Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

JEMBATAN WHEATSTONE

Disusun Oleh :

NAMA : JEKSON MOWATA

NIM : 4520123003

PRODI : FISIKA

FAKULTAS ILMU ALAM DAN TEKNOLOGI REKAYASA

(FIATER)

PROGRAM STUDI

FISIKA

UNIVERSITAS HALMAHERAA

TOBELO

2024

IDENTITAS
Nama : Jekson Mowata

NIM : 4520123003

Prodi : FISIKA

Fakultas : FIATER

Judul Praktikum : Deviasi dan Indeks Bias Prisma

Tanggal pelaksanaan praktikum : Rabu, 8 Maret 2024

Tanggal pemasukan laporan : Kamis, 21 Maret 2023

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan pada praktikum Fisika Dasar 2 tentang Jembatan Wheatstone adalah:

1. Mampu mengukur dan menentukan besarnya hambatan Resistor dengan menggunankan prinsip
Jembatan Wheatstone
2. Menentukan hambatan jenis kawat penghantar.
3. Membuktikan persamaan hambatan ekuivalen seri dan paralel dengan menggunakan data
percobaan ini.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Papan jembatan 1 buah


2. Batu baterai dan dudukan 1 buah
3. Galvanometer 1 buah
4. Kabel jepitan 12 ujung
5. Resistor 2 buah
6. Resistance box 1 buah

III. DASAR TEORI

Rangkaian Jembatan Wheatstone adalah susunan dari 4 buah hambatan, yang mana dua dari
hambatan tersebut adalah hambatan variabel dan hambatan yang belum diketahui besarnya yang
disusun secara seri satu sama lain dan pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah galvanometer dan
pada 2 titik diagonal lainnya diberikan sumber tegangan. Dengan mengatur sedemikian rupa besar
hambatan variabel sehingga arus yang mengalir pada Galvanometer = 0, dalam keadaan ini jembatan
disebut seimbang, sehingga sesuai dengan hukum Ohm berlaku persamaan :

R1 × R2=R 3 × R x

Persamaan tersebut bila dijabarkan akan menjadi sebagai berikut:

R1 × R2=R 3 × R x

R2
R x= × R1
R3

Bila nilai R1 dan R3 diganti dengan panjang kawat L1 dan L2 maka rumus di atas dapat ditulis sebagai
berikut:

L1
R x= × R2
L2

IV. JALANNYA PERCOBAAN

1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar


2. Mengatur kontak geser K sehingga galvanometer menunjuk angka nol
3. Mengukur panjang L1 dan L2 sebanyak hingga 5 kali
4. Mengganti RX dengan RY dan melakukan langkah 2 dan langkah 3
5. Menyusun RX dan RY secara seri kemudian ditempatkan pada posisi RX dan melakukan langkah
3 kembali
6. Mengganti susunan RX dan RY secara paralel kemudian melakukan langkah 3 kembali

V. DATA HASIL PENGAMATAN

Percobaan R2 (k Ώ) L1 (cm) L2 (cm) Panjang Diameter Massa (g)


Kawat (cm) (mm)
RX 10 1 8
RY 10 3,6 77,4
RX/RY seri 10 4,13 76,87 127,9 2,8 1,196
RX/RY pararel 10 1,3 79,7
RX + kawat 10 41,03 39,97
RY + kawat 10 50,96 30,04

VI. PENGOLAHAN DATA

 Menentukan nilai Rx

L1
R x= × R2
L2

1
R x = ×10=0,125 ×10=1 ,25 Ω
8

 Menentukan nilai Ry

L1
Ry = × R2
L2

3 ,6
Ry = × 10=0,465 ×10=4 , 65 Ω
77 , 4

 Menentukan nilai Rx dan Ry (susunan seri)

L1
RX / RY seri= × R2
L2

4 ,13
RX / RY seri= ×10=0,537 ×10=5 ,37 Ω
76 , 87

 Menentukan nilai Rx dan Ry (susunan paralel)

L1
RX / RY paralel= × R2
L2
1,3
RX / RY paralel= × 10=0,163 × 10=1 , 63 Ω
79 , 7

 Penentuan nilai hambatan jenis kawat baja

L1
RX Kawat = × R2
L2

41 , 03
RX Kawat = × 10=1,026 × 10=10 , 26 Ω
39 , 97

 Penentuan nilai hambatan jenis kawat baja

L1
RY Kawat = × R2
L2

50 , 96
RY Kawat = × 10=1,696 × 10=16 , 96 Ω
30 , 04

VII. PEMBAHASAN

 Analisis Data

Kami melakukan perhitungan dan pengolahan data mengenai penentuan hambatan yang
dimiliki oleh resistor dalam praktikum Fisika Dasar II ini.

