |
= | 5.4531 gram - 5.4675 gram |
= 0.0144 gram

 % Rendemen = × 100 %

= × 100 %

= 5.64 × 10-4 × 100 %


= 0.000564 %

 Penentuan nilai Rf

Rf = , dengan jarak elusi : 4.0 cm


KLT Standar

Rf noda 1 = = 0.525 cm

Rf noda 2 = = 0.875 cm

Rf noda 3 = = 0.975 cm

KLT Sampel

Rf noda 1 = = 0.5 cm

Rf noda 2 = = 0.75 cm

Rf noda 3 = = 0.975 cm

VI. Pembahasan
Pada praktikum modul 2 ini yang berjudul ekstraksi minyak atsiri dengan
destilasi uap, distilasi uap merupakan suatu metode isolasi zat organik yang tidak
larut dalam air dengan mengalirkan uap air dengan prinsip penurunan titik didih
campuran. Kita perlu mempersiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang
diperlukan untuk percobaan seperti corong pisah yang digunakan untuk ekstraksi
minyak atsiri yg diperoleh dari destilasi uap, penjepit, spatula, batang pengaduk,
pipet tetes, labu bundar, labu destilasi uap untuk tempat sampel, labu erlenmeyer,
vial untuk meletakkan sampel, cawan penguap, konektor, stir bar, neraca analitik,
sereh yang telah dikeringkan dan dipotong kecil-kecil, toluen yang berupa etil
asetat dan n-heksana, serta air panas. Setelah menggunakan neraca analitik
sebaiknya kita bersihkan. Pada awal percobaan kita masukkan sereh yang telah
dikeringkan sebanyak kurang lebih 20 gram ke dalam labu destilasi uap dan
diberikan vaseline ke leher labu destilasi dan semua rangkaian agar memudahkan
saat dipasangkan. Susun rangkaian alat distilasi uap dan dilakukan pemasanan.
Pada percobaan ini pemanasan menggunakan penangas air yang fungsinya agar
proses pemanasan pada labu bundar panas secara merata. Lalu dilakukan distilasi
selama 2 jam sejak air mendidih. Lakukan ekstraksi terhadap distilat yang diperoleh
menggunakan corong pisah dan tambahkan n-heksana. Penambahan n-heksana
berfungsi sebagai pengangkat minyak yang terdapat pada hasil perolehan dan n-
heksana mudah menguap sehingga ini akan memudahkan. Ekstraksi merupakan
salah satu metode pemisahan suatu komponen berdasarkan kelarutan dari zat
tersebut. Tujuan dilakukan ekstraksi karena distilat yang dihasilkan masih
mengandung air. Setelah melakukan ekstraksi inilah akan dihasilkan fasa air dan
fasa minyak. Lalu kita lakukan lagi secara distilasi sederhana menggunakan titik
didih yang lebih rendah yaitu titik didih yang dimiliki oleh n-heksana yaitu 69°C.
Setelah itu n-heksana akan menguap terlebih dahulu dan dihasilkan perolehan akhir
yaitu minyak atsiri sereh. Minyak atsiri yang diperoleh dimasukkan ke dalam vial
dan ditutup rapat.
Percobaan selanjutnya yaitu Uji KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dengan
menggunakan fasa diam dan fasa gerak. Molekul yang terlarut dalam fasa gerak
akan melewati kolom yang merupakan fasa diam. Fasa diam pada percobaan ini
yaitu plat KLT dan fasa geraknya yaitu eluen yang berupa etil asetat dan n-heksana.
Pada percobaan ini digunakan minyak sereh standar dan minyak sereh atsiri sampel
lalu ditotolkan ke plat KLT secara perlahan. Lalu plat KLT dimasukkan ke dalam
gelas yang berisi eluen ditutup dan didiamkan sampai eluen menyerap hingga batas
akhir. Lalu disinarkan ke sinar UV agar mengetahui pergerakan noda nya, dari
sinilah kita mengetahui jarak noda yang dihasilkan.
Dengan dilakukannya percobaan ini di dapatkan hasil perhitungan massa
ektraksi minyak sereh dengan distilasi uap sebesar 0.0144 gram dan hasil %
rendemennya yaitu 0.000564%. Rf hasil KLT pada minyak sereh dalam percobaan
diperoleh sebesar 0.525 cm pada KLT standar noda 1; 0.875 cm pada KLT standar
noda 2; 0.975 cm pada KLT standar noda 3; 0.5 cm pada KLT sampel noda 1; 0.75
cm pada KLT sampel noda 2; 0.975 cm pada KLT sampel noda 3.

VII. Kesimpulan
Pada praktikum modul 2 ini mengenai ekstraksi minyak atsiri sereh distilasi uap
di dapatkan hasil perhitungan massa ektraksi minyak sereh dengan distilasi uap
sebesar 0.0144 gram dan hasil % rendemennya yaitu 0.000564%. Rf hasil KLT
pada minyak sereh dalam percobaan diperoleh sebesar 0.525 cm pada KLT standar
noda 1; 0.875 cm pada KLT standar noda 2; 0.975 cm pada KLT standar noda 3;
0.5 cm pada KLT sampel noda 1; 0.75 cm pada KLT sampel noda 2; 0.975 cm pada
KLT sampel noda 3.

VIII. Daftar Pustaka


Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Universitas Padjajaran
Bandung
Dewi, Zwista Yulia., dkk. 2015.
Penelitian “Efek Antibakteri dan
Penghambatan Biofilm Ekstrak Sereh (Cymbopogon nardus L.) terhadap
Bakteri Streptococcus Mutans. Universitas Gadjah Mada
Rusli, Drs. Meika Syahbana. 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. PT Agro
Media Pustaka
Sudiarti, I Putu., Adnyana, I Gede Sila., Sumiartha, Ketut. 2012. Efektifitas
Pestisida Nabati Minyak Atsiri Tanaman Tropis terhadap Mortalitas Ulat
Bulu Gempinis. Jurnal Agroekoteknologi Tropika
Syukri. 2007. Kimia Dasar 2. Penerbit ITB Bandun

Anda mungkin juga menyukai