Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Biokimia Tanaman

“Analisa Kadar Pati”

Disusun oleh :
Nama : Kartika Sholla Widoretno Sugardo
NIM : 205040207111158
Kelas : P
Asisten : Rusdi Ali Sabar Simatupang

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik
yang mempunyai struktur-struktur molekul yang berbeda–beda, meski terdapat
kesamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Pati merupakan salah satu karbohidrat
yang merupakan sumber kalori penting untuk makhluk hidup karena sebagian
karbohidrat dalam makanan terdapat dalam bentuk ini, seperti ubi jalar, ketela
pohon, kentang, dan pada biji-bijian seperti beras, gandum, dan bungur. Karena
seringnya pati dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari, maka penting untuk
menganalisa pati dalam bahan makanan.
Karbohidrat memainkan peranan penting pada proses dalam sel dan
terdapat secara luas dalam alam. Pati diperoleh dari berbagai macam jenis
tumbuhan yang mengandung karbohidrat. Di dalam pati terdapat amilosa dengan
rantai lurus, dan amilopektin yang disebabkan oleh amilase yang menyerap
iodium. Pati selain dikonsumsi sebagai sumber karbohidrat, digunakan juga dalam
pembuatan makanan sebagai zat pengental. Sedangkan penerapan pati di luar
bidang pangan yaitu sebagai zat perekat untuk memperbaiki kekuatan tenunan dan
mutu permukaan kertas.

1.2. Tujuan
1. Memahami pengertian karbohidrat.
2. Mengetahui dan memahami fungsi serta macam-macam karbohidrat.
3. Memahami pengertian pati.
4. Memahami dan mengetahui metode spektrofotometri UV-Vis

1.3. Manfaat
Praktikan dapat memahami pengertian karbohidrat. Praktikan juga dapat
mengetahui dan memahami fungsi serta macam-macam karbohidrat. Praktikan
dapat memahami pengertian pati. Selain itu, praktikan juga diharapkan dapat
mengetahui dan memahami metode spektrofotometri UV-Vis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Karbohidrat
● Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia
yang berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia (Siregar,
2014).
● Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan 4 kalori (kilojoule) energy pangan per gram (Fitri et al.,
2020).
● Carbohydrates are of special importance because they are direct products
of photosynthesis and are therefore the primary energy storage compounds
and the basic organic substances from which most other organic
compounds found in plants are synthesized (Volkoff et al., 2018).
Karbohidrat sangat penting karena merupakan produk langsung dari
fotosintesis dan oleh karena itu merupakan senyawa penyimpan energi
primer dan bahan organik dasar yang disintesiskan sebagian besar senyawa
organik lain yang ditemukan pada tumbuhan (Volkoff et al., 2018).
● Carbohydrates, or carbs, are sugar molecules. Along with proteins and fats,
carbohydrates are one of three main nutrients found in foods and drinks
(Asif et al., 2011)
Karbohidrat, atau karbohidrat, adalah molekul gula. Bersama dengan
protein dan lemak, karbohidrat adalah salah satu dari tiga nutrisi utama
yang ditemukan dalam makanan dan minuman (Asif et al., 2011).

2.2. Fungsi Karbohidrat


Karbohidrat adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil
energi terutama sel-sel otak dan sistem saraf pusat yang membutuhkan asupan
glukosa darah. (Muchtadi, 2011). Setiap 1 (satu) gram karbohidrat menyediakan
energi sebesar 4 kalori. Selain itu karbohidrat juga berperan dalam fungsi jaringan
tubuh, membantu regulasi metabolisme protein, mempengaruhi metabolisme
lemak, dan glikogen merupakan cadangan energi yang berguna untuk melindungi
sel-sel, terutama sel-sel otak dari tekanan fungsi metabolisme dan cedera
(Purnakarya, 2009). Fungsi lain karbohidrat bagi tubuh yaitu pemberi rasa manis
pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak dan membantu
mengeluarkan feses (Siregar, 2014). Di dalam hati digunakan sebagai
detoksifikasi, dapat juga membantu metabolisme lemak dan protein. Fungsi lain
dari karbohidrat yaitu menjaga keseimbangan asam dan basa serta pembentuk
struktur sel serta organ tanaman.

2.3. Macam-macam Karbohidrat


1. Karbohidrat Sederhana
Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang terdiri dari satu
atau dua molekul gula. Karbohidrat sederhana atau yang juga disebut gula,
terdiri dari rantai molekul yang lebih pendek dan lebih cepat dicerna
daripada karbohidrat kompleks. Fruktosa dan sukrosa adalah gula alami
yang ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran. Laktosa adalah gula
alami dalam susu. Ketika tubuh mendapatkan gula alami dari makanan
utuh seperti ini, tubuh akan mendapatkan dorongan energi lebih cepat.
Karbohidrat sederhana dicerna lebih cepat dan membantu menghasilkan
energi lebih cepat. Manfaat karbohidrat sederhana cocok dikonsumsi untuk
mengembalikan energi dengan cepat. Ini dapat berguna bagi seseorang
yang kelelahan atau sedang sakit dan membutuhkan energi lebih.
2. Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat kompleks adalah jenis karbohidrat yang memiliki
rantai molekul yang lebih panjang dan kompleks daripada karbohidrat
sederhana. Makanan dengan karbohidrat kompleks biasa ditemukan pada
sayuran dan buah-buahan yang mengandung zat pati, serat, serta dari gula
alami. Karbohidrat kompleks diketahui membutuhkan waktu lebih lama
untuk dicerna oleh tubuh, sehingga dapat memberikan energi maksimal
dan membuat tubuh merasa kenyang lebih lama. Karbohidrat kompleks
dibagi menjadi dua jenis, yaitu serat dan pati.
Beberapa jenis buah yang banyak mengandung karbohidrat
kompleks sekaligus baik untuk pencernaan adalah buah ara, kedondong,
dan pisang, misalnya pisang tanduk. Raspberry juga termasuk buah yang
banyak mengandung serat. Beberapa jenis makanan tersebut juga
mengandung pati. Namun, ada beberapa jenis makanan yang mengandung
lebih banyak pati dibandingkan kandungan seratnya, antara lain nasi,
sereal, gandum utuh, jagung, kentang, dan kacang polong.
Menjaga asupan karbohidrat kompleks bisa menjadi kunci hidup
sehat, sebab karbohidrat kompleks bisa membantu mengendalikan berat
badan Anda sehingga risiko diabetes tipe 2 dan gangguan jantung menjadi
lebih rendah.

2.4. Definisi Pati


● Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, dan terdiri atas
amilosa dan amilopektin (Herawati, 2011).
● Pati merupakan karbohidrat cadangan yang terdapat dalam batang dan biji
suatu tanaman (Otman et al., 2011).
● Starch, the principal carbohydrate in most diets, is the storage
carbohydrate of plants such as cereals, root vegetables and legumes and
consists of only glucose molecules (Cummings et al., 2007).
Pati, karbohidrat utama dalam kebanyakan makanan, adalah penyimpanan
karbohidrat tanaman seperti sereal, umbi-umbian, dan kacang-kacangan
dan hanya terdiri dari molekul glukosa (Cummings et al., 2007).
● Starch is a storage form of glucose in the body. Starch is made up of
amylose and amylopectin. Starch contains amylase (10-20%) and
amylopectin (80-90%). Starch gives blue colour with iodine solution. In
starch linkage between glucose residues is 1-4 and at branch point linkage
is of 1-6 (Lentfer et al., 2002).
Pati adalah bentuk penyimpanan glukosa di dalam tubuh. Pati adalah
terdiri dari amilosa dan amilopektin. Pati mengandung amilase (10-20%)
dan amilopektin (80-90%). Pati memberi warna biru dengan larutan
yodium. Dalam hubungan pati antara residu glukosa adalah 1-4 dan pada
titik cabang keterkaitannya adalah 1-6 (Lentfer et al., 2002).

2.5. Metode Spektrofotometri UV-VIS


Metode spektrofotometri UV-VIS secara umum dilakukan berdasarkan
pembentukan warna antara analit dengan pereaksi yang digunakan. Dengan
menggunakan pereaksi, warna menjadi peka dan menaikkan sensitivitas sehingga
batas deteksinya menjadi rendah. Spektrofotometer sendiri merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai
absorbansi dari cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi larutan di
dalam kuvet.
Prinsip kerja Spektrofotometer UV-Vis yaitu apabila cahaya
monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (I), sebagian dipantulkan (lr), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Aplikasi
rumus tersebut dalam pengukuran kuantitatif dilaksanakan dengan cara komparatif
menggunakan kurva kalibrasi dari hubungan konsentrasi deret larutan alat untuk
analisa suatu unsur yang berkadar rendah baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif, pada penentuan secara kualitatif berdasarkan puncak-puncak yang
dihasilkan spektrum dari suatu unsur tertentu pada panjang gelombang tertentu,
sedangkan penentuan secara kuantitatif berdasarkan nilai absorbansi yang
dihasilkan dari spektrum dengan adanya senyawa pengompleks sesuai unsur yang
dianalisisnya. Adapun yang melandasi pengukuran spektrofotometer ini dalam
penggunaannya adalah hukum Lambert-Beer yaitu bila suatu cahaya
monokromatis dilewatkan melalui suatu media yang transparan, maka intensitas
cahaya yang ditransmisikan sebanding dengan tebal dan kepekaan media larutan
yang digunakan (Yanlinastuti et al., 2016).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan

Alat Bahan

Pisau Singkong 25g

Timbangan Kentang 25g

Parutan Tepung beras

Saringan Aquades

Gelas beaker Larutan KI

Tabung reaksi

Pipet

Gelas ukur

Cuvet

Spektrofotometer

3.2. Langkah Kerja


3.3. Analisa Perlakuan
Hal pertama yang dilakukan sebelum memulai praktikum analisa kadar
pati adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
praktikum ini antara lain pisau, timbangan, parutan, saringan, gelas beker, tabung
reaksi, pipet, gelas ukur, kuvet, spektrofotometer, singkong 25g, kentang 25g,
tepung beras, aquades, dan larutan KI. Setelah alat dan bahan sudah tersedia,
kupas serta timbang bahan (kentang dan singkong) masing-masing sebanyak 25g
dan tepung beras 10gr (pembanding). Lalu, parut bahan (kentang dan singkong),
lalu campurkan masing-masing bahan dengan 100ml aquades dan aduk hingga
homogen. Saring larutan kentang dan singkong. Lalu masukkan larutan yang
sudah disaring sebanyak 1, 2, 3, 5, 7, 10 ml ke dalam setiap tabung reaksi. Setelah
itu, tambahkan aquades pada masing-masing tabung reaksi hingga volume 10 ml.
Kemudian, teteskan larutan KI pada masing-masing tabung reaksi sebanyak 1
tetes. Pindahkan masing-masing larutan ke dalam kuvet dan memasukan ke dalam
spektrofotometer dengan panjang gelombang 610 nm. Amati dan catat hasil.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tabel Hasil Pengamatan dan Perhitungan
Konsentrasi Nilai Absorbansi
larutan
(g/ml) Pati Singkong Kentang
C Ri Ri-Ro Si Si-So Si Si-So
0 0,00 0,000 0,000 0,000
0,001 0,226 0,226 0,388 0,388 0,085 0,085
0,002 0,573 0,573 0,576 0,576 0,103 0,103
0,003 0,705 0,705 1,164 1,164 0,129 0,129
0,005 1,495 1,495 1,430 1,430 0,237 0,237
0,007 1,647 1,647 2,163 2,163 0,303 0,303
0,1 2,042 2,042 3,569 3,569 0,428 0,428
Perhitungan
1. Singkong
(𝑆𝑖−𝑆𝑜) 100
% Kp = 𝑅1−𝑅𝑜
x c x 100 x 𝑤
xP
0 100
● % Kp 1 (0) = 0
x 0,001 x 100 x 25
x 0,85

=0
0,388 100
● % Kp 2 (0,001) = 0,226
x 0,001 x 100 x 25
x 0,85

= 0,584
0,576 100
● % Kp 3 (0,002) = 0,573
x 0,002 x 100 x 25
x 0,85

= 0,684
1,164 100
● % Kp 4 (0,003) = 0,705
x 0,003 x 100 x 25
x 0,85

= 1,684
1,430 100
● % Kp 5 (0,005) = 1,495
x 0,005 x 100 x 25
x 0,85

= 1,626
2.163 100
● % Kp 6 (0,007) = 1,647
x 0,007 x 100 x 25
x 0,85

= 3,126
3,569 100
● % Kp 7 (0,01) = 2,042
x 0,01 x 100 x 25
x 0,85
= 5,943

2. Kentang
(𝑆𝑖−𝑆𝑜) 100
% Kp = 𝑅1−𝑅𝑜
x c x 100 x 𝑤
xP
0 100
● % Kp 1 (0) = 0
x 0 x 100 x 25
x 0,85

=0
0,085 100
● % Kp 2 (0,001) = 0,226
x 0,001 x 100 x 25
x 0,85

= 0,128
0,103 100
● % Kp 3 (0,002) = 0,573
x 0,002 x 100 x 25
x 0,85

= 0,122
0,129 100
● % Kp 4 (0,003) = 0,705
x 0,003 x 100 x 25
x 0,85

= 0,187
0,237 100
● % Kp 5 (0,005) = 1,495
x 0,005 x 100 x 25
x 0,85

= 0,269
0,303 100
● % Kp 6 (0,007) = 1,647
x 0,007 x 100 x 25
x 0,85

= 0,438
0,428 100
● % Kp 7 (0,01) = 2,042
x 0,01 x 100 x 25
x 0,85

= 0,713

4.2. Pembahasan Umum


Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa penambahan konsentrasi
larutan singkong dan larutan kentang sama-sama mengalami peningkatan
persentase kadar pati. Namun pada larutan singkong memiliki persentase kadar
pati yang lebih tinggi dari persentase kadar pati pada larutan kentang. Berdasarkan
grafik di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan maka
persentase kadar pati juga semakin tinggi (meningkat).
Kadar karbohidrat dan kadar pati singkong lebih tinggi dibandingkan
kentang, akan tetapi, keduanya memiliki kemiripan dari segi perbandingan
komposisi pati dan gula sebagai penyusun karbohidrat (Harimadi et al., 2018).
Selain itu tinggi rendahnya nilai pati pada kentang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain berat jenis, varietas, kultur teknis, umur panen, dan
umur simpan ubi kentang. Menurut Asgar et al (2011), apabila berat jenis suatu
umbi kentang tinggi maka kadar pati juga tinggi.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen yang terdapat di alam. Karbohidrat yang dihasilkan akan
menghasilkan energi sebesar dari hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat
ini kemudian akan digunakan untuk sumber energi utama. Karbohidrat merupakan
sumber energi utama dalam metabolisme tanaman dan penting bagi pertumbuhan
tanaman. Fungsi lain dari karbohidrat yaitu berperan penting dalam proses
metabolisme, menjaga keseimbangan asam dan basa, serta pembentuk struktur sel
serta organ tanaman. Karbohidrat dibedakan menjadi karbohidrat sederhana dan
kompleks. Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang terdiri dari satu atau
dua molekul gula, meliputi monosakarida dan disakarida. Sedangkan untuk
karbohidrat kompleks mengandung tiga atau lebih molekul gula. Karbohidrat
kompleks merupakan polimer monosakarida, mengandung banyak satuan
monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida.
Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Pati dapat diperoleh dari biji-bijian, umbi-umbian, sayuran, maupun
buah-buahan. Sumber alami pati antara lain adalah jagung, labu, kentang, ubi
jalar, pisang, gandul, beras, sagu, ubi kayu, ganyong, dan sorgum.
Metode spektrofotometri UV-VIS secara umum dilakukan berdasarkan
pembentukan warna antara analit dengan pereaksi yang digunakan. Dengan
menggunakan pereaksi, warna menjadi peka dan menaikkan sensitivitas sehingga
batas deteksinya menjadi rendah. Spektrofotometer sendiri merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai
absorbansi dari cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi larutan di
dalam kuvet.

5.2. Saran
Saran dalam praktikum ini adalah diharap kepada asisten praktikum lebih
lengkap dalam penyampaian materi. Selain itu, diharapkan bagi asisten praktikum
dalam menjelaskan jangan terlalu cepat, supaya praktikan bisa betul-betul
memahami materi praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Asif et al. 2011. Carbohydrates. International Research Journal of Biochemistry
and Bioinformatics. Vol. 1 (1) : 001-005.
Asgar et al. 2011. Uji Kualitas Umbi Beberapa Klon Kentang untuk Keripik. J.
Hort. Vol. 21 (1) : 51-59.
Cummings et al. 2007. Carbohydrate terminology and classification. European
Journal of Clinical Nutrition. Vol. 61 (1) : 5-18.
Fitri et al. 2020. Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat. SAINTEKS. Vol. 17
(1) : 45-52.
Harimadi et al. 2018. Potensi Pemanfaatan Asparaginase untuk Mengurangi
Kadar Akrilamida pada Keripik Kentang dan Singkong. PANGAN. Vol. 27
(1) : 67-78.
Herawati. 2011. Potensi Pengembangan Produk Pati Tahan Cerna sebagai Pangan
Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 30 (1) : 31-39.
Lentfer CJ, M Therin, Torrence R (2002). Starch grains and environmental
reconstruction: a modern test case from West New Britain, Papua New
Guinea. J. Archaeol. Sci. 29:687-698.
Muchtadi.B. 2011. Karbohidrat pangan dan Kesehatan. Alfabeta, Bandung.
Otman N, Azahari NA, Ismail H. Thermal properties of polyvinyl alcohol
(PVOH)/Corn starch blend film. Malaysian Polymer Journal. 2011; 6(6):
147-154.
Purnakarya. 2009. Peran Zat Gizi Makro terhadap Kejadian Demensia pada
Lansia. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 3 (2) : 89-92.
Siregar. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan. Vol. 13 (2) : 38-44.
Volkoff et al. 2018. Nutrition and Reproduction in Fish. Encyclopedia of
Reproduction (Second Edition). Vol. 6 : 743-748.
Yanlinastuti et al. 2016. Pengaruh Konsentrasi Pelarut untuk Menentukan Kadar
Zirkonium dalam Paduan U-Zr dengan Menggunakan Metode
Spektrofotometri UV-Vis. Author Guidelines for ACES Journal Paper. Vol.
9 (17) : 22-33.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai