Anda di halaman 1dari 5

MODUL 6 PROYEK AKHIR - PENGUAT BJT

Rianda Ainurrido (18012041) - Ammar Syahid Rabbani (18012042)


Asisten: Wahyu Utomo (13210033)
Tanggal Percobaan: 29/04/2014
EL2205-Praktikum Elektronika

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak
Pada rangkaian penguat BJT terdapat
tiga jenis rangkaian pengua, yakni
common emitter, common base, dan
common collector. Tiap jenis rangkaian
memiliki
karakteristik
tersendiri.
Common emitter akan menyebabkan
penguatan negatif. Common base akan
menghasilkan
rangkaian
dengan
resistansi input yang kecil. Sedangkan
common collector berfungsi sebagai
rangkaian buffer/penyangga.
Kata kunci:
collector

Penguat,

emitter

base,
Gambar 1: Common Emitter

3. METODOLOGI

1. PENDAHULUAN
Praktikan telah mengetahui karakteristik BJT
pada percobaan 3. Dan pada praktikum kali
ini diminta untuk mengaplikasikan hasil yang
teori dari penguat BJT. Praktikan diminta
untuk mendesain sebuah penguat, dalam hal
ini common emitter dengan spesifikasi G V,
Rin, dan Rout yang telah ditentukan.

2. STUDI PUSTAKA

3.1 Alat dan Komponen


1. Generator Sinyal
2. Sumber tegangan DC (2 buah)
3. Osiloskop (1 buah)
4. Multimeter (1 buah)
5. Transistor 2N3904 (1 buah)
6. Resistor 1 M (2 buah)

2.1 Penguat BJT


Transistor merupakan komponen dasar
untuk sistem penguat. Untuk bekerja
sebagai penguat, transistor harus berada
dalam kondisi aktif. Kondisi aktif dihasilkan
dengan memberikan bias pada transistor.
Bias dapat dilakukan dengan memberikan
arus yang konstan pada basis atau pada
kolektor. [1]
2.2 Common Emitter

7. Resistor 560 (1 buah)


8. Resistor 1 k (1 buah)
9. Kapasitor 100 F (3 buah)
10. Kabel - kabel
3.2 Langkah Percobaan
A. Desain Penguat Common Emitter

Konfigurasi ini memiliki resistansi input


yang sedang, transkonduktansi yang tinggi,
resistansi output yang tinggi dan memiliki
penguatan arus (AI) serta penguatan
tegangan (AV) yang tinggi. Secara umum,
konfigurasi common emitter digambarkan
oleh gambar rangkaian di bawah ini. [1]

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Desain rangkaian common


emitter yang diinginkan

Lepaskan hubungan frekuensi


generator sinyal dan osiloskop

Desain rangkaian menggunakan


dua buah bias

Bentuk sinyal sinusoidal


Vpp=40-50 mV dengan
frekuensi 10 kHz

Cari nilai komponen yang membuat


spek penguatan, resistansi input,
dan resistansi output terpenuhi

Susun rangkaian seperti pada


modul

Lakukan
simulasi

Ubah nilai Rvar dan cata nilai yang


membuat Vi menjadi setengah dari
tegangan osiloskop sebelum
terpasang pada rangkaian penguat

Setelah berhasil,
solder semua
komponen pada PCB
cetak

Ulangi percobaan dengan


memasang resistor Re

B. Faktor Penguatan

D. Resistansi Output
Atur rangkaian seperti pada modul

Hubungkan ujung kaki RE ke


pin "input" current source

Amati Vo
Pastikan semua ground
terhubung

Hubungkan rangkaian dengan


Rvar

Bentuk suatu sinyal sinusoidal


kecil dengan tegangan Vpp
40-50 mV dan frekuensi 10
kHz

Atur nilai Rvar yang


membuat nilai Vo setengah
dari tegangan sebelum
dipasang Rvar

Susun rangkaian seperti pada


modul
Amati dan gambar
sinyal di titik Z dan X

Gunakan mode xy untuk


mengamati Vo/Vi

Perbesar amplituda dan amati


Vo sampai bentuk sinyalnya
terdistorsi
Catat tegangan Vi saat hal tersebut
terjadi

Ulangi percobaan dengan pemasangan


Re

4. HASIL DAN ANALISIS


4.1 Skema Rancangan dan Perhitungan
Spesifikasi yang disyaratkan sebagai berikut:

Faktor penguatan

Resistansi input (Rin) = 1000

Resistansi output (Rout) =300

(GV) =

-15 V/V

A. Skema Rancangan

C. Resistansi Input
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Vo/Vsig = -gmRC x Rin/(Rin+Rsig)


gm = GV(Rin+Rsig)/RCRin
gm = 0,026
IC = gmVT
IC = 0,026x0,025
IC = 0,656mA
re = /gm
re = 1/0,026
Gambar 2: Desain Penguat Common Emitter

re = 38

B. Perhitungan
Analisis DC

RE = Rin - re
RE = 1000 38
RE = 962
VCC = ICRC + VC
VCC = 0,656mx600 + 0,3
VCC = 0,693V
VE VEE = IERE
dengan asumsi IE = IC
VEE = -1,39V
Jadi komponen yang digunakan sebagai
berikut:

