Anda di halaman 1dari 2

Nama : Queena Fatima Azzahra

NIM : F2401201095

Kel. Sedang : Askar Mandara

MENCEGAH PAHAM RADIKALISME MASUK KE PERGURUAN TINGGI

Dalam KBBI, radikalisme berarti paham atau aliran yang menginginkan


perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2009—2014, Mohammad Nuh,
mengatakan paham radikalisme dan paham lain yang sejenis sangat bertentangan dengan
Pancasila—yang menghormati dan menghargai kebinekaan. Jika paham ini tidak segera
diatasi akan membuat ideologi Pancasila semakin lemah dan negara Indonesia—yang
masyarakatnya hidup berdampingan secara damai, harmonis, dan penuh toleransi dengan
siapa saja yang berbeda latar belakang agama, suku, ras, adat istiadat—akan hancur.
Dengan demikian, paham radikalisme sangat mengancam keutuhan bangsa dan negara
kita tercinta.

Berdasarkan data dari BNPT dan BIN radikalisme mulai menjalar dari mulai
masjid, instansi pemerintah, kementrian dan Lembaga perguruan tinggi negeri. Terdapat
tujuh PTN dan sebanyak 39 persen mahasiswa tertarik akan paham ini. Dalam lingkungan
PTN, model perekrutan dan propaganda melalui majelis-majelis yang dinamakan liqo.
Para kader yang memiliki potensi dididik dan digiring untuk mengikuti paham ini
sehingga ketika menjadi sukses dan berhasil di lingkungan PTN pada saatnya akan masuk
ke dalam instansi-instansi yang berpengaruh di pemerintahan. Hal ini tentunya sangat
berbahaya, mengingat perguruan tinggi merupakan wadah untuk membentuk penerus
bangsa yang memiliki kemampuan akademik dan profesional.

Perguruan tinggi seharusnya menjadi alat untuk mencegah timbulnya paham


radikaliseme, jangan sampai terkontaminasi oleh paham tersebut. Upaya pencegahan dan
penangkalan penyebaran radikalisme bisa dilakukan dengan memberi pembelajaran
tentang wawasan kebangsaan dan bela negara, serta menanamkan nilai-nilai Pancasila
kepada mahasiswa sehingga memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Selain itu,
pembentukan organisasi kemahasiswaan untuk pembinaan idologi Pancasila,
pengawasan terhadap berbagai kegiatan mahasiswa agar selalu sesuai dengan nilai-nilai
bangsa, dan pengadaan dialog atau diskusi di kalangan sivitas akademika juga perlu
dilakukan untuk mencegah penyebaran paham radikal di perguruan tinggi.

Paham radikalisme bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Jika paham ini


melekat pada pemuda-pemudi Indonesia yang merupakan generasi penerus bangsa, bukan
tidak mungkin bangsa Indonesia yang sangat beragam ini akan hancur karena
ketidakharmonisan rakyatnya. Perguruan tinggi yang merupakan salah satu wadah untuk
membentuk generasi penerus bangsa yang kompeten haruslah bersih dari dan mencegah
berkembangnya radikalisme.

Anda mungkin juga menyukai