PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum Biokimia ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami tentang proses pencernaan
2. Mahasiswa memahami tentang proses pemecahan glukosa (glikolisis)
3. Mahasiswa memahami tentang urin (senyawa organik & anorganik dalam
urin, sedimen normal dan abnormal, serta senyawa abnormal dalam urin)
4. Mahasiswa memahami tentang darah (proses pembekuan darah, senyawa
dalam serum darah dan sel-sel darah)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENCERNAAN
1. Definisi
2
yeyunum, ileum), usus besar (seikum, kolon asenden, kolon transversum,
kolon desenden, kolon sigmoid), rectum, dan anus.
2. Enzim Pencernaan
a. Karbohidrat
1) Ptyalin
Pencernaan di mulut, secara mekanik dilakukan oleh gigi, dan
secara kimiawi oleh kelenjar saliva yang berasal dari kelenjar
parotid, kelenjar sub lingual, dan kelenjar sub mandibular. Enzim
yang berperan adalah enzim ptyalin/enzim amilase berfungsi
memecah zat pati (polisakarida) menjadi disakarida (maltosa).
2) Amilase
- Sumber di pancreas
- Mengubah zat pati menjadi dekstrin, maltose, dan glukosa
3) Maltase
- Sumber di mukosa usus
- Berfungsi mengubah maltose menjadi glukosa
4) Sukrosa
- Sumber di mukosa usus
- Berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
5) Laktosa
- Sumber di mukosa usus
- Berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
b. Protein
1) Pepsin
- Sumber mukosa lambung
- Berfungsi mengubah protein menjadi polipeptida
2) Tripsin
- Sumber pancreas
- Terdapat di usus halus
3
- Berfungsi mengubah protein dan polipeptida menjadi
dipeptida dan asam amino
3) Aminopeptidase
- Sumber di mukosa usus
- Mengubah polipeptida menjadi dipeptide dan asam amino
4) Dipeptidase
- Sumber di mukosa usus
- Berfungsi mengubah dipeptide menjadi asam amino
c. Lemak
1) Lipase faringeal
- Sumber di mukosa faring
- Berfungsi mengubah trigliserid menjadi digliserid,
monogliserid, dan asam lemak
2) Steapsin
- Sumber di mukosa gaster
- Berfungsi mengubah trigliserida menjadi asam lemak,
digliserol, dan monogliserol
3) Lipase pancreas
- Sumber di pancreas
- Berfungsi mengubah trigliserida menjadi asam lemak,
digliserol, dan momogliserol
4
dari ketiga contoh tersebut (Depkes RI, 1989) menyatakan rumus umum
karbohidrat adalah Cn(H2O)x.
H O
H2N C C OH
R
Struktur kimia asam amino.
5
a. Digesti dan Absorbsi Protein
Dengan kekecualian periode waktu yang pendek setelah
kelahiran, oligopeptida (protein) tidak diabsorbsi usus dalam jumlah
yang cukup besar. Protein “dipecah” oleh hidrolase yang bereaksi
spesifik pada ikatan peptida, yaitu oleh peptidase.
6
Pati adalah polisakarida pada tumbuhan dengan berat molekul
lebih dari 100.000. Glikogen adalah polisakarida pada hewan yang
sama strukturnya dengan amilopektin. Pati yang mengalami hidrasi
dan glikogen “diserang” oleh endosakaridase yaitu amilase, yang ada
dalam saliva dan getah pancreas. Disakarida, oligosakarida dan
polisakarida yang tidak dihirolisa oleh –amilase dan atau “enzim-
enzim permukaan” usus halus tidak dapat diabsorbsi, oleh karena itu
senyawa-senyawa ini mencapai bagian belakang usus yaitu pada
ileum yang mengandung bakteri.
7
B. GLIKOLISIS
1. Definisi
8
akan dioksidasi lebih lanjut menjadi CO2 dan air, misalnya pada hewan,
tanaman dan banyak sel mikroba yang berada pada kondisi aerob. Bila
tanpa oksigen, asam piruvat akan dirubah menjadi etanol (fermentasi
alcohol) pada ragi atau menjadi asam laktat pada otot manusia yang
berkontraksi. Tiap proses glikolisis menggunakan enzim tertentu.
Piruvat adalah suatu senyawa kimia yang penting dalam biokimia.
Senyawa ini merupakan hasil metabolisme glukosa yang disebut glikolisis.
