TINJAUAN PUSTAKA
sebaiknya ada dalam susunan diet sehari-hari. Serat telah diketahui mempunyai
meskipun komponen ini belum dimasukka n sebagai zat gizi (Piliang dan
Djojosoebagio, 1996). Definisi terbaru serat makanan yang disampaikan oleh The
dimakan dari tanaman atau kabohidrat analog yang resisten terhadap pencernaan
dan absorpsi pada usus halus dengan fermentasi lengkap atau partial pada usus besar
(Joseph, 2002).
yaitu serat tidak larut dalam air dan serat yang larut dalam air. Sifat kelarutan ini
a. Selulosa
glukosa rantai linier. Rantai molekul pembentuk selulosa akan semakin panjang
berperan sebagai pengikat air, namun jenis serat ini tidak larut dalam air.
19
Universitas Sumatera Utara
b. Hemiselulosa
penyusun heteromer. Unit ini terdiri dari heksosa dan pentosa. Hemiselulosa
berfungsi memperkuat dinding sel tanaman dan sebagai cadangan makanan bagi
tanaman. Sifatnya sama dengan selulosa, yaitu mampu berikatan dengan air. Jenis
ini banyak ditemukan pada bahan makanan serealia, sayur-sayuran, dan buah-
buahan.
c. Lignin
sel-sel kayu. Kandungan lignin tidak sama, tergantung jenis dan umur tanaman.
a. Pektin
Pektin terdapat dalam dinding sel primer tanaman dan berfungsi sebagai
perekat antara dinding sel tanaman. Sifatnya yang membentuk gel dapat
memberikan ketebalan pada kulit juga mempertahankan kadar air dalam buah.
Semakin matang buah maka kandungan pektin dan kemampuan membentuk gel
semakin berkurang.
20
Universitas Sumatera Utara
b. Gum
Namun, kegunaannya amat penting, yaitu sebagai penutup dan pelindung bagian
c. Musilase
golongan tersebut karena letak dan fungsinya berbeda. Musilase mampu mengikat
air sehingga kadar air dalam biji tanaman tetap bertahan. Selain itu, musilase juga
Efek pencahar atau laksatif merupakan pengaruh serat yang paling umum
dikenal. Efek ini berhubungan dengan kekambaan feses yang disebabkan oleh
adanya serat. Feses yang kamba (volumenous) akan mempersingkat waktu transit.
Jika berat basah feses lebih kecil atau sama dengan 60 gram per hari maka waktu
transit (waktu yang dibutuhkan mulai dari konsumsi makanan sampai feses
dikeluarkan) umumnya lebih dari 90 jam. Ketika berat feses basah meningkat, waktu
transit akan menurun. Pada berat feses basah 150–200 gram per hari, waktu transit
menjadi 40–50 jam. Semua makanan kaya serat akan meningkatkan kekambaan
Peningkatan jumlah feses basah tergantung pada jenis dan bentuk serat
dibandingka n buah, sayur, gum, oat dan jagung, sedangkan pektin yang
21
Universitas Sumatera Utara
dimurnikan menghasilkan peningkatan feses yang relatif kecil. Bentuk fisik serat
kamba yang lebih besar dibandingka n dedak yang halus. Dedak gandum dan
selulosa tidak bisa didegradasi dengan baik oleh mikroflora kolon. Kontribusinya
pada kekambaan feses karena kemampuannya mengikat air. Serat yang dapat
difermentasi sempurna dalam kolon seperti pektin, guar gum dan ß-glukan tidak
demikian, serat yang sulit difermentasi seperti dedak serealia menghasilkan massa
feses yang jauh lebih tinggi sehingga lebih efektif sebagai pencahar (Tensiska,
2008).
Jakarta pada tahun 2001 mendapatkan 15 kasus kanker kolon dari 232 pada pasien
tahun 1996 sampai 2001 terdapat 224 kasus kanker kolon (Nainggolan,
2005).
kolon. Ini disebabkan oleh tertumpuknya karsinogen di permukaan kolon akibat tinja
yang keras, kering dan lambatnya gerak pembuangan. Konsumsi serat yang cukup
akan mempercepat transit feses dalam saluran pencernaan sehingga kontak antara
kolon dengan berbagai zat karsinogen yang terbawa dalam makanan lebih
22
Universitas Sumatera Utara
pendek, dengan demikian mengurangi peluang terjadinya kanker kolon. Transit
Serat larut air (soluble fiber) misalnya pectin, glucans dan gum serta
membentuk cairan kental dalam saluran pencernaan. Dengan kemampuan ini serat
asam lemak oleh serat larut air. Cairan kental ini mengurangi keberadaan asam
Makanan dengan kandungan serat kasar yang tinggi dilaporkan juga dapat
menurunkan bobot badan. Makanan akan tinggal dalam saluran pencernaan dalam
waktu yang relatif singkat sehingga absorbsi zat makanan akan berkurang. Selain
itu makanan yang mengandung serat relatif tinggi akan memberi rasa kenyang
kasar yang tinggi biasanya mengandung kalori, kadar gula dan lemak yang rendah
ikut berperan mengatur gula darah dan memperlambat kenaikan gula darah.
23
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan tersebut dinyatakan dalam Glycaemic Index (GI) yang angkanya dari
0 sampai dengan 100. Makanan yang cepat dimetabolisme dan cepat diserap dapat
makanan yang lambat dimetabolisme dan lambat diserap masuk ke aliran darah
maupun pada manusia mengungkapkan bahwa kenaikan kadar gula darah dapat
ditekan jika karbohidrat dikonsumsi bersama serat. Hal ini sangat bermanfaat bagi
komplikasi diabetes, kanker kolon dan penyakit jantung. Studi terhadap efek
langsung serat makanan ternyata berlaku jika peningkatan konsumsi serat disertai
2008).
Serat dalam makanan (dietary fibre) bukanlah suatu kelompok bahan pangan
sangat heterogen. Ada yang berasal dari polisakarida penyusun dinding sel
24
Universitas Sumatera Utara
termasuk polisakarida nonstruktural, yaitu getah (secreted & reserve gums).
Kelompok lain adalah polisakarida asal rumput laut (agar, carrageenans &
alginates).
Manfaat nutrisi merupakan salah satu manfaat serat dalam produk pangan,
selain sifat fisik-kimia yang khas sehingga secara teknologi sangat sesuai bagi
industri pangan untuk mengembangkan jenis dan bentuk produk pangan baru dan
sebagai bahan serat pangan diantaranya limbah yang dihasilkan dari usaha tani
jagung yaitu tongkol jagung. Pemanfaatan tongkol jagung masih sangat terbatas.
bakar. Limbah jagung meliputi jerami dan tongkol. Penggunaan jerami jagung
semakin populer untuk makanan ternak, sedangkan untuk tongkol jagung belum
ada pemanfaatan yang bernilai ekonomi. Limbah jagung sebagian besar adalah
lingkungan. Pada dasarnya limbah tidak memiliki nilai ekonomi, bahkan mungkin
2004).
bahan baku industri pangan, minuman, pakan, kertas, tekstil, dan kompos. Di
samping itu, fraksinasi limbah ini menjadi komponen penyusun yang akan
25
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan daya gunanya dalam berbagai industri. Lignoselulosa terdiri atas
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Oryza
struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling
menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna
hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek
dan jarang; bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut
floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah tipe bul
ir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk
26
Universitas Sumatera Utara
palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan
Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah dipisahkan dari jerami padi.
atau dengan bantuan mesin pemisah gabah. Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan
dan dijemur. Pada zaman dulu, gabah tidak dipisahkan lebih dulu dari jerami, dan
sampai tujuh hari, tergantung kecerahan penyinaran matahari. Penggu naan mesin
pengering jarang dilakukan. Istilah "Gabah Kering Giling" (GKG) mengacu pada
gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling (Wikipedia, 2011).
Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk dan digiling, sehingga
beras terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras merupakan bentuk olahan yang
dijual pada tingkat konsumen. Hasil sampingan yang diperoleh dari pemisahan ini
adalah: sekam atau merang, bekatul, dan dedak (Wikipedia, 2011). Pada proses
penggilingan atau penumbukan, sekam terlepas dan dibuang menjadi dedak kasar.
dedak halus atau bekatul. Bagian pangkal biji melekat lembaga, yaitu bakal benih
tanaman yang juga akan lepas terbuang menjadi bagian bekatul pada waktu akan
2.7 Bekatul
Pada proses penggilingan beras pecah kulit diperoleh hasil samping dedak 8-9%
27
Universitas Sumatera Utara
dan bekatul sekitar 2-3%. Bila dedak kasar tidak dapat dikonsumsi oleh manusia
maka bekatul masih dapat dijadikan bahan makanan untuk dikomsumsi. Departemen
cukup banyak dan mencapai 4.5-5 juta ton setiap tahunnya, bekatul merupakan
makanan sehat alami mengandung antioksidan, multivitamin dan serat tinggi untuk
penangkal penyakit degeneratif juga kaya akan pati, protein, lemak, vitamin dan
vitamin B nya saja, tetapi juga karena kandungan zat gizi lainnya. Dari segi zat
gizi, bekatul mengandung asam amino lisin yang lebih tinggi dibandingka n beras.
Protein bekatul memang nilai gizinya lebih rendah dibandingkan telur dan protein
hewani, tetapi lebih tinggi dari kedelai, biji kapas, jagung dan terigu. Bekatul juga
merupakan sumber asam lemak tak jenuh esensial dan bermacam-macam vitamin
(B1, B2, B3, B5, B6 dan tokoferol), pangamic acid (Vit. B15), serat pangan
(dietary fiber), serta mineral. Natrium, Kalium, dan Khlor yang terkandung dalam
Disamping zat gizi, bekatul juga mengandung komponen bioaktif pangan atau
(vitamin E), oryzanol dan pangamic acid (vit. B15). Senyawa tersebut merupakan
bagian dari lemak bekatul dan merupakan senyawa yang berharga untuk menjaga
kesehatan manusia, antara lain sebagai zat yang dapat menurunkan kadar
(David, 2008).
28
Universitas Sumatera Utara
Menurut Dr. David Reuben, serat pangan yang dimaksud dalam makanan
adalah serat pangan yang berasal dari bekatul. Serat pada biji-bijian yang tidak dapat
dicerna enzyme yang disekresikan oleh manusia, secara tidak langsung penting
untuk kesehatan. Hal ini dikarenakan serat mempengaruhi status fisik isi saluran
pencernaan, bahan makanan, waktu transit usus, variasi kapasitas absorbs, serta
makanan. Serat tidk larut meningkatkan berat dan frekuensi feses serta
Bekatul padi mengandung vitamin E, vitamin B15, dan oryzanol beragam yang
manusia, membantu sirkulasi darah dan memicu sekresi hormon (David, 2008).
Vitamin B15 atau pangamic acid terutama berfungsi sebagai donor metal,
yang membantu di dalam pembentukan asam amino tertentu seperti metionin. Zat
ini berperan dalam oksidasi glukosa, respirasi sel sehingga berfungsi mengurangi
hipoksia (kekurangan oksigen) di otot jantung serta otot lain. Seperti vitamin E,
system saraf serta meningkatkan fungsi hati yang berperan dalam proses
29
Universitas Sumatera Utara
2.9 Biskuit Crackers
Dalam Standar Nasional Indonesia (1992) biskuit adalah produk makanan kering
yang dibuat dengan memanggang adonan yang mengandung bahan dasar terigu,
lemak, dan bahan pengembang dengan atau tanpa penambahan bahan makanan
1. Biskuit Keras
Biskuit keras adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras, berbentuk
2. Biskuit Crackers
Crackers adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras, melalaui
3. Cookies
Cookies adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan lunak, berkadar
padat.
