Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK (PRAKTIKUM)


PERCOBAAN RANGKAIAN RLC RESONANSI PARALEL
Hari: Senin Tanggal: 10 April 2023 Jam: 3 - 4

Disusun oleh:

Renaldy Farhan Ramadhan 162112433001


Rosa Elysabeth 162112433010
Gress Timur Pahlawan 162112433063
Abdul Kareem Hartawan Aloewie 162112433081
Naufal Abiyyu Saifuddin 162112433084
Syafaringga Tri Putra 162112433085
Muhammad Naufal Ady Wiguna 162112433091
Muhammad Hafiz Fahamsyah 162112433047

Dosen Pengampu:

Dr. Agus Mukhlisin, S.T., M.T. (199008082021093101)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI MAJU DAN MULTIDISIPLIN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada kehidupan sehari-hari pastinya kita akan menggunakan elektronik
untuk memenuhi kebutuhan atau suatu tugas yang ingin diselesaikan seperti
menonton televisi, mengisi daya handphone, menyalakan lampu, dan lain-lain.
Tentu saja di dalam peralatan elektronik yang kita gunakan memiliki komponen-
komponen seperti resistor, induktor, dan kapasitor yang disusun seri maupun
paralel. Pada kesempatan kali ini praktikan akan membahas tentang rangkaian
resonansi paralel.
Resonansi paralel memiliki induktor dan kapasitor yang dihubungkan
secara paralel pada rangkaian. Rangkaian ini akan menghasilkan anti-resonansi
ketika arus yang dihasilkan melalui kombinasi paralel dalam fasa dengan tegangan
dari power supply. Pada kehidupan sehari-hari rangkaian ini dapat dijumpai pada
alat-alat seperti keyboard komputer, pendistribusian listrik dari PLN ke rumah-
rumah, lampu lalu lintas, dan masih banyak yang lainnya. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini praktikan akan melakukan beberapa percobaan tentang
rangkaian resonansi paralel ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengetahui resonansi yang berada pada rangkaian resonansi
paralel?
2. Bagaimana cara menentukan sebuah faktor kualitas dari rangkaian resonansi
paralel?
3. Bagaimana menentukan sebuah nilai L dan C pada rangkaian resonansi
paralel?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui resonansi yang berada pada rangkaian resonansi paralel.
2. Untuk menentukan faktor kualitas dari rangkaian resonansi paralel.
3. Untuk menentukan nilai L dan C pada rangkaian resonansi seri.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Resonansi Paralel

Gambar 2.1. Kurva karakteristik resonansi paralel

Rangkaian resonansi paralel adalah sebuah rangkaian listrik yang terdiri


dari komponen pasif seperti resistor, kapasitor, dan induktor yang disusun secara
paralel. Pada rangkaian ini, kapasitor dan induktor disusun secara paralel sehingga
muatan listrik pada kapasitor dan arus listrik pada induktor bergetar dengan
frekuensi yang sama. Saat frekuensi sumber listrik sesuai dengan frekuensi
resonansi rangkaian, maka impedansi total rangkaian akan menjadi maksimum dan
arus listrik pada rangkaian mencapai minimum. Ini terjadi karena pada frekuensi
resonansi, reaktansi kapasitor dan reaktansi induktor akan saling meniadakan
sehingga hanya resistansi resistor dari rangkaian yang mempengaruhi impedansi
total. Adapun rumus frekuensi resonansi untuk rangkaian resonansi seri tersebut
sebagai berikut.

Gambar 2.2. Rumus frekuensi resonansi

Gambar tersebut menunjukkan arus sebagai fungsi frekuensi pada rangkaian


resonansi seri dimana terdapat arus minimum yang muncul ketika frekuensi
sumber tegangan mencapai frekuensi resonansi (fr). Besar arus minimum tersebut
dibatasi oleh nilai resistor rangkaian saja dikarenakan terjadi resonansi. Kurva
tersebut dapat dipertajam atau diperlebar, tergantung pada komponen yang
digunakan. Besaran yang menggambarkan ketajaman kurva tersebut, faktor
kualitas (Q) dapat dinyatakan sebagai berikut :
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu : 08.50 - 10.30
Hari, Tanggal : Senin, 10 April 2023
Tempat Pelaksanaan : Ruang Lab. Teknik Elektro Universitas Airlangga

3.2 Alat dan Bahan


Berikut ini merupakan alat dan bahan pendukung pada percobaan praktikum
kali ini, yaitu:
1. Breadboard
2. Multimeter
3. Function Generator
4. Kabel Jumper
5. Resistor 10 Ω
6. Kapasitor 4,7 μF
7. Induktor 0,802 mH

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1 Percobaan 1 : Pengukuran Arus
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah.

