PROKSIMAT
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR
2022
Nama/NIS : ANNISA TIARA PUTRI R/206194
Kelas/Kelompok : XII C/C1.1
Hari/Tanggal Mulai : Rabu, 24/08/2022
Hari/Tanggal Selesai : Rabu, 24/08/2022
Dasar Prinsip : Ekstraksi sampel dengan asam kuat dan basa kuat
untuk memisahkan serat kasar dari komponen yarg
bukan serat kasar
Deskripsi sampel :
Landasan teori :
Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis
oleh bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menentukan kadar serat kasar
yaitu asam sulfat (H2SO4) dan natrium hidroksida (NaOH). Mutu serat dapat
dilihat dari komposisi komponen serat makanan terdiri dari komponen yang larut
dan komponen tidak larut. Komponen dari serat kasar ini tidak mempunyai nilai
gizi, akan tetapi serat ini sangat penting untuk proses memudahkan dalam
pencernaan di dalam tubuh agar proses pencernaan tersebut lancar (Peristaltic).
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk menentukan serat kasar pada bahan
bayam, kangkung, papaya, daun papaya, dan wortel. Metode yang digunakan
yaitu metode hidrolisis asam dan basa serta metode gravimetri.
Serat adalah zat non gizi, ada dua jenis serat yaitu serat makanan
(dietry fiber) dan serat kasar (crude fiber). Peran utama dari serat dalam makanan
adalah pada kemampuannya mengikat air, selulosa dan pektin. Dengan adanya
serat, membantu mempercepat sisa-sisa makanan melalui saluran pencernaan
untuk disekresikan keluar. Tanpa bantuan serat, feses dengan kandungan air
rendah akan lebih lama tinggal dalam saluran usus dan mengalami kesukaran
melalui usus untuk dapat diekskresikan keluar karena gerakan-gerakan peristaltik
usus besar menjadi lebih lamban.
Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat terhidrolisis
oleh bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menentukan kadar serat kasar
yaitu asam sulfat (H2SO4 0,225N) dan natrium hidroksida (NaOH 0,313N). Serat
kasar merupakan bagian dari karbohidrat dan didefinisikan sebagai fraksi yang
tersisa setelah didigesti dengan larutan asam sulfat standar dan natrium
hidroksida pada kondisi yang terkontrol. Pengukuran serat kasar dapat dilakukan
dengan menghilangkan semua bahan yang larut dalam asam dengan pendidihan
dalam asam sulfat (Hunter, 2002).
Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis
oleh bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menentukan kadar serat kasar
yaitu asam sulfat (H2SO4) dan natrium hidroksida (NaOH). Mutu serat dapat
dilihat dari komposisi komponen serat makanan terdiri dari komponen yang larut
dan komponen tidak larut. Komponen dari serat kasar ini tidak mempunyai nilai
gizi, akan tetapi serat ini sangat penting untuk proses memudahkan dalam
pencernaan di dalam tubuh agar proses pencernaan tersebut lancar (Peristaltic).
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk menentukan serat kasar pada bahan
bayam, kangkung, papaya, daun papaya, dan wortel. Metode yang digunakan
yaitu metode hidrolisis asam dan basa serta metode gravimetri.
Serat adalah zat non gizi, ada dua jenis serat yaitu serat makanan
(dietry fiber) dan serat kasar (crude fiber). Peran utama dari serat dalam makanan
adalah pada kemampuannya mengikat air, selulosa dan pektin. Dengan adanya
serat, membantu mempercepat sisa-sisa makanan melalui saluran pencernaan
untuk disekresikan keluar. Tanpa bantuan serat, feses dengan kandungan air
rendah akan lebih lama tinggal dalam saluran usus dan mengalami kesukaran
melalui usus untuk dapat diekskresikan keluar karena gerakan-gerakan peristaltik
usus besar menjadi lebih lamban.
Metode uji kualitatif yang biasa dipakai untuk menguji serat kasar
adalah dengan pereaksi Schweltzar (kupra – ammonium – hidroksida), karena
selulosa adalah suatu zat yang berwarna putih dan tidak larut dalam hampir semua
pelarut. Pada analisa penentuan serat kasar diperhitungkan banyaknya zat – zat
yang tidak larut dalam asam encer atau basa encer dengan kodisi tertentu.
Serat pangan adalah bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna
oleh enzim manusia, sehingga tidak digolongkan sebagai sumber zat gizi. Serat
makanan meliputi selulosa, hemiselulosa, pelitin, gum, lignin. Meskipun tidak
dapat dicerna oleh enzim pencernaan, tetapi bakteri flora saluran pencernaan
terutama dalam kolondapat merombak serat tersebut. Sumber utama serat
makanan adalah sayur-sayuran dan buah-buahan, serta biji-bijian dan kacang-
kacangan. Jumlah serat makanan yang harus dikonsumsi oleh orang dewasa
adalah 20-35 gram/hari atau 10-15 gram/1000 kkal menu.
Serat yang terlarut air terdapat pada buah-buahan, beberapa jenis kacang-
kacangan dan beberapa biji-bijian seperti oat dan barley. Insoluble Fiber (serat tak
terlarut) banyak dijumpai dalam sayuran dan kulit gandum (Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,
2010).
Alat yang digunakan :
1. Neraca Analitik 8. Kaca arloji
2. Erlenmeyer 9. Lap kasar
3. Oven 10. Spatula
4. Hotplate 11. Gegep
5. Cawan Buchner 12. Pendinginan tegak
6. Pompa vakum 13. Desikator
7. Gelas piala 14. Kertas minyak
Cara kerja :
Data pengamatan :
Bobot sampel : 2,0014 g
Bobot Kertas saring yang sudah dipanaskan : 0,3896 g
Bobot kertas saring + residu : 0,4011 g
Perhitungan :
Pembahasan :
Pada perobaan ini yaitu penentuan kadar serat kasar yang bertuuan
untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan serat kasar. Bahan yang digunakan
padapercobaan ini berupa indomie yang dibuat pada percobaan sebelumnya
sebagai sampel dan larutan H2SO4 1,25%sebagai larutan pencuci untuk
memisahkan serat kasar dengan senyawa lain dalam indomie. Serat yang
diperolah selanjutnya disaring pada kertas saring untuk memisahkan serat dengan
H2SO4, didapatlah serat dengan warna coklat setelah disaring terlihat serat kasar
yang melekat pada kertas saring, selanjutnya serat yang diperoleh dikeringkan
dalam oven selama kurang lebih1 jam hingga benar-benar keringkan pada suhu
150°C dan didinginkan dalam desikator dan menimbangnya, setelah di oven
warna serat kasar akan berubah menjadi hitam. Dan didapatkan kadar sebesar 0,57
hal ini sesuai sudah memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh SNI 01-2973-
1992 dengan kadar serat kasar 0,5%
Kesimpulan :
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa serat kasar pada sampel mi
instan yaitu sebesar 0,57%
Daftar Pustaka :