Anda di halaman 1dari 7

MODUL 2 MERANCANG PENGUAT COMMON EMITTER SATU TINGKAT

Eva Himatun Aliah (K1C019075)


Asisten : Abdul Momin
Tanggal Percobaan: 31/03/2021
PAF15210P-Praktikum Elektronika Dasar II
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsoed

Telah dilakukan praktikum tentang “Merancang penguat common emitter satu


tingkat”. Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu menghitung nilai hambatan RE, RB, RC
pada perancangan prategangan transistor agar diperoleh penguatan yang dikehendaki
dan menerapkan hasil perhitungan dalam membuat penguat dengan penguatan yang
dikehendaki menggunakan penguat satu tingkat. Percobaan dilakukan menggunakan
rangkaian penguat common emitter tingkat satu. Transistor yang digunakan adalah
transistor jenis NPN. Metode pengambilan data dilakukan melalui pengamatan
gelombang pada osiloskop untuk menentukan tegangan outpun digunakan
Transformator 9 volt sebagai tegangan sumber dengan memvariasikan nilai tegangan
masukan dengan nilai kelipatan 10 mulai dari 10-150 mVpp. Penguat common emitter
satu tingkat dirancang dengan penguatan tegangan sebesar 10 kali. Data tegangan input
dan tegangan output inilah yang akan dihitung agar menghasilkan sebuah data
penguatan tegangan. Hasil penguatan yang dihasilkan untuk masing-masing variasi
tegangan mencapai 10 kali. Mengamati grafik pada layar osiloskop maka dapat
menentukan nilai tegangan keluarannya. Hasil bagi antara sinyal output dengan sinyal
input inilah yang disebut nilai penguatan (K).

Transistor merupakan komponen elektronika yang befungsi sebagai penguat arus,


stabilisasi, penyaklaran dan lain-lain. Dalam adaptor transistor berfungsi sebagai
stabilizer, untuk penyetabil arus yang keluar dari blok filter. Transistor sendiri dibagi
menjadi dua jenis tipe yaitu transistor PNP dan juga transistor NPN yang membedakan
kedua transistor tersebut yaitu dapat dilihat pada tanda panah, area emitor (E), jika anak
panah kebagian dalam, maka transistor tersebut adalah transistor PNP, sementara jika
anak panah mengarah kearah luar maka transistor tersebut NPN . komponen transistor
terbagi atas 3 macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu Common Emitter
(CE), Common Base (CB), dan Common Colector (CC) [1].

Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitor transistor di groundkan atau
ditanahkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki kolektor.
Penguat emitor ditanahkan juga mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.
Rangkaian penguat common emitter adalah yang paling banyak digunakan karena
memiliki sifat menguatkan tegangan puncak amplitudo dari sinyal masukan [2].

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 1


Pada rangkaian penguat umumnya untuk menghubungkan penguat dengan sinyal input
dan beban output digunakan komponen penggandeng. Salah satu komponen
penggandeng adalah kapasitor, dan penguat yang menggunakan kapasitor ini sebagai
penggandeng disebut penguat gandengan RC, [3]. Sebuah penguat merupakan suatu
piranti yang berfungsi untuk menguatkan sinyal masukan. Penguat emitor bersama
adalah penguat yang paling banyak digunakan. Ada banyak cara untuk
menghubungkan transistor namun konfigurasi rangkaian yang paling umum untuk
transistor NPN adalah rangkaian penguat emitor ditanahkan/bersama. Kurva yang
dikenal secara umum sebagai karakteristik kurvaoutput, menghubungkan transistor
arus collector (Ic), ke tegangan collector (VCE) untuk nilai arus basis transistor yang
berbeda (Ib). (Ib). Semua jenis penguat transistor beroperasi dengan menggunakan input
sinyal AC yang bergantian antara nilai positif dan nilai negatif sehingga beberapa cara
"presetting" rangkaian penguat untuk mengoperasikan antara dua nilai maksimum atau
puncak ini diperlukan.

Gambar 2.1 Rangkaian common emitter satu tingkat

Rangkaian di atas disebut rangkaian penguat satu tingkat dengan transistor yang
dirangkai dengan mengikuti konfigurasi common emitor (emitor bersama). Disebut
penguat satu tingkat karena rangkaian ini, sebagai satu kesatuan, merupakan salah satu
tahapan yang digunakan dalam suatu sistim penguatan sinyal audio (sinyal suara), selain
itu dinyatakan dalam konfigurasi common emitor karena kaki emitor dari transistor
tersebut digunakan bersama sebagai bagian masukan (input) dan juga sebagai keluaran
(output). Penguatan Satu Tingkat adalah suatu peranti yang berfungsi menguatkan daya
sinyal masukan. Salah satu syarat yang dituntut pada penguat adalah bahwa sinyal
keluaran harus tepat benar bentuknya seperti sinyal masukan, hanya saja amplitudo-nya
lebih tinggi. Apabila bentuk sinyal keluaran tidak tepat sama dengan sinyal masukan,
meskipun beda bentuk ini hanya kecil saja, maka dikatakan sinyal keluarannya cacat [4].
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain, CRO, MMD, generator
isyarat, dan kit praktikum penguat transistor. Adapun bahan komponen yang
dibutuhkan diantaranya, Sesuai dengan hasil perhitungan pada perancangan. Kapasitor
dapat digunakan 4,7 µF/16 V atau 3.3 µF/16 V. Langkah kerja yang harus dilakukan

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 2


pada percobaan ini yaitu merancang sebuah penguat praktis satu tingkat dengan
penguatan tegangan sebesar 10 kali. Nilai komponen sebaiknya dihitung agar
menghasilkan penguatan yang lebih besar dari 10. Menganggap resistansi beban
keluaran (RL) adalah 10 Kohm. Memilih nilai resistor standar terdekat untuk RC yang
nilainya antara 10% sampai 25% dari RL. Menghitung RC // RL, kemudian carilah
(RE+re) untuk penguatan sebesar 10 kali. Menghitung IE (dalam hal ini IE ≈ IC),
kemudian hitung pula re dan RE. Saat memilih RE, pilihlah dengan komponen dengan
nilai yang rendah. Mengukur β transistor dengan MMD. Menghitung IB, kemudian
carilah RB . Mencari nilai-nilai komponen yang standar yang terdekat dengan nilai-nilai
komponen hasil perhitungan. Menuliskan nilai-nilai komponen standar yang terdekat
dengan nilai-nilai komponen hasil perhitungan. Membuat Rangkaian pada Kit
Praktikum Penguat Transistor. Menghubungkan generator isyarat dan osiloskop pada
bagian masukan penguat. Mengatur masukan tegangan puncak sampai 0,01 V (10 mV).
Tegangan tersebut juga dapat diartikan sebagai berikut PEAK TO PEAK : 0,02 VPP (20
mVPP) . Mengatur frekuensi generator sebesar 100 Hz. Setelah sinyal masukan diatur
(100 Hz, 0,02 VPP), menghubungkan osiloskop pada bagian keluaran penguat. Sinyal
keluaran harus memiliki bentuk dan frekunsi yang sama dengan sinyal masukan, tetapi
dengan taraf tegangan yang lebih tinggi. Langkah-langkah ini diulang untuk frekuensi
1000 Hz.
Pada praktikum penguat commond emitter satu tingkat, beberapa komponen yang harus
dipenuhi, komponen tersebut antara lain sebagai berikut :
Tabel 2.1 Data nilai – nilai komponen

RL : 10 KΩ C1 , C2 :3.3μF/16V

RE :168 Ω Hfe : 250

RB : 1,1 MΩ VCC : 9 Volt

RC : 2,2 KΩ

Hasil perhitungan RB, RC, dan RE dengan penguatan sebesar 10 kali, 𝛽 transistor
250, RL 10 kΩ , dan Vcc 9 V.
1. Vcc = 9 Volt
RL = 10000 ohm
Kv = 10
β = 300

2. RC =
Nilai diantara 10% sampai 25% nilai RL

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 3


RCmin = 10% x 10000 = 1000 ohm
RCmax = 25% x 10000 = 2500 ohm

RC = 2200 Ohm

3. RE =
𝑅𝐶//𝑅𝐿
𝐾𝑣 = 𝑅𝐸+𝑟𝑒

𝑅𝐶//𝑅𝐿
𝑅𝐸 = ( ) − 𝑟𝑒
𝐾𝑣
𝑅𝐶//𝑅𝐿 2200 𝑥 10000
= = 1800 𝑜ℎ𝑚
𝑅𝐿 2200+10000
25
𝑟𝑒 = = 12,5 𝑂ℎ𝑚
2(𝑚𝐴)
𝐼𝐸 = 2 𝑚𝐴
4.5
𝐼𝐶 = = 0,002 𝐴 = 2 𝑚𝐴
2200
1
𝑉𝑐 = 9 = 4.5
2
1800
𝑅𝐸 = ( ) − 12,5 = 167,5 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 160 𝑜ℎ𝑚
10

4. RB
𝑉𝑐𝑐
= 𝑅𝐵 + 𝑅𝐸 + 𝑟𝑒
𝐼𝐵
2 𝑚𝐴
𝐼𝐵 = = 6,6666667 × 10−6 = 7 𝜇𝐴
300
9
𝑅𝐵 = 7×10−6 − 160 − 12,5 = 1285541.786 𝑜ℎ𝑚 ≈ 1,2 𝑀𝑂ℎ𝑚

1800
𝐾𝑣 = 160+12.5

Untuk data pengamatan rangkaian penguat commond emitter tingkat satu pada
frekuensi 100 Hz dan 1000 Hz didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 2.2. Data pengamatan penguat common emitter satu tingkat (frekuensi 100 Hz dan 1000 Hz)

Frekuensi 100 Hz Frekuensi 1000 Hz


V in K=Vout V in K=Vout
V out (mV) V out (mV)
(mV) Vin (mV) Vin
10 68 6.80 10 10 1.00
20 144 7.20 20 18 0.90
30 200 6.67 30 24 0.80
40 280 7.00 40 30 0.75

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 4


50 340 6.80 50 40 0.80
60 400 6.67 60 46 0.77
70 480 6.86 70 54 0.77
80 540 6.75 80 60 0.75
90 600 6.67 90 68 0.76
100 680 6.80 100 76 0.76
110 760 6.91 110 84 0.76
120 800 6.67 120 92 0.77
130 880 6.77 130 100 0.77
140 920 6.57 140 110 0.79
150 1000 6.67 150 120 0.80

Berdasarkan data pengamatan, dapat dilihat bahwa nilai penguatan dengan


frekuensi 100 Hz dan 1000 Hz tidaklah jauh berbeda yakni mendekati 10 kali penguatan.
Hal tersebut terjadi karena rangkaian penguat Common Emitter memiliki kapasitor yang
dapat meredamkan sinyal masukkan dengan frekuensi yang lebih tinggi. Rangkaian
penguat common emittor bekerja sangat baik pada sinyal masukkan berfrekuensi
rendah, maka dari itu rangkaian penguat common emittor sering digunakan sebagai
penguat audio . Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan frekuensi yang digunakan untuk
mengukur rangkaian tidak berpengaruh terhadap hasil tegangan keluaran yang
dihasilkan dari masing-masing tegangan masukan. Tegangan keluaran yang dihasilkan
pada frekuensi 100 Hz dan 1000 Hz memiliki nilai yang sama pada setiap tegangan
masukannya. Pengaruh tegangan masukan terhadap penguatnya adalah nilai tegangan
masukan semakin menurun dari tegangan masukan minimal (6,6 Volt), maka persentase
regulasi semakin besar atau kinerjanya semakin buruk.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa
Perhitungan tugas pendahuluan rangkaian common emiter satu tingkat didapatkan nilai
hambatan RE RB RC yakni senilai 167,5 ohm, 11285541.786 ohm, dan 2200 ohm . Hasil
perhitungan tugas pendahuluan didapatkan sebagai pedoman dalam membuat penguat
dengan penguatan yang dikehendaki yakni 10 kali penguatan menggunakan penguat
satu tingkat pada rangkaian common emiter dan didapatkan nilai penguat pada 100 Hz
6,787 sedangkan pada 1000Hz 0,79.

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 5


DAFTAR PUSTAKA
[1] Yuda Isparela. 2012. Regulator 5 Volt. Web : http://www.linksukses.com. Diakses 5 April 2021 pukul
20.00 WIB
[2] Sutrisno, 1986 Sutrisno, 1986. Elektronika : Teori dan Penerapannya, Jilid I. Bandung : Penerbit ITB
[3] Hartono, Panduan Praktikum Elektronika Dasar I, UNSOED, Purwokerto, 2016.
[4] https://sekolahelektronika.wordpress.com/2012/11/03/penguat-1-tingkat-dengan-transistor/ , 5 April
2021, pukul 21.00 WIB.

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 6


LAMPIRAN

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 7

Anda mungkin juga menyukai