Untuk menentukan hambatan yang dimiliki oleh resistor, dengan rangkaian Jembatan
Wheatstone kami mencari terlebih dahulu mengatur kontak geser dari galvanometer pada kawat
penghantar kemudian digeser-geserkan sedemikian rupa hingga skala yang ditunjuk oleh
galvanometer adalah nol. Setelah ditemukan titik lokasi tersebut, dapat ditentukan L 1 dan L2.

L1 yang kami gunakan bernilai besar, sedangkan L2 bernilai kecil. Pertama-tama, kami
menentukan dahulu nilai L2, kemudian L1 ditentukan dengan cara:

L2=100−L1

karena terdapat hubungan yaitu L1 + L2 adalah panjang kawat penghantar yang dipakai dalam
praktikum ini, yaitu 1 meter (100 cm).

Untuk menghitung nilai hambatan yang belum diketahui besarnya, kami menggunakan
persamaan yang berkaitan dengan hukum Ohm:

L1
R x= × R2
L2
Terdapat 4 nilai hambatan yang akan ditentukan, yaitu Rx, Ry, Rx dan Ry yang disusun secara
seri, serta Rx dan Ry yang disusun secara paralel. Dalam menentukan nilai Rx dan Ry yang
disusun secara seri dan paralel, kami menggunakan dua metode penyelesaian:

o Penyelesaian nilai Rx dan Ry yang disusun secara seri dan paralel dengan menggunakan
data hasil pengamatan kemudian dihitung menggunakan persamaan hukum Ohm

L1
R seri= × R2
L2

L1
R paralel= × R2
L2

o Penyelesaian nilai Rx dan Ry yang disusun secara seri dan paralel dengan menggunakan
rumus R pengganti:

R seri=R 1+ R 2+ R 3+ …=R x + R y

1 1 1 1 1 1
= + + + …= +
R paralel R 1 R 2 R3 Rx R y

Mengenai kedua nilai hambatan pada resistor, baik yang disusun secara seri maupun
paralel, kami menentukan nilai ketidaktelitian menggunakan standar deviasi. Hasil menunjukkan
bahwa nilai kesalahan untuk hambatan resistor yang disusun seri maupun paralel memiliki
persentase yang kecil (0,24% untuk penyusunan seri; 0,46% untuk penyusunan paralel) sehingga
dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai tersebut sangat akurat.

Untuk menentukan hambatan jenis kawat (ρ), kami mencari terlebih dahulu nilai hambatan
pada kawat. Nilai hambatan pada kawat dapat ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan
dengan menggunakan rumus hukum Ohm seperti penjelasan di atas. Setelah itu, kami
menentukan nilai hambatan jenis kawat dengan menggunaka rumus berikut:

L
Rkawat = ρ
A

VIII. PENUTUP

A.) Kesimpulan

Setelah kami melakukan percobaan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:

1. Hambatan resistor pada rangkaian Jembatan Wheatstone dipengaruhi oleh nilai panjang segmen
L1 dan L2 di mana pada suatu titik tertentu nilai skala galvanometer menunjukkan angka nol,
serta nilai hambatan lainnya yang telah diketahui. Hal ini dijabarkan dalam rumus:
L1
R x= × R2
L2

B.) Saran

Saran saya adalah dalam melakukan praktikum sebaiknya dalam ruangan LAP saat praktikum AC
dinyalakan agar dalam proses praktikum bisa membuat kami praktikan nyaman.

IX. TEORI KESALAHAN

Hamatan RX = 100Ώ dan RY = 470Ώ

1. RX

Hasil−Tetapan
%Kesalahan= x 100 %
Tetapan

125−100
¿ x 100 %=25 %
100

2. RY
Hasil−Tetapan
%Kesalahan= x 100 %
Tetapan

465−470
¿ x 100 %=1,063 %
470

3. RX/RYseri
RS=RX + RY=537
= Tetapan 100

hasil−Tetapan
% Kesalahan= x 100 %
Tetapan
537−100
¿ x 100 %=437 %
100
= Tetapan 470
X. DAFTAR PUSTAKA
----. 2013. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Tondano: Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri
Manado

http://marausna.wordpress.com/2010/05/13/jembatan-wheatstone/ diakses pada 29 Mei 2013 jam


21.13 WITA

http://www.scribd.com/doc/96014295/jembatan-wheatstone diakses pada 29 Mei 2013 jam 21.23


WITA

Anda mungkin juga menyukai