Anda di halaman 1dari 17

Laporan Resmi

Elektronika Terintegrasi

Praktikum 8
Integrator

Nama kelompok:
Indah Firdausi Nuzula P27838122013
Moch. Hafizh Alfiansyah P27838122019
Moh. Yanuar Ichsan P27838122021

Nama Asdos:
Muhammad Ath Thariq
Muhammad Ath Thariq

Revisi 1 Revisi 2 Paraf asdos

Tgl: Tgl: Tgl:

Jam: Jam: Jam:

Jurusan Teknik Elektromedik


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Surabaya
2023
Praktikum 8
Integrator
● Tujuan
1. Mengetahui fungsi dari rangkaian Op-amp sebagai integrator

2. Merencanakan dan membandingkan kerja dari Op-Amp sebagai integrator

● Alat dan Bahan


1. Resistor

Gambar 1 Resistor
(Sumber: https://www.kelistrikanku.com/)
2. LED

Gambar 2 LED
(Sumber: https:// www.tokopedia.com)

3. Kapasitor

Gambar 3 Kapasitor
(Sumber: https://www.tokopedia.com/)

4. Op-Amp

Page |1
Gambar 4 Op-Amp
(Sumber: www.digiware.com)

5. Catu Daya

Gambar 5 Catu Daya


(Sumber: https://cahyokrisma.wordpress.com/)

6. Multi Meter

Gambar 5 Multi Meter


(Sumber: www.peluangterkini.com)

7. Osiloskop

Gambar 7 Osiloskop
(Sumber: www.merdeka.com)

8. Generator Sinyal

Gambar 8 Generator Sinyal


(Sumber: www.manualplus.com)

● Dasar Teori
1. Rangkaian Penguat Integrator
Op-Amp sebagai penguat dapat difungsikan untuk melakukan operasi matematik
seperti integrasi dan differensiasi terhadap sinyal masukan yang diberikan. Integrator
merupakan konfigurasi Op-Amp yang berfungsi untuk menguatkan hasil integrasi dari
Page |2
sinyal masukan yang diberikan. Misalnya jika sinyal masukan dari integrator berbentuk
gelombang sinus maka akan menghasilkan sinyal keluaran berupa gelombang negatif
cosinus. Dengan fungsi tersebut, integrator sering digunakan untuk mengubah bentuk
sinyal. Beberapa bentuk sinyal yang dapat diubah oleh integrator yaitu gelombang
persegi menjadi segitiga, gelombang sinus menjadi negatif cosinus, dan gelombang
segitiga menjadi sinus. Integrator sering disebut dengan penguat integrasi. Rangkaian
dari integrator pada dasarnya berupa penguat inverting yang resistor umpan bailknya
diganti dengan komponen kapasitor. Gambar 9. menunjukan rangkaian integrator.

Gambar 9 Op-Amp Sebagai Integrator


(Sumber: https://www.samrasyid.com/)

Dalam menganalisis rangkaian Op-Amp sebagai penguat terdapat dua


aturan penting yang perlu diperhatikan. Kedua aturan tersebut menggunakan
karakteristik Op-Amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden
rule, yang berisi :

 Perbedaan tegangan antara kedua masukan Op-Amp adalah nol (V+ - V- = 0


atau V+ = V-), hal ini bertujuan menghindari adanya tegangan offset. Aturan
pertama ini sering disebut dengan virtual ground.

 Arus yang mengalir pada kedua masukan Op-Amp adalah nol (I+ = I- = 0), hal ini
dikarenakan impedansi input pada Op-Amp sangat besar ( Zin = ∞). Dengan
memahami kedua aturan tersebut, analisis dari rangkaian Op-Amp akan menjadi
lebih mudah.

Untuk memulai analisis rangkaian integrator, terapkan hukum Kirchoff arus pada titik
cabang A dan asumsi I+ = I- = 0, sehingga gambar rangkaian integrato menjadi seperti
Gambar 10.

Page |3
Gambar 10 Analisis Rangkaian Differensiator
(Sumber: https:// www.samrasyid.com)
Karena rangkaian integrator menggunakan komponen kapasitor, maka perlu diketahui
terlebih dahulu hubungan arus dan tegangan dari kapasitor yaitu:
Persamaan (1)

Dari Gambar 2. didapatkan persamaan arus yang mengalir pada titik cabang A,
sebagai berikut:
Persamaan (2)

Dengan menggunakan teori tegangan titik simpul, dan menerapkan persamaan arus
kapasitor Ic pada arus umpan balik If maka persamaan (2) dapat dijabarkan menjadi:
Persamaan (3)

Karena V+ = 0 dan V- = VA , serta asumsi nilai V+ = V- maka dapat dituliskan nilai VA


= 0. Sehingga persamaan (3) menjadi:
Persamaan (4)

Dengan melakukan integrasi pada kedua sisi dari persamaan (4), dapat diperoleh
persamaan tegangan keluaran dari integrator:
Persamaan (5)

Page |4
Dimana K merupakan konstanta integrasi terhadap waktu yang nilainya sesuai dengan
nilai tegangan keluaran (Vout) saat t = 0 detik.
Untuk mencari persamaan penguatan dari rangkaian integrator dapat dilakukan
menggunakan persamaan penguatan penguat inverting, karena konfigurasi rangkaian
integrator mirip dengan konfigurasi penguat inverting. hanya saja hambatan Rf diganti
dengan reaktansi kapasitif (XC) dari kapasitor Cf.
Persamaan (6)

Dimana nilai dari XC sendiri, didapatkan dari:


Persamaan  (7)

Keterangan:
𝑋𝐶 = reaktansi kapasitif (Ω)
𝜔 = 2𝜋𝑓 = frekuensi radian (rad/s)
𝜋 = 3,14
𝑓 = frekuensi (Hz)
𝐶𝑓 = Kapasitor umpan balik (F)

Dengan mensubtitusikan persamaan (7) ke dalam persamaan (6), dapat diperoleh


persamaan penguatan dari integrator:
Persamaan (8)

Page |5
Karena 𝜔 nilainya sama dengan 2𝜋𝑓, penguatan integrator pada persamaan (8)
menjadi:
Persamaan (9)

Keterangan:
AV = penguatan tegangan
Vin = tegangan masukan
Vout = Tegangan Keluaran

Dari persamaan (9) dapat diketahui bahwa nilai penguatan integrator berbanding
terbalik dengan frekuensi, semakin besar nilai frekuensi akan membuat nilai
penguatan semakin kecil dan sebaliknya. Hal ini menyebabkan rangkaian integrator
sering digunakan sebagai low pass filter, yaitu filter yang meloloskan sinyal dengan
frekuensi rendah dan meredam sinyal dengan frekuensi tinggi.

I. Diagram Skematik

II. Penjelasan Rangkaian


Rangkaian diatas adalah rangkaian integrator amplifier yang terdiri dari
komponen resistor (10k ohm, 100k ohm, 220 ohm) kapasitor 1nf, LM741(OP-
AMP),LED,function, dan osiloskop. Kaki 2 inverting OP-AMP dihubungkan
dengan f1 yang bernilai 10k ohm dan function titik input sinyal yang diberikan
adalah sinyal persegi. Kaki 3 Non inverting OP-AMP disambungkan dengan
Page |6
resistor. R2 (1ok ohm) lalu ground. kaki 6 output OP-AMP disambungkan
dengan resistor 220 ohm sebagai pengaman LED sebagai indicator rangkaian
kemudian jalur tersebut disambungkan ke channel 2 osiloskop untuk
mengetahui hasil output. Diantara jalur inverting dan output OP-AMP
disambung ke resistor 100k ohm. Sebagai resistor dan kapasitor feedback.
Kaki 4 dan kaki 7 masing-masing disambungkan ke -vcc dan +vcc, yang
bernilai -12vdan +12v.

