JURUSAN ELEKTRO
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8210436 Fax. 9061) 8215845 Ext. 301 dan 255
http://www.politeknik.mdn.s5.com email : direktur@politeknik.mdn.s5.com
Jawab :
A. Tujuan
Tujuan dari Low Pass Filter atau sering disingkat dengan LPF adalah sbagai Filter
atau Penyaring yang melewatkan sinyal Frekuensi rendah dan menghambat atau
memblokir sinyal Frekuensi tinggi. Dengan kata lain, LPF akan menyaring sinyal frekuensi
tinggi dan meneruskan sinyal frekuensi rendah yang diinginkannya. Sinyal yang dimaksud
ini dapat berupa sinyal listrik seperti sinyal audio atau sinyal perubahan tegangan. LPF
yang ideal adalah LPF yang sama sekali tidak melewatkan sinyal dengan frekuensi diatas
frekuensi cut-off (fc) atau tegangan OUPUT pada sinyal frekuensi diatas frekuensi cut-off
sama dengan 0V. Dalam bahasa Indonesia, Low Pass Filter ini sering disebut dengan
Penyaring Lolos Bawah atau Tapis Pelewat Rendah
Pada percobaan filter pasif lolos rendah mode inverting dengan kenaikkan frekuensi
secara logaritmik. keluaran amplitudo setiap perubahan frekuensi dimulai 2700 Hz hingga
nilai input Vi mendekati nilai keluaran Vo.dikarenakan rangkaian yang dihubungkan
dengan inverting melewati sebuah resistor yang hambat sinyal masukan akan ada yang
dikembalikan dan sedikit yang di teruskan.
Dari hasil percobaan pada percobaan filter pasif lolos rendah, menggunakan 2 resistor
dan1 kapasitor dengan mode inverting yaitu sinyal masukannya berbeda fase sebesar 3800
dengan sinyal keluarannya. Resistor dan kapasitor yang digunakan yaitu R1 = 1 (kΩ), Rf =
10 (kΩ) dan Cf : 0.000000022 PF dan Vi= 0,59 volt . Diperoleh nilai perhitungan yaitu
untuk penguat secara teori yaitu : -10 volt sedangkan secara praktikum penguat adalah 18,59
dengan persentase kesalahan 60,091%, sedangkan besar frekuensi cut off yaitu 1539,36 Hz
secara teori dan 700 Hz secara praktikum. Dari analisis data terlihat bahwa persentase
perbedaan antara frekuensi cut-off secara teori dan praktikum sebesar 77,855%. Hal ini
membuktikan bahwa percobaan kali ini sudah mendapatkan hasil yang kurang baik
dikarenakan besar kesalahan antara teori dan percobaan.
Kesimpulan
Low Pass Filter atau sering disingkat dengan LPF adalah Filter atau Penyaring yang
melewatkan sinyal Frekuensi rendah dan menghambat atau memblokir sinyal Frekuensi
tinggi. Dengan kata lain, LPF akan menyaring sinyal frekuensi tinggi dan meneruskan
sinyal frekuensi rendah yang diinginkannya. LPF yang ideal adalah LPF yang sama sekali
tidak melewatkan sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (fc) atau tegangan
OUPUT pada sinyal frekuensi diatas frekuensi cut-off sama dengan 0V. Dalam bahasa
Indonesia, Low Pass Filter ini sering disebut dengan Penyaring Lolos Bawah atau Tapis
Pelewat Rendah.
D. Rangkaian simulasi.
Tabel Percobaan
No L Ca Cb FREKUENSI(KHz)
1 2mH 100pF 100pF 606KHz
2. 2mH 100pF 200pF 519KHz
3 2mH 100pF 300pF 500KHz
4 1mH 100pF 400pF 625KHz
5 1mH 100pF 500pF 571KHZ
Cara Kerja:
Komponen aktif dalam osilator Hartley adalah transistor. Titik operasi DC di area
aktif karakteristik diatur oleh resistor R1, R2, RE dan tegangan suplai kolektor VCC.
Kapasitor CB adalah kapasitor pemblokiran, dan CE adalah kapasitor bypass Paskah.
Konfigurasi transistor adalah konfigurasi emitor bersama. Dalam konfigurasi ini, tegangan
transistor input dan output mengalami pergeseran fasa 180 derajat. Pada rangkaian,
tegangan keluaran V1 dan tegangan umpan balik V2 memiliki pergeseran fasa 180 derajat.
