JEMBATAN WHEATSTONE
Nama Praktikan/NIM : Sahrul Ramadan/101322147
Anggota Kelompok/NIM : 1. Jayyid J A Mashabi/101322145
2. Wildan Fathan Nazwan/101322149
3. Nicole hasan sacarissa/101322151
4. Nessa ivana patricia br gultom/101322153
Kelas : PE2C
Tanggal Praktikum : 9 MEI2023
Tanggal laporan : 16 MEI2023
Pimpinan/Asisten Praktikum : Isna rizkydianita septrima
I. INTISARI
Sebelum ditemukannya ohm meter, perekayasa elektronika mengalami kendala dalam
menentukan suatu resistansi yang tidak dikenal dalam suatu rangkaian. Charles Wheatstone
membuat Jembatan Wheatstone yang berfungsi untuk menghitung besar hambatan yang belum
diketahui nilai hambatannya. Jembatan Wheatstone ini merupakan cikal bakal teori terciptanya
ohm meter yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistansi. Contoh yang telah
disebutkan sebelumnya merupakan satu dari sekian banyak pemanfaatan Jembatan Wheatstone
dalam kehidupan sehari – hari. Karena banyaknya kegunaan Jembatan Wheatstone, Praktikum
ini harus sangat diperhatikan karena berguna untuk memahami konsep dari Jembatan Wheatstone
khususnya pemahaman akan cara untuk menghitung resistansi dalam Jembatan Wheatstone.
Rumus 5.4 bisa digunakan jika pembandingnya panjang juga dan harus memenuhi syarat
R1R4=R2R3 dengan rangkaian pada gambar dalam modul praktikum. Panjang bisa digunakan
karena besar panjang kawat berbanding lurus dengan besar hambatannya. R1 R2 atau R2 R4
bisa diganti dengan Panjang kawat dari masing-masing hambatan tersebut.
Kata kunci—Jembatan Wheatstone
II. PENDAHULUAN
2.1 Tujuan
Jembatan wheatstone digunakan untuk menghitung hambatan yang belum diketahui nilainya
dengan menyeimbangkan dua kaki rangkaian jembatan. Rangkaian jembatan wheatstone terdiri
dari dua resistor yang diketahui nilainya, satu resistor yang tidak diketahui nilainya, dan satu
resistor variabel yang terhubung dalam bentuk jembatan. Rangkaian ini juga terdiri dari
galvanometer dan sumber gaya gerak listrik.
Jembatan wheatstone bekerja berdasarkan prinsip defleksi nol, yaitu rasio resistansinya sama dan
tidak ada arus yang mengalir melalui rangkaian. Dalam kondisi normal, jembatan berada dalam
kondisi tidak seimbang, dimana terdapat arus yang mengalir melalui galvanometer. Jembatan
dikatakan seimbang jika tidak ada arus yang mengalir melalui galvanometer. Kondisi ini dapat
dicapai dengan menyesuaikan resistansi yang diketahui dan resitansi variabel.
Gambar 6.1. Susunan rangkaian Jembatan Wheatstone
Gambar 6.1 menunjukkan prinsip kerja dari rangkaian jembatan Wheatstone. Arus yang melalui
galvanometer dapat dibuat sama sama dengan nol denan mengatur nilai 𝑅1, 𝑅2, dan/atau 𝑅𝑘.
Pada rangkaian jembatan Wheatstone, asumsi yang digunakan adalah tidak ada arus yang melalui
galvanometer karena tegangan pada titik A sama dengan pada titik B. Oleh karena itu, didapatkan
hubungan:
𝐼𝑎𝑅1 = 𝐼𝑏𝑅𝑘 (6.1)
𝐼𝑎𝑅2 = 𝐼𝑏𝑅𝑥 (6.2)
Keterangan:
𝑅: Resistanasi (Ω)
𝜌: Resistivitas (Ωm)
𝐿: Panjang kawat (m)
𝐴: Luas penampang kawat (m2)
Dengan mensubstitusikan persamaan 6.5 ke dalam persamaan 6.4 maka akan didapatkan
persamaan sebagai berikut:
𝐿1
Rk=𝑅𝑥 𝐿2 (6.6)
Melalui persamaan 6.6 maka dapat ditentukan hambatan dari suatu resistor yang
tidak diketahui nilainya.
Tabel 6.1. Daftar alat-alat percobaan difraksi dan panjang gelombang cahaya
Nama Alat Jumlah
Jembatan Wheatstone 1
Kotak hambatan 0 – 1 kΩ 1
Galvanometer 1
Resistor, Rx 2
Catu daya 1
𝑹𝒙 𝑮 𝑹
𝐿2 𝐿1
𝑅𝑥1 𝑅𝑥2
No
𝑅𝑘 (Ω)
𝐿1 (cm) 𝐿2 (cm) 𝐿1⁄ 𝐿1 (cm) 𝐿2 (cm) 𝐿1⁄
𝐿 𝐿
2 2
V. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan, dapat dihasilkan bahwasanya hambtan yang belum diketahui dapat
dilakukan dengan cara menggeserkan kontak logam pada kawat yang ada pada rangkaian jembatan
wheatstone.Kontak logam digeser ke kanan atau ke kiri untuk mendapatkan angka nol pada basic
meter. Menentukan nilai hambatan yang belum diketahui (Rx),dicari terlebih dahulu hambatan
yang diketahui (Rv) dikalikan dengan segmen kawat 1(L1) yang berbanding terbalik dengan
segmen 2(L2).Perlu diketahui bahwa untuk m,encari L1 logam belakang kumparan tidak boleh
menempel, dan nilainya dihasilkan dari kabel hitam paling ujung,sedangkan untuk L2 dilihat dari
segmen paling dekat dengan Rx (1-36).
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat saya simpulkan bahwa:
1. Prinsip dasar pengukuran nilai hambatan menggunakan jembatan
wheatstone adalah dengan metode arus nol,sehingga terjadi suatu keadaan
setimbang yang terlihat pada galvanometer.
2. Jembatan wheatstone merupakan suatu susunan listrik untuk mengukur
suatu tekanan yang tidak diketahui besarnya.
3. Besar hambatan bergantung pada L1 dan L2,dimana L1 sebanding dengan
Rs dan berbanding terbalik dengan L2. Atau repotensial berbanding lurus
dengan Rx dan L1, berbanding terbalik dengan L2 sehingga semakin
Panjang L1 makan besar pula hambatan standar dan sebaliknya.
VII. REFERENSI