Anda di halaman 1dari 8

Tanggal praktikum 18 Februari 2021

Nama mahasiswa : Nabilah Nurul Haq


Kelas : JTD – 2B

PRACTICE-1
MERENCANAKAN ARUS BIAS DC-1
(1X TATAP MUKA)

A. TUJUAN

o Merencanakan arus bias DC pada BJT untuk sinyal output AC simetri.


o Mensimulasikan hasil perencanaan pada multisim.
o Merencanakan ulang jika hasil sinyal output belum simetri.
o Mengaplikasikan penguat pada common emitor, common basis, dan
common kolektro dan menganalisa hasilnya.
o Menganalisa respon frekuensi penguat.

B. DIAGRAM RANGKAIAN

C. URAIAN PEKERJAAN

Rencanakan komponen-komponen untuk rangkaian pada diagram rangkaian


sehingga sinyal output AC simetri untuk beban AC R L = 1000 ohm dengan output
maksimum 5 Vpp.
D. PROSEDUR

1. Pilih komponen transistor dan dapatkan informasi tentang V CE mak dan


nilai hfe atau beta DC transistor tersebut.
2. Pilih nilai R2 sama dengan RL
3. PIlih nilai R3 mendekati 25% R2.
4. Hitung nilai VE mendekati 10 % nilai Vcc yang dipilih.
5. Hitung IE
6. Hitung re mendekati 26 dibagi IE
7. Hitung IB
8. Hitung R1
9. Pilih C1,C2, dan C3 (dalam satuan mikro)
10. Hitung Av (penguatan tegangan dimana Av= (RL//R2)/re
11. Hitung Vin (AC) maksimumnya. ( Vin (mak) = Vout AC mak. dibagi Av)
12. simulasikan hasilnya pada multisim untuk frekuensi 20 MHz. (CE)
13. Rancang ulang jika belum simeteri
14. Bangun penguat CE, CB, dan CC
15. Analisa hasil simulasi
16. Analisa respon frekuensinya.
17. Buat kesimpulan.

E. HASIL PEKERJAAN

a. Hasil perhitungan

Transistor RF Resistor (ohm) Kapasitor RF (µF)

VCEO mak = 15 R1 = 422 C1 = 10

hfe min = 80 R2 = 1000 C2 = 10

hfe maks = 250 R3 = 300 C3 = 10

IC maks = 0.15 RL = 1000

1. Hitung nilai beta


h fe maks−h fe min 250−80
β= = =165
2 2

2. Hitung nilai IE
V E 1,5 V
I E= = =5 mA
R3 300 Ω

3. Hitung nilai IB
IE 5
I B= = =0,03 mA
β +1 165+ 1

4. Hitung nilai R1

V CC−V BE
I B=
R1 +( β+1) R 3

15−0,7
0,03=
R1 +(165+1)300

R1=427 k Ω

5. Hitung nilai RE
V E 1,5 V
R E= = =300 Ω
I E 5 mA

6. Hitung nilai AV
R L 1000
AV = = =3,3 Ω
R E 300
b. Hasil simulasi (Oscilloscop)

1. Command Emitor

2. Command Basis
3. Command Kolektor

c. Hasil simulasi (Bode Plotter)

Respone frekuensi penguat


1. Command Emitor

f low=9,587 kHz

f high=67,273 MHz

Bandwidth = 67,273 MHz−9,587 kHz=67,26 MHz

2. Command Basis

f low=9,587 kHz

f high=102,563 MHz

Bandwidth = 102,563 MHz−9,587 kHz=102,55 MHz


3. Command Kolektor

f low=41,246 Hz

f high=903,741 MHz

Bandwidth = 903,741 MHz−41,246 kHz=903,7 MHz

F. ANALISA HASIL PEKERJAAN

Hasil perhitungan untuk setiap komponen yang digunakan, disesuaikan pada


nilai komponen yang sudah ada pada multisim. Nilai untuk R 2 pada perhitungan
adalah 250Ω sehingga disesuaikan menjadi 300Ω. Untuk R 1 hasil dari perhitungan
427kΩ disesuaikan menjadi 422kΩ.
Hasil dari simulasi menggunakan oscilloscop dengan frekuensi 20MHz akan
mencapai simetri dengan melakukan penyesuaian pada nilai amplitudo. Untuk
command emitor dan kolektor mencapai simetri pada amplitudo 1mVp. Command
basis simetri pada amplitudo 6mVp.
Sinyal output yang dihasilkan pada command emitor berbalik 180 derajat
dengan sinyal input. Sinyal output pada emitor lebih besar dari pada sinyal input
menyebabkan perubahan fase pada input, menyebabkan penguatan arus dan
tegangan secara bersamaan.
Sinyal output yang dihasilkan pada command basis seharusnya membentuk
dua gelombang sefasa, dimana sinyal input dan output berada pada puncak yang
sama dan menyebabkan penguatan tegangan. Pada simulasi yang dijalankan
membentuk gelombang yang hampir sefasa, namun titik puncak berbeda sedikit, dan
jarak antar gelombang yang disebut beda fasa kurang nampak jelas. Gelombang
sefasa terjadi karena nilai frekuensi dari dua gelombang sama. Command basis
menghasilkan penguatan tegangan input dan output sinyal.
Sinyal output yang dihasilkan pada command kolektor sama dengan sinyal
input, bisa dikatakan gelombang yang dihasilkan sefasa. Sinyal output mengikuti
sinyal input dikarenakan nilai resistansi input yang lebih tinggi dari output. Command
kolektor menghasilkan penguatan arus sinyal.
Pada simulasi bode plotter mengambil rangkaian yang sama dengan
rangkaian simulasi menggunakan oscillator, dengan nilai frekuensi dan amplitudo
yang sama. Dari ketiga rangkaian penguat memiliki nilai bandwidth yang berbeda.
Pada rangkaian command emitor dan kolektor mengalami redaman, dilihat saat
mengarahkan titik-titik dari frekuensi gelombang. Untuk command basis tidak terjadi
redaman. Redaman yang terjadi disebabkan penurunan nilai amplitudo.

G. KESIMPULAN

Dari simulasi ini dapat disimpulkan command emitor dapat menghasilkan


penguatan arus dan tegangan pada sinyal. Untuk command basis dan kolektor saling
berkebalikan, command basis menghasikan penguatan tegangan sedangkan
command kolektor menghasilkan penguatan arus sinyal. Respon frekuensi penguatan
rangkaian pada command emitor dan kolektor terjadi redaman namun tidak terlalu
mempengaruhi nilai dari panjang pita lintasan. Untuk command basis tidak terjadi
redaman.

Anda mungkin juga menyukai