2. Atur Sumber Tegangan (E) dari Function Generator sebesar 5 Vpp.


3. Ukur Tegangan VR untuk setiap perubahan f dari 100 Hz s/d 3 kHz,
dengan step 100 Hz. Catat hasil pengukuran pada Tabel 1.
4. Hitung arusnya dengan rumus : 𝐼 = 𝑉𝑅/𝑅(100Ω) , kemudian plot kurva
karakteristik resonansi seri seperti pada Gambar 1.
5. Dari kurva hasil plot yang sudah ditemukan, maka dapat ditentukan
frekuensi resonansinya (fr). Catat nilai fr yang ditemukan dari gambar
tersebut.

3.3.2 Percobaan 2 : Pengukuran Faktor Kualitas (Q)


1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah.

2. Atur Sumber Tegangan (E) dari Function Generator sebesar 5 Vpp.


3. Ubah frekuensi sedemikian rupa hingga nilai 𝑉𝐿 = 𝑉𝐶 atau dalam
keadaan resonansi kemudian catat nilai frekuensi resonansi pada Tabel 2.
4. Ukur Tegangan pada Induktor (VL) dan Tegangan pada Kapasitor (VC)
kemudian hitung nilai 𝐼 = 𝑉0/𝑅0 ,𝐼𝐿 = 𝑉𝐿/𝑅𝐿 , 𝑑𝑎𝑛 𝐼𝐶 = 𝑉𝐶/𝑅𝐶 . Catat
nilainya pada Tabel 2.
5. Hitung faktor kualitas : 𝑄 = 𝐼𝐿/𝐼 = 𝐼𝐶/𝐼 dan catat nilainya pada Tabel 2.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Data Percobaan


Tabel 1. Percobaan 1 pengukuran arus

No f (kHz) VR (mV) I = VR/R No f (kHz) VR (mV) I = VR/R


(mA) (mA)
1 0,1 450,4 4,504 16 1,6 437,7 4,377
2 0,2 448,7 4,487 17 1,7 427,5 4,275
3 0,3 446,1 4,461 18 1,8 429,7 4,297
4 0,4 445,2 4,452 19 1,9 414,8 4,148
5 0,5 429,7 4,297 20 2,0 445,2 4,452
6 0,6 439,8 4,398 21 2,1 445,5 4,455
7 0,7 446,1 4,461 22 2,2 445,6 4,456
8 0,8 440,2 4,402 23 2,3 442,5 4,425
9 0,9 441,3 4,413 24 2,4 442,0 4,420
10 1,0 447,1 4,471 25 2,5 437,6 4,376
11 1,1 449,1 4,491 26 2,6 442,0 4,420
12 1,2 448,4 4,484 27 2,7 446,9 4,469
13 1,3 425,5 4,255 28 2,8 443,9 4,439
14 1,4 444,5 4,445 29 2,9 446,5 4,465
15 1,5 425,9 4,259 30 3,0 445,6 4,456

Tabel 2. Percobaan 2 pengukuran faktor kualitas (Q)

f (kHz) I (mA) IL (mA) IC (mA) Q


2564,98 4,376 3,78 3,78 0,80
4.2 Pembahasan Data Percobaan
4.2.1 Percobaan 1 : Pengukuran Arus
Pada percobaan pertama dilakukan sebuah pengukuran arus pada
rangkaian RLC Paralel. Percobaan dilakukan dengan mengubah variasi
frekuensi dari 0,1 Khz hingga 3,0 Khz sebanyak 30 sampel percobaan yang
dilakukan. Pengukuran arus pada rangkaian RLC Paralel ini dilakukan secara
bertahap sesuai dengan frekuensi yang diganti pada function generator
sebesar 5 Vpp. Lalu, pengukuran tegangan VR (dengan satuan mV) diukur
melalui multimeter terhadap resistor yang besarannya 100Ω dan hasil
pengukuran dicatat pada table agar dapat dilakukan sebuah pengukuran arus
secara manual (teoritis) menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑽𝑹
𝑰=
𝑹(𝟏𝟎𝟎Ω)

