PENDAHULUAN
Zat non gizi adalah zat selain zat gizi yang ada dalam bahan makanan,
biasanya tidak dapat dicerna dengan jalur metabolisme biasa dalam tubuh. Zat non
gizi tidak berfungsi sebagai zat gizi, tetapi terbukti besar manfaatnya bagi
kesehatan. Termasuk dalam kategori zat-zat nongizi antara lain serat makanan
(dietary fiber), enzim, pigmen (karoten, klorofil, flavonoid, senyawa yang
menyerupai vitamin atau vitamin like compound), dan substansi yang disebut zat
makanan minor.
Salah satu zat non gizi adalah serat. Serat ini banyak terdapat di dalam buah-
buahan dan sayur-sayuran, juga terdapat dalam zat gizi lainnya. Dibandingkan
dengan protein, lemak dan karbohidrat selama ini pembahasan mengenai serat
makanan seringkali terabaikan. Serat termasuk bagian dari makanan yang tidak
mudah diserap dan sumbangan gizinya dapat diabaikan, namun serat makanan
sebenarnya mempunyai fungsi penting yang tidak tergantikan oleh zat lainnya.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian serat dalam makanan.
1.3.2 Untuk mengetahui struktur kimia serat dalam makanan.
1
1.3.3 Untuk mengetahui metode analisis, prinsip, dan prosedur kerja dalam
analisis serat dalam makanan.
1.3.4 Untuk mengetahui kesalahan yang dapat terjadi dalam analisis serat dalam
makanan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
3
dalam air adalah selulosa, hemiselulosa dan lignin.
B. Beta-Glucan
4
Beta glukan merupakan senyawa metabolit sekunder yang dapat diisolasi
dari tanaman , kelompok cendawan dan mikroorganisme. Beta glukan merupakan
homopolimer glukosa yang diikat melalui ikatan β-(1,3) dan β-(1,6)-glukosida dan
banyak ditemukan pada dinding sel.
C. Karagenan
5
D. Gum
A. Selulosa
6
Struktur kimia selulosa terdiri dari unsur C, O, H yang membentuk rumus
molekul (C6H10O5)n,dengan ikatan molekulnya ikatan hidrogen yang sangat
erat. Gugus fungsional dari rantai selulosa adalah gugus hidroksil. Gugus – OH ini
dapat berinteraksi satu sama lain dengan gugus –O, -N, dan –S, membentuk ikatan
hidrogen. Ikatan –H juga terjadi antara gugus –OH selulosa dengan air. Gugus-
OH selulosa menyebabkan permukaan selulosa menjadi hidrofilik. Rantai selulosa
memiliki gugus-H di kedua ujungnya. Ujung –C1 memiliki sifat pereduksi.
Struktur rantai selulosa distabilkan oleh ikatan hidrogen yang kuat disepanjang
rantai. Di dalam selulosa alami dari tanaman, rantai selulosa diikat bersama-sama
membentuk mikrofibril yang sangat terkristal (highly crystalline) dimana setiap
rantai selulosa diikat bersama-sama dengan ikatan hydrogen.
B. Hemiselulosa
7
C. Lignin
Ada beberapa metode analisis serat makanan, antara lain metode deterjen dan
metode enzimatik yang masing-masing mempunyai keuntungan dan kekurangan.
8
2.3.2 Metode Enzimatis
9
10. Keringkan dalam desikator sampai konstan.
Filtrat
10
2.6 Kesalahan Dalam Analisis
Kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan analisis serat dalam makanan
diantaranya yaitu, sebagai berikut :
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Serat makanan termasuk kedalam zat non gizi yang merupakan bagian
makanan yang tidak dapat dicerna oleh cairan pencernaan (enzim), sehingga tidak
menghasilkan energi atau kalori. Komponen serat makanan terdiri dari komponen
yang larut dan komponen tidak larut. Dalam hal ini serat dapat dianalisis dengan
beberapa metode, yaitu metode deterjen dan metode enzimatis yang memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Koswara, S. 2006. Serat Makanan dan Kesehatan. E-Book Pangan. Diakses pada
(http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/07/SERAT-MAKANAN-
DAN-KESEHATAN.pdf tanggal 17 Pebruari 2019)
13