Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN LABORATORIUM D III

MAINTENANCE AND REPAIR ELKA EC

No. Percobaan : 08

Judul Percobaan : OSILATOR

Praktikan : WAHYUDI KURNIA

No. BP : 1601042026

Kelas : II B

Kelompok :5

Partner : 1. FAULIZA ‘AINI ARBI


2. WENNY HERDYON
3. DINDA DWI MARSYA
Pembimbing : 1. SURYADI, ST, MT
2. HERIZON, ST, MT

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017-2018
LEMBARAN PENGESAHAN

No. Percobaan : 08
Judul Percobaan : OSILATOR

Nama Pratikan : WAHYUDI KURNIA


No. BP : 1601042026
Kelas : II B
Kelompok :5
Partner : 1. FAULIZA AINI ARBI
2. WENNY HERDYON
3. DINDA DWI MARSYA
Pembimbing : 1. SURYADI, ST, MT
2. HERIZON, ST, MT
Tanggal Pratikum : 15 Desember 2017
Tanggal Pengesahan : 22 Desember 2017
Keterangan :
Nilai :
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan mata kuliah Laporan Pratikum
MAINTENANCE AND REPAIR ELKA dengan judul OSILATOR.

Shalawat dan salam, semoga dilimpahkan Allah kepada ruh Nabi


Muhammad SAW. Yang telah merubah keadaan manusia dari zaman kebodohan
sampai ke zaman berilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberi masukan-masukan kepada Penulis. Untuk itu Penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Suryadi, ST.,MT dan Herizon, ST, MT selaku dosen mata kuliah
Labor Sistem Komputer yang telah membimbing dan memberi arahan
selama praktikum di Labor sistem komputer.
2. Orang tua Penulis yang telah memberikan do’a, dorongan dan dukungan
baik materil maupun moral kepada Penulis.
3. Rekan kerja dan kelompok yang telah bersedia bertukar pikiran dan berkerja
sama dalam praktikum Labor sistem komputer.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
ada kekurangan-kekurangan dari segi kualitas maupun ilmu Pengetahuan yang
Peulis kuasai. Oleh karna itu, Penulis mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk penyempurnaan pembuatan laporan dimasa mendatang.
Penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah ilmu
pegetahuan pembaca terutama bagi saya sendiri sebagai Penulis.

Padang, 17 Desember 2017


PENULIS

WAHYUDI KURNIA
NIM. 1601042026
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Tujuan Pratikum
B. Landasan Teori

BAB II PEMBAHASAN

A. Alat dan Bahan


B. Langkah Kerja

BAB III HASIL PRATIKUM

A. Data Percobaan
B. Analisa Data

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja dan karakteristik


rangkaian Osilator.
2. Mahasiswa mampu melacak adanya kerusakan pada rangkaian.
3. Mahasiswa mampu menghitung tegangan pada tiap titik.kesalahan.
4. Mahasiswa mampu menggunakan dan merawat rangkaian Oscilator.

B. Landasan Teori

Osilator adalah suatu alat yang merupakan gabungan elemen-elemen aktif dan
pasif untuk menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal atau bentuk gelombang
periodik lainnya. Suatu osilator memberikan tegangan keluaran dari suatu bentuk
gelombang yang diketahui tanpa penggunaan sinyal masuk dari luar. Osilator
mengubah daya arus seaarh (dc) dari catu daya ke daya arus bolak-balik (ac) dalam
beban. Dengan demikian fungsi osilator berlawanan dengan penyearah yang
mengubah daya searah ke daya bolak-balik.
Osilator dapat dianggap sebagai penguat (amplifier) yang outputnya umpan-
balik (feed-back) ke input. Maka seluruh input dari penguat berasal dari outputnya.
Pada osilator tidak ada tegangan input sehingga osilasi dimulai dari suatu
tegangan kecil yaitu tegangan “noise”. Tegangan yang sangat kecil ini (orde-mikro-
volt) diperbesar dan dikembalikan kembali ke input dengan fase yang sama,
diperbesar lagi dan seterusnya sampai terjadi getaran atau gelombang sinus yang
dikehendaki.
OSILATOR UMPAN BALIK POSITIF
Umpan-balik positif merupakan dasar dari rangkaian-rangkaian osilator yang
lebih umum digunakan. Dimana tegangan outputnya umpan-balik (feed-back) ke
input.
1. Osilator Pergeseran-Fasa RC

Barkhausen mengatakan bahwa, bila sebuah rangkaian umpan-balik diharapkan


untuk memelihara osilasi, maka:

a. Perolehan bersih di sekeliling rantai umpan-balik harus


b. Pergeseran fasa bersih di sekeliling rantai tersebut haruslah merupakan
kelipatan bilangan utuh positif 2radian atau 360o.

Gambar 0.2 menunjukkan rangkaian osilator penggeseran-fasa RC . Rangkaian


menggunakan tiga buah bagian RC, masing-masing dengan konstanta waktu yang
sama (nilai R yang sama dan nilai C yang sama). Pada frekuensi osilasi pergeseran
total adalah 180o. Selanjutnya penguat akan memberikan pergeseran fasa sebesar
180o.
Resistansi masukan pada penguat harus jauh lebih besar dari pada nilai R yang
digunakan dalam jaringan penggeseran-fasa, karena resistansi masukan penguat
akan membebani jaringan penggeseran fasa dan mengubah karekteristikya, atau
harus disediakan suatu jaringan osilasi sehingga jaringan tidak terganggu dengan
terhubungnya penguat.
2. Osilator LC yang Ditala.

Osilator LC yang ditala (tuned LC oscillator) adalah sebuah contoh lain dari
osilator jenis umpan balik. Gambar 0.3. merupakan gambar rangkaiannya.
Frekuensi paralel dari rangkaian tangki terdiri dari induktansi primer
transformator dan kapasitor. Dimana rangkaian tangki terlihat seperti sebuah
resistansi murni dan pergeseran fasa pada penguat adalah 180o, ditambah dengan
pergeseran fasa 180o yang disebabkan transformator, sehingga pergeseran murni
untuk seluruh rantai sebesar 0o (atau 360o). Jika frekuensi jatuh kebawah nilai
resonansi, tanki akan terlihat seperti sebuah induktansi dan menyebabkan perolehan
tegangan sedikit mendahului (lead) nilai 180o itu. Bila frekuensinya tinggi, tangki
menjadi kapasitif, dan tegangan keluaran tertinggal (lags). Osilasi hanya dapat
terjadi pada frekuensi dimana pergeseran fasa rantai adalah nol, yaitu pada
frekuensi resonansi paralel dari rangkaian tangki.

OSILATOR RANGKAIAN YANG DITALA


Bentuk Osilator Rangkaian Umum
Bentuk umum dari sebuah osilator rangkaian yang ditala (tuned circuit
oscilator) ditunjukkan dalam gambar 0.4. sebuah penguat pembalik (inverting
amplifier) menyediakan perolehan yang diperlukan, dan sebuah jaringan delta yang
terdiri dari tiga buah impedansi kompleks membentuk jaringan penggeseran-fasa
diantara masukan dan keluaran penguat.
Osilator relaksasi adalah osilator dimana kondensator diisi sedikit demi sedikit
dan lalu dikosongkan dengan cepat. Ini biasanya dibangun dari sebuah resistor
atau sumber arus, sebuah kondensator, dan sebuah peranti penahan seperti lampu
neon, tiratron, DIAC, UJT, atau dioda Gunn.
Kondensator diisi melalui resistor, menyebabkan tegangan yang membentangi
kondensator mendekati tegangan pengisi pada kurva eksponensial. Peranti
penahan dijajarkan dengan kondensator. Peranti sedemikian ini tidak akan
menghantar sebelum tegangan yang membentanginya mencapai tegangan tahan
(sulut). Peranti penahan lalu menghantar dan dengan cepat mengosongkan
kondensator. Ketika tegangan pada kondensator jatuh hingga lebih rendah dari
tegangan tahan, peranti penahan berhenti menghantar dan kondensator mulai diisi
kembali. Jika unsur penahan adalah lampu neon, sirkuit juga menghasilkan
kilasan cahaya setiap kondensator dikosongkan.
Gelombang keluaran dari osilator relaksasi biasanya adalah gelombang gigi
gergaji. Jika hanya sebagian kecil dari lereng eksponensial yang digunakan
(tegangan sulut dari peranti penahan lebih rendah dari sumber tegangan), lereng
kira-kira merupakan lereng linier, tetapi jika dibutuhkan gelombang gigi gergaji
yang benar-benar linier, resistor pengisian harus diganti dengan sumber arus
konstan.
BAB II
PROSES PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Power supply ± 12 V 1 bh
2. Resistor 10 kΩ 2 bh
3. Resistor 270 kΩ 1 bh
4. Kapasitor: 10 nF 1 bh
5. IC Op-amp : LM318 1 bh
6. Osiloskop 1 bh
7. Sumber daya : ±15 V DC 1 bh
8. Fungsi Generator 1 bh
9. Multimeter 1 bh
10. Kabel penghubung secukupnya