Berdasarkan table data yang telah diberikan sudah terdapat rumus tercantum
seperti rumus di atas ini untuk memudahkan mencari nilai arus yang mengalir
pada setiap frekuensi-nya mulai dari frekuensi 0,1 Khz hingga 3,0 Khz
sebanyak tiga puluh kali sampel yang dicatat dengan nilai frekuensi yang
berbeda-beda. Dapat terlihat juga pada table percobaan pertama di atas
impedansi-nya masing-masing dari komponen RLC Paralel naik turun atau
berubah-ubah sama seperti halnya karakteristik kurva pada resonansi paralel.
Pada rangkaian RLC resonansi paralel juga terdapat faktor damping, yang
dimana faktor ini dapat mempengaruhi respons arus pada setiap frekuensi.
Faktor damping dapat mengurangi amplitudo arus pada resonansi paralel,
dan tingkat damping yang berbeda dapat menghasilkan perubahan dalam
respons arus pada frekuensi yang berbeda pula.

4.2.2 Percobaan 2 : Pengukuran Faktor Kualitas (Q)


Sebelumnya pada percobaan 1 sudah menentukan bahkan memasukkan
data dari hasil percobaan mencari arus rangkaian RLC Paralel pada masing-
masing frekuensi dari 0,1 Khz hingga 3,0 Khz. Dari percobaan tersebut
terdapat perintah untuk mencari nilai fr (Frekuensi Resonansi) secara teoritis
dan dibandingkan dengan hasil percobaan yang sudah dilakukan pada
percobaan hasil pengukuran sebelumnya dengan perhitungan secara teoritis
sebagai berikut:

Dengan mencari fr,


Diketahui:
C (kapasitor) = 4,7 𝜇𝐹 = 4,7 × 10−6
L (induktor) = 0,82 mH = 0,82 × 10−3

1
𝑓𝑟 =
2𝜋√𝐿𝐶
1
𝑓𝑟 =
2(3,14)√0,82 × 10−3 . 4,7 × 10−6
𝒇𝒓 = 𝟐𝟓𝟔𝟒, 𝟗𝟖

Setelah mendapatkan nilai 𝑓𝑟 dapat mencari nilai XC,


1
𝑋𝐶 =
2. 𝜋. 𝑓. 𝐶
1
𝑋𝐶 =
2. 𝜋. 2564,98. 4,7 × 10−6
𝑿𝑪 = 𝟏𝟑, 𝟐𝟎

Lalu mencari nilai XL,


𝑋𝐿 = 2. 𝜋. 𝑓. 𝐿
𝑋𝐿 = 2. 𝜋. 2564,98 . 0,82 × 10−3
𝑿𝑳 = 𝟏𝟑, 𝟐𝟏
Setelah masing-masing telah mengetahui nilai dari XC dan nilai XL, maka
dapat dilanjutkan dengan mencari nilai sebuah arus pada rangkaian RLC.
Mencari IR,
𝑉𝑅
𝐼𝑅 =
𝑅
5
𝐼𝑅 =
1000
𝑰𝑹 = 𝟓 𝒎𝑽
Mencari IC,
𝑉𝑅
𝐼𝐶 =
𝑋𝐶
5
𝐼𝐶 =
13,2
𝑰𝑪 = 𝟑, 𝟕𝟖 mV

Mencari IL,
𝑉𝑅
𝐼𝐶 =
𝑋𝐿
5
𝐼𝐶 =
13,2
𝑰𝑪 = 𝟑, 𝟕𝟖 𝒎𝑽

Setelah mengetahui dari masing-masing nilai indukor pada rangkaian RLC,


maka dapat dilanjutkan dengan mencari nilai faktor kualitas (Q) yaitu,
sebagai berikut.

