Baik selamat siang ibu Yusa dan temen-temen semua perkenalkan saya ragil yosanda dengan nim
akhir 54 akan memaparkan hasil review jurnal dengan topic serat pangan yang berjudul
PEMANFAATAN RUMPUT LAUT (EUCHEUMA COTTONII) MENJADI ROTI TINGGI
SERAT DAN YODIUM.
PENDAHULUAN
Serat pangan atau yang lazim dikenal sebagai serat diet atau dietary fiber, merupakan
bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang
memiliki sifat resisten terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus
manusia. Jadi serat pangan merupakan bagian dari bahan pangan yang tidak dapat
dihirolisis oleh enzim-enzim pencernaan. Berikut merupakan pengelompokkan serat pangan.
Yang pertama berdasarkan kelarutannya, serat pangan terbagi menjadi dua yaitu serat
pangan yang terlarut dan tidak terlarut. Dan yg kedua berdasarkan pada fungsinya di
dalam tanaman, Feri Kusnandar, 2010 menyatakan serat terbagi menjadi 3 fraksi utama,
yaitu (a) polisakarida struktural yang terdapat pada dinding sel, yaitu selulosa,
hemiselulosa dan substansi pektat; (b) non-polisakarida struktural yang sebagian besar
terdiri dari lignin; dan (c) polisakarida non-struktural, yaitu gum dan agar-agar.
Sayur-sayuran dan buah-buahan sendiri merupakan sumber serat pangan yang sangat
mudah ditemukan dalam bahan makanan. Namun, akhir-akhir ini adanya perubahan pola
konsumsi pangan di Indonesia menyebabkan berkurangnya konsumsi sayuran dan buah-
buahan. Rendahnya konsumsi ini berdampak pada belum terpenuhinya kecukupan serat
yang dianjurkan khususnya pada kelompok dewasa.
Berikut merupakan struktur kimia dari beberapa contoh serat pangan seperti
selulosa, hemiselulosa, pectin, gum dan lignin
Penelitian ini merupakan eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL). Data
dianalisis menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s Multiple
Range Test. Roti tawar terbaik kemudian dianalisis proksimat, serat pangan total, dan
yodium. Kandungan serat pangan total dianalisis menggunakan metode enzimatik.
Dimana roti tawar terpilih yang dianalisis adalah roti tawar dengan perlakuan A1
(10%:90%), karena banyak disukai oleh panelis, baik dari segi parameter tekstur, aroma,
rasa, dan warna roti. Kandungan serat pangan total pada roti tawar rumput laut terpilih
adalah sebesar 12,56 g/100 g (12,56%) dimana telah memenuhi klaim tinggi serat
(>6g/100g)
KESIMPULAN
Serat pangan merupakan bagian dari bahan pangan yang tidak dapat dihirolisis oleh
enzim-enzim pencernaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puti Rahayu
Anggraini terkait “Pemanfaatan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) menjadi Roti Tinggi
Serat dan Yodium” didapatkan hasil bahwa dengan penambahan tepung rumput laut
pada pembuatan roti tawar formulasi 10% tepung rumput laut dibanding dengan 90%
tepung terigu menghasilkan kadar serat pangan sebesar 12,56 g/100 g (12,56%) dimana
telah memenuhi klaim tinggi serat (>6g/100g). Untuk uji organoleptiknya pun dari segi
tekstur, aroma, rasa, dan warna roti yang paling disukai oleh panelis adalah formulasi A1
(10%:90%) dimana tekstur roti lembut, aroma amis tidak kuat, rasa roti tawar tidak begitu
berkurang, serta warna rotinya yang tidak begitu berbeda jauh dengan roti pada
umumnya.