Anda di halaman 1dari 21

M.

Naufal Farras
140310190065

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Arus listrik
adalah aliran muatan listrik yang melalui atau mengalir setiap satu aturan waktu.
Arus listrik dibagi menjadi 2 yaitu AC dan DC. Arus DC adalah arus listrik yang
searah dimana setiap arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.
Sedangkan arus AC adalah arus listrik yang bolak balik dan arus ini selalu
membentuk gelombang sinusoida.
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter
Christie pada 1833 dan meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles
Wheatstone pada tahun 1843. Ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak
diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian
jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan
aslinya potensiometer. Jembatan Wheatstone adalah suatu alat pengukur, alat ini
dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran
terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali umpamanya saja suatu
kebocoran dari kabel tanah/ kartsluiting dan sebagainya.
1.2 Tujuan Percobaan

1. Memahami fungsi hambatan (resistensi) dalam rangkaian listrik


2. Menentukan besarnya hambatan listrik dengan menggunakan metode
“Jembatan Wheatstone”

2
M.Naufal Farras
140310190065

BAB II

METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Fungsi

- Sumber tegangan arus searah

Sebagai sumber tegangan

- Bangku hambatan

Hambatan yang tidak bisa bisa diubah ubah tetapi dapat membagi
tegangan pada suatu rangkaian

- Tiga hambatan listrik yang belum diketahui besarnya x1, x2, x3.

Digunakan untuk mencari hambatannya

- Galvanometer

Untuk menentukan keberadaan, arah dan kekuatan dari sebuah arus listrik
dalam konduktor

- Kawat hambatan lurus serba sama pada mistar

Sebagai jembatan wheatstone

- Kabel penghubung

Untuk menghubungkan antar komponen sehingga membentuk rangkaian

2.2 Prosedur

1. Disusun rangkaian untuk percobaan dengan x, pada sisi DD perhatikan supaya


penghubung arus S masih tetap terbuka menggunakan Rb 500 ohm dan rangkaian
belum boleh di hubungkan ke sumber tegangan

2. Hubungkan rangkaian dengan sumber tegangan E = 3volt, dan tutuplah


penghubung arus S

3
M.Naufal Farras
140310190065

3. Geser geser kontak geser C agar jarum dari G menunjuk ke nol

4. Catat Panjang L1 dan L2

5. Ganti nilai Rb dengan 400 ohm dan ulangi langkah 1-4

6. Ulangi prosedur diatas untuk X2 dan X3

4
M.Naufal Farras
140310190065

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Percobaan

1. Data percobaan pertama Rx1 dengan Rb 500 Ohm

(L1 ± ∆L1) (L2 ± ∆L2) Rx ± ∆Rx R x ±Δ R x


No
cm cm (ohm) (ohm)
1 54±0,05 6±0,05
2 55±0,05 5±0,05
3 55±0,05 5±0,05
4 54,5±0,05 5,5±0,05
5 54±0,05 6±0,05
Tabel 3.1 data percobaan pertama

2. Data percobaan kedua Rx2 dengan Rb 500 Ohm

(L1 ± ∆L1) (L2 ± ∆L2) Rx ± ∆Rx R x ±Δ R x


No
cm cm (ohm) (ohm)
1 51.5 ± 0,05 8.5 ± 0,05
2 53 ± 0,05 7 ± 0,05
3 53 ± 0,05 7 ± 0,05
4 53 ± 0,05 7 ± 0,05
5 53 ± 0,05 7 ± 0,05
Tabel 3.2 data percobaan ke dua

5
M.Naufal Farras
140310190065

3. Data percobaan ketiga Rx3 dengan Rb 500 Ohm

(L1 ± ∆L1) (L2 ± ∆L2) Rx ± ∆Rx R x ±Δ R x


No
cm cm (ohm) (ohm)
1 50 ± 0,05 10 ± 0,05
2 51 ± 0,05 9 ± 0,05
3 50,5 ± 0,05 9,5 ± 0,05
4 51 ± 0,05 9 ± 0,05
5 51 ± 0,05 9 ± 0,05
Tabel 3.3 data percobaan ke tiga

4. Data percobaan keempat Rx1 dengan Rb 400 Ohm

(L1 ± ∆L1) (L2 ± ∆L2) Rx ± ∆Rx R x ±Δ R x


No
cm cm (ohm) (ohm)
1 40 ± 0,05 20 ± 0,05
2 48 ± 0,05 12 ± 0,05
3 49 ± 0,05 11 ± 0,05
4 52,5 ± 0,05 7,5 ± 0,05
5 53± 0,05 7 ± 0,05
Tabel 3.4 data percobaan ke empat

5. Data percobaan kelima Rx2 dengan Rb 400 Ohm

(L1 ± ∆L1) (L2 ± ∆L2) Rx ± ∆Rx R x ±Δ R x


No
cm cm (ohm) (ohm)
1 58 ± 0,05 8 ± 0,05
2 58 ± 0,05 8 ± 0,05
3 58 ± 0,05 8 ± 0,05

6
M.Naufal Farras
140310190065

4 58 ± 0,05 8 ± 0,05
5 58 ± 0,05 8 ± 0,05
Tabel 3.5data percobaan ke lima

6. Data percobaan keenam Rx3 dengan Rb 400 Ohm

(L1 ± ∆L1) (L2 ± ∆L2) Rx ± ∆Rx R x ±Δ R x


No
cm cm (ohm) (ohm)
1 49 ± 0,05 11 ± 0,05
2 49 ± 0,05 11 ± 0,05
3 49 ± 0,05 11 ± 0,05
4 50 ± 0,05 10 ± 0,05
5 49,5± 0,05 4,5 ± 0,05
Tabel 3.6 data percobaan ke enam

3.2 Pengolahan Data

Dari datatersebut, dicari nilai dari hambatan, nilai sesatan hambatan, nilai
hambatan rata-rata, nilai sesatan hambatan rata-rata, nilai konstanta kesalahan
relatif (KSR), dan nilai kalibrasi peralatan (KP).

Rumus nilai hambatan:

L2
R x= .R
L1 b

Rumus nilai sesatan hambatan:

Δ R x=
[| | | | | |]
Δ L1 Δ L2 Δ R b
L1
+
L2
+
Rb
. Rx

7
M.Naufal Farras
140310190065

Penulisan nilai hambatan:

Rx ± ΔRx

Keterangan:

Rx = Hambatan

ΔRx = Nilai sesatan hambatan

L1 = Panjang 1

Δ L1 = Nilai sesatan dari L1

L2 = Panjang 2

Δ L2 = Nilai sesatan dari L2

Rb = Bangku hambatan

Δ Rb = Nilai sesatan dari bangku hambatan

Rx ± ΔRx = Penulisan nilai hambatan yang dicari nilainya

Rumus nilai hambatan rata-rata:

R x=
∑ Rx
N

Rumus nilai sesatan hambatan rata-rata:

Δ R x =√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

Penulisan nilai hambatan rata-rata:

Rx ± Δ Rx

8
M.Naufal Farras
140310190065

Keterangan:

Rx = Hambatan rata-rata

Δ Rx = Nilai sesatan hambatan rata-rata

∑ Rx = Total hambatan

N = Jumlah data

Rumus nilai konstanta kesalahan relatif:

KSR=
| Rlit |
R x −Rlit
. 100 %

Rumus nilai kalibrasi peralatan:

KP=100 %−KSR

R x±Δ R x
(L1±L1) (L2±DL2) Rx± Δ R x
No cm cm (Ohm) (ohm)
1 54±0,05 6±0,05 55,5±0,56
2 55±0,05 5±0,05 45,45±0,54
3 55±0,05 5±0,05 45,45±0,54
4 54,5±0,05 5,5±0,05 50,5±0,56
5 54±0,05 6±0,05 55,6±0,57 50,5 ± 2,26
Tabel 3.2.1 Rx1 dengan 500 Ohm

