Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

EKSPERIMEN FISIKA SEKOLAH

Topik Percobaan

JEMBATAN WHEATSTONE

Oleh :

Nama : Rohani

NIM : ACB 118 002

Dosen Pengampu MK : Yoan Theasy, M. Pd

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FKIP. UNIVERSITAS PALANGKARAYA

2021
I. Topik Percobaan

Topik percobaan dalam praktikum ini yaitu Jembatan Wheatstone.

II. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu:

1. Dapat menentukan nilai sebuah hambatan dengan jembatan


Wheatstone
III. Landasan Teoritis

Jembatan wheatstone merupakan sebuah metode yang digunakan untuk


mengukur hambatan yang belum diketahui. Selain itu jembatan wheatstone
digunkaan untuk mengoreksi kesalahan yang dapat terjadi dalam pengukuran
hambatan menggunakan Hukum Ohm.

Jembatan wheatstone merupakan metode untuk mengukur hambatan secara


tidak langsung dan lebih teliti bila dibandingkan dengan Ohmeter. Jika pada
rangkaian jembatan wheatstone galvanometer menunjukkan angka nol, maka
perkalian hambatan yang saling berhadapannya sama besar.

Jembatan wheatstone ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada tahun


1833 dan dikembangkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Jembatan
wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu
hambatan yang tidak diketahui harganya. Kegunaan dari jembatan wheatstone yaitu
mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus pada galvanometer D sehingga
dapat dirumuskan perkalian silang. Cara kerjanya yaitu sirkuit listrik dalam empat
tahanan dan sumber tegangan yang di hubungkan melalui dua titik diagonal pada
kedua diagonal lainnya dimana galvanometer ditempatkan.

Galvanometer sendiri merupakan alat yang dapat mengukur kuat arus yang
sangat kecil. Galvanometer dalam proses pengerjaannya menggunakan arus

1
gulungan putar yang terdiri dari sebuah magnet yang tidak bergerak dan sebuah
potongan kawat yang merupakan satu bagian yang mudah bergerak dan dilalui arus
listrik.

Prinsip kerja hambatan wheatstone sering digunakan dalam menetukan


suatu nilai tahanan atau impedansi dalam suatu rangkaian listrik. Tetapi juga pada
hambatan yang diberikan kawat aliran elektron. Makin tinggi hambatan makin kecil
arus untuk suatu satu tegangan V kita kemudian mendefinisikan hambatan sehingga
arus berbanding terbalik dengan hambatannya. Ketika kita gabungkan hal ini
𝑉
dengan kesebandingan di atas. Kita dapatkan 𝐼=𝑅 . Hubungan ini sering ditulisk a n

𝑉=𝐼 𝑥 𝑅 tetapi lebih berupa deskripsi mengenai kelas bahan tertentu. Resistor
mempunyai hambatan mulai kurang dari satu Ohm sampai jutaan Ohm.

R1, R2, dan R3 merupakan hambatan yang sudah diketahui, sedangkan Rx


adalah hambatan yang akan dicari besarnya. Pada keadaan setimbang galvanometer
akan menunjukkan angka nol. Karena tidak ada arus yang mengalir pada
galvanometer. Hambatan listrik merupakan karakteristik suatu bahan penghantar
listrik / konduktor, yang dapat di gunakan untuk mengatur besarnya arus listrik yang
melewati suatu rangkaian.

IV. Alat dan Bahan

No. Gambar Nama Alat dan Bahan


1 Rheostat

2 Galvanometer

2
3 Catu Daya

4 Resistor

5 Kabel Penghubung

6 Penggaris

V. Variabel

Variabel Bebas : Nilai hambatan

Variabel Kontrol : Resistor dan Tegangan

Variabel Respon : Kabel Penghubung

VI. Prosedur Kerja

No. Gambar Langkah Kerja


1 Siapkan alat dan bahan

3
2 Hubungkan Catu daya dengan
Rheostat

3 Hubungkan Rheostat dengan papan


resistor

4 Hubungkann Rheostat dengan


Galvanometer

1. Percobaan I (Rangkaian Seri)

No. Gambar Langkah Kerja


1 Buat rangkaian seri

2 Papan resistror yang dibuat secara


seri dan disambung dengan
Galvanometer

3 Hidupkan Catudaya

4 Lihat pada Galvanometer, dalam


posisi Galvanometer ke arah
sebelah kiri
5 Atur Rheostat agar Galvanometer
sampai titik nol

4
2. Percobaan II (Rangkaian Paralel)

No. Gambar Langkah Kerja


1 Buat rangkaian paralel

2 Papan resistror yang dibuat secara


paralel dan disambung dengan
Galvanometer

3 Hidupkan Catudaya

4 Lihat pada Galvanometer, dalam


posisi Galvanometer ke arah
sebelah kiri

5 Atur Rheostat agar Galvanometer


sampai titik nol

VII. Pengolahan Data


1. Percobaan I (Rangkaian Seri)
Resistor Rx diserikan dengan resistor R1 (R = 100 Ω ± 5%)

Ulangan Panjang AD (cm) Panjang BD (cm)


1
2
Rata-Rata
Nilai 100 ± 5% 100 ± 5%

2. Percobaan II (Rangkaian Paralel)


Resistor Rx diserikan dengan resistor R2 (R = 4,7 Ω ± 5%)

5
Ulangan Panjang AD (cm) Panjang BD (cm)
1
2
Rata-Rata
Nilai 4,7 ± 5% 4,7 ± 5%

Nilai hambatan Rx yang dihasilkan dari data diatas:

No Keadaan Nilai R x Ω
1 Rx diserikan dengan R1 100 Ω ± 5%
2 Rx diserikan dengan R2 4,7 Ω ± 5%

VIII. Analisis Data


1. Nilai Rx
Nilai Rx dapat dihitung dengan rumus:

𝑅1 ×𝐵𝐷
Rx pada R1 : 𝑅𝑥 = 𝐴𝐷

𝑅2 ×𝐵𝐷
Rx pada R2 : 𝑅𝑥 =
𝐴𝐷

2. Standar Devisiasi

𝑠 (𝑥1 − 𝑥)
Σ𝑡=1
𝑠=√
𝑛−1

3. Rata-rata

𝑅1+𝑅2
RX = 𝑁

4. Kesalahan Relatif

6
Δ𝑥
Kr x = 𝑅𝑋 × 100%

IX. Kesimpulan

7
DAFTAR PUSTAKA

Fisika, P. (2017, September 19). Laporan Praktikum Jembatan Wheatstone. Retrieved


from Hajarfisika.com: https://www.hajarfisika.com/2017/09/laporan-praktikum-
jembatan-wheatstone.html?m=1

Muhammad, U. (2019, Februari 23). Laporan Akhir Praktikum. Retrieved from


Slideshare: https://www.slideshare.net/umammuhammad27/2-b-59utut-
muhammadlaporanjembatan-wheatstone?from_action=save

Samosir, S. C. (2017, Mei 25). Laporan Praktikum Alat-Alat Ukur Jembaran Wheatstone.
Retrieved from Slideshare: https://www.slideshare.net/sofiasamosir/jembatan-
wheastone-1

Anda mungkin juga menyukai