B. Gambar Rangkaian
C. Langkah Kerja
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang digunakan.
2. Menyusun rangkaian seperti pada gambar rangkaian.
3. Masukkan tegangan input dan mengukur tegangan pada TP 1 dan TP2
4. Melepas C dan mengukur tegangan pada TP1 dan TP2.
5. Melakukan pengukuran dan melepas Rf, kemudian mengukur TP1 dan TP2.
6. Mencatat hasil percobaan pada tabel percobaan.
7. Menganalisa dan mengambil kesimpulan dari hasil praktikum.
BAB III
HASIL PRATIKUM

A. Hasil Percobaan

C / uF TP 1 / mVpp f (TP1) / Hz TP 2 / Vpp f (TP2) / Hz


4.7 2.6 48.30 2.65 50
10 224 50 2.3 50.4
47 104 50.5 1 50.6
0.22 0.285 50.6 0.36 50.65

C tanpa Rf

C / uF TP 1 / Vpp f (TP1) / Hz TP 2 / Vpp f (TP2) / Hz


4.7 35 50 0.6 50
10 10 50.2 0.48 50.2
47 5 50.3 0.3 50.6
0.22 1.5 50.6 0.25 50.8

C dilepas

C / uF TP 1 / Vpp f (TP1) / Hz TP 2 / Vpp f (TP2) / Hz


- 4 50.5 3 50.2

B. Analisa Data
Osilator yaitu suatu rangkaian elektronika yang dapat membangkitkan getaran
listrik dengan frekuensi tertentu dan amplitudonya tetap. Dasar dari sebuah osilator
yaitu sebuah rangkaian penguat dengan sistem feedback, yaitu sebagian sinyal
keluaran yang dikembalikan lagi ke masukan dengan phase dan tegangan yang
sama sehingga terjadi osilasi yang terus menerus. Adapun beberapa bagian yang
menjadi syarat untuk sebuah osilator supaya terjadi osilasi yaitu adanya rangkaian
penguat, rangkaian feedback, dan rangkaian tank circuit.

Rangkaian feedback yaitu suatu rangkaian umpan balik yang sebagian sinyal
keluarannya dikembalikan lagi ke masukan, hal ini salah satu sistem supaya
terjadinya tegangan dan phase yang sama antara input dan output, juga menjadi
salah satu syarat penting terjadinya osilasi pada sebuah rangkaian osilator. Pada
umumnya rangkaian feedback menggunakan komponen pasif R dan C.

Tank circuit yaitu rangkaian yang menentukan frekuensi kerja dari osilator
frekuensi pembawa (carrier), yang digunakan pada aplikasi ini digunakan
komponen L dan C karena semakin tinggi frekuensi yang digunakan maka makin
kecil harga komponen yang digunakan lain halnya menggunakan R dan C karena
frekuensi yang dihasilkan tidak akan bisa mencapai harga yang paling tinggi karena
terbatasnya harga Resistor. Tinggi rendahnya frekuensi bisa ditentukan pada
komponen L dan C pada Tank Circuit dan besarnya frekuensi dapat ditentukan
dengan perhitungan sebagai berikut: fosc = (Hz) dimana f merupakan frekuensi
yang dihasilkan dan C merupakan kapasitor.

Jenis-Jenis Osilator

Kita dapat mengelompokkan osilator berdasarkan metode pengoperasiannya


menjadi dua kelompok, yaitu osilator balikan dan osilator relaksasi. Pada Osilator
Balikan terjadi balikan pada sistem-suara yang digunakan pada suatu pertemuan.

Jika mikropon terletak terlalu dekat dengan speaker, maka sering terjadi proses
balikan dimana suara dari speaker terambil kembali oleh mikropon diteruskan ke
amplifier menghasilkan dengung. Kondisi ini dikenal dengan balikan mekanik.
Terjadinya balikan pada sistem ini sangat tidak diharapkan, namun sistem balikan
pada osilator sangat diperlukan.

Osilator ralaksasi utamanya digunakan sebagai pembangkit gelombang


sinusosidal, Gelombang gigi gergaji, gelombang kotak dan variasi bentuk
gelombang tak beraturan. Pada dasarnya osilator ini tergantung pada proses
pengosongan dan pengisian jaringan kapasitor dan resistor. Perubahan tegangan
pada jaringan digunakan untuk mengubah-ubah konduksi piranti elektronika.
Untuk pengontrol, pada osilator dapat digunakan transistor atau IC (integrated
circuit) (Sutrisno, 1987).

Teori rangkaian

Osilator bisa dibangun dengan menggunakan beberapa teknik dasar, yaitu:


1. Menggunakan komponen-komponen yang memperlihatkan karakteristik
resistansi negatif, dan lazimnya menggunakan diode terobosan dan UJT.

2. Menggunakan umpanbalik positif pada penguat. Umpanbalik positif


menguatkan desah internal yang terdapat pada penguat. Jika keluaran
penguat sefasa dengan masukkannya, osilasi akan terjadi.

Topologi kalang osilator sinus

Banyak rangkaian yang dapat dipakai untuk membangkitkan gelombang sinus.


Dan yang paling populer adalah Osilator Clapp,Osilator Colpitt,Osilator kristal, dan
jembatan Wien. Setiap tipe mempunyai keuntungan khusus dan daerah penerapan
masing-masing. Jembatan Wien banyak dipakai dalam osilator frekuensi audio
terutama karena kemantapan frekuensinya yang baik dan relatif mudah dibuat.

Persyaratan osilator sinus

Persyaratan utama bagi osilator sinus adalah,

1. Frekuensi spesifik yang dapat dicapai

2. Amplitudo keluaran

3. Kemantapan frekuensi

4. Kemurnian keluaran, yaitu perbandingan banyaknya cacat harmonik dalam


bentuk gelombang keluaran.

Amplitudo yang benar dan cacat yang sedikit dapat diperoleh dengan
mengendalikan penguatan penguat sedemikian rupa sehingga tepat cukup untuk
mengganti kerugian-kerugian dalam kalang penentu frekuensi. Dalam beberapa
penerapan, kemantapan frekuensi menjadi prioritas. Perubahan-perubahan dalam
frekuensi keluaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk jangka panjang,
hanyutan harga komponen dan parameter karena penuaan menjadi sebab utama.
Perubahan jangka pendek dara disebabkan oleh:

1. Variasi beban, hal ini dapat dikurangi dengan menggunakan penguat


penyangga pada keluaran.
2. Pencatu daya, perubahan-perubahan dalam tegangan pencatu daya akan
mengubah parameter-parameter dalam kalang, pencatu daya dimantapkan
menyelesaikan masalah ini.

3. Perubahan harga komponen karena suhu, hal ini terutama memengaruhi


komponen penentu frekuensi. Semua komponen pasif berubah harganya
karena suhu

Klasifikasi osilator didasarkan pada daerah frekuensi yang dihasilkan.

1. Osilator Frekuensi Audio (AF) beberapa hz -20 KHz

2. Osilator Frekuensi Radio (RF) 20 KHz - 30MHz

3. Osilator Frekuensi Sangat Tinggi (VHF) 30MHz - 300MHz

4. Osilator Frekuensi Ultra Tinggi (UHF) 300MHz - 3GHz

5. Osilator Gelombang Mikro 3 GHz - Beberapa GHz

Contoh-contoh osilator

1. Osilator harmonik

2. Osilator Armstrong

3. Osilator Clapp

4. Osilator Colpitt

5. Osilator Hartley
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Oscillator atau dalam bahasa Indonesia disebut osilator ini, merupakan sebuah
rangkaian yang mampu menghasilkan sejumlah sinyal listrik atau getaran secara
periodik dengan amplitudo yang konstan.

Sebenarnya sinyal arus DC dari rangkaian alat pencatu daya atau Power Supply
ini melakukan konversi pada Rangkaian Oscillator yang menjadikannya sinyal arus
AC yang menghasilkan sinyal listrik pada periodik yang memiliki amplitudo
konstan.

Definisi periodik adalah sebuah waktu yang dibutuhkan dalam menempuh satu
kali getaran atau satu siklus gelombang bolak-balik, periodik menggunakan satuan
second atau detik. Sedangkan amplitudo merupakan persimpangan paling jauh yang
dapat diukur dari titik keseimbangan suatu getaran.

Penggolongan suatu Osilator umumnya dilakukan menurut Karakteristik


Frekuensi yang dihasilkan dari keluaran-nya. Inilah beberapa macam penggolongan
menurut Frekuensi keluaran-nya.

1. Oscillator Frekuensi Rendah atau Low Frequency Oscillator,


adalah Osilator yang mampu membangkitkan suatu frekuensi rendah di
bawah 20 Hertz.

2. Oscillator Audio atau Audio Oscillator, adalah Osilator yang mampu


membangkitkan frekuensi Audio sekitar 16 Hertz sampai 20 kilo Hertz.

3. Oscillator Frequency Radio atau Radio Oscillator, adalah Osilator yang


mampu membangkitkan frekuensi Radio sekitar 100 kilo Hertz sampai 100
Giga Hertz.

Suatu Rangkaian Osicilator yang sederhana memiliki Dua bagian utama, yakni
Penguat atau Amplifier dan suatu Umpan Balik atau Feedback. Pada dasarnya,
sebuah Osilator membutuhkan sinyal kecil yang berasal dari sebuah Penguat itu
sendiri.

Osilasi akan terjadi apabila, Amplifier ditambahkan suatu arus listrik untuk
menghasilkan sinyal kecil. Sinyal kecil inilah yang akan menjadi umpan balik ke
Amplifier, sehingga apabila keluaran Amplifier sama dengan fasa dari sinyal
umpan balik itu. Maka terjadilah Osilasi.

B. Saran

Bagi rekan-rekan yang akan melakukan pratikum pelajari materi pratikum yang
akan dilakukan. Selama proses pratikum berlangsung ikuti arahan dan pedoman
yang ada pada jobsheet dan dosen pembimbing.Dan patuhi aturan yang ada di
laboratorium. Lakukan proses pratikum dengan hati-hati dan teliti dan catat hasil
pengukuran yang didapatkan.
Pada saat melakukan pengukuran pastikan alat yang digunakan dalam keadaan
baik. Saat melakukan pegukuran pastikan alat pengukuran sesuai dengan skala yang
digunakan. Saat melakukan pengukuran Ohmmeter yang perlu diperhatikan yaitu
pengaturan kalibrasi. Pada saat menggunakan osiloskop, terlebih dahulu lakukan
kalibrasi dengan benar. Lakukan pengukuran sesuai jobsheet dan catat hasil
pengukuran pada laporan sementara. Mintalah dosen untuk mencek hasil
pengukuran dan hasil pengukuran yang di dapatkan.
Saat pratikum selesai, rapikan alat dan bahan pratikm tersebut. Pstikan alat yang
digunakan dalam keadaan off. Kembalikan peralatan ke tempatnya.
Pada saat proses pratikum, yang harus diperhatikan yaitu K3 demi keselamatan
saat melakukan proses pratikum berlangsung. Setelah selesai melakuka percobaan
rapikan alat dan bahan dan simpan pada tempat penyimpanan.
DAFTAR PUSTAKA

Andrew Glassner. Principles of Digital Image Synthesis-Sastra Kusuma Wijaya,


Diktat Elektronika I, Fisika FMIPA UI

Nababan, Rio Dharmawan. 2014. LAPORAN PRAKTIKUM III OSILATOR


(HPF). Padang : Universitas Negeri Padang.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai