Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN HUKUM OHM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisika Dasar III

Yang Dibimbing oleh Dr. Nasikhudin, S.Pd., M.Sc.

Disusun oleh :

Fahmi Yekti Waluyo/230322608136

Kelas AM

Kelompok 3

PROGRAM STUDI S1 FISIKA

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MARET 2024
A. TUJUAN
Beberapa tujuan utama dari percobaan/praktikum Hukum Ohm:
a. Mempelajari hubungan antara tegangan (V) dan kuat arus (I) yang mengalir dalam
suatu penghantar dengan hambatan (R).
b. Menghitung R melalui metode grafik.
c. Terampil menggunakan amperemeter dan voltmeter.

B. LANDASAN TEORI

Dalam sebuah rangkaian listrik yang dimana kemudian dalam rangkaian tersebut di aliri
listrik maka akan muncul 3 besaran fisis utama, yaitu tegangan/volt yang disimbolkan dengan
V, kemudian arus/amper yang disimbolkan dengan I dan terakhir hambatan/resistor yang
disimbolkan dengan R. (Sinabutar & Sibarani, 2019) tegangan listrik ialah perbedaan potensial
listrik antara dua titik atau antara dua muatan dalam rangkaian listrik. Perbedaan potensial
antara dua titik tersebutlah yanng akhirnya menciptakan kutub positif dan kutub negatif,
dimana arah aliran listri mengalir dari kutub positip ke negatif. (Asran, 2014) arus merupakan
perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yan mengalir dalam satuan waktu.
Lebih jelasnya ketika perbedaan potensial yang menimbulkan sebuah arus tadi kemudian
diukur untuk menentukan berapa muatan listrik yang mengalir dari kutub positif ke negatif,
maka nilai tersebutlah yang disebut dengan arus listrik. Arus listrik biasanya di ukur
menggunakan sebuah alat bernama amperemeter.Arus listrik juga sama seperti tegangan
dimana memiliki 2 karakteristik, yaitu ketika arus yang lewat hanya searah maka disebut arus
DC(Direct Current) dan ketika arus tersebut bolak balik maka disebut arus AC(Alternating
Current). (Ponto, 2018) dalam perjalanan elektron sering terjadi hambatan atau bertabrakan
satu dengan yang lain nya maupun bertabrakan dengan atom yang akan dilewatinya. Tabrakan
antara elektron dan arus inilah yang mengakibatkan timbulnya hambatan/resistor, sehingga
arus yang lewat dapat mengecil. Agar dapat menahan atau membatasi jumlah arus,
resistor/hambatan biasanya dibuat dari bahan karbon. Semakin besar suatu nilai resistor, maka
akan membuat arus yang lewat juga semakin kecil.

Dari pengertian tegangan (V), arus ( I), dan hambatan (R), ternyata ketiganya memiliki
hubungan yang saling berkaitan. Bahkan jika salah satunya mengalami perubahan nilai, maka
akan terjadi perubahan nilai di atara keduanya. Hubungan dia antara ketiganya inilah yang
disebut dengan hukum Ohm. (Mulyana dan Ismanto, 2022) tegangan listrik sebanding dengan
arus listrik dan berbanding terbalik dengan resistansi. Seperti persamaan hukum Ohm yang
familiar yaitu V =I . R yang menunjukkan bahwa tegangan sama dengan besaran arus
V
dan hambatan dikalikan dikalikan, dan kemudian jika kita variasi R= maka nilai
I
hambatan selalu lebih kecil dari tegangan. Hal ini juga berlaku pada arus yang nilainya
V
selalu lebih kecil dari tegangan I = seperti yang dinyatakan (Sundaygara, Pranata, &
R
Sayadi, 2018) makin tinggi habatan kawat maka semakin kecil arus yang mengalir
untuk suatu tegangan V.
C. ALAT DAN BAHAN
Beberapa nama alat dan bahan yang digunakan selama praktikum hukum Ohm beserta
fungsinya:

N NAMA ALAT DAN KEGUNAAN/FUNGSI GAMBAR ALAT PERCOBAAN


O BAHAN
1 Hambatan 270Ω Sebagai hambatan

2 Sumber tegangan Sebagai sumber


DC tegangan

3 2 Multimeter Mengukur arus dan


tegangan

4 Kabel Menyalurkan tegangan

5 Hambatan geser Memvariasi besaran


hambatan
6 Hambatan 100k Ω Sebagai hambatan

D. PROSEDUR PERCOBAAN
Berikut ini prosedur percobaan hukum Ohm:

a. Memastikan multimeter pertama sebagai amperemeter DC dan multimeter kedua


sebagai voltmeter DC.
b. Dalam menggunakan amperemeter dan voltmeter DC jangan sampai terbalik
polaritasnya.
c. Menyusun alat-alat sesuai skema rangkaian pada gambar di atas percobaan Hukum
Ohm.
d. Mencatat penunjukkan amperemeter dan voltmeter pada tabel.
e. Mengubah nilai arus yang lewat amperemeter A dan tegangan V dengan memutar
sumber arus DC.
f. Mencatat setiap tegangan yang terbaca pada voltmeter V.

E. GAMBAR SET ALAT PERCOBAAN


Gambar 1: set alat percobaan/praktikum hukum ohm

F. DATA PENGAMATAN

Hasil data yang diperoleh selama percobaan hukum Ohm:

NO I(mA) V(Volt)
1 24 6,4
2 23 6,0
3 22,5 5,8
4 21,5 5,6
5 20,5 5,4
6 19,5 5,0
7 18,5 4,8
8 17,5 4,6
9 16,5 4,2
10 15,5 4,0

NST amperemeter : 0,2mA


NST voltmeter : 0,2V
Variabel bebas : Arus(I)
Variable kontrol : Hambatan(R)
Variabel terikat : Tegangan(V)

G. ANALISIS DATA

 Persamaan hambatan rankaian


V
R=
I
Turunan parsial dari hambatan terhadap arus
∂R V

∂V I2
∂R 1

∂I I
 Persamaan ralat rambat

√( )( )
2 2
∂R 2 ∂R 2
S R= . .∆V + . .∆ I
∂V 3 ∂I 3

√( . . ∆ V ) +( . .∆ I)
2 2
∂R 2 ∂R 2
S R=
∂V 3 ∂I 3
 Persamaan ralat kuadrat terkecil

sy =
√ 1
n−2
¿¿

( ∑ y ) ( ∑ x2 ) −( ∑ xy )
a= 2
n ( ∑ x )−( ∑ x )
2

n ( ∑ xy ) −( ∑ x )( ∑ y )
b= 2
n ( ∑ x ) −( ∑ x )
2

 Ralat relatif
Untuk ralat rambat

Rf= ||
SR
R
x 100 %

Untuk ralat kuadrat terkecil


Ra=| |
Sa
a
x 100 %

Rb=| | x 100 %
Sb
b

Diketahui:
Nst Voltmeter=0,2V
1
Nst Voltmeter=0,2V=0,1V
2
Nst Amperemeter=0,0002A
1
Nst Amperemeter=0,0001A
2