[| | | | | | ]
❑ ❑ ❑
∆L2 ∆ L1 ∆ Rb
∆ Rx= + + x Rx
L2 L1 Rb

9
M.Naufal Farras
140310190065

[| | | | | | ]
❑ ❑ ❑
0 , 05 0 ,05 0,5
∆ Rx 1= + + x 55 , 6
6 54 500

∆ Rx 1=0 , 57

[| | | | | | ]
❑ ❑ ❑
0 , 05 0 , 05 0 ,5
∆ Rx 2= + + x 45 ,5
5 55 500

∆ Rx 2=0 , 54

[| | | | | | ]
❑ ❑ ❑
0 , 05 0 , 05 0 ,5
∆ Rx 3= + + x 45 , 5
5 55 500

∆ Rx 3=¿0,54

[| | | | | | ]
❑ ❑ ❑
0 , 05 0 , 05 0,5
∆ Rx 4= + + x 50 , 5
5,5 54 , 5 500

∆ Rx 4=0 , 56

[| | | | | | ]
❑ ❑ ❑
0 , 05 0 , 05 0 ,5
∆ Rx 5= + + x 55 , 6
6 54 500

∆ Rx 5=0 , 57

R x=
∑ Rx
N
(55 , 6 )+ ( 45 , 5 ) + ( 45 , 5 ) + ( 50 , 5 ) +(55 ,6)
R x=
5
252 , 5
R x=
5
R x =50 ,5

Δ R x =√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

Δ R x=
√ 102, 03
5 ( 5−1 )
Δ R x =2 , 26

10
M.Naufal Farras
140310190065

KSR=
| Rlit |
R x −Rlit
. 100 %

KSR= |50 ,505−50|. 100 %


KSR=0 ,01

KP=100 %−0 , 01
KP=99 , 99 %

R x±Δ R x
(L1±L1) (L2±DL2) Rx± Δ R x
No cm cm (Ohm) (ohm)
1 51,5±0,05 8,5±0,05 82,52±0,65
2 53±0,05 7±0,05 66,04±0,60
3 53±0,05 7±0,05 66,04±0,60
4 53,5±0,05 7±0,05 66,04±0,60
5 53±0,05 7±0,05 66,04±0,60 69,34 ± 3,30
Tabel 3.2.2 Rx2 dengan 500 Ohm

∆ Rx= |[ ∆LL22|+|∆L1L 1|+| ∆RbRb |] Rx


[ 8.5 |+|51.5|+|500|] x 82.52
∆ Rx 1= |
0.05 0.05 0.5

∆ Rx 1=0.65 ohm

∆ Rx 2=
[| | | | | |]
0.05 0.05 0.5
7
+
53
+
500
x 66.04

∆ Rx 2=0.60 ohm

∆ Rx 3=
[| | | | | |]
0.05 0.05 0.5
7
+
53
+
500
x 66.04

∆ Rx 3=0.60 ohm

∆ Rx 4= |[ 0.057|+|0.05
53 |+|
500|]
0.5
x 66.04

11
M.Naufal Farras
140310190065

∆ Rx 4=0.60 ohm

∆ Rx 5= |[ 0.057|+|0.05
53 |+|
500|]
0.5
x 66.04

∆ Rx 5=0.60 ohm

R x=
∑ Rx
N
( 82.52 )+ ( 66.04 ) + ( 66.04 ) + ( 66.04 )+(66.04 )
R x=
5
R x =69.34 ohm

Δ R x =√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

Δ R x=
√ 217.44
20
ohm

Δ R x =3.30 ohm

KSR=
| R x −Rlit
Rlit |
. 100 %

KSR= |69.34−75
75 |. 100 %
KSR=|
75 |
−10.66
. 100 %

KSR=0.1421. 100 %
KSR=14.21 %

KP=100 %−KSR
KP=100 %−14.21 %
KP=85.79 %

12
M.Naufal Farras
140310190065

R x±Δ R x
N (L1±L1) (L2±DL2) Rx± Δ R x
o cm cm (Ohm) (ohm)
1 50±0,05 10±0,05 100±0,7
2 51±0,05 9±0,05 88,2±0,66
3 50,5±0,05 9,5±0,05 94,05±0,68
4 51±0,05 9±0,05 88,2±0,66
5 51±0,05 9±0,05 88,2±0,66
Tabel 3.2.3 Rx3 dengan Rb 500 Ohm

∆ Rx=
[| | | | | |]
∆ L 2 ∆ L 1 ∆ Rb
L2
+
L1
+
Rb
Rx

∆ Rx 1=
[| | | | | |]
0.05 0.05 0.5
10
+
50
+
500
x 100

∆ Rx 1=0.7 ohm

∆ Rx 2= |[ 0.059|+|0.05
51 |+|
500|]
0.5
x 88 , 2

∆ Rx 2=0.66 ohm

∆ Rx 3=
[| | | | | |]
0.05 0.05
+ +
0.5
9 , 5 50 , 5 500
x 94 , 05

∆ Rx 3=0.68 ohm

∆ Rx 4=
[| | | | | |]
0.05 0.05 0.5
9
+
51
+
500
x 88 , 2

∆ Rx 4=0.66 ohm

∆ Rx 5= |[ 0.059|+|0.05
51 |+|
500|]
0.5
x 88 , 2

∆ Rx 5=0.66 ohm

R x=
∑ Rx
N
(100 )+ ( 88 , 2 )+ ( 94 , 05 ) + ( 88 , 2 ) +(88 , 2)
R x=
5
R x =91 , 73 ohm

13
M.Naufal Farras
140310190065

Δ R x =√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

Δ R x=
√ 134.630 ,28
20
ohm

Δ R x =82 , 04 ohm

KSR=
| Rlit |
R x −Rlit
. 100 %

KSR= |91 , 73−50


50 |. 100 %
KSR=|
50 |
41, 73
.100 %

KSR=0.8346 .100 %
KSR=83 , 46 %

KP=100 %−KSR
KP=100 %−83 , 46 %

KP=16 , 54 %

R x±Δ R x
N (L1±L1 (L2±DL2) Rx± Δ R x
o ) cm cm (Ohm) (ohm)
1 40±0,05 20±0,05 200±1
2 48±0,05 12±0,05 100±0,64
3 49±0,05 11±0,05 89,79±0,61
52,5±0,0
4 5 7,5±0,05 57,14±0,50 99 , 9
5 53±0,05 7±0,05 52,83±0,49 ±89,41
Tabel 3.2.4. Rx1 dengan Rb 400 Ohm

∆ Rx= |[ ∆LL22|+|∆L1L 1|+| ∆RbRb |] Rx


14
M.Naufal Farras
140310190065

∆ Rx 1= |[ 0.05
20 |+|
40 | | 400 |]
0.05 0.5
+ x 200

∆ Rx 1=1 ohm

∆ Rx 2=
[| | | | | |]
0.05 0.05 0.5
12
+
48
+
400
x 100

∆ Rx 2=0.64 ohm

∆ Rx 3=
[| | | | | |]
0.05 0.05 0.5
11
+
49
+
400
x 89.80

∆ Rx 3=0.61 ohm

∆ Rx 4=
[| | | | | |]
0.05 0.05 0.5
7.5
+ +
52.5 400
x 57 ,15

∆ Rx 4=0.50 ohm

∆ Rx 5= |[ 0.057|+|0.05
53 |+|
400 |]
0.5
x 52.84

∆ Rx 5=0.49 ohm

R x=
∑ Rx
N
(200 ) + ( 100 ) + ( 89 , 8 ) + ( 57 , 15 ) +(52, 84)
R x=
5
R x =99 , 96 ohm

Δ R x =√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
Δ R x =√ ¿ ¿ ¿
Δ R x =89 , 41ohm

KSR=
| R x −Rlit
Rlit |
. 100 %

KSR= |99 , 96−50


50 |.100 %
KSR=0,9992%

15
M.Naufal Farras
140310190065

KP=100 %−KSR
KP=100 %−0,9992 %
KP=99,0008 %

R x±Δ R x
(L1±L1) (L2±DL2) Rx± Δ R x
No cm cm (Ohm) (ohm)
1 58±0,05 8±0,05 61,53±0,52
2 58±0,05 8±0,05 61,53±0,52
3 58±0,05 8±0,05 61,53±0,52
4 58±0,05 8±0,05 61,53±0,52
5 58±0,05 8±0,05 61,53±0,52 61,53 ± 55,03
Tabel 3.2.5. Rx2 dengan Rb 400 Ohm

