Abstrak- Pada praktikum Sistem Tenaga Elektrik modul 1 dalam pemanfaatan gelombang sinus sendiri dalam
ini dilakukan untuk mempelajari Fasa Tunggal pada berbagai penerapan dalam kehidupan ataupun lenih
Rangkaian AC yang dilakukan dalam bentuk simulasi pad spesifik dalam teknik elektro. Kedua bagian percobaan
yang dilakukan bertujuan agar praktikan mampu
web lvsim labvolt dari FESTO. Pada praktikum modul ini
menganalisa dan memanfaatkan gelombang sinus.
terbagi menjadi dua bagian, percobaan bagian pertama
dilakukan untuk mengamati gelombang sinus yang
terbentuk serta beberbagai parameter gelombang sinus. II. TEORI DASAR
Menentukan pergeseran fasa dengan mengamati sudut
fasa baik membandingkan ataupun memisahkan kedua 1. Gelombang Sinus
gelombang sinus tersebut. Serta mengamati dan
membedakan daya sesaat dengan daya rata-rata.
Kemudian pada percobaan bagian kedua untuk
mengamati reaktansi yang terdapat pada inductor dan
kapasitor serta impedansi pada rangkaian AC.
Kata kunci: Gelombang sinus, pergeseran fasa,
reaktansi, impedansi.
Pada tahun 1822, Joseph Fourier, seorang ahli Gambar 2.1. Menunjukkan contoh di mana fasor
matematika Prancis, menemukan bahwa gelombang berputar berlawanan arah jarum jam di sekitar pusat
sinusoid dapat digunakan untuk membentuk (paling lingkaran dengan kecepatan konstan. Ketika fasor
tidak mendekati) semua gelombang periodik, berputar, jarak vertikal antara ujung fasor dan
termasuk gelombang persegi. Fourier menggunakan sumbu horizontal lingkaran terus berubah. Proyeksi
penemuan ini sebagai alat untuk menganalisis grafis dari nilai jarak, pada bidang XY sebagai
gelombang dan aliran panas. Analisis ini sering fungsi dari posisi sudut memberikan gelombang
digunakan dalam pengolahan sinyal dan analisis sinus.
statistik seri waktu. Waktu yang diperlukan untuk satu siklus
lengkap dari gelombang sinus terjadi disebut
Gelombang sinus atau sinusoidal adalah fungsi
periode (T). Jumlah siklus yang terjadi dalam satu
matematika yang berbentuk osilasi halus berulang.
detik disebut frekuensi (f) dari gelombang sinus.
Fungs ini sering muncul dalam ilmu matematika
Frekuensi diukur dalam hertz (Hz), 1 Hz sama
fisika, pengolahan sinyal, dan teknik listrik, dan berbagai
dengan 1 siklus per detik. Dalam sistem tenaga ac
bidang lain. Untuk itu diperlukan pemahaman lebih
60 Hz, siklus tegangan dan arus sinusoidal berulang
60 kali per detik. Oleh karena itu, periode satu 2. Sudut Fasa dan Beda Fasa
siklus adalah 1/60 s 16,7 ms. Dalam sistem daya ac Sudut fasa dan beda fasa adalah informasig
50 Hz, siklus tegangan dan arus sinusoidal berulang tentangg tegangan dan arus. Beda fasa antara
50 kali per detik. Oleh karena itu, periode satu tegangan dan arus pada listrik bolak balik akan
siklus adalah 1/50 s 20 ms. memberikan informasi tentang sifat beban dan
Itu amplitudo adalah nilai maksimum yang penyerapan daya atau energi lestrik. Dengan
dicapai oleh gelombang sinus selama siklus. Nilai mengetahui beda fasa antara arus dan tegangan
maksimum adalah sama untuk setengah gelombang maka dapat diketahui apakah beban listrik bersifat
positif dan negatif dari siklus, kecuali untuk resistif,.induktif.atau.kapasitif.
polaritas yang berubah dari positif (+) ke negatif (-). Ada tiga kemungkinan hubungan fasa antara
arus dan tegangan dalam satuan rangkaian, yaitu:
1. Pada elemen tahanan murni R untuk arus
dan tegangan dengan fungsi sinusoidal,
sudut fasanya adalah sefasa.
III. METODOLOGI
B. Prosedur Percobaan
Setelah rangkaian
1. GELOMBANG SINUS selesai atur sumber Selanjutnya lakukan
tegangan yang akan pengukuran tegangan
digunakan, sebelumnya dan arus menggunakan
Buka aplikasi FESTO ON kan terlebih dahulu Metering amati
Pilih modul yang
melalui link modul power supply hasilnya.
dibutuhkan
http://lvsim.labvolt.com/
Lakukan prosedur
Catat dan rekam hasil
yang sama untuk
percobaan.
rangkaian dibawah ini
4. REAKTANSI INDUKTIF
Setelah rangkaian
Ukur nilai fasa dengan Catat dan rekam hasil
selesai atur sumber Selanjutnya lakukan Phasor Analyzer percobaan.
tegangan yang akan pengukuran tegangan
digunakan, sebelumnya dan arus menggunakan
ON kan terlebih dahulu Metering amati hasilnya.
modul power supply 5. REAKTANSI KAPASITIF
1. GELOMBANG SINUS
6. IMPEDANSI Pada percobaan ini akan dilakukan pengukuran
nilai rms dari tegangan resistor (E1) dan sumber
Buka aplikasi FESTO melalui Pilih modul yang
link http://lvsim.labvolt.com/ dibutuhkan
arus (I1). Maka diperoleh nilai pada pengukuran
rangkaian 1 nilai tegangan resistor (E1) sebesar
100,5 Volt dan arus (I1) adalah 0,335 A. Dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Rangkai modul tersebut sesuai dengan gambar rangkaian
dibawah ini:
Nilai yang amplitude yang ditunjukkan adalah Gambar 4.5 Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus pada
2,87 V. Ditunjukkan dengan melihat nilai diff pada Rangkaian 2
gambar diatas. Untuk nilai arus maksimal Maka diperoleh nilai tegangan pada E1 = 36,63
ditunjukkan pada gambar dibawah ini. V dan E2 = 64,11 V. Untuk arus I1 diperoleh nilai
0,213 A pada pengukuran yang sudah dilakukan.
Pada nilai perhitungan diperoleh dengan
menggunakan rumus :
Untuk
REqui = R1 + R2 = 171 + 300 = 471 Ω
IS = =
Tegangan pada R1 dan E2
E1 = IS . R1 = 0,212 . 171 = 36,252 V
E2 = IS . R2 = 0,212 . 300 = 63,6 V
2. PHASE ANGLE DAN PHASE SHIFT Pada tampilan diagram phasor diatas
Percobaan sudut fasa dan beda sudut dilakukan 2 menunjukkan beda fasa sebesar 42,33 derajat antara
kali percobaan dengan rangkaian yang berbeda. gelombang tegangan sumber dan gelombang
Rangkaian pertama menggunakan induktor sebagai tegangan yang melewati resistor.
komponen utama dan pada rangkaian kedua Dan pada percobaan menggunakan rangkaian
menggunakan kapasitor sebagai komponen utama. kapasitor diperoleh hasil pengukuran seperti gambar
Untuk rangkaian pertama diperoleh hasil dibawah ini.
pengukuran seperti gambar dibawah ini.
arus (Is) dan daya (Ps). Output osiloskop dapat di Diperoleh nilai pengukuran tegangan E1 = 99,98
lihat pada gambar 4.13. chanel 1 dihubungkan V, arus I1 = 0.583 dan daya E1.I1 = 58,31 W. untuk
sebagai tegangan sumber Es, chanel 2 dihubungkan nilai ditunjukkan oleh gambar berikut.
sebagai arus Is, dan chanel 3 dihubungkan sebagai
daya Ps
XL = 2πf. L
= 2. 3,14 . 60 . 0,8
= 301,44 Ω
IL = A
IL = A
IL = A
XC8,8uF = = 301,58 Ω
XC4,4uF = = 610,94Ω a b
Gambar 4.19 Hasil Output Osiloskop (a) untuk C=8,8uF (b) untuk
C=4,4uF.
Untuk pengukuran tegangan dan arus pada
kapasitor 8,8 dihasilkan tegangan sebesar 101,1 V Dari output osiloskop yang ditampilkan
dan arus pada kapasitor sebesar 0,335A. Sedangkan perbedaan gambar terletak pada gelombang
untuk pengukuran pada kapasitor 4,4 diperoleh berwarna biru sebagai output nilai arus yang
dihasilkan, sesuai dengan pengukuran dan
perhitungan bahwa nilai arus untuk kapasitor 8,8uF
lebih besar dibanding kapasitor 4,4uF. Terlihat dari
puncak gelombang yang dihasilkan pada kedua
gambar. Nilai periode C8,8uF adalah 16,82 s dan
pada periode C4,4uF adalah 16,67 s. Untuk selang
waktu yang dihasilkan pada C8,8uF dan C4,4uF
sama yaitu 4,29 s. Dengan begitu nilai fasa yang
dihasilkan oleh kedua kapasitor adalah sama. Gambar 4.21 Hasil Pengukuran dan Osiloskop Rangkaian 1
Ditunjukkan oleh gambar dibawah ini
Untuk percobaan dengan rangkaian selanjutnya
haya dilakukan penukaran nilai pada indu ktor
dan kapasitor, sehingga perhitungan reaktansi setara
menjadi sebagai berikut.
Pengukuran tegangan diperoleh 100,4 V dan Hasil pengukuran dan tampilan osiloskop dapat
arus diperoleh 0,49 A. Gambar pengukuran
dilihat pada gambar dibawah ini.
ditunjukan pada gambar dibawah ini.
Untuk hasil pengukuran dan output osiloskop
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA