Anda di halaman 1dari 12

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

JURUSAN ELEKTRO
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8210436 Fax. 9061) 8215845 Ext. 301 dan 255
http://www.politeknik.mdn.s5.com email : direktur@politeknik.mdn.s5.com

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER A T.A 2022/2023


MATA KULIAH : LAB. DASAR TELEKOMUNIKASI
DOSEN PENGAMPU : Ir. INDRA YADI MT
KELAS : TK-3B
SEMESTER : III (Tiga)
HARI/TANGGAL : KAMIS/12-12-2022
WAKTU : 120 Menit
SIFAT : Buka Buku
NAMA : DWIKY KHAIRI FAHMI
NIM : 2105061038

1. Pada rangkaian percobaan LPF Pasif berikut.

Jawab :

A. Tujuan
Tujuan dari Low Pass Filter atau sering disingkat dengan LPF adalah sbagai Filter
atau Penyaring yang melewatkan sinyal Frekuensi rendah dan menghambat atau
memblokir sinyal Frekuensi tinggi. Dengan kata lain, LPF akan menyaring sinyal frekuensi
tinggi dan meneruskan sinyal frekuensi rendah yang diinginkannya. Sinyal yang dimaksud
ini dapat berupa sinyal listrik seperti sinyal audio atau sinyal perubahan tegangan. LPF
yang ideal adalah LPF yang sama sekali tidak melewatkan sinyal dengan frekuensi diatas
frekuensi cut-off (fc) atau tegangan OUPUT pada sinyal frekuensi diatas frekuensi cut-off
sama dengan 0V. Dalam bahasa Indonesia, Low Pass Filter ini sering disebut dengan
Penyaring Lolos Bawah atau Tapis Pelewat Rendah

Document No.: F-PD1-01-09 Revision No. : 00 Date of Issue : 20 November 2008


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ELEKTRO
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8210436 Fax. 9061) 8215845 Ext. 301 dan 255
http://www.politeknik.mdn.s5.com email : direktur@politeknik.mdn.s5.com
B. Data yang diharapkan

Frekuensi Vout/2VPV Amplitudo (Db)


(Hz)
2700 8,24/2 = 4,12 1 0
2800 8,16/2 = 4,08 0,99 -0,08
3000 7,68/2 = 3,84 0,93 -0,63
3200 7,04/2 = 3,52 0,85 -1,41
3500 5,92/2 = 2,96 0,71 -2,97
3800 4,92/2 = 2,46 0,59 -4,58
4000 4,64/2 = 2,32 0,56 -5,03
4200 4,00/2 = 2,0 0,48 -6,37
4500 3,36/2 = 1,68 0,40 -7,95
4800 2,72/2 = 1,36 0,33 -9,65
5000 2,08/2 = 0,96 0,23 -12,76
5200 1,98/2 = 0,80 0,19 -14,42
5500 1,60/2 = 0,64 0,15 -16,47
5800 1,28/2 = 0,56 0,13 -17,72
6000 1,04/2 = 0,52 0,12 -18,41

C. Analisa serta kesimpulan

Pada percobaan filter pasif lolos rendah mode inverting dengan kenaikkan frekuensi
secara logaritmik. keluaran amplitudo setiap perubahan frekuensi dimulai 2700 Hz hingga
nilai input Vi mendekati nilai keluaran Vo.dikarenakan rangkaian yang dihubungkan
dengan inverting melewati sebuah resistor yang hambat sinyal masukan akan ada yang
dikembalikan dan sedikit yang di teruskan.

Dari hasil percobaan pada percobaan filter pasif lolos rendah, menggunakan 2 resistor
dan1 kapasitor dengan mode inverting yaitu sinyal masukannya berbeda fase sebesar 3800
dengan sinyal keluarannya. Resistor dan kapasitor yang digunakan yaitu R1 = 1 (kΩ), Rf =
10 (kΩ) dan Cf : 0.000000022 PF dan Vi= 0,59 volt . Diperoleh nilai perhitungan yaitu
untuk penguat secara teori yaitu : -10 volt sedangkan secara praktikum penguat adalah 18,59
dengan persentase kesalahan 60,091%, sedangkan besar frekuensi cut off yaitu 1539,36 Hz
secara teori dan 700 Hz secara praktikum. Dari analisis data terlihat bahwa persentase
perbedaan antara frekuensi cut-off secara teori dan praktikum sebesar 77,855%. Hal ini
membuktikan bahwa percobaan kali ini sudah mendapatkan hasil yang kurang baik
dikarenakan besar kesalahan antara teori dan percobaan.