Menggabungkan keduanya bersama-sama, kita mendapatkan total 360 derajat pergeseran
fasa, yang penting untuk osilasi (disebut kriteria Barkhausen). Hal penting lainnya untuk
memulai osilasi dalam rangkaian tanpa menerapkan sinyal eksternal adalah pembangkitan
tegangan noise di rangkaian.Pada saat power dihidupkan, dihasilkan tegangan noise, yang
memiliki spektrum noise yang luas dan memiliki komponen tegangan yang dibutuhkan
pada frekuensi yang dibutuhkan oleh osilator. Untuk nilai resistansi yang besar,
pengoperasian rangkaian AC tidak dipengaruhi oleh resistansi R1 dan R2. Kedua resistor
ini digunakan untuk bias transistor. Pembumian dan CE digunakan untuk kekebalan sirkuit
keseluruhan, dan kedua resistor dan kapasitor ini digunakan sebagai resistor emitor dan
kapasitor emitor. Operasi AC sebagian besar dipengaruhi oleh frekuensi resonansi dari
rangkaian resonansi.
Frekuensi getaran dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut F = 1/2LTC
Induktansi total dari rangkaian tangki adalah LT = L1 + L2
Jawab:
*Tujuan
Suatu penguat adalah transistor, suatu alat semi konduktor yang memiliki fungsi
sebagai penguat sinyal dc/ac/kompleks, saklar, stabilitas tegangan, mixer atau fungsi
lainnya. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan sebagai penguat (amplifier), seperti
pengeras suara, stabilitas sumber listrik, dan penguat sinyal radio. Sedangkan dalam
rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatantinggi, seperti logic gate,
memori dan fungsi lainnya.
Transistor sebagai penguat sinyal radio atau Radio Frequency (RF), biasa memilih jenis
Bipolar Junction Transistor (BJT), dimana transistor ini mampu memberi penguatan yang
lebih besar dan respons frekuensi juga lebih baik dan lebar. BJT memiliki 3 terminal, yaitu
Emitter (E), Collector (C) dan Base (B),
*Data
*Table Pengamatan
*Analisa
Setelah melakukan simulasi kali ini, didapati titik kerja pada transistor pada
Vb =2.56V; VE = 1.89V, VC = 14,1V lalu dilakukan pengukuran tegangan
hasil emitter =0.67V. dapat dilihat pada table pengamatan nilai output akan semakin besar
apabila frekuensi semakin besar.
Untuk mencari frekuensi resonansi dapat digunakan rumus:
Fr = 𝟏
𝟐𝝅 √𝑳𝑪
*Kesimpulan
Jawab:
*Tujuan
Mengetahui Perubahan dalam amplitudo pembawa sebanding dengan perubahan
yang terjadi amplitude sinyal modulasi. Perbandingan perubahan ini terhadap amplitudo
pembawa tak termodulasi disebut factor modolasi. Faktor modulasi dinyatakan dalam
bentuk persen uT UT
Keterangan: m = faktor modulasi
uT = perubahan dalam amplitudo modulasi
uT = amplitudo pembawa tanpa modulasi
*Cara Kerja
Dari Oscilloscope dapat dilihat gelombang output (termodulasi), terlihat bahwa
Amplitudo dari gelombang pembawa dipengaruhi oleh Amplitudo gelombang informasi.
Semakin tinggi/besar Amplitudo dari gelombang informasi Low Frequency (LF), maka
semakin tinggi pula Amplitudo gelombang pembawaHigh Frequency (HF). Akan tetapi,
Amplitudo tersebut mempengaruhi Amplitudo gelombang pembawa pada sisi atas dan
bawah atau Double Sideband (DSB).
*Data
*Analisa Data
Tabel 1 Tabel 2
620Ω 620Ω
1. Vpp = = 0,72 1. Vpp = = 2,4
10,6 Ω 10,6 Ω
1. Vpp = 1. Vpp = = 1,408
57,6 Ω 57,6 Ω
1. Vpp = 1. Vpp = = 1,408
*Kesimpulan
Dari Oscilloscope dapat dilihat gelombang output (termodulasi), terlihat bahwa
Amplitudo dari gelombang pembawa dipengaruhi oleh Amplitudo gelombang informasi.
Semakin tinggi/besar Amplitudo dari gelombang informasi Low Frequency (LF), maka
semakin tinggi pula Amplitudo gelombang pembawaHigh Frequency (HF). Akan tetapi,
Amplitudo tersebut mempengaruhi Amplitudo gelombang pembawa pada sisi atas dan
bawah atau Double Sideband (DSB).
- Pada Am Amplitude gelombang akan dipengaruhi oleh amplitude
gelombang informasi
- Pada Am Amplitude Sinyal Informasi (Audio) dimasukkan ke dalam
sinyal pembawa (Carrier)
- Am Amplitude adalah sinyal gabungan yang didapat dalam rangkaian