Sebuah molekul glukosa terpecah menjadi dua molekul asam piruvat, yang
kemudian digunakan untuk menghasilkan energi. Jika tersedia
cukup oksigen, maka asam piruvat diubah menjadi asetil-KoA, yang
kemudian diproses dalam siklus Krebs.
Piruvat juga dapat diubah menjadi oksaloasetat melalui reaksi
anaploretik yang kemudian dipecah menjadi molekul-molekul karbon
dioksida. Nama siklus ini diambil dari ahli biokimia Hans Adolf Krebs,
pemenang Hadiah Nobel 1953 bidang fisiologi, karena ia berhasil
mengidentifikasi siklus tersebut. Jika tidak tersedia cukup oksigen, asam
piruvat dipecah secara anaerobik, menghasilkan asam laktat pada hewan
dan manusia, atau etanol pada tumbuhan. Siklus krebs terjadi dalam
mitokondria.
Piruvat diubah menjadi laktat menggunakan enzim laktat
dehidrogenase dan koenzim NADH melalui fermentasi laktat, atau
menjadi asetaldehida dan lalu etanol melalui fermentasi alcohol. Asam
piruvat juga dapat diubah menjadi karbohidrat melalui glukoneogenesis,
menjadi asam lemak atau energi melalui asetil-KoA, menjadi asam amino
alanin dan juga menjadi etanol. Lintasan glikolisis yang paling umum
adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas (bahasa Inggris: EMP pathway),
yang pertama kali ditemukan oleh Gustav Embden, Otto Meyerhof dan
Jakub Karol Parnas. Selain itu juga terdapat lintasan Entner–Doudoroff
yang ditemukan oleh Michael Doudoroff dan Nathan Entner terjadi hanya
pada sel prokariota, dan berbagai lintasan heterofermen-tatif dan
homofermentatif.
9
3. Pentingnya Jalur Glikolisis dalam Metabolisme
C. BIOKIMIA URINE
1. Definisi
10
kemudian diabsorbsi baik secara pasif dan difusi atau secara aktif oleh
transport sel tubuler.
a. Proses filtrasi
b. Proses reabsorbsi
11
bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan
reabsorbsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
c. Proses sekresi
a. Protein, yang secara normal dalam sehari tidak lebih dari 30-200 mg
yang diekskresikan, jika ekskresi naik disebut proteinuria
b. Gula, normal tidak lebih dari 1gr sehari, bila diuji dengan benedict
hasilnya negative. Bila ekskresi lebih besar disebut glukosuria,
misalnya pada penyakit diabetes militus.
c. Benda-benda keton, normal hanya 3-15 mg perhari. Eksresi naik pada
kelaparan, gangguan metabolism karbohidrat, kehamilan.
d. Darah, pada penyakit-penyakit tertentu mungkin terdapat darah dalam
urin, keadaan ini disebut hematuria. Bila darah pecah, maka
hemoglobin keluar dan adanya hemoglobin dalam air kencing disebut
hemoglobinuria.
e. Bilirubin dan garam-garam folat.
12
dibedakan menjadi Kristal-kristal normal dalam urin antara lain : asam
urat, kalsium oksalat, urat ammorf, tripel fosfat dan kristal-kristal
abnormal antara lain bilirubin, tyrosin dan leucine.
D. BIOKIMIA DARAH
1. Pengertian Darah secara Biokimia
Menurut Pearce (2006), darah adalah jaringan cair yang terdiri atas
dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah.
13
i. Pembekuan darah pada luka mencegah terjadinya kehilangan darah
yang berlebihan pada waktu terjadi luka
14
tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel
tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.
15
3. Pembekuan Darah
Pembekuan darah terjadi segera jika yang mengalami kerusakan
adalah system pembunuh darah (vascular system), tetapi tidak harus
terjadi jika yang mengalami kerusakan adalah system peredaran darah
(circulatory system).
Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah. Pembentukan fibrin dan koversinya menjadi bekuan
darah adalah puncak reaksi-reaksi berurutan yang melibatkan banyak
enzim-enzim dalam plasma dan berinteraksi sebagai suatu sistem
bertingkat.
Menurut Howell, penggumpalan darah berlangsung melalui tiga
tahap reaksi :
a. Membentukan tromboplastin
Tromboplastin bukan hanya merupakan senyawa tunggal, tetapi lebih
dari satu senyawa yang mempunyai aktivitas serupa, yaitu
mengkatalisis reaksi tahap 2.
b. Perubahan prothrombin menjadi thrombin
Di hati, pembentukan prothrombin memerlukan Vitamin K.
Perubahan prothrombin menjadi thrombin memerlukan ion Ca 2+,
thrombin yang terbentuk bersifat autokatalisator, dan juga
mengkatalisis reaksi tahap 3.
c. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin
Sebagai tahap yang terakhir, thrombin mengkatalisis reaksi perubahan
fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin berupa senyawa yang menutupi luka,
sehingga darah tidak mengalir lagi.
16
BAB III
METODA PRAKTIKUM/CARA KERJA
A. BIOKIMIA PENCERNAAN
1. Dalam praktikum ini digunakan alat dan bahan sebagai berikut :
a. Larutan NaCl 0,2 %
b. Larutan Amilum 1%
c. Larutan HCl
d. Ekstrak pancreas netral
e. Larutan Na2CO3 2%
f. Larutan empedu
g. Kongo-red-fibrin
h. Larutan susu
i. Larutan Yodium
j. Tabung reaksi
k. Pipet ukur
l. Kertas saring
m. Pipet tetes
n. Mikro pipet
o. Corong
p. Penjepit tabung reaksi
q. Pembakar spiritus
17
4) Tabung ke dua ditambah 3 ml HCL encer, tambahkan 3 ml
amilum 1 %
5) Tabung ketiga ditambahkan 3 ml amilum 1 %
6) Ambil 2-3 tetes dari masing-masing tabung dan teteskan pada
droping plate
7) Tambahkan 1-2 tetes larutan Iod
8) Sisa larutan pada tabung reaksi di inkubasi pada suhu 37 derajat
Celsius selama 10-20 menit
9) Tetesi larutan Iod 1-2 tetes
10) Amati perubahan yang terjadi
b. Hidrolisis amilum
1) Campurkan 3 ml larutan amilumdengan 1 ml ekstrak pancreas
netral
2) Inkubasi pada suhu 37 0 C
3) Ujilah perubahannya dengan yod
c. Hidrolisis lemak
1) Siapkan 3 tabung reaksi
2) Tabung no. 1: 2 ml susu + 1 ml ekstrak pancreas
18
3) Tabung no. 2: 2 ml susu + 1 ml ekstrak pancreas + 2 tetes
empedu
4) Tabung no. 3: 2 ml susu + 1 ml air
5) Masing-masing tabung tambahkan 4 tetes fenol merah,
tambahkan Na2CO3 2% sampai warna merah muda
6) Inkubasikan ketiga tabung dalam penangas air pada suhu 37 0 C
7) Amati perubahan warna dari merah menjadi kuning.
B. METABOLISME : GLIKOLISIS
19
a. 2 mL supernatant yang telah didihkan, ditambahkan ke dalam tabung
reaksi yang berisi (NH4)2SO4 padat setinggi 1 cc
b. Ditambahkan 2 tetes Na-nitroprussida 5% dan dicampur homogen.
c. Ditambahkan dengan hati-hati ammonia pada dinding tabung,
sehingga terbentuk dua lapisan.
d. Adanya pyruvat ditandai dengan terbentuknya cincin hijau atau biru
pada batas kedua lapisan.
e. Adanya senyawa thiol ditandai dengan warna pink yang seringkali
tampak sebelum terbentuknya warna hijau biru
4. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin
a. 2 mL supernatan + 1 mL 2,4-dinitrofenilhidrazin, dicampur homogen
b. Diambil 5 tetes dari campuran ini dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi ditambah NaOH 10% dan diencerkan dengan air hingga 5 mL
c. Adanya pyruvat ditandai dengan terbentuknya warna merah.
C. BIOKIMIA URIN
20
b. Panaskan sedikit ureum dalam sebuah tabung dengan api kecil
sampai lebur dan kemudian memadat lagi
c. Dinginkan dan tambahkan NaOH 1 mL encer dan CuSO4 1mL
d. Catat warna yang terjadi jika warna biru keunguan maka hasilnya
positif
3. Uji Daya Mereduksi Asam Urat
a. Ambil asam urat seujung sendok
b. Sedikit asam urat dilarutkan dengan larutan Na2CO3
c. Teteskan larutan diatas pada sepotong kertas saring yang telah
dibasahi dengan larutan AgNO2
d. Catat warna yang terjadi jika warna kertas saring coklat kehitaman
maka hasilnya positif
4. Uji Glukosa
a. Masukkan 0,5 mL urin dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 3 mL reagen benedict
c. Panaskan 1-2 menit dalam air mendidih
d. Amati warna yang terjadi
Interpretasi Hasil :
- Negative : warna biru
5. Pemeriksaan Sedimen
a. Campurlah urin terlebih dahulu
21
b. Masukkan 7-8 ml urin ke dalam tabung
c. Lakukan pemusingan selama 5 menit 1500-2000 rpm
d. Buanglah supernatant, sehingga tinggal endapan dan sedikit cairan
kira-kira 0,5 mL
e. Kocok tabung untuk mensuspensikan sedimen
f. Teteskan suspense sedimen dengan menggunakan pipet tetes ke atas
kaca obyek dan tutup dengan kaca penutup.
g. Amati dengan menggunakan mikroskop memakai lensa obyektif 40x
D. BIOKIMIA DARAH
1. Dalam praktikum ini digunakan alat dan bahan sebagai berikut :
a. Larutan CaCl2 5%
b. Reagen hema test
c. Spuit (jarum suntik)
d. Larutan (NH4)2 SO4
e. Darah oksalat (sitras)
f. Tabung reaksi
g. Kertas saring
h. Corong
2. Penggumpalan Darah
a. Siapkan dua tabung
b. Ke dalam dua tabung reaksi ditambahkan masing-masing 2 mL darah
oksalat (darah sitras) dan tabung yang satu darah nonfibrin
c. Kemudian ke dalam tiap tabung ditambahkan 5 tetes CaCl2 5%
d. Gojog, amati terjadinya pembekuan dan catat waktu pembekuan
3. Pengendapan Globulin
a. Tambahkan 3 mL serum ke dalam tabung
22
b. Tambahkan Larutan (NH4)2 SO4 jenuh sampai terjadi endapan
berwarna putih
c. Gojog, endapan globulin yang terjadi dipisahkan
d. Endapan dimasukkan ke dalam tabung, kemudian dituangi sedikit air
aquades
e. Gojog supaya bekuannya larut
f. Encerkan dengan air
g. Biarkan dan catat apa yang terjadi
23
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A. PENCERNAAN
1. DAYA AMILOLITIK SALIVA
Hasil dan pembahasan :
24
b. Hasil Tabung 2 diberi 3 ml HCL encer + 3 ml amilum 1% dan
kemudian ditempatkan pada penangas air bersama dengan suhu 37oC +
reagen warna, maka warna yang dihasilkan menjadi biru pekat.
Pembahasan :
25
2. PENCERNAAN OLEH PANKREAS
a. Hidrolisis protein
1) Hasil:
Tabung 1 : diberi 1ml ekstrak pancreas netral + 2 tetes Na2CO3 2%
dan 3 tetes kongo red fibrin maka menghasilkan warna merah pekat.
Pembahasan :
Ada proses pencernaan pancreas terhadap protein. Hal ini
menunjukkan bahwa enzim tripsindan khimotripsin pada ekstrak
pankreas menghidrolisis protein yaitukongo merah fibrin menjadi
peptida sederhana. Menurut Poedjiadi (1995),pankreas mengandung
protein dan beberapa enzim yaitu tripsin,khimotripsin dan peptidase
yang berfungsi untuk menghidrolisis protein.Baik tripsin maupun
khimotripsin mampu menghidrolisis protein, pepton,dan proteosa
menjadi polipeptida dan mempunyai pH optimum 8,0 sampai9,0
2) Hasil :
Tabung 2 : diberi 1 ml pancreas netral + 2 tetes larutan empedu maka
warna yang dihasilkan yaitu kuning
Pembahasan :
Tidak terjadi proses pencernaan protein. Karena tidak ada Na2CO3 dan
kongo red fibrin. Larutan empedu hanya berfungsi untuk memperkuat
terjadinya proses hidrolisis.
26
3) Hasil :
Tabung 3 : 1 ml air + 2 tetes Na2CO3 2 % + 3 tetes kongo red fibrin
maka warna yang dihasilkan merah tetapi kurang pekat lebih
mengarah kearah bening.
Pembahasan :
Bahwa ada proses pencernaan terhadap protein tetapi hanya sedikit
pada kongo merah fibrin karena tidak adanya enzim yang dapat
menghidrolisis. Air tidak dapat menghidrolisis karena tidak memiliki
enzim.Campbell (2004)berpendapat pencernaan protein dalam usus
halusdilakukan oleh enzim tripsin dan khimotripsin. Penambahan
larutan Na2CO3 sebagai pembentuk suasana basa yang sesuai dengan
keadaan suhu pada sistem pencernaan manusia. Pemanasan pada suhu
37°C dimaksudkan untuk mengkondisikan reaksi sesuai suhu badan
manusia.
3. Hidrolisis amilum
Hasil :
Tabung diberi 3ml amilum + 1 ml ekstrak pancreas netral dan diinkubasi
kemudian ditambah reagen warna maka warna yang dihasilkan yaitu
awalnya biru kemudian hilang sehingga menimbulkan warna kekuningan
Pembahasan :
Hal ini disebabkan karena amilum terhidrolisis karena adanya ekstrak
pankreas.Menurut Poedjiadi (1995), tahapan warna larutan saat hidrolisis
27
amilum adalah amilum ditambah yod menghasilkan warna
biru,amilodextrin ditambah yod berwarna ungu, eritrodextrin ditambah
yod berwarna merah, akrodextrin ditambah yod tidak berwarna,
maltoseditambah yod tidak berwarna, glukosa ditambah yod tidak
menghasilkanwarna. Larutan diuji dengan uji Iod, jika positif dilanjutkan
uji larutanBenedict. Jika uji Benedict positif akan terbentuk warna merah
bata danterdapat endapan. Uji Benedict dimaksudkan untuk mengetahui
gugusreduksi, dan hasil ujinya adalah positif dengan terbentuknya
endapanmerah bata. Hasil uji menunjukkan bahwa amilum telah
terhidrolisis olehekstrak pankreas netral. Menurut Mc Gilvery (1996)
amilase yang terdapatdi cairan pankreas sama dengan amilase dalam
saliva, yaitu berfungsisebagai katalis dalam proses hidrolisis amilum,
dekstrin dan glikogenmenjadi maltose.
4. Hidrolisis lemak
a. Hasil :
Tabung 1 : diberi 2 ml susu + 1 ml ekstrak pancreas + 4 tetes fenol
merah + Na2CO3 2 % kemudian di inkubasi maka warna yang
dihasilkan yang awalnya pink berubah menjadi kuning orange
Pembahasan :
Hal itu terjadi karena terjadihidrolisis lemak oleh enzim lipase
pankreas menjadi asam lemak dangliserol.
28
b. Hasil :
Tabung 2 : diberi 2ml susu + 1 ml ekstrak pancreas + 2 tetes empedu
+ 4 tetes fenol merah + Na2CO3 2 % kemudian di inkubasi maka
warna yang dihasilkan yang awalnya pink berubah menjadi kuning
orange
Pembahasan :
Hal itu terjadi karena terjadi hidrolisis lemak oleh enzimlipase
pankreas menjadi asam lemak dan gliserol tetapi lebih
sempurnakarena dibantu oleh empedu yang dapat mengemulsi lemak.
Fenol reddalam keadaan basa berwarna merah muda. Karena adanya
asam lemakdan gliserol sehingga mengakibatkan warna indikator
menjadi orange
c. Hasil :
Tabung 3 : 2ml susu + 1 ml air 4 tetes fenol merah + Na2CO3 2 %
kemudian di inkubasi maka menunjukan warna yang tetap yaitu pink
berry.
Pembahasan :
Hal tersebut menunjukan tidak terjadi hidrolisis lemak karena
tidakada enzim lipase. Enzim lipase merupakan enzim yang
menghidrolisislemak menjadi asam lemak dan gliserol (Campbell et
al., 2004). Menurut Poedjiadi (1995), pankreas mensekresikan enzim
lipaseyang berfungsisebagai katalis dalam proses hidrolisis lemak
menjadiasam lemak, gliserol, monoasilgliserol, dan diasilgliserol.
Pemecahanlemak dengan cara hidrolisis dibantu oleh garam asam
empedu yangterdapat dalam cairan empedu dan berfungsi sebagai
emulgator.Emulgator merupakan bahan aktif yang dapat melapisi
permukaan.Dengan adanya garam asam empedu sebagai emulgator,
maka lemakdalam usus dapat dipecah-pecah menjadi partikel-partikel
kecil sebagai emulsi, sehingga luas permukaan lemak bertamabah
besar. Hal inimenyebabkan proses hidrolisis berjalan lebih cepat.