Document No.: F-PD1-01-09 Revision No. : 00 Date of Issue : 20 November 2008


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ELEKTRO
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8210436 Fax. 9061) 8215845 Ext. 301 dan 255
http://www.politeknik.mdn.s5.com email : direktur@politeknik.mdn.s5.com

Kesimpulan

Low Pass Filter atau sering disingkat dengan LPF adalah Filter atau Penyaring yang
melewatkan sinyal Frekuensi rendah dan menghambat atau memblokir sinyal Frekuensi
tinggi. Dengan kata lain, LPF akan menyaring sinyal frekuensi tinggi dan meneruskan
sinyal frekuensi rendah yang diinginkannya. LPF yang ideal adalah LPF yang sama sekali
tidak melewatkan sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (fc) atau tegangan
OUPUT pada sinyal frekuensi diatas frekuensi cut-off sama dengan 0V. Dalam bahasa
Indonesia, Low Pass Filter ini sering disebut dengan Penyaring Lolos Bawah atau Tapis
Pelewat Rendah.

D. Rangkaian simulasi.

2. Jelaskan cara kerja dan data pengukuran yang diharapkan pada


rangkaian simulasi osilator Collpitts menggunakan osilator berikut ini.
Jawab:
Cara Kerja Osilator Collpitts
Osilator Colpitts ini sangat mirip dengan osilator Shunt-fed Hartley. Perbedaan yang
pokok adalah pada bagian rangkaian tangkinya. Pada osilator Colpitts, digunakan dua
kapasitor sebagai pengganti kumparan yang terbagi. Balikan dikembangkan dengan
menggunakan “medan elektrostatik” melalui jaringan pembagi kapasitor. Frekuensi
ditentukan oleh dua kapasitor terhubung seri dan induktor.

Tabel Percobaan

No L Ca Cb FREKUENSI(KHz)
1 2mH 100pF 100pF 606KHz
2. 2mH 100pF 200pF 519KHz
3 2mH 100pF 300pF 500KHz
4 1mH 100pF 400pF 625KHz
5 1mH 100pF 500pF 571KHZ

Document No.: F-PD1-01-09 Revision No. : 00 Date of Issue : 20 November 2008


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ELEKTRO
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8210436 Fax. 9061) 8215845 Ext. 301 dan 255
http://www.politeknik.mdn.s5.com email : direktur@politeknik.mdn.s5.com

3. Buat dan jelaskan bagaimana mengubah rangkaian simulasi pada soal


no. 2 diatas untuk Osilator Hartley.
Jawab:
*Rangkaian osilator

Document No.: F-PD1-01-09 Revision No. : 00 Date of Issue : 20 November 2008


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ELEKTRO
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8210436 Fax. 9061) 8215845 Ext. 301 dan 255
http://www.politeknik.mdn.s5.com email : direktur@politeknik.mdn.s5.com

Cara Kerja:
Komponen aktif dalam osilator Hartley adalah transistor. Titik operasi DC di area
aktif karakteristik diatur oleh resistor R1, R2, RE dan tegangan suplai kolektor VCC.
Kapasitor CB adalah kapasitor pemblokiran, dan CE adalah kapasitor bypass Paskah.
Konfigurasi transistor adalah konfigurasi emitor bersama. Dalam konfigurasi ini, tegangan
transistor input dan output mengalami pergeseran fasa 180 derajat. Pada rangkaian,
tegangan keluaran V1 dan tegangan umpan balik V2 memiliki pergeseran fasa 180 derajat.
Menggabungkan keduanya bersama-sama, kita mendapatkan total 360 derajat pergeseran
fasa, yang penting untuk osilasi (disebut kriteria Barkhausen). Hal penting lainnya untuk
memulai osilasi dalam rangkaian tanpa menerapkan sinyal eksternal adalah pembangkitan
tegangan noise di rangkaian.Pada saat power dihidupkan, dihasilkan tegangan noise, yang
memiliki spektrum noise yang luas dan memiliki komponen tegangan yang dibutuhkan
pada frekuensi yang dibutuhkan oleh osilator. Untuk nilai resistansi yang besar,
pengoperasian rangkaian AC tidak dipengaruhi oleh resistansi R1 dan R2. Kedua resistor
ini digunakan untuk bias transistor. Pembumian dan CE digunakan untuk kekebalan sirkuit
keseluruhan, dan kedua resistor dan kapasitor ini digunakan sebagai resistor emitor dan
kapasitor emitor. Operasi AC sebagian besar dipengaruhi oleh frekuensi resonansi dari
rangkaian resonansi.
Frekuensi getaran dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut F = 1/2LTC
Induktansi total dari rangkaian tangki adalah LT = L1 + L2

Document No.: F-PD1-01-09 Revision No. : 00 Date of Issue : 20 November 2008


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ELEKTRO
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8210436 Fax. 9061) 8215845 Ext. 301 dan 255
http://www.politeknik.mdn.s5.com email : direktur@politeknik.mdn.s5.com

Contoh Hartley Osilator


Misalkan osilator Hartley dengan frekuensi variabel 60-120 KHz terdiri dari
kapasitor pemangkas (100 pF hingga 400 pF). Rangkaian tangki memiliki dua induktor,
salah satunya memiliki nilai 39uH. Oleh karena itu, untuk mencari nilai induktansi lain, kita
akan mengikuti langkah-langkah berikut:
Frekuensi Hartley Osilator adalah
F = 1/2LTC
Dalam hal ini, frekuensi bervariasi antara 60 dan 120 kHz, dan rasionya adalah 1:2. Karena
kapasitansi berubah pada rasio 100pF:400pF, yaitu rasio 1:4, sepasang kumparan dapat
digunakan untuk mendapatkan perubahan frekuensi.
Oleh karena itu, ketika frekuensi F adalah 60 kHz, kapasitansinya adalah 400 pF.
sekarang, Oleh karena itu, kapasitansi total adalah 17,6 mH, dan nilai induktor lainnya
adalah17,6 mH – 0,039 mH = 17,56 mH.

4. Jelaskantujuan,cara kerja, data yang diharapkan, analisa dan


kesimpulan pada penguat RF yang ditala berikut ini.

Jawab:
*Tujuan
Suatu penguat adalah transistor, suatu alat semi konduktor yang memiliki fungsi
sebagai penguat sinyal dc/ac/kompleks, saklar, stabilitas tegangan, mixer atau fungsi
lainnya. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan sebagai penguat (amplifier), seperti
pengeras suara, stabilitas sumber listrik, dan penguat sinyal radio. Sedangkan dalam
rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatantinggi, seperti logic gate,
memori dan fungsi lainnya.
Transistor sebagai penguat sinyal radio atau Radio Frequency (RF), biasa memilih jenis
Bipolar Junction Transistor (BJT), dimana transistor ini mampu memberi penguatan yang
lebih besar dan respons frekuensi juga lebih baik dan lebar. BJT memiliki 3 terminal, yaitu
Emitter (E), Collector (C) dan Base (B),

Document No.: F-PD1-01-09 Revision No. : 00 Date of Issue : 20 November 2008


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ELEKTRO
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8210436 Fax. 9061) 8215845 Ext. 301 dan 255
http://www.politeknik.mdn.s5.com email : direktur@politeknik.mdn.s5.com
*Cara Kerja
Rangkaian ini ditala pada frekuensi resonansi, fo dan faktor Q tertentu. Impedansi
seri R dan L, ZL diparalel dengan impedansi kapasitor dan impedansi.
Penguat yang ditala, khususnya penggunaan frekuensi radio (RF) biasanya digunakan untuk
memberi penguatan dan selektivitas bagian awal (front end) pada pesawat penerima radio
untuk memisahkan sinyal yang masuk dari antena. Padarangkaian tala ini, akan
memunculkan suatu karakteristik bandpass filter, biasanya diperlukan untuk penguatan
tegangan.

*Data

Document No.: F-PD1-01-09 Revision No. : 00 Date of Issue : 20 November 2008


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ELEKTRO
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8210436 Fax. 9061) 8215845 Ext. 301 dan 255
http://www.politeknik.mdn.s5.com email : direktur@politeknik.mdn.s5.com

*Table Pengamatan

Frekuensi VO (V) Gain dB


(Ω)
10K 0.2 0.4 -7.95
20K 0.55 1.1 0.82
30K 2.05 4.1 14
50K 0.9 1.8 5.10
100K 0.25 0.5 -6.02

*Analisa

Setelah melakukan simulasi kali ini, didapati titik kerja pada transistor pada
Vb =2.56V; VE = 1.89V, VC = 14,1V lalu dilakukan pengukuran tegangan
hasil emitter =0.67V. dapat dilihat pada table pengamatan nilai output akan semakin besar
apabila frekuensi semakin besar.
Untuk mencari frekuensi resonansi dapat digunakan rumus:

Fr = 𝟏

𝟐𝝅 √𝑳𝑪

*Kesimpulan

1.Semakin tinggi frekuensi maka semakin tinggi pula Vout nya.


2.Cut off pada frekuensi 15.5KHz dan 80KHz.
3.Titik kerja Vb = 2.56V VE =1.89V dan pengukuran basis emitter VBE = 0.67V.

5. Jelaskan tujuan, cara kerja, data yang diharapkan, analisa dan


kesimpulan pada modulator amplitudo jembatan ring dioda berikut ini.