Perhitungan 1 Ralat Rambat


1. Data 1
V 6,4
R= ¿ =0,267 Ω
I 24

Ralat rambat
√( )( )
2 2
SR ¿ ∂R 2 ∂R 2
. .∆V + . .∆ I
∂V 3 ∂I 3

√( )( )
2 2
1 2 6,4 2
¿ . .0 ,1 + . .0,0001 =0,00278
24 3 24 3
2

Ralat relatif

Rf= ||
SR
R
x 100 %

¿|0,00278
0,267 |
x 100 %=1,04167 %

2. Data 2
V 6,0
R= ¿ =0,26087 Ω
I 23

Ralat rambat

√( )( )
2 2
SR ¿ ∂R 2 ∂R 2
. .∆V + . .∆ I
∂V 3 ∂I 3

√( ) ( )
2 2
1 2 6,0 2
¿ . .0 , 1 + . .0,0001 =0,0029
23 3 232 3

Ralat relatif

Rf= ||
SR
R
x 100 %

¿|0,26087
0,0029
|x 100 %=1 , 11%
3. Data 3
V 5,8
R= ¿ =0,25778 Ω
I 22, 5

Ralat rambat

√( )( )
2 2
SR ¿ ∂R 2 ∂R 2
. .∆V + . .∆ I
∂V 3 ∂I 3

√ 22 ,5 3 22 ,5 . 3 .0,0001) =0,00296
¿ ( . .0 ,1 ) + (
2 2
1 2 5,8 2
2

Ralat relatif

Rf=
SR
R||x 100 %

¿|0,00296
0,25778 |
x 100 %=1,14943 %
4. Data 4
V 5,6
R= ¿ =0,26047 Ω
I 21, 5

Ralat rambat

√( )( )
2 2
SR ¿ ∂R 2 ∂R 2
. .∆V + . .∆ I
∂V 3 ∂I 3


¿ ( . .0 ,1 ) + ( . .0,0001 ) =0,0031
2 2
1 2 5,6 2
21 ,5 3 21 ,5 3
2

Ralat relatif

Rf= ||
SR
R
x 100 %

¿|0,26047
0,0031
|x 100 %=1,19048 %
5. Data 5
V 5,4
R= ¿ =0,26341 Ω
I 20 ,5

Ralat rambat

√( )( )
2 2
SR ¿ ∂R 2 ∂R 2
. .∆V + . .∆ I
∂V 3 ∂I 3

√ 20 , 5 3 20 , 5 . 3 .0,0001) =0,00325
¿ ( . .0 ,1 ) +(
2 2
1 2 5,4 2
2

Ralat relatif

Rf= ||
SR
R
x 100 %

¿|0,00325
0,26341 |
x 100 %=1,23457 %

6. Data 6
V 5,0
R= ¿ =0,25641 Ω
I 19 ,5

Ralat rambat

√( )( )
2 2
SR ¿ ∂R 2 ∂R 2
. .∆V + . .∆ I
∂V 3 ∂I 3

√ 19 , 5 3 19 , 5 . 3 .0,0001) =0,00342
¿ ( . .0 ,1 ) +(
2 2
1 2 5,0 2
2
Ralat relatif