Gambar 3: Analisis DC

RB = 1M

Rin = RB||(re+RE)

RC = 600

Untuk RB>>(re+RE), maka

RL = 1M

Rin = re+RE = 1000

RE = 1k
C = 100F

Rout = RC||RL
Untuk RL>> RC, maka

4.2 Hasil Simulasi

Rout = RC = 600

Simulasi dilakukan menggunakan software


Multisim

Vo = -gmVi(RC||RL)
Untuk RL>>RC, maka
Vo/ Vi = -gmRC
Vi/Vsig = Rin/(Rin+Rsig)
Vo/Vsig = Vo/Vi x Vi/Vsig
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

4.5 Troubleshooting
Berdasarkan perhitungan yang telah
kami lakukan, seharusnya kami memasang
RC sebesar 600. Namun karena nilai
resistansi tersebut tidak ada di pasaran,
maka kami menggunakan resistansi sebesar
560.
Saat melakukan percobaan di lab, kami
menjumpai masalah di mana nilai penguatan
yang diperoleh bernilai positif. Setelah kami
teliti, ternyata terjadi kesalahan pemasangan
antara resistor pada collector dan emitter,
juga kesalahan pemasangan tegangan bias
emitter.

Gambar 4: Screenshot Simulasi Multisim

Hasil simulasi:

Vout 53,1474 mV
V
=
=16,261
Vsig
3,2684 mV
V

Awlanya
hasil
penguatan
yang
diperoleh tidak cukup besar. Kami mencoba
menaikkan tegangan bias hingga 7V. Akhinya
penguatan yang nampak pada osiloskop
mendekati nilai spesifikasi yang ditentukan,
yakni -15,384 V/V.
4.6 Hasil Pengujian di Lab

4.3 Pencetakan PCB

Gambar 7: Tegangan bias yang digunakan


Gambar 6: Desain PCB cetak

4.4 Biaya Pembuatan


Tabel 4-1:
penguat

Biaya

pembuatan

rangkaian

Komponen
Resistor
Kapasitor
Transistor
2N3904
PCB Cetak
Kabel
Jumper

Unit
4
3
1

Harga
200
500
1000

Jumlah
800
1500
1000

1
0,5
meter
Total

6000
1000/mete
r

6000
500
9800

Gambar 8: Tampilan penguatan pada osiloskop

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Tabel 4-2: Data hasil pengamatan


Nilai

GV
Rin
Rout

-15 V/V
1000
600

GV

1,6
V
=15,384
0,104
V

Rin

1050

Rout

640

Pengamatan Data

Besaran

Hasil Rin dan Rout yang diperoleh sebesar


1050 dan 640 (galat 5%dan 6,67%).

5. KESIMPULAN

GV = -15,384 V/V (galat 2,5%)

Rin =1050

(galat 5%)

Rout =640

(galat 6,67%)

Faktor error yang terjadi diakibatkan


beberapa pengambilan asumsi yang
mempengaruhi perhitungan.

Hasil yang diperoleh, baik itu teori,


simulasi, maupun uji lab terkadang tidak
sama. Hal ini karena kondisi masingmasing cara yang digunakan. Kondisi di
lab tidak seideal teori maupun simulasi.
Sehingga kita perlu menentukan galat
agar bisa memperkirakan berapa nilai
yang
dapat
diperoleh.
Perlu
juga
menggunakan teknik try and error dalam
pengujian riil di lab untuk memperkecil
kesalahan yang diperoleh.

Analisis:
Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat
sedikit perbedaan antara simulasi dengan
kondisi riil pengujian di lab. Nilai penguatan
yang diperoleh pada simulasi sebesar
-16,261, sedangkan hasil di lab menunjukkan
-15,384. Hasil yang diperoleh di lab lebih
mendekati spesifikasi yang diharapkan. Hal
ini dapat dipengaruhi oleh nilai R C yang
digunakan berbeda 40, juga dipengaruhi
oleh nilai tegangan bias yang digunakan.
Pada simulasi digunakan dua tegangan bias
yang nilainya sama 10V, sedangkan saat di
lab tegangan bias ynag digunakan diperkecil
menjadi 7,8V dan 2,3V.

Hasil yang diperoleh:

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Hutabarat, T. Mervin, Praktikum Sistem


Digital Digital dam Mikroprosesor,
Laboratorium Dasar Teknik Elektro,
2013.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Anda mungkin juga menyukai