Anda di halaman 1dari 2

MK.

Teknologi Industri Tumbuhan Laut Hari/tanggal: Senin, 9 Mei 2022

RESUME ANALISIS PENGUJIAN SERAT

ANNISA DIAH LIKANDI


C34190065
Kelompok 5
______________________________________________________________________________
Serat merupakan bagian dari komponen rumput laut yang tidak dapat diserap oleh tubuh. Serat
umumnya terbagi menjadi dua, antara lain serat pangan dan serat kasar. Serat pangan
didefinisikan sebagai bagian dari tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim yang ada
dalam saluran pencernaan. Serat pangan dalam makanan dapat membantu memperlancar proses
metabolisme dan meminimalisir kemungkinan adanya penyakit dalam saluran pencernaan
(Prastica dan Sukesi 2013). Serat pangan merupakan salah satu jenis polimer karbohidrat yang
memiliki sifat antara lain resisten terhadap enzim gastrointestinal serta sifat selektivitas dan
fermentabilitas spesifik (Praveen et al. (2019).

Serat kasar merupakan karbohidrat yang tidak dapat dicerna dalam organ manusia atau hewan
non-ruminansia, terdiri dari selulosa dan lignin. Serat ini memiliki sifat sebagai bahan yang tak
larut dalam alkali dan asam encer pada kondisi spesifik. Serat kasar diketahui sebagai zat non
gizi namun diperlukan oleh tubuh untuk memperlancar pengeluaran feses (Tapotubun 2018)

● Pengujian Serat Kasar


Jumlah serat kasar merupakan jumlah dietary fiber dan fungsional fiber. Pengukuran kadar serat
digunakan untuk mengetahui jumlah serat pada suatu bahan. Prinsip dari analisa kadar serat
adalah dengan melarutkan serat yang terdapat pada suatu bahan dengan larutan H2SO4 deangan
kosentrasi 1,25%. dan NaOH (Vioita dan Insafitri 2020). Rumus pengujian serat kasar adalah
sebagai berikut;

% Serat kasar = (Berat cawan dan residu kering−Berat cawan kosong/Berar sampel) x 100%

● Pengujian Serat Pangan


Serat pangan merupakan bagian tumbuhan yang dapat dimakan atau karbohidrat analog, yang
tahan pencernaan dan absorpsi di dalam usus halus manusia dan mengalami fermentasi sebagian
atau seluruhnya di dalam usus besar. Pengujian pada serat pangan (dietary fiber) biasanya
menggunakan analisis dengan enzim (metode gravimetri). Serat makanan total ditentukan
dengan menjumlahkan nilai SDF dan IDF. Nilai blanko untuk IDF dan SDF diperoleh dengan
cara yang sama, namun tanpa menggunakan sampel (B1 dan B2). Kadar serat ditentukan dengan
rumus:

Nilai IDF (%) = ((D1 –I1 –B1)/w) x 100%


Nilai SDF (%) = ((D2 –I2 –B2)/w) x 100%
Nilai TDF (%) = Nilai IDF + SDF ................ (2)

Daftar Pustaka:
Nurjanah, Jacoeb AM, Hidayat T, Chrystiawan R. 2018. Perubahan komponen serat rumput
laut Caulerpa sp. (dari Tual, Maluku) akibat proses perebusan. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kelautan Tropis. [diakses 2022 Mei 15]; 10(1): 35-48.
Praveen MA, Parvathy KRK, Balasubramanian P, Jayabalan R. 2019. An overview of extraction
and purification techniques of seaweed dietary fibers for immunomodulation on gut microbiota.
Trends in Food Science and Technology. [diakses 2022 May 15]; 92:46-64.
doi: 10.1016/j.tifs.2019.08.011
Prastica ED, Sukesi. 2013. Proses maserasi untuk analisa serat kasar pada nugget-rumput laut
merah (Eucheuma cottonii). Jurnal Sains Dan Seni Pomits. [diakses 2022 Mei 15]; 2(2): 26-28.
Tapotubun AM. 2018. Komposisi kimia rumput laut Caulerpa lentillifera dari Perairan Kei
Maluku dengan metode pengeringan berbeda. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
[diakses 2022 Mei 15]; 21(1): 13-23. doi: 10.17844/jphpi.v21i1.21257.
Vionita NNT, Insafitri. 2020. Analisis proksimat daun dan propagule mangrove (Avicennia
marina dan Avicennia lanata) di ekowisata mangrove Wonorejo Surabaya. Juvenil. [diakses 2022
Mei 15]; 1(1): 47-57.

Anda mungkin juga menyukai