29
Fungsi susu di dalam reaksi sebagai substrat, ekstrak pancreas
sebagai sumber enzim, larutan empedu sebagai pengemulsi lemak,
fenolred sebagai indikator warna. Larutan diinkubasi pada suhu 37oC
karenauntuk menyesuikan suhu pencernaan di dalam tubuh sehingga
enzimdapat bekerja optimum
B. GLIKOLISIS
1. Pembentukan Piruvat dari Glukosa
Hasil :
Tabung A :Berwarna putih susu dan sedikit gelembung
Tabung B : Berwarna putih susu dan ada banyak gelembung
Larutan ini terbagi atas 2 macam, yaitu asam dan basa. Yang basa
berwarna keruh dan kurang jernih sedangkan yang asam berwarna jernih.
Pembahasan :
Larutan glukosa 5 ml yang di masukkan dalam 2 tabung reaksi, kemudian
dari tabung reaksi tersebut ditambahkan 5 ml Na2HPO4 pada tabung A dan
ditambahkan KH2PO4 pada tabung B. Na2HPO4 ini sebagai suspensi
khamir dalam basa, sedangkan KH2PO4 sebagai suspensi khamir asam.
Ketika dicampurkan terdapat gelembung CO2 pada tabung reaksi. Namun
pada asam lebih banyak memiliki gelembung. Hal ini berarti reaksi
katabolisme ini lebih efektif pada suasana asam. Dapat dilihat bahwa
30
gelembung yang dihasilkan tersebut adalah gas CO2 yang merupakan hasil
pemecahan karbohidrat.
2. Uji Nitroprussida
Hasil :
Pada tabung A : adanya bentuk cincin merah muda dalam larutan
Pada tabung B : yang awalnya merah kemudian mulai berubah warna
menjadi cincin biru
Pembahasan :
Pada percobaan ini didapatkan adanya bentuk cincin merah muda dalam
larutan. Jika terbentuk cincin warna merah muda berarti larutan tersebut
mengandung senyawa thiol. Hasil dalam percobaan ini mengidentifikasi
adanya senyawa thiol pada larutan tersebut. Namun pada tabung kedua
lebih banyak mengandung piruvat. Hal ini terlihat dari warna hijau yang
lebih jelas pada tabung kedua. Adanya cincin hijau, karena adanya piruvat,
penambahan larutan (NH4)2SO4, Na-nitropussida, amonia, selain itu juga
disebabkan karena adanya pemblokan enzim yang mengkatalisis konversi
senyawa, yang bertujuan untuk mencegah reaksi lebih lanjut sehingga
hasilnya berwarna biru. Sedangkan yang tidak berwarna biru, artinya
reaksinya masih tetap berjalan.
3. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin
31
Hasil :
Tabung : 2 mL supernatat + 1 mL 2,4-dinitrofenildehidrazinlalu diambil 5
tetes dari campuran larutan tersebut + NaOH 10% + aquades hingga 5 mL
Terdapat perubahan warna menjadi merah kecoklatan
Pembahasan :
Tabung A dan B yang berwarna merah, menandakan adanya reaksi yang
terjadi setelah ditambah NaOH, sehingga dapat bercampur dan
membentuk warna merah kecoklatan yang menandakan adanya piruvat.
C. URIN
1. Uji Biuret terhadap Ureum
Hasil :
Tabung yang berisi ureum kemudian dipanaskan dan didiamkan hingga
memadat lagi + NaOH dan CuSO4, maka warna yang dihasilkan adalah
biru.
32
Pembahasan :
Hal ini terjadi karena adanya ikatan antara Cu2+ dengan N yang berasal
dari ureum menjadi CuN yang menyebabkan warna larutan berwarna biru.
Hal ini menandakan bahwa pada senyawa ureum dalam urine terdapat
ikatan peptida. Ureum merupakan hasil akhir metabolisme protein yang
berasal dari asam amino yang telah dipindah amoniaknya di dalam hati
dan mencapai ginjal, sertadiekskresikan rata-rata 30 gram setiap hari.
Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg tiap 100 cc darah, namun
hal ini juga tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan
fungsi hati dalam pembentukan ureum
33
Pembahasan :
Hal ini menunjukkan bahwa asam urat mampu mereduksi Ag+ dari AgNO3
menjadi Ag. Kadar normal asam urat dalam darah adalah 2-3 mg tiap 100
cc, sedangkan yang diekskresikan ke dalam urine adalah 1,5-2 mg
3. Uji Glukosa
Hasil :
Tabung diberi 0,5 mL urin + 3 Ml reagen benedict maka warna yang
dihasilkan biru, kemudian dipanaskan 1-2 menit dalam air mendidih warna
yang dihasilkan tetap yaitu biru.
Pembahasan :
Warna biru menunjukkan tidak ada glukosa di dalam urin (normal)
4. Pemeriksaan Sedimen
Hasil :gambaran urine yang mengandung bakteri dan sel epitel
34
Pembahasan :
Sel epitel dalam urin adalah normal. Hal ini karena penumpahan sel
reguler dari kandung kemih dan uretra eksternal. Sel epitel dari ginjal
biasanya tidak ditumpahkan. Namun, pen ingkatan jumlah sel epitel
dalam urine dapat menunjukkan beberapa masalah kesehatan. Kehadiran
bentuk abnormal sel-sel epitel juga bisa menjadi masalah.Adanya bakteri
juga menunjukkan adanya kondisi patologis akibat infeksi.
D. BIOKIMIA DARAH
1. Penggumpalan Darah
Hasil :
Tabung 1 : berisi antikoagulan (Natrium Sitrat) + darah 2ml + 5 tetes
CaCl2 5%, mengalami penggumpalan dengan waktu 5 menit 38 detik
Tabung 2 : tidak berisi koagulan (Natrium Sitrat) + darah 2ml + 5
tetes CaCl2 5%, tidak mengalami penggumpalan
Pembahasan :
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuktikan bahwa darah sitrat
lebih cepat mengalami koagulasi dibanding darah bebas fibrin setelah
35
ditambahkan CaCl2. Darah sitrat mengalami koagulasi karena
ditambahkan CaCl2 kerena unsur kalsium dalam kalsium klorida
membebaskan trombokinase, thrombin dari prothrombin dan fibrin yang
terbentuk dari fibrinogen. Darah yang berantikoagulan justru lebih cepat
mengalami koagulasi karena antikoagulan mencegah koagulasi pada darah
sehingga plasama tidak terkoagulasi. Sedangkan pada tabung fibrin
terbentuk serum setelah didiamkan. Perbedaan serum dan plasma adalah
plasma memiliki fibrin, sedangkan serum tidak memiliki fibrin. Jadi,
tabung sitrat mengandung fibrin dan bereaksi mengikat Ca 2+ yang
dilepaskan dari CaCl2 sehingga terjadi koagulasi. Pada tabung nonfibrin
tidak terjadi penggumpalan karena serum darah tidak mengandung fibrin
sebagai faktor pembekuan darah.
2. Pengendapan Globulin
Hasil :
Pada tabung diberi 3 mL serum + (NH4)2SO4 jenuh sampai ada endapan
putih, kemudian digojog, larutan menjadi kuning jeruh. Endapan
disaring/difiltrasi, kemudian dimasukan ke dalam tabung + aquades,
digojog, endapan menjadi larut.
Pembahasan :
Globulin adalah protein yang terdapat pada serum. Globulin berfungsi
untuk membentuk zat kekebalan/antibodi. Dalam serum terdapat albumin
dan globulin. Untuk menentukan adanya globulin, 3 mL serum +
36
(NH4)2SO4 (ammonium sulfat jenuh) yang akan memisahkan protein
dengan salting out. Protein mempunyai struktur yang tidak stabil sehingga
akan mengalami proses denaturasi (presipitasi dan koagulasi). Globulin
mempunyai sifat larut dalam air. Ditambahkan ammonium sulfat, maka
protein akan mengalami denaturasi sehingga globulin akan terpisah
sebagai endapan.
Pengendapan terjadi karena pada saat ammonium sulfat ditambahkan pada
serum, ion-ion garam ammonium sulfat menarik molekul air dan albumin
menjauh dari globulin. Ion-ion garam pada ammonium sulfat mempunyai
muatan jenis yang lebih besar disbanding protein, sehingga berikatan
dengan molekul air dan albumin yang menyebabkan terpresifitasi. Setelah
ini didapatkan endapan globulin yang disaring dengan kertas saring.