∆ Rx= |[ ∆LL22|+|∆L1L 1|+| ∆RbRb |] Rx


[ 8 |+| 58 |+|400|] x 61 , 53
∆ Rx 1= |
0.05 0.05 0.5

∆ Rx 1=0 , 52ohm

∆ Rx 2=
[| | | | | |]
0.05 0.05 0.5
8
+
58
+
400
x 61, 53

∆ Rx 2=0.52 ohm

∆ Rx 3=
[| | | | | |]
0.05 0.05 0.5
8
+
58
+
400
x 61 ,53

∆ Rx 3=0.52 ohm

∆ Rx 4= |[ 0.058|+|0.05
58 |+|
400 |]
0.5
x 61, 53

∆ Rx 4=0.52 ohm

∆ Rx 5=
[| | | | | |]
0.05 0.05 0.5
8
+
58
+
400
x 61 ,53

∆ Rx 5=0.52 ohm

16
M.Naufal Farras
140310190065

R x=
∑ Rx
N
( 61, 53 ) + ( 61 , 53 ) + ( 61 ,53 )+ ( 61 ,53 )+(61 ,53)
R x=
5
R x =61 ,53 ohm

Δ R x =√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
Δ R x =√ ¿ ¿ ¿
Δ R x =55 , 03 ohm

KSR=
| R x −Rlit
Rlit |
. 100 %

KSR= |61 , 53−75


75 |. 100 %
KSR=17 ,96 %
KP=100 %−KSR
KP=100 %−17 , 96 %
KP=82 , 04 %

R x±Δ R x
(L1±L1) (L2±DL2) Rx± Δ R x
No cm cm (Ohm) (ohm)
1 49±0,05 11±0,05 89,79±0,61
2 49±0,05 11±0,05 89,79±0,61
3 49±0,05 11±0,05 89,79±0,61
4 50±0,05 10±0,05 80±0,58
5 49,5±0,05 10,5±0,05 84,84±0,59 86,84 ± 77,67
Tabel 3.2.6 Rx3 dengan 400 Ohm

[√| | | | | | ] x Rx
❑ ❑ ❑
∆ L2 ∆ L1 ∆ Rb
∆ Rx= + +
L2 L1 Rb

17
M.Naufal Farras
140310190065

[√| | | | | | ] x 89 ,79
❑ ❑ ❑
0 , 05 0 , 05 0,5
∆ Rx 1= + +
11 49 400

∆ Rx 1=¿0,61

[√| | | | | | ] x Rx
❑ ❑ ❑
∆ L2 ∆ L1 ∆ Rb
∆ Rx 2= + +
L2 L1 Rb

[√| | | | | | ] x 89 ,79
❑ ❑ ❑
0 , 05 0 , 05 0,5
∆ Rx 2= + +
11 49 400
∆ Rx 2=¿0,61

[√| | | | | | ] x Rx
❑ ❑ ❑
∆ L2 ∆L1 ∆ Rb
∆ Rx 3= + +
L2 L1 Rb

[√| | | | | | ] x 89 ,79
❑ ❑ ❑
0 , 05 0 ,05 0 ,5
∆ Rx 3= + +
11 49 400
∆ Rx 3=¿0,61

[√| | | | | | ] x Rx
❑ ❑ ❑
∆ L2 ∆ L1 ∆ Rb
∆ Rx 4= + +
L2 L1 Rb

[√| | | | | | ] x 80
❑ ❑ ❑
0 , 05 0 , 05 0,5
∆ Rx 4= + +
10 50 400
∆ Rx 4=¿0,58

[√| | | | | | ] x Rx
❑ ❑ ❑
∆ L2 ∆L1 ∆ Rb
∆ Rx 5= + +
L2 L1 Rb

[√| | | | | | ] x 84 , 84
❑ ❑ ❑
0 , 05 0 ,05 0 ,5
∆ Rx 5= + +
10 , 5 49 ,5 400
∆ Rx 5=¿0,59

R x=
∑ Rx
N
R x =¿86,84

Δ R x =√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
Δ R x =¿ 77,67

18
M.Naufal Farras
140310190065

KSR=
| Rlit |
R x −Rlit
. 100 %

KSR=¿ 48,22%
KP=100 %−KSR
KP=¿ 51,78

3.3 Analisis Data

Dari data yang kita peroleh diatas, maka kita mendapatkan hasil berupa nilai
hambatan, hambatan rata rata, ksr dan kp dari data tersebut.

3.3.1 Analisis Data Pertama


Pada data pertama yang ada pada tabel 3.2.1 dengan bangku hambatan sebesar
500 Ω diperoleh nilai hambatan rata rata sebesar 50,5 Ω dan nilai sesatan rata rata
2,26 Ω sehingga diperoleh 50,5 ± 2,26.

Pada data tersebut mempunyai nilai konstanta kesalahan relative sebesar 0 , 01 %


dan mempunyai nilai kalibrasi peralatan sebesar 99 , 99 %

3.3.2 Analisis Data ke Dua


Pada data ke dua yang ada pada tabel 3.2.2 dengan bangku hambatan sebesar 500
Ω diperoleh nilai hambatan rata rata sebesar 69,34 Ω dan nilai sesatan rata rata
3,30 Ω sehingga diperoleh 69,34 ± 3,30

Pada data tersebut mempunyai nilai konstanta kesalahan relative sebesar 14 , 21 %


dan mempunyai nilai kalibrasi peralatan sebesar 85 , 79 %

3.3.3 Analisis Data ke Tiga


Pada data ke tiga yang ada pada tabel 3.2.3 dengan bangku hambatan sebesar 500
Ω diperoleh nilai hambatan rata rata sebesar 91,73 Ω dan nilai sesatan rata rata
82,04 Ω sehingga diperoleh 91 , 73 ± 82 , 04

19
M.Naufal Farras
140310190065

Pada data tersebut mempunyai nilai konstanta kesalahan relative sebesar 83 , 46 %


dan mempunyai nilai kalibrasi peralatan sebesar 16 , 54 %

3.3.4 Analisis Data ke Empat


Pada data ke empat yang ada pada tabel 3.2.4 dengan bangku hambatan sebesar
400 Ω diperoleh nilai hambatan rata rata sebesar 99,96 Ω dan nilai sesatan rata
rata 89,41 Ω sehingga diperoleh 99 , 96 ± 89 , 41

Pada data tersebut mempunyai nilai konstanta kesalahan relative sebesar 0,9992 %
dan mempunyai nilai kalibrasi peralatan sebesar 99,0008 %
3.3.5 Analisis Data ke Lima
Pada data ke lima yang ada pada tabel 3.2.5 dengan bangku hambatan sebesar 400
Ω diperoleh nilai hambatan rata rata sebesar 61,53 Ω dan nilai sesatan rata rata
55,03 Ω sehingga diperoleh 61,53 ± 55,03

Pada data tersebut mempunyai nilai konstanta kesalahan relative sebesar 17 , 96 %


dan mempunyai nilai kalibrasi peralatan sebesar 82 , 04 %

3.3.6 Analisis Data ke Enam


Pada data ke enam yang ada pada tabel 3.2.6 dengan bangku hambatan sebesar
400 Ω diperoleh nilai hambatan rata rata sebesar 86,84 Ω dan nilai sesatan rata
rata 77,67 Ω sehingga diperoleh 86,84 ± 77,67

Pada data tersebut mempunyai nilai konstanta kesalahan relative sebesar


48 ,22 % % dan mempunyai nilai kalibrasi peralatan sebesar 51 ,78 %

20
M.Naufal Farras
140310190065

BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Jembatan Wheatstone adalah suatu alat pengukur, alat ini dipergunakan
untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap
suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali.

4.2 Dapat mengetahui cara menggunakan galvanometer, dan juga prinsip


kerjanya

4.3 Dapat mengetahui pengertian, fungsi, dan prinsip kerja dari jembatan
wheatstone, dan juga prinsip kerjanya

21
M.Naufal Farras
140310190065

4.4 Mendapatkan hasil berupa nilai hambatan, hambatan rata rata, KSR dan
kP dari setiap data yang di peroleh

Daftar Pustaka
[1] Haliday,D.,Resnick,R.,Walker.J.2005.Fisika Dasar(7).Jakarta: Erlangga

[2] Tipler, P. A. (1998). FISIKA Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
[3] Young,Hough & Roger (2002). Fisika Universitas. Bandung: Erlangga.

22

Anda mungkin juga menyukai