Rf= ||
SR
R
x 100 %

¿|0,00342
0,25641|
x 100 %=1 ,33 %

7. Data 7
V 4,8
R= ¿ =0,25946 Ω
I 18 ,5

Ralat rambat

√( )( )
2 2
SR ¿ ∂R 2 ∂R 2
. .∆V + . .∆ I
∂V 3 ∂I 3

√ 18 , 5 3 18 , 5 . 3 .0,0001) =0,0036
¿ ( . .0 ,1 ) +(
2 2
1 2 4 ,8 2
2

Ralat relatif

Rf= ||
SR
R
x 100 %

¿|0,25946
0,0036
|x 100 %=1,389 %
8. Data 8
V 4,6
R= ¿ =0,26286 Ω
I 17 ,5

Ralat rambat

√( )( )
2 2
SR ¿ ∂R 2 ∂R 2
. .∆V + . .∆ I
∂V 3 ∂I 3

√ 17 , 5 3 17 , 5 . 3 .0,0001) =0,00381
¿ ( . .0 , 1) +(
2 2
1 2 4,6 2
2

Ralat relatif

Rf= ||
SR
R
x 100 %

¿|0,00381
0,26286 |
x 100 %=1,44928 %

9. Data 9
V 4,2
R= ¿ =0,25455 Ω
I 16 ,5

Ralat rambat
√( )( )
2 2
SR ¿ ∂R 2 ∂R 2
. .∆V + . .∆ I
∂V 3 ∂I 3

√ 16 , 5 3 16 , 5 . 3 .0,0001) =0,00404
¿ ( . .0 , 1) +(
2 2
1 2 4,2 2
2

Ralat relatif

Rf=
SR
R||x 100 %

¿|0,00404
0,25455 |
x 100 %=1,5873 %

10. Data 10
V 4,0
R= ¿ =0,25806 Ω
I 15 ,5

Ralat rambat

√( )( )
2 2
SR ¿ ∂R 2 ∂R 2
. .∆V + . .∆ I
∂V 3 ∂I 3

√ 15 , 5 3 15 , 5 . 3 .0,0001) =0,0043
¿ ( . .0 ,1 ) +(
2 2
1 2 4 ,0 2
2

Ralat relatif

Rf= ||
SR
R
x 100 %

¿|0,25806
0,0043
|x 100 %=1 , 67 %
Perhitungan 2Ralat Kuadrat Terkecil

NO x(I) y(V) x^2 y^2 xy


1 24 6,4 576 41,0 153,6
2 23 6,0 529 36,0 138
3 22,5 5,8 506,25 33,6 130,5
4 21,5 5,6 462,25 31,4 120,4
5 20,5 5,4 420,25 29,2 110,7
6 19,5 5,0 380,25 25,0 97,5
7 18,5 4,8 342,25 23,0 88,8
8 17,5 4,6 306,25 21,2 80,5
9 16,5 4,2 272,25 17,6 69,3
10 15,5 4,0 240,25 16,0 62
∑ 199 51,8 4035 273,96 1051,3
2
∑ 39601 2683,24 1,6E+07 75054,1 1105232
 sy =
√1
n−2
¿¿

=
√ 1
10−2 |
273 ,96−
=0,067201349
4035. 2683 , 24−2.199 . 51 ,8 . 1051 ,3+ 10.1105232
10. 4035−39601 |
a) Menghitung nilai a
( ∑ y ) ( ∑ x2 ) −( ∑ xy )
a= 2
n ( ∑ x )−( ∑ x )
2

51, 8 . 4035−1051 ,3
¿
10. 4035−39601
¿ 0,056176841

Ralat relatif a(Sa)


Sa=Sy
√ ∑ x2
n ( ∑ x 2 )−( ∑ x )
2

¿ 0,067201349
¿ 0,155976386
√ 4035
10. 4035−39601

Ra= | Saa|x 100 % =|0,155976386


0,056176841 |
x 100 % =0,0562 %

Jadi, nilai a adalah (0,0562± 0,156 ) dengan ralat relative sebesar 30,339% (0AP)

b) Menghitung nilai b
n ( ∑ xy ) −( ∑ x )( ∑ y )
b= 2
n ( ∑ x ) −( ∑ x )
2

10.1051 , 3−199. 51 ,8
¿
10. 4035−39601
¿ 0,273431

Ralat relatif b(Sb)


n
Sb=Sy
n ( ∑ x 2 )− ( ∑ x )
2

¿ 0,067201349
¿ 0,00762
√ 10
10. 4035−39601
Rb= | |
Sb
b
x 100 % = |
0,00762
0,273431 |
x 100 %=2,84%

Jadi, nilai b adalah (0,273 ± 0,0762 ) dengan ralat relative sebesar 2,84% (0AP)

hubungan V dan I
7.0
6.0
5.0
4.0 hubungan V
Volt (V)

dan I
3.0
2.0
1.0
0.0
24 23 22.5 21.5 20.5 19.5 18.5 17.5 16.5 15.5
Amper (I)

Grafik hubungan antara V dan I ini menjelaskan, dimana semakin tinggi nilai V maka semakin
tinggi juga nilai i nya, dan begitu pun sebaliknya ketika V turun maka I juga akan ikut turun