4. Wafer
Wafer adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan cair, berpori-pori kasar,
30
Universitas Sumatera Utara
2.9.2 Bahan- bahan dalam Pembuatan Biskuit Crackers dan Fungsinya
1) Tepung Terigu
ideal atau cocok digunakan adalah tepung terigu keras atau hard wheat. Tepung
100% gandum hard. Jenis tepung ini digolongkan sebagai tepung terigu yang
dengan suhu yang diperlukan, berkemampuan menahan udara atau gas dan
Tepung terigu keras dapat membentuk adonan yang mengembang karena adanya
kualitas dan rasa yang enak dari hasil produknya serta warna dan tekstur yang
2) Ragi
menambah rasa dan aroma. Pada saat adonan diistirahatkan, ragi tumbuh baik
pada kondisi lembab dan sedikit udara sehingga pada waktu diistirahatkan adonan
31
Universitas Sumatera Utara
3) Gula
energi bagi kegiatan ragi sehingga adonan akan cepat mengembang (U. S Wheat
Asosisiation,1983).
4) Lemak
karena berfungsi sebagai bahan untuk menimbulkan rasa gurih, manambah aroma
dan menghasilkan tekstur produk yang renyah. Ada dua jenis lemak yang biasa
digunakan dalam pembuatan biskuit crackers yaitu dapat berasal dari lemak susu
(butter) atau dari lemak nabati (margarine) atau campuran dari keduanya (U. S
Wheat Asociation,1983).
5) Air
Biskuit keras memerlukan air sekitar 20% dari berat tepung. Air dalam
(Munandar,1995).
6) Bahan Pengembang
menghasilkan gas CO2 dan residu yang tidak bersifat merugikan pada biskuit
32
Universitas Sumatera Utara
7) Garam
rasa dan aroma, mengatur kadar peragian, memperkuat gluten dan memberi warna
8) Susu Skim
Susu yang digunakan dalam pembuatan biskuit crackers adalah susu skim
yang merupakan hasil pengeringan (dengan spray dryer) dari susu segar. Susu ini
memiliki reaksi mengikat terhadap protein tepung. Pada pembuatan biskuit crackers
susu berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma biskuit serta menambah
merupakan suatu cara penilaian yang paling primitif. Penilaian sensorik pada
manusia adalah mulanya sebagai kegiatan seni (art) dan tetap berkembang sebagai
seni sampai memasuki dunia industri. Baru pada tahun 1950-an bidang seni ini
mulai berkembang menjadi bidang ilmu. Penilaian dengan indera menjadi ilmu
2.10.1 Panel
penilaian mutu atau analisa sifat-sifat sensorik suatu komoditi panel bertindak
sebagai instrumen atau alat. Alat ini terdiri dari orang atau kelompok orang yang
disebut panel yang bertugas menilai sifat atau mutu benda berdasarkan kesan
subjektif. Orang yang menjadi anggota panel disebut panelis. Jadi, penilaian
33
Universitas Sumatera Utara
makanan secara panel berdasarkan kesan subjektif dari para panelis dengan
Soekarto (1985) terdapat 6 macam panel yang biasa digunakan dalam penelitian
organoleptik yaitu:
industri-industri makanan seperti pencicip teh, kopi, anggur, es krim atau penguji
bau pada industri minyak wangi (parfum). Pencicip ini mempunyai kepekaan yang
menggu nakan 3-5 orang penilai yang mempunyai kepekaan tinggi yang disebut
panel pencicip terbatas. Biasanya panel ini diambil dari personal laboratorium
c. Panel terlatih
Anggota panel ini lebih besar dari panel di atas yaitu 15-25 orang. Untuk
Jika panel terlatih biasanya untuk menguji perbedaan (difference test), maka
panel tak terlatih umumnya untuk menguji kesukaan (preference test). Anggota
34
Universitas Sumatera Utara
e. Panel agak terlatih
Panelis dalam katagori ini mengetahui sifat-sifat sensorik dari contoh yang
diterima tidak cukup intensif dan tidak teratur, karena itu belum mencapai tingkat
sebagai panel terlatih. Jumlah untuk panel agak terlatih jumlahnya terletak di
antara panelis terlatih dan tidak terlatih. Jumlah itu berkisar antara 15-25 orang.
f. Panel konsumen
Panel ini biasanya mempunyai anggota yang besar jumlahnya, dari 30 sampai
1000 orang. Pengujiannya biasanya mengenai uji kesukaan (preference test) dan
dilakukan sebelum pengujian pasar. Hasil uji kesukaan dapat digunakan untuk
menentukan apakah suatu jenis makanan dapat diterima oleh masyarakat. Anggota
panel konsumen dapat diambil dari sejumlah orang yang ada di pasar atau dapat pula
Calon panelis dapat diambil dari orang awam atau dari luar instansi, dapat
diambil dari tamu yang berkunjung. Orang yang sudah terlanjur ahli atau kenal betul
dengan komoditi itu tidak boleh dijadikan anggota panel hedonik. Jumlah panel
hedonik makin besar semakin baik, sebaiknya jumlah itu melebihi 30 orang. Jumlah
lebih besar tentu menghasilkan kesimpulan yang dapat diandalkan. Tetapi biaya
penyelenggaraanya terlalu tinggi karena itu biasanya ada kompromi antara jumlah
35
Universitas Sumatera Utara
Kriteria panelis sebagai berikut (Soekarto, 1985):
2. Panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih yang diambil secara
3. Berbadan sehat
organoleptik
penilaian organoleptik adalah ruang pencicipan, tempat para anggota panelis dapat
jenisnya. Salah satunya mempunyai kolom untuk sampel dengan penilaian seperti
sangat suka, agak suka, tidak suka, agak tidak suka dan sangat tidak suka. Panelis
tambahan. Penilaian diberikan peringkat angka oleh pemimpin uji panel, seperti 5
untuk amat sangat suka menurun hingga 1 untuk tidak suka (Soekarto, 1985).
dan faktor kualitas yang lain dikenal sebagai skala hedonik (Soekarto, 1985).
36
Universitas Sumatera Utara
2.11 Analisis Serat Pangan
Ada beberapa metode analisis serat makanan, yaitu metode analisis serat
kasar (crude fiber), metode deterjen, metode enzimatis (Joseph, 2002) dan metode
Serat kasar dari lignin dan selulosa, merupakan bahan yang tertinggal
setelah bahan makanan mengalami proses pemanasan dengan asam dan basa kuat
Metode deterjen ini terdiri atas 2 yaitu Acid Detergent Fiber (ADF) dan
Neutral Detergent Fiber (NDF). Kedua metode ini hanya dapat menentukan kadar
total serat yang tak larut dalam larutan deterjen digunakan (Meloan and
Pomeranz, 1987).
ADF hanya dapat untuk menurunkan kadar total selulosa dan lignin.
Prosedurnya sama dengan NDF, namun larutan yang digunakan adalah CTAB
(Cetyl Trimethyl Amonium Bromida) dan H2SO4 0,5 M (Meloan and Pomeranz,
1987).
hemiselulosa dan lignin. Selisih jumlah serat dari analisis NDF dan ADF dianggap
37
Universitas Sumatera Utara
komponen lainnya (selain selulosa, hemiselulosa dan lignin) pada metode deterjen
ini dapat mengukur kadar serat makan total, serat larut dan tak larut secara
terpisah (Joseph, 2002). Kekurangan metode ini, enzim yang digunakan mungkin
mempunyai aktivitas lebih yang bisa saja merusak komponen serat dan
kemungkinan protein yang tidak terdegradasi sempurna dan ikut terhitung sebagai
Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan
dari bahan pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air dari suatu bahan
mendapat penanganan yang tepat. Penentuan kadar air dalam bahan pangan dapat
38
Universitas Sumatera Utara
biasa), metode destilasi, metode kimia, dan metode khusus (kromatografi, nuclear
organik pada suhu yang tinggi, yaitu sekitar 500-6000C dan kemudian melakukan
Akhir-akhir ini kasus keracunan logam berat yang berasal dari bahan
sesungguhnya berasal dari udara dan air yang mencemari tanah. Selanjutnya
semua tanaman yang tumbuh di atas tanah yang telah tercemar akan
39
Universitas Sumatera Utara