Mencari nilai faktor kualitas (Q),


Diketahui:
LC = 3,78 mV (berdasarkan hasil dari pencarian nilai IL dan IC)
I = 4,376 mA (berdasarkan nilai hasil perbandingan teoritis fr atau frekuensi
resonansi dengan hasil percobaan yang menunjukan mendekati nilai 2,5
sesuai tabel percobaan pertama)

𝐿𝐶
𝑄=
𝐼
3,78
𝑄=
4,376
𝑸 = 𝟎, 𝟖𝟔
4.3 Analisis Data (Tugas Modul)
1. Menghitung Fr dan membandingkan antara teori dengan praktikum

Mencari Fr (Teori),

1
𝐹𝑅 =
2𝜋√𝐿. 𝐶
1
𝐹𝑅 =
2𝜋√0,802𝑥10−3 . 4,7𝑥10−6
𝑭𝑹 = 𝟐𝟓𝟗𝟐, 𝟐𝟗 𝑯𝒛
Mencari Im (Teori),
𝑉 5
𝐼 𝑚𝑎𝑥 = =
𝑅 1000
I 𝑚𝑎𝑥 = 0,005 𝐴 = 𝟓 𝒎𝑨

Setelah melakukan perhitungan secara teori, maka dilakukan


perhtiungan sesuai dengan hasil praktikum,
Mencari Fr (Praktikum),

1
𝐹𝑅 =
2𝜋√𝐿. 𝐶
1
𝐹𝑅 =
2𝜋√0,802𝑥10−3 . 4,7𝑥10−6
𝑭𝑹 = 𝟐𝟓𝟗𝟐, 𝟐𝟗 𝑯𝒛
Mencari Im (Praktikum),
𝑉 0.4736
𝑚𝑎𝑥 = =
𝑅 1000
𝑚𝑎𝑥 = 0,004376 𝐴 = 𝟒. 𝟕𝟑𝟔 𝒎𝑨

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perbandingan peerhitungan


antara teori dengan praktikum memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut
mempunyai beberapa factor yaitu :
a. Ketidakakuratan alat ukur.
Hal ini dapat menyebabkan ketidakakuratan sebuah nilai dari suatu
rangkaian atau komponen dan dapat menyebabkan perbedaan antara
nilai arus yang diukur dengan yang diharapkan.
b. Ketidaksempurnaan Komponen
Komponen elektronik yang digunakan dalam praktikum, seperti
resistor, kapasitor, dan induktor, tidak selalu sempurna. Setiap
komponen memiliki toleransi tertentu yang menyebabkan perbedaan
antara nilai sebenarnya dengan nilai yang tertera pada label. Perbedaan
ini dapat mempengaruhi nilai resonansi dan nilai arus yang diukur.

2. Perbandingan Perhitungan Q Teori dengan Q Praktikum


Tabel 3. Data perhitungan Q secara praktikum

No. f (kHz) I (mA) IL (mA) IC (mA) Q


1 2,56498 4,376 3,78 3,78 0,86

Tabel 4. Data perhitungan Q secara teori

No. f (kHz) I (mA) IL (mA) IC (mA) Q


1 2,5 5 3,69 3,69 0,73

Perbandingan pada perhitungan kualitas factor secara teori dengan cara


menerapkan rumus error(%) pada perbandingan kualitas factor secara
praktikum dapat dilakukan menggunakan rumus:
|𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑄𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥100%
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
Maka dari itu melakukan perbandingan antara Q teori dengan Q praktikum,
|𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑄𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥100%
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
|0,73 − 0,86|
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = 𝑥100%
0,73
𝑬𝒓𝒓𝒐𝒓(%) = 𝟏𝟕, 𝟖

3. Penyebab terjadinya kesalahan data


- Ketidakakuratan alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam membuat rangkaian memiliki
ketidakakuratan, sehingga menyebabkan pengukuran yang dilakukan tidak
akurat. Hal ini dapat mengganggu perbedaan antara nilai yang diukur
dengan nilai yang diharapkan.

- Komponen yang tidak sempurna


Komponen elektronik sangat berpengaruh dalam sebuah rangkaian
seperti resistor, kapasitor, dan inductor tidak selalu sesuai. Tiap-tiap
komponen memiliki sebuah toleransi tertentu yang dapat menyebabkan
sebuah perbedaan antara nilai sesungguhnya dengan nilai yang tercantum
pada table.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan praktikum dan rumusan masalah yang diuji kali
ini dapat ditarik sebuah kesimpulan yaitu, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui resonansi pada rangkaian resonansi paralel, kita perlu
mengukur impedansi total pada frekuensi yang berbeda-beda. Impedansi
total akan mengalami perubahan tergantung pada frekuensi, dan pada
frekuensi resonansi, impedansi total akan mencapai nilai minimum. Dalam
hal ini, resonansi terjadi ketika impedansi kapasitor dan resistor sebanding
dan bersifat melawan. Dalam rangkaian resonansi paralel, frekuensi
resonansi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan f = 1 / (2 * pi *
sqrt(LC)), di mana L adalah induktansi, C adalah kapasitansi, dan pi adalah
konstanta matematis.
2. Untuk menentukan faktor kualitas (Q) dari rangkaian resonansi paralel, kita
dapat menggunakan persamaan Q = 1 / R * sqrt(L / C), di mana R adalah
nilai resistor dalam rangkaian, L adalah nilai induktansi, dan C adalah nilai
kapasitansi. Faktor Q ini dapat memberikan informasi tentang seberapa
tajam respons rangkaian terhadap sinyal pada frekuensi resonansi. Semakin
tinggi nilai Q, maka semakin tajam respons rangkaian terhadap sinyal pada
frekuensi resonansi dan semakin sempit pula lebar pita rangkaian tersebut.
Dengan mengetahui nilai faktor Q pada rangkaian resonansi paralel, kita
dapat mengevaluasi kinerja dan efisiensi dari rangkaian tersebut serta
memperkirakan responnya pada frekuensi yang berbeda-beda.
3. Untuk menentukan nilai induktansi (L) dan kapasitansi (C) pada rangkaian
resonansi paralel, kita perlu mengetahui frekuensi resonansi (f) dan faktor
kualitas (Q) dari rangkaian tersebut terlebih dahulu. Setelah nilai f dan Q
diperoleh, kita dapat menggunakan persamaan f = 1 / (2 x pi x sqrt(LC)
untuk menentukan nilai produk L dan C. Jika kita sudah mengetahui salah
satu nilai L atau C, maka nilai yang lain dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan yang sama. Namun, jika kita belum mengetahui
kedua nilai tersebut, maka kita dapat mengukur nilai impedansi total pada
beberapa frekuensi dan kemudian menghitung nilai L dan C yang dapat
menghasilkan respons impedansi total seperti yang diukur. Ada beberapa
cara untuk mengukur nilai impedansi total, termasuk penggunaan alat ukur
seperti oscilloscope atau network analyzer.

5.2 Saran
Berikut ini saran yang bisa kami berikan terhadap praktikum Rangkaian
Resonansi Seri kali ini yakni, Mahasiswa/i telah memahami teori resonansi
rangkaian seri dengan baik sebelum melakukan praktikum, Mahasiswa/i sebaiknya
berkesempatan untuk mengukur respons impedansi pada frekuensi yang berbeda-
beda dan mengamati respons rangkaian pada frekuensi resonansi.
DAFTAR PUSTAKA

[1] L. N. Qomariyatuzzamzami and N.- Kurniasih, “Metode Numerik Pada


Rangkaian Rlc Seri Menggunakan Vba Excel,” Pros. SNPS (Seminar Nas.
Pendidik. Sains), vol. 1, no. 0, 2014, [Online]. Available:
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/article/view/4923

[2] N. Lizelwati, “Resonansi padarRngkaian RLC,” Jurnal Sainstek, vol. 3, no. 1.


pp. 90–96, 2011.

[3] F. Sari and W. Harahap, “Analisis Dan Penyelesaian Model Matematika Pada
RANGKAIAN LISTRIK ORDE DUA,” vol. 6, no. 1, pp. 23–31, 2020.

Anda mungkin juga menyukai