H. PEMBAHASAN

Percobaan ini adalah sebuah percobaan untuk memahami hubugan antara V dan I. Dimana
selama percobaan terdapat 10 kali pengulangan. Setelah melakukan percobaan dengan 10 kali
V
pengulangan, hasil yang didapat selama percobaan, nilai R melalui persamaan R=
I
menunjukkan nilai yang konstan. Hal ini menunjukkan bahwa yang sebanding hanya V dan I
sedangkan nilai R selalu berbanding tegak lurus dengan V dan I. Selanjutnya jika dilihat dari
nilai ralat rambatnya dapat disimulkan dalam pengambilan data nya cukup bagus, hal ini
dikarenakan nilai dari simpangan yang di dapat cukup kecil ketimbang nilai R nya termasuk
nilai dari ralat relatifnya pun juga demikian. Nilai ralat rambat dan ralat relatif yang di dapat,
jika di amati menunjukkan nilai yang konstan, ini tidak lain dikarenakan nilai dari R yang di
dapat dari hasil pembagian V dengan I juga konstan.

Dari percobaan ini terdapat beberapa kesulitan, yang disebabkan kesalahan pemasangan
kabel dikarenakan kurang nya pemahaman dalam melakukan percobaan, sehingga
memperlama proses pengambilan data. Maka dari itu dibutuhkan persiapan pemahaman
langkah-langkah percobaan yang matang agar tidak terjadi kekeliruan dalam melaksanakan
percobaan hukum ohm.

I. KESIMPULAN
Setelah melewati beberapa rangakaian percobaan dan perhitungan praktikum hukum Ohm,
didapat beberapa kesimpulan. Berikut ini kesimpulan yang di dapat:

 Hubungan antara tegangan (V), arus ( I), dan hambatan (R). Jika dilihat dari
persamaan hukum Ohm V =I . R yang menunjukkan tegangan sama dengan besaran
arus yang dikalikan dengan hambatan. Kemudian jika I kita pindah ke ruas kiri
V
menjadi R= maka nilai R sama dengan nila V dibagi dengan I, karena R adalah
I
variabel tetap maka nilai nya selalu menentukan nilai dari I dan V. Dan terakhir nilai I
yang selalu lebih kecil dari R, ini dikarenakan nilai I sama dengan nilai V yang dibagi
V
dengan nilai R ,seperti persmaan ini ( I = ¿.
R

V
 Untuk menentukan nilai R melalui grafik, yaitu dengan melihat persamaan R=
I
dari persamaan tersebut kemdian akan didapat beberapa nilai yang selanjutnya
dimasukkan ke dalam grafik dan membentuk sebuah nilai.

 Agar mendapatkan data yang sesuai maka dibutuhkan pembacaan skala voltmeter dan
amperemeter yang benar. Pertama yaitu dengan menset kedua multimeter menjadi
votmeter dan amperemeter, pastikan kedua polaritasnya dalam ke adaan arus searah
atau DC. Karena DC maka pemasangan ujung-ujung kabel harus tepat dengan kutub
nya, sesuai dengan gambar set alat percobaan. Jika sudah maka ambil data dengan cara
membaca sekala. Dimana skala penunjuk dibagi dengan skala maksimal, kemudian
dibagi dengan penunjuk selektor, dan cara ini berlaku untuk voltmeter maupun
amperemeter.

J. DAFTAR PUSTAKA

Asran. (2014). Bahan Ajar Rangkaian Listrik 1. Aceh Utara: Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh Jurusan Teknik Elektro.

Mulyana, F., & Ismanto. (2022). Dasar-Dasar Teknik Elektronika Semester 2. Jakarta:
Kementrian Pendidikan ,Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Ponto, H. (2018). Dasar Teknik Listrik. Sleman : Deepublish Publisher.

Sinabutar, D., & Sibarani, M. T. (2019). Pembuatan Modul Praktek Pengukuran Tegangan
Dan Arus Pada Rangkaian listrik Di SMP Swasta Perguruan Nasional Sidikalang.
Jurnal Inovtek Polbeng, 356-361.