III. Perhitungan
 Perhitungan kalibrasi Osiloskop dan Function:
Tabel 1 Perhitungan Kalibrasi Osiloskop dan
Function
Osiloskop Function
f = 1000Hz; v/div = 1V A Amplitudo Function Function f = 4kHz
= 2Vpp; t/div = 0,5ms untuk Fin 10kHz, 4kHz, f = 4kHz; t/div = 50us f
dan 100Hz = 1 / (L∎ x t/div)
A = t■ x v/div A = 1Vpp; V/div = 0,5V
4x103 = 1 / (L∎ x 50 x 10-6)
2Vpp= t■ x 1V A = T∎ x V/div
L∎ = 1 / (4 x 103 x 50 x
T∎ = 2Vpp / 1V 1Vpp = T∎ x 0,5V 10-6)
= 2pp T∎ = 1Vpp / 0,5V = 1 / 0,2
= 1p = 2pp = 5kotak
= 1p
Function f = 10kHz Function f = 100Hz
f = 1
𝑡 f = 10kHz; t/div = 20us f f = 100Hz; t/div = 2ms f
𝑙∎×
𝑑𝑖𝑣 = 1 / (L∎ x t/div) = 1 / (L∎ x t/div)
1000 = 1
𝑙∎×0,5×10−3 10 = 1 / (L∎ x 20 x 10-6)
4
100 = 1 / (L∎ x 2 x 10-3)
L∎ = 1 L∎ = 1 / (104 x 20 x 10-6) L∎ = 1 / (102 x 2 x 10-3)
1×103×0,5×10−3
= 1 / 0,2 = 1 / 0,2
= 2kotak
= 5kotak = 5kotak

 Perhitungan dan Pengukuran Vout Fcutoff Rangkaian:


Tabel 2 Perhitungan dan Pengukuran Vout Fcutoff
Rangkaian

Perhitungan Pengukuran

Page |7
Frekuensi Cut Off Percobaan 2 (f = 4kHz) Percobaan 1 (f
Rs = 100kΩ; C = 1nF Fc T = 1/f = 1/4000 = 2,5 x 10-4 s = 10kHz)
= 1 / (2π.Rf.C)
t0 = 0 s Vout = -t∎ x v/div
= 1 / (2 x 3,14 x 100 x 103 x
1 x 10-9) t1 = ½x2,5x 10-4= 1,25 x 10-4 s = -5pp x 0,5V
= 1 / 628 x 10-6 V0 = 0 V = -2,5Vpp
= 106 / 628 V1 = ½ x A = ½ x 1V = 0,5V
= 1.592,3Hz
Vout = -1/Rin.C (V1 – V0)(t1 – t0) Percobaan 2 (f

= -1 / 104 x 1 x 10-9 (0,5 – = 4kHz)


Percobaan 1 (f = 10kHz)
0) (1,25 x 10-4 – 0) Vout = -t∎ x
T = 1/f = 1/10000 = 1 x 10-4 s v/div
= -105 x 0,5 x 1,25 x 10-4
t0 = 0 s = -5,6pp x 1V
= -6,25Vpp
t1 = ½ x 1 x10-4 = 5 x 10-5 s = -5,6Vpp
V0 = 0 V
Percobaan 3 (f = 100Hz)
V1 = ½ x A = ½ x 1V = 0,5V Vout Percobaan 3 (f
fin < fc, jadi inverting
= -1/Rin.C (V1 – V0)(t1 – t0 ) = 100Hz)
T = 1/f = 1/100 = 0,01 s
= -1 / 104 x 1 x 10-9 (0,5 – Vout = -t∎ x
t0 = 0 s v/div
0) (5 x 10 – 0)
-5

t1 = ½ x T = ½ x 0,01 = 0,005 s = -5pp x 2V


= -105 x 0,5 x 5 x 10-5
Vout = -Rf/Rin x Vin = -10Vpp
= -2,5Vpp
= -100k / 10k x 1Vpp
= -10Vpp


Langkah
Percobaan
1. Atur Osiloskop seperti berikut:
❖ PCH1 : 0,5V/Div
❖ CH2 : 0,5V/Div

❖ Timebase : 20μS/Div
❖D
C
C
ou
pli
ng
2. Rangkailah rangkaian seperti pada diagram skematik dan pasang catu daya.
3. Aturlah tegangan puncak ke puncak 1Vpp (0,5V puncak) dan frekuensi
pada 10kHz (2 siklus).
4. Untuk sementara lepaskan probe Ch2 dan catatlah posisi dari garis lurus
(0V) hubungkan kembali probe pada output rangkaian. Hitung tegangan
segitiga puncak ke puncak, catat hasilnya.
Tegangan puncak ke puncak= V
5. Hitung periode waktu untuk gelombang kotak input selama satu siklus penuh (t)
Untuk sinyal input gelombang kotak, tegangan puncak ke puncak output
Page |8
gelombang segitiga adalah

Bagaimana nilai yang ditentukan dalam langkah 4 dibandingkan nilai


yang diperkirakan?
6. Ubah time base osiloskop menjadi 50μs/div dan Ch2 1V/div, aturlah
frekuensi input pada 4kHz ulangi langkah 4, 5, 6. Bagaimana hasil
percobaan ini dengan nilai yang telah dihitung?
7. Ubah time base ke 2ms/div dan Ch2 menjadi 5V/div. Atur frekuensi
pada 100Hz. Bagaimana bentuk sinyal outputnya?

Page |9
H
asil dan
Analisa
Hasi
l
1. Foto hasil output dari osiloskop

Gambar 11 Output percobaan 1 dengan fin = 10kHz


Ket: V/div = 0.5V dan t/div = 20us

Gambar 12 Output percobaan 2 dengan fin = 4kHz


Ket: V/div = 1V dan t/div = 50us

Gambar 13 Output percobaan 3 dengan fin = 100Hz


Ket: V/div = 2V dan t/div = 2ms

Tabel
Tabel 3 Percobaan 1, 2, dan 3
No. Vin fin fc Keterangan Vout Vout
Perhitungan Pengukuran
1. 1Vpp 10kHz 1.592,3Hz Integrator -2,5Vpp -2,5Vpp
2. 1Vpp 4kHz 1.592,3Hz Integrator -6,25Vpp -5,6Vpp
P a g e | 10
3. 1Vpp 100Hz 1.592,3Hz Inverting -10Vpp -10Vpp

P a g e | 11
 Analisa
Pada praktikum ini inputan diberi pada kaki inverting Op-amp yang akan mendapatkan
Vin 1Vpp dan frekuensi input yang bervariasi di antaranya 100Hz, 4kHz, dan 10kHz. Pada
percobaan pertama (fin= 10kHz) didapatkan Vout yaitu -2,5Vpp pada perhitungan maupun
pengukurannya. Pada percobaan kedua (fin = 4kHz) didapatkan hasil Vout pada perhitungan
yaitu -6,25Vpp akan tetapi pada saat praktikum (pengukuran) dihasilkan Vout -5,6Vpp dimana
itu berbeda -0,65Vpp dengan perhitungannya. Untuk percobaan ketiga (fin = 100Hz)
didapatkan Vout yaitu -10Vpp pada perhitungan maupun pengukuran.
Hasil keluaran Vout pada beberapa percobaan di atas menunjukkan dua hasil yang
berbeda, yang percobaan 1 dan 2 sebagai integrator sedangkan untuk percobaan 3 sebagai
inverting. Pada percobaan 1 dan 2 sebagai integartor, hal ini dikarenakan frekuensi input
pada percobaan tersebut memiliki nilai yang lebih besar daripada frekuensi cut-off. Untuk
percobaan 3 dihasilkan sebagai gelombang inverting dikarenakan frekuensi input pada
percobaan ini memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan frekuensi cut-off. Jadi, bentuk
sinyal dipengaruhi oleh nilai frekuensi inputnya yang lebih besar atau kecil dari frekuensi
cut-off. Di saat rangkaian bekerja sebagai rangkaian integrator maka yang sinyal inputan
gelombang kotak menjadi sinyal output gelombang segitiga dan di saat bekerja sebagai
inverting maka gelombang input dan output akan tetap sama yaitu gelombang kotak.


Pembahasan
Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa integrator merupakan penguat yang dapat
mengubah bentuk sinyal inputannya, yaitu dari sinyal input kotak menjadi segitiga untuk
sinyal outputannya. Sebenarnya tidak hanya bentuk sinyal tersebut, integrator juga
mengubah bentuk sinyal yang lain antara lain yaitu sinyal sinus diubah menjadi sinyal
negatif cosinus dan sinyal segitiga diubah menjadi sinyal sinus. Syarat agar rangkaian
penguat menjadi rangkaian integrator maka nilai f in > fc, jika tidak (fin < fc) maka rangkaian
tersebut akan menjadi rangkaian inverting.
Jika sinyal input diterapkan gelombang persegi maka kapasitor akan mengisi dan
melepaskan sebagai respon terhadap perubahan dalam sinyal input. Ini menghasilkan
sinyal output berupa gelombang gigi gergaji yang output-nya dipengaruhi oleh konstanta
waktu RC dari kombinasi resistor/kapasitor karena pada frekuensi yang lebih tinggi,
kapasitor memiliki lebih sedikit waktu untuk mengisi penuh. Diketahui bahwa nilai
penguatan integrator berbanding terbalik dengan frekuensi, semakin besar nilai frekuensi
akan membuat nilai penguatan semakin kecil dan sebaliknya. Hal ini menyebabkan
rangkaian integrator sering digunakan sebagai low pass filter, yaitu filter yang meloloskan
sinyal dengan frekuensi rendah dan meredam sinyal dengan frekuensi tinggi.

P a g e | 12

Tugas
1. Pada frekuensi berapakah rangkaian ini tidak bertindak sebagai integrator (yaitu
mendekati inverting amplifier)?
Jawab: Pada praktikum integrator kali ini, saat frekuensi input 100Hz rangkaian
tersebut tidak bertindak sebagai integrator (yaitu mendekati inverting
amplifier), hal ini dikarenakan frekuensi input tersebut lebih kecil
daripada frekuensi cut off (fin < fc) yang akan membuat sinyal gelombang
menjadi mendekati inverting, dimana syarat rangkaian agar bekerja
sebagai integrator adalah fin > fc yang dapat mengubah sinyal input persegi
menjadi sinyal output segitiga.
2. Gambarlah output pada frekuensi input 10KHz, 4KHz dan 100Hz!
Jawab:

Gambar 14 Output percobaan 1 dengan fin = 10kHz


Ket: V/div = 0.5V dan t/div = 20us

Gambar 15 Output percobaan 2 dengan fin = 4kHz


Ket: V/div = 1V dan t/div = 50us

Gambar 16 Output percobaan 3 dengan fin = 100Hz


Ket: V/div = 2V dan t/div = 2ms

P a g e | 13
3. Simulasikan pada software
(Multisim, dll). Jawab:

Gambar 17 Output percobaan 1 dengan fin = 10kHz


Ket: V/div = 0.5V dan t/div = 20us

Gambar 18 Output percobaan 2 dengan fin = 4kHz Ket:


V/div = 0.5V dan t/div = 50us

Gambar 19 Output percobaan 3 dengan fin = 100Hz


Ket: V/div = 1V dan t/div = 1ms

4. Buatlah rangkaian di atas dalam pcb dengan fc 500-


1000 Hz. Jawab : (Terlampir)

P a g e | 14
 Kesimpulan
Rangkaian integrator adalah rangkaian yang menguatkan hasil integrasi dari sinyal
masukannya. Rangkaian integrasi dapat mengubah bentuk sinyal, diantaranya yaitu sinyal
gelombang persegi menjadi gelombang segitiga, gelombang sinus menjadi negative cosinus,
gelombang segitiga menjadi gelombang sinus. Karakteristik rangkaian integrator adalah kapasitor
menjadi umpan balik (feedback)
−1
Rumus : Vout =
R .C
∫ v dt
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pasa percobaan 1 dan 2 bentuk sinyal input dan
output berbeda. Input berbentuk sinyal kotak dan output berbentuk gelombang segitiga.
Rangkaian akan bekerja sebagai integrator apabila Fin > Fc. Sedangkan pada percobaan 3 bentuk
gelombang input atau output sama tetapi memiliki fase yang berbeda sehingga rangkaian bekerja
R 1 . Rs
sebagai inverting ( Fin < Fc ). Rumus Untuk mencari R2 adalah :
R 1+ Rs

P a g e | 15
Daftar Pustaka

[1] Sunan Syarif Hidayatullah, “Pengertian Resistor Beserta Simbol dan Jenis Jenis
Resistor. [Online]. Available: https://www.belajaronline.net/2020/07/pengertian-
resistor-simbol-dan-jenis-jenis-resistor.html.
[2] Dickson Kho, “Pengertian LED (Light Emitting Diode) dan Cara Kerjanya
”.[Online]. Available: https://teknikelektronika.com/pengertian-led-light-emitting-
diode-cara-kerja/
[3] Anonim, “Pengertian Function Generator”. [Online]. Available:
https://teknikelektronika.com/pengertian-function-generator-jenis-generator-fungsi/

[4] Anonim, “Pengertian Op Amp Operational Amplifier”. [Online]. Available:


https://teknikelektronika.com/pengertian-op-amp-operational-amplifier/
[5] Abdurrahman Rasyid, S.Pd, “Op-Amp Sebagai Penguat Inttegratori“ [Online].
Available: https://www.samrasyid.com/2020/05/op-amp-sebagai-penguat-
Inttegratori.html

P a g e | 16

Anda mungkin juga menyukai