Document No.: F-PD1-01-09 Revision No. : 00 Date of Issue : 20 November 2008


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ELEKTRO
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8210436 Fax. 9061) 8215845 Ext. 301 dan 255
http://www.politeknik.mdn.s5.com email : direktur@politeknik.mdn.s5.com

Jawab:
*Tujuan
Mengetahui Perubahan dalam amplitudo pembawa sebanding dengan perubahan
yang terjadi amplitude sinyal modulasi. Perbandingan perubahan ini terhadap amplitudo
pembawa tak termodulasi disebut factor modolasi. Faktor modulasi dinyatakan dalam
bentuk persen uT UT
Keterangan: m = faktor modulasi
uT = perubahan dalam amplitudo modulasi
uT = amplitudo pembawa tanpa modulasi

*Cara Kerja
Dari Oscilloscope dapat dilihat gelombang output (termodulasi), terlihat bahwa
Amplitudo dari gelombang pembawa dipengaruhi oleh Amplitudo gelombang informasi.
Semakin tinggi/besar Amplitudo dari gelombang informasi Low Frequency (LF), maka
semakin tinggi pula Amplitudo gelombang pembawaHigh Frequency (HF). Akan tetapi,
Amplitudo tersebut mempengaruhi Amplitudo gelombang pembawa pada sisi atas dan
bawah atau Double Sideband (DSB).

Rangkaian penguat dengan RE = 620 Ω, Atur keluaran Function Generator dihubungkan ke


masukan penguat, terminal A. Naikkan amplitudo sinyal 0,1 Vpp, amati, plot dan catat
keluarannya pada terminal B. Selanjutnya naikkan amplitudo sinyal 0,2 Vpp sampai 1 Vpp,
amati, plot dan catat keluarannya.Tabel 1. Kemudian lakukan hal serupa untuk RE = 10,6
kΩ dan RE = 57,6 kΩ.

Document No.: F-PD1-01-09 Revision No. : 00 Date of Issue : 20 November 2008


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ELEKTRO
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8210436 Fax. 9061) 8215845 Ext. 301 dan 255
http://www.politeknik.mdn.s5.com email : direktur@politeknik.mdn.s5.com

*Data

Document No.: F-PD1-01-09 Revision No. : 00 Date of Issue : 20 November 2008


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ELEKTRO
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8210436 Fax. 9061) 8215845 Ext. 301 dan 255
http://www.politeknik.mdn.s5.com email : direktur@politeknik.mdn.s5.com

*Analisa Data
Tabel 1 Tabel 2
620Ω 620Ω
1. Vpp = = 0,72 1. Vpp = = 2,4

2. Vpp= 2. Vpp = = 2,28


3. Vpp = 3. Vpp = = 1,52
4. Vpp = 4. Vpp = = 1,8

5. Vpp = 5. Vpp = = 3,04

10,6 Ω 10,6 Ω
1. Vpp = 1. Vpp = = 1,408

2. Vpp = 2. Vpp = = 1,376


3. Vpp = 3. Vpp = = 1,344
4. Vpp = 4. Vpp = = 1,488
5. Vpp = 5. Vpp = = 1,392

57,6 Ω 57,6 Ω
1. Vpp = 1. Vpp = = 1,408

2. Vpp = 2. Vpp = = 1,28


3. Vpp = 3. Vpp = = 1,184
4. Vpp = 4. Vpp = = 1,2
5. Vpp = 5. Vpp = = 1,44

*Kesimpulan
Dari Oscilloscope dapat dilihat gelombang output (termodulasi), terlihat bahwa
Amplitudo dari gelombang pembawa dipengaruhi oleh Amplitudo gelombang informasi.
Semakin tinggi/besar Amplitudo dari gelombang informasi Low Frequency (LF), maka
semakin tinggi pula Amplitudo gelombang pembawaHigh Frequency (HF). Akan tetapi,
Amplitudo tersebut mempengaruhi Amplitudo gelombang pembawa pada sisi atas dan
bawah atau Double Sideband (DSB).
- Pada Am Amplitude gelombang akan dipengaruhi oleh amplitude
gelombang informasi
- Pada Am Amplitude Sinyal Informasi (Audio) dimasukkan ke dalam
sinyal pembawa (Carrier)
- Am Amplitude adalah sinyal gabungan yang didapat dalam rangkaian

Document No.: F-PD1-01-09 Revision No. : 00 Date of Issue : 20 November 2008


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ELEKTRO
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8210436 Fax. 9061) 8215845 Ext. 301 dan 255
http://www.politeknik.mdn.s5.com email : direktur@politeknik.mdn.s5.com

Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh: Disetujui Oleh:

Muhammad Rusdi ST.MT.


Ir.Indra Yadi MT. Ir.Indra Yadi MT. Nip :
NIP:196107141990031001 NIP:196107141990031001
Dosen Pengampu Koordinator Subjek KPS Teknik Telekomunikasi

Document No.: F-PD1-01-09 Revision No. : 00 Date of Issue : 20 November 2008

Anda mungkin juga menyukai