Sundaygara, C., Pranata, K. B., & Sayadi, M. (2018). Bahan Ajar Media Pembelajaran
Percobaan Fisika Materi Listrik Magnet. Malang: Media Nusa Creative.
K. LAMPIRAN

I. TUGAS PERTANYAAN
1. Buatlah grafik hubungan antara I sebagai sumbu X dan V sebagai sumbu Y.
Dari grafik yang di hasilkan bagaimana nilai V bila bertambah besar?
Jawab:

hubungan V dan I
7.0
6.0
5.0
4.0 hubungan
Volt (V)

V dan I
3.0
2.0
1.0
0.0
24 23 22.5 21.5 20.5 19.5 18.5 17.5 16.5 15.5
Amper (I)

Dari grafik yang di dapat, jika nilai I semakin naik maka nilai V juga akan ikut
akan ikut naik. Namun karena data yang didapat dari nilai terbesar ke nilai
terkecil, maka bentuk grafik yang di dapat terbalik

2. Bagaimanakah bentuk grafiknya (lurus/lengkung/parabola)?


Jawab:
Bentuk grafik yang di dapatkan adalah lurus atau linear.

3. Dari grafik hasil percobaan tersebut, turunkanlah rumus hubungan antara V


dan I!
Jawab:
V dan I berasal dari rapat arus yang nilainya sebanding gaya per satuan
𝒥≈F
Dimana 𝒥 adalah rapat arus dan F adalah gaya per satuan muatan

Agar menjadi sebuah persamaan, maka ditambahkan konstanta sehingga


menjadi :
𝒥=𝜎𝐹
𝒥 = 𝜎 ((𝐸 + 𝑣) × 𝐵)
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝜎 = koefisien konduktifitas
𝐸 = vektor medan listrik
𝑣 = kecepatan muatan
𝐵 = vektor medan magnet
Kawat resistor dengan luas penampang 𝐴 dan panjang 𝐿 dengan koefisien
konduktivitas 𝜎, serta dengan beda potensial ujung-ujungnya ∆𝑉. Dapat
dituliskan persaamannya menjadi :
𝐽=𝜎𝐸
𝐽 = 𝜎 ∆𝑉 𝐿
∆𝑉 = 𝐽𝐿 σ
∆𝑉 = 𝐼 𝐴 1 𝜌 𝐿
∆𝑉 = 𝐼 𝐴 𝜌𝐿
∆𝑉 = 𝐼

4. Bila hukum Ohm menyatakan V=IR dimana V adalah tegangan, I kuat arus
dan R hambatan yang menyatakan konstanta perbandingan. Sesuaikan hasil
percobaan ini dengan hukumohm tersebut!
Jawab:
Jika melihat persamaan dari hukum Ohm yang jika di variasi dan kemudian
menghasilkan sebuah pengertian dimana I dan V sebanding. Maka hasil dari
percobaan sesuai, karena grafik menunjukkan penurunan nilai dari V dan nilai
I juga ikut turun.

5. Apakah satuan besaran R, dan apakah nilai R berubah apabila tegangan V atau
kuat arus I berubah nilainya? Lalu kira-kira apakah yang mempengaruhi nilai
hambatan R itu?
Jawab:
Satuan dari R adalah Ohm(Ω ). Nilai R disini adalah variabel tetap, maka
nilainya tidak bisa dipengaruhi oleh I dan V, hanya dalam mencari besaran
nilainya saja yang menggunakan I dan V. Kemudian yang mempengaruhi
nilai dari R itu sendiri adalah bahan penyusun hambatan itu sendiri serta luas
penampang dari hambatan tersebut.

II. DOKUMENTASI
 Alat dan kegunaan

N NAMA ALAT DAN KEGUNAAN/FUNGSI GAMBAR ALAT PERCOBAAN


O BAHAN
1 Hambatan 270Ω Sebagai hambatan
2 Sumber tegangan Sebagai sumber
DC tegangan

3 2 Multimeter Mengukur arus dan


tegangan

4 Kabel Menyalurkan tegangan

5 Hambatan geser Memvariasi besaran


hambatan

6 Hambatan 100k Ω Sebagai hambatan

 Proses pengambilan data


III. LAPORAN SEMENTARA
IV. CEK PLAGIASI

Anda mungkin juga menyukai