Jembatan wheatstone lebih cocok untuk mengukur karakteristik sebuah kapasitansi atau induktansi dengan akurat mulai dari pecahan satu ohm sampai jutaan ohm. Rangkaian jembatan yang paling sederhana dan paling umum adalah jembatan diperlihatkan Wheatstone pada seperti 1. Gambar
Praktikum
ini
bertujuan
untuk
menentukan besarnya suatu hambatan dengan menggunakan metode jembatan Wheatstone dan mengetahui serta dapat menyusun rangkaian jembatan Wheatstone dengan benar. Manfaat dari praktikum jembatan wheatstone menentukan menggunakan Wheatstone, rangkaian (c). (b). seri adalah: besarnya metode Dapat dan (a). Dapat hambatan jembatan mengetahui pada
paralel
rangkaian jembatan Wheatstone, dan Dapat menyusun rangkaian jembatan Wheatstone yang benar Rangkaian digunakan pengukur akurat. Wheatstone yang Dalam akurat jembatan wheatstone alat yang pasif
Rangkaian ini digunakan dalam aplikasi pengkondisi sinyal dimana transduser mengubah tahanan dengan perubahan variabel dinamik. Untuk analisis awal kita, anggap impedansi detektor setimbang adalah tak hingga, yaitu rangkaian terbuka.
untuk ini,
impedansi yang telah diketahui secara nilaianya hubungannya terhadap satu yang belum diketahui sampai Gambar 1. Rangkaian Jembatan Wheatstone Keterangan : R1 dan R2 = Rx Rk G Resistor yang sudah diketahui nilainya = Resistor yang akan diukur = Kontak Resistor Dekade = Galvanometer b. Galvanometer c. Penghubung arus suatu kondisi yang ada dimana perbedaan potensial antara dua titik dalam rangkaian adalah nol, Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut: a. Sumber Arus
d. Kabel
kabel
kedua
kaki dua
dengan arus
sebelah
f. Bangku
(Rb) g. Resistor h.
Hambatan
kabel
Hambatan berbentuk kawat lurus pada mistar dengan penghubung penghubung arus
2. Menghidupkan tombol on / off yang ada di sisi depan sumber arus 3. Meletakkan komutator pada
salah satu titik pada kawat lurus 4. Menggerakkan komutator dari kiri mistar ke kanan sampai jarum galvanometer menunjukkan angka nol 5. Mencatat L1 berdasarkan angka penghubung pada mistar tempat berhentinya komutator 6. Menggerakkan komutator dari kiri ke kanan mistar 7. Mencatat L2 berdasarkan angka pada mistar tempat berhentinya komutator Gambar kerja dalam praktek
berwarna
pada sumbr arus atau power supply yang terletak di sisi kiri mistar 2. Menghubungkan
arus yang berwarna hitam pada sumber arus atau power supply yang terletak di sisi kiri miostar 3. Menghubungkan pada bangku hambatan dua kiri kabel papan dua
dengan
penghubung arus di sebelah kiri papan (dapat dilakukan secara acak) 4. Menghubungkan tombol hitam galvanometer penghubung arus dengan yang
1. Sumber arus. 2. Tombol on/off pada sumber arus. 3. Bangku hambatan. 4. Galvanometer. 5. Kawat hambatan lurus. 6. Mistar. 7. Resistor. 8. Komutator.
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat metode mengukur komponen Wheatstone. di tarik yang kesimpulan adalah yang digunakan bahwa suatu untuk belum dengan Jembatan percobaan 220 , Rx= Jembatan wheatstone hambatan dapat Dari
diketahui nilainya. Nilai hambatan setiap dihitung cara hasil Rb= menggunakan diperoleh harga
Metode jembatan Wheatstone dapat di gunakan untuk mengukur hambatan listrik. Besar tegangan tidak mempengaruhi harga Rx karena pada rangkaian Jembatan Wheatstone ini arus yang mengaliri melalui Galvanometer harus menunjukan angka nol sehingga harga Rx disini ditentukan oleh nilai tahanan kawat dan tahanan standar. Cara ini tidak memerlukan alat ukur voltmeter dan amperemater, cukup satu Galvanometer untuk melihat apakah ada arus listrik yang melalui suatu rangkaian. Adanya penyimpangan antara besar Rx dalam teori dan dalam praktikum mengakibatkan kesalahan keseksamaan. adanya dan Hal-hal presentase presentase yang
10607.2 4411.1 dan Rb= 330 , Rx= 4930.84 2358.31 . Apabila harga Rb semakin besar maka besarnya nilai Rx yang kita cari akan semakin kecil. Hal hal penentu dipengaruhi oleh penentuan panjangnya dua bagian kawat hambatan dan besarnya hambatan Rb yang dimiliki. Untuk mendapatkan data yang
akurat dari praktikum tersebut sesuai dengan yang diinginkan, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: Penguasaan teori dasar Prosedur kerja Penguasaan alat yang tepat Pembuatan laporan yang selayaknya termasuk sehingga Hal-hal tersebut ada format pedoman pengetikan terwujud merupakan
mempengaruhi presentase kesalahan diantaranya sensitivitas Galvanometer yang tidak cukup, dalam ketepatan memakai kerja dan alat, yang kecermatan pemahaman
keberagaman dalam laporan. kendala bagi manusia, sehingga perlu perhatian khusus, maka penyusun menyarankan untuk memahami apa yang diperoleh pada perkuliahan agar dapat
prosedur
dilakukan, ketelitian pembacaan skala pada mistar, dan kondisi alat pada praktikum.
memecahkan kesulitan dalam melaksanakan terutama dalam alat-alat praktikum. praktikum menghadapi