NIM : 105120006
UNIVERSITAS PERTAMINA
25 OKTOBER 2021
I. Tujuan Praktikum
1. Menghitung massa ekstraksi minyak sereh dengan destilasi uap
2. Menentukan Rf hasil KLT pada minyak sereh dalam percobaan
3.2 n-heksana
3.2.1 Data Fisik
- Bentuk : Cair
- Warna : Tidak berwarna
- Titik didih : 69°C
- Titik lebur :-
- Tekanan uap : 160 hPa
3.2.2 Data Kimia
- Rumus molekul : CH3(CH2)4CH
- Massa molar : 86,189 g/mol
3.2.3 Cara penanganan
Jika terhirup : hirup udara segar. Panggil dokter.
Jika terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
pancuran air. Periksakan ke dokter.
Jika kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak.
Hubungi dokter mata. Lepaskan lensa
kontak.
Jika tertelan : perhatian jika korban muntah. Resiko
pengeluaran! Jaga agar aliran udara tetap
bebas. Segera panggil dokter. Kerusakan
paru-paru mungkin terjadi setelah
pengeluaran muntah.
3.3 Etil asetat
3.3.1 Data Fisik
- Bentuk : Cair
- Warna : Tidak berwarna
- Titik didih : 77°C
- Titik lebur : -83,6°C
- Tekanan uap : 97 hPa
3.3.2 Data Kimia
- Rumus molekul : CH3COOC2H5
- Massa molar : 88,11 g/mol
3.3.3 Cara penanganan
Jika terhirup : hirup udara segar. Panggil dokter.
Jika terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
pancuran air.
Jika kontak dengan mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Jika tertelan : segera beri korban minum air putih (dua
gelas paling banyak). Periksakan ke
dokter.
5.3 Perhitungan
Diketahui massa sampel kering = 25.5210 gram
Massa hasil = | |
Massa sampel sereh kering = 25.5210 gram
Massa hasil = | massa vial kosong – (massa minyak atsiri + massa vial) |
= | 5.4531 gram - 5.4675 gram |
= 0.0144 gram
% Rendemen = × 100 %
= × 100 %
Penentuan nilai Rf
Rf noda 1 = = 0.525 cm
Rf noda 2 = = 0.875 cm
Rf noda 3 = = 0.975 cm
KLT Sampel
Rf noda 1 = = 0.5 cm
Rf noda 2 = = 0.75 cm
Rf noda 3 = = 0.975 cm
VI. Pembahasan
Pada praktikum modul 2 ini yang berjudul ekstraksi minyak atsiri dengan
destilasi uap, distilasi uap merupakan suatu metode isolasi zat organik yang tidak
larut dalam air dengan mengalirkan uap air dengan prinsip penurunan titik didih
campuran. Kita perlu mempersiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang
diperlukan untuk percobaan seperti corong pisah yang digunakan untuk ekstraksi
minyak atsiri yg diperoleh dari destilasi uap, penjepit, spatula, batang pengaduk,
pipet tetes, labu bundar, labu destilasi uap untuk tempat sampel, labu erlenmeyer,
vial untuk meletakkan sampel, cawan penguap, konektor, stir bar, neraca analitik,
sereh yang telah dikeringkan dan dipotong kecil-kecil, toluen yang berupa etil
asetat dan n-heksana, serta air panas. Setelah menggunakan neraca analitik
sebaiknya kita bersihkan. Pada awal percobaan kita masukkan sereh yang telah
dikeringkan sebanyak kurang lebih 20 gram ke dalam labu destilasi uap dan
diberikan vaseline ke leher labu destilasi dan semua rangkaian agar memudahkan
saat dipasangkan. Susun rangkaian alat distilasi uap dan dilakukan pemasanan.
Pada percobaan ini pemanasan menggunakan penangas air yang fungsinya agar
proses pemanasan pada labu bundar panas secara merata. Lalu dilakukan distilasi
selama 2 jam sejak air mendidih. Lakukan ekstraksi terhadap distilat yang diperoleh
menggunakan corong pisah dan tambahkan n-heksana. Penambahan n-heksana
berfungsi sebagai pengangkat minyak yang terdapat pada hasil perolehan dan n-
heksana mudah menguap sehingga ini akan memudahkan. Ekstraksi merupakan
salah satu metode pemisahan suatu komponen berdasarkan kelarutan dari zat
tersebut. Tujuan dilakukan ekstraksi karena distilat yang dihasilkan masih
mengandung air. Setelah melakukan ekstraksi inilah akan dihasilkan fasa air dan
fasa minyak. Lalu kita lakukan lagi secara distilasi sederhana menggunakan titik
didih yang lebih rendah yaitu titik didih yang dimiliki oleh n-heksana yaitu 69°C.
Setelah itu n-heksana akan menguap terlebih dahulu dan dihasilkan perolehan akhir
yaitu minyak atsiri sereh. Minyak atsiri yang diperoleh dimasukkan ke dalam vial
dan ditutup rapat.
Percobaan selanjutnya yaitu Uji KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dengan
menggunakan fasa diam dan fasa gerak. Molekul yang terlarut dalam fasa gerak
akan melewati kolom yang merupakan fasa diam. Fasa diam pada percobaan ini
yaitu plat KLT dan fasa geraknya yaitu eluen yang berupa etil asetat dan n-heksana.
Pada percobaan ini digunakan minyak sereh standar dan minyak sereh atsiri sampel
lalu ditotolkan ke plat KLT secara perlahan. Lalu plat KLT dimasukkan ke dalam
gelas yang berisi eluen ditutup dan didiamkan sampai eluen menyerap hingga batas
akhir. Lalu disinarkan ke sinar UV agar mengetahui pergerakan noda nya, dari
sinilah kita mengetahui jarak noda yang dihasilkan.
Dengan dilakukannya percobaan ini di dapatkan hasil perhitungan massa
ektraksi minyak sereh dengan distilasi uap sebesar 0.0144 gram dan hasil %
rendemennya yaitu 0.000564%. Rf hasil KLT pada minyak sereh dalam percobaan
diperoleh sebesar 0.525 cm pada KLT standar noda 1; 0.875 cm pada KLT standar
noda 2; 0.975 cm pada KLT standar noda 3; 0.5 cm pada KLT sampel noda 1; 0.75
cm pada KLT sampel noda 2; 0.975 cm pada KLT sampel noda 3.
VII. Kesimpulan
Pada praktikum modul 2 ini mengenai ekstraksi minyak atsiri sereh distilasi uap
di dapatkan hasil perhitungan massa ektraksi minyak sereh dengan distilasi uap
sebesar 0.0144 gram dan hasil % rendemennya yaitu 0.000564%. Rf hasil KLT
pada minyak sereh dalam percobaan diperoleh sebesar 0.525 cm pada KLT standar
noda 1; 0.875 cm pada KLT standar noda 2; 0.975 cm pada KLT standar noda 3;
0.5 cm pada KLT sampel noda 1; 0.75 cm pada KLT sampel noda 2; 0.975 cm pada
KLT sampel noda 3.