Endapan globulin terlarut dengan cairan aquades karena sifar globulin
larut dalam garam encer. Dari hasil percobaan, setelah dilarutkan dengan
aquades, endapan terlarut, tetapi masih terlihat adanya endapan. Hal ini
menunjukkan globulin bersifat hidrofobik.
37
Pembahasan :
Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan.
Sekitar 55% adalah plasma darah, sedangkan 45% sisanya terdiri dari sel
darah. Sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Dalam
jumlah rata-rata tanpa membedakan jenis kelamin dan umur, 1 cc darah
terdiri atas kurang lebih 5 x 1000000 eritrosit, 5-10 x 1000 leukosit, dan 1-
3 x 100000 trombosit.
Secara teori, sel darah merah (erotrosit) berbentuk bulat pipih, bagian
tengahnya cekung (bikonkaf), dan tidak mempunyai inti. Eritrosit
berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Sel adarah putih
(leukosit) terdiri dari limfosit, monosit, neutrophil, eosinophil, dan
basophil. Umumnya berukuran lebih besar dari sel darah merah, bentuk
anmeboid (tidak beraturan), dan berinti. Neutrofil memiliki 3 samai 5 inti
sel yang berwarna merah kebiruan, mempunyai sitoplasma bergranula.
Monosit merupakan sel paling besar diantara 5 jenis leukosit,
sitoplasmanya tidak bergranula, intinya berbentuk seperti tapal kuda atau
ginjal, dan kromatinnya tidak padat. Limfosit, mempunyai inti yang
hamper bulat hamper memenuhi sitoplasma, kromatin pada inti selnya
padat sehingga dapat dicat, sehingga terlihat intinya pekat. Basofil
mempunyai sitoplasma yang bergranula, besar, tidak rata, granula sering
menutupi inti, granula berwarna biru karena menyerap zat warna basa.
Eosinofil mempunyai sitoplasma yang bergranula,, besar, rata, dan granula
tidak menutupi inti, warna granula merah karena menyerap zat warna
asam, intinya berbentuk seperti kacamata. Pada hasil pengamatan secara
mikroskopik, yang tampak jelas pada apusan adalah neutrofil dan eritrosit.
38
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adanya perlakuan pemanasan dan pendinginan menyebabkan enzim
menjadi rusak sehingga tidak dapat menghidrolisis amilum dan penambahan
HCl yang menyebabkan enzim menjadi rusak karena suasananya asam. Enzim
akan bekerja optimal saat enzim berada dalam keadaan normal dan terletak
pada suhu dan pH yang sesuai.
Pankreas mensekresikan enzim lipase yang berfungsi sebagai katalis
dalam proses hidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monoasilgliserol,
dan diasilgliserol. Pemecahan lemak dengan cara hidrolisis dibantu oleh
garam asam empedu yang terdapat dalam cairan empedu dan berfungsi
sebagai emulgator. Emulgator merupakan bahan aktif yang dapat melapisi
permukaan. Dengan adanya garam asam empedu sebagai emulgator, maka
lemak dalam usus dapat dipecah-pecah menjadi partikel-partikel kecil sebagai
emulsi, sehingga luas permukaan lemak bertamabah besar. Hal ini
menyebabkan proses hidrolisis berjalan lebih cepat.
Globulin merupakan protein yang dapat tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam larutan garam. Endapan globulin terlarut dengan cairan aquades
39
karena sifar globulin larut dalam garam encer. Dari hasil percobaan, setelah
dilarutkan dengan aquades, endapan terlarut, tetapi masih terlihat adanya
endapan. Hal ini menunjukkan globulin bersifat hidrofobik.
Sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Sel darah merah
(erotrosit) berbentuk bulat pipih, bagian tengahnya cekung (bikonkaf), dan
tidak mempunyai inti. Eritrosit berwarna merah karena mengandung
hemoglobin. Sel adarah putih (leukosit) terdiri dari limfosit, monosit,
neutrophil, eosinophil, dan basophil. Umumnya berukuran lebih besar dari sel
darah merah, bentuk anmeboid (tidak beraturan), dan berinti.
40
gelembung yang dihasilkan tersebut adalah gas CO2 yang merupakan hasil
pemecahan karbohidrat.
B. SARAN
41
DAFTAR PUSTAKA
42