Anda di halaman 1dari 36

TRANSFORMATOR

 C

ip

Np
vp
P

Transformator terdiri dari sebuah inti terbuat dari


laminasi-laminasi besi yang terisolasi dan kumparan
dengan Np lilitan yang membungkus inti. Kumparan
ini disuplay tegangan ac vp yang menghasilkan arus ip.
Akibat arus ini, fluks  dihasilkan sesuai persamaan
berikut.
 = Npip/  …….(1)
dimana  adalah reluktansi inti.
Karena arus berubah waktu,  juga berubah dengan
waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan
sesuai persamaan:
d
ep  Np ……(2)
dt

Substitute  = Npip/ into the above equation , then

ep 
N p  d (i ) ……(3)
2 dt p

Jika sinusoidal, fluks yang dihasilkan juga sinusoidal, yaitu
ip

 = m sin 2ft ……(4)

dm sin 2ft 


sehingga ep  Np
dt
ep = NP2fmcos 2ft = NP2fmsin (2ft + /2) ……(5)

Nilai tegangan puncak, E = NP2fm ……(6)


pm

dan ep mendahului fluks sebesar /2.

Nilai tegangan rms Epm


Ep   0.707  2πfm  4.44N Pfm ……(7)
2 NP
 inti
sekunder
primer
ip is
vp
Np Ns vs Beban

Jika sebuah kumparan lain dililitkan disisi lain


inti dengan jumlah lilitan Ns, maka fluks yang
mengalir pada inti akan menginduksikan ggl
es yang diberikan oleh:
d
es  N s ……(8)
dt
Dari (2) dan (8) didapatkan
vs Ns …….(9)
vp Np
…….(10)
atau dalam nilai rms nya Vs Ns
Vp Np

Jika dihubungkan dengan beban, is akan mengalir


pada beban, ggl pada beban akan sama dengan ggl
pada input, sehingga diperoleh (dalam nilai rms)
NpIp = NsIs …….(11)

Ip Ns
…….(12)
Is  Np
Pada trafo ideal, energi yang ditransfer akan sama
dengan input. Jadi, daya pada primer sama dengan daya
sekunder.
Pp = Ps
atau IpVp = IsVs

Primer Sekunder
NP : NS

VP VS

Simbol transformator ideal


Sebuah trafo satu fasa 250 kVA, 11000 V / 400 V, 50 Hz
mempunyai 80 lilitan sekunder. Hitung:
(a) Harga arus yang sesuai pada sisi primer dan sekunder
(b) Perkiraan jumlah lilitan primer;
(c) Nilai fluks maksimum.

P 250 103 
(a) Arus beban penuh primer I p  V 22.7 A
p
11000

Arus beban penuh sekunder P -


Is  250 10  625 A
3
Vs
400
(b) Jumlah kumparan primer
Vs  Ns VpNp

Ns 80
NP  VP  11000  2200
Vs 400

(c) Fluks maksimum


E  4.44 N f m
Es 400
m    0,0225 Wb
4.44 Ns f 4.44  80  50
IO

EP VP NP NS VS

Transformator ideal tanpa beban

Io adalah arus tanpa beban yang mengalir pada rangkaian


primer ketika rangkaian sekunder terbuka. Arus ini
terdiri atas IM yang diperlukan untuk menghasilkan fluks
pada ini (sefasa dengan fluks) dan IC yang
mengkompensasi rugi-rugi histerisis dan arus pusar.
EP
VP
VP = Tegangan suplay kepada IC IO
kumparan primer, mendahului fluks 90o. 
EP = ggl yang terinduksi pada IM 
kumparan primer dan sefasa VP.
VS
Diagram fasor trafo tanpa beban
VS = ggl induksi pada kumparan
sekunder, tertinggal 90o dari flux.
IM = arus magnetisasi untuk menghasil-
kan fluks, sefasa dengan fluks.
IC =arus untuk mengkompensasi rugi-
rugi histerisis dan arus pusar.
Io =arus tanpa beban, diberikan oleh Io  I 2  I 2
M C

Faktor daya cos  IC


o
Io
Transformator mengkonversi energi menjadi tegangan
tinggi dan mengirimkannya melalui saluran tegangan
tinggi. Pada beban, energi dalam tegangan tinggi
dikonversi menjadi tegangan rendah. Dengan cara ini
akan menurunkan rugi-rugi selama transfer energi.

Trafo 1 Trafo 2
Step-up Saluran tegangan tinggi Step-down
Generator Beban
tegangan rendah tegangan rendah
Sebuah transformator satu fasa mempunyai 480 lilitan
primer dan 90 lilitan sekunder. Panjang jalur fluks rata-rata
pada inti 1,8 m dan sambungannya ekivalen dengan celah
udara 0,1
mm. Kuat medan magnet untuk rapat fluks 1,1 T adalah 400
A/m. Rugi-rugi inti pada frekuensi 50 Hz adalah 1,7 W/kg
dan massa jenis inti 7800 kg/m3.
Jika harga fluks maksimum 1,1 T ketika tegangan 2200 V, 50
Hz diberikan kepada kumparan primer, hitunglah:
(a) Luas penampang inti
(b) Tegangan sekunder tanpa beban
(c) Arus primer dan faktor daya beban nol
(a) E  4.44 N f m
Ep 2200
 m  4.44N  0.0206 Wb
p f4.44  480  50

BA
m
A 0.026  0.0187m2
B  1.1

(b)
Vs Ns
Vp  Np
N P  Ns  VP  90  2200  413 V
Vs 480
(c) Gaya gerak magnet (mmf) pada inti adalah
H C f C  400 1.8 720 A

mmf celah udara B 1.1
  fa  7  0.0001  87.5 A
Ha f a o 4 10

Mmf total  720   807.5A


87.5

Hf  N I

 Arus magnetisasi maksimum I 807.5


M max  Hf  1.682 A
N  480
Nilai rms nya I
M rms  0.707I max  0.707  1.19 A
M 1.682
Volume A  1.8  0.0337m3
inti  /! 
0.0187
Massa inti  Vol  jenis  0.0337  7800 263 kg
massa 

Rugi inti  2631.7  447 W


Arus rugi-rugi intiIC P  447  0.203A
Vp 2200

Arus tanpa beban I o  I 2  I 2 1.192  0.2032  1.21 A


M C

Faktor daya IC
cos  0.203  0.168 lagging
Io  1.21
I1 I2

E1 V1 V2 L(2)

Transformator berbeban V1 , E 1

- I‘2
L( )= Beban dengan faktor daya cos 2 I 1
2
V1 = tegangan suplay 1
E1= ggl induksi kumparan primer V2= tegangan pada beban O I
E2= ggl induksi kumparan sekuder I1= arus primer o 

I2= arus sekunder


2
I2
V2 , E2
Diagram fasor
Sebuah trafo 1 fasa mempunyai 1000 lilitan primer dan 200
lilitan sekunder. Arus tanpa beban 3 A pada PF 0,2 lagging.
Arus sekunder pada PF 0,8 lagging adalah 280 A. Hitung arus
primer dan faktor dayanya. Asumsikan tidak ada jatuh
tegangan pada kumparan.

I p  Ns
Dari persamaan 12
Is Np
I NS  I  200  280  56 A
Maka P S
1000
NP
coso  sin  0.98
- I 2‘
 1
I1

0.2 o
Penyelesaian komponen vertikal dan horizontal O I
o

I1 cos1  I2' cos2'  Io coso 

 56  0.8 3 0.2 45.4 A 


2


I1 sin  I 2' sin  Io sin I2
V2 , E 2
1 2' o
 56  0.6 3  36.54 A
 0.98

I1  
45.4 2
 58.3A
36.54 2
tan 1
36.54  1  38o50'
cos2'  0.845.4 sin 2'  0.6 V1 , E 1
0.805
Faktor daya cos 1  cos 38o50' 0.78 lagging

I1R1L1 I1’ L2 R2

RC Lm
E1 V2’ V2

Jalur bocor
Rangkaian ekivalen transformator

Arus bocor akibat arus sekunder yang menghasilkan fluks yang


melawan fluks primer. Sebagian fluks membuat tautan pada
kumparannya sendiri dan menghasilkan induksi. Fluks bocor
ini dilambangkan sebagai induktansi dengan L1 dan L2.
Ada 4 jenis rugi-rugi pada transformator:
• Daya yang hilang pada penghantar akibat tahanan (I2R)
• Daya akibat histerisis I1 R1 L1 I1’ L2 R2
• Daya akibat arus pusar
• Daya fluks bocor
V1 RC Lm E1 V2
E2

Rangkaian ekivalen transformator

R1= tahanan penghantar kumparan primer


L1= induktansi bocor kumparan primer
RC= tahanan rugi-rugi inti (histerisis dan arus pusar)
Lm= Induktansi magnetisasi
L2= Induktansi bocor kumparan sekunder
R2= tahanan penghantar kumparan sekunder
V1

-I2’
E1 I1

1
I1Z
1

I1X1 I1R1
I0
I2R2
I2X2
2 I2Z2

I2 V2

E2

Diagram fasor transformator berbeban


R2 dapat digantikan dengan R2’ pada kumparan primer.
Tahanan ekivalennya adalah
I 2R  I 2R
1 2' 2 2

2 2
I  V 
menghasilkan R2'
 R2  2   R2  1 
 I1   V2
2
N  V 
2
Untuk reaktansinya X 
2'  X 2 1
  X 2 1

 N2   V2 
2
V 
Re  R1   1
R2' R1  R2 
V
 2
 V1  2
X e  X1  X  X  X  
1 2
2' V
 2
(b)
Ze
2 2
Maka Z e  R X
e e I1 I2

dimana R  Z cos ke
V E =V
e e e 1 E1=V2’ 2 2
beban

X e  Ze sin e

dan
tane  X
Re
Penyederhanaan rangkaian ekivalen
e
Diagram fasor penyederhanaan rangkaian ekivalen transformator

V
1 o-2

E1=V2'
I1Ze
 I1

I1Ze 

e I1Xe IR
I1Xe 1 e
e
I1Re 


Bagian Ze yang
I2 diperbesar
E2,V2
Lengkap
Pengaturan tegangan (VR) tegangan tanpa beban - tegangan beban penuh
 tegangan tanpa beban

Vs Ns
Vp  Np
 N2 
Tegangan tanpa beban V2  V1 
sekunder  N1 

Jika disubstitusikan  2  V
V1 N 2
VR   1 

V1 2 
 N1 

V2 adalah tegangan sekunder beban penuh


 N1
V1 V2  N
Atau VR  2 
V1
N 
V1 V2  1 
 N2 
 100 per cent
V1
Dari diagram fasor dapat dibuktikan

I1Ze cos e  2 
VR 
V1
Atau I R cos  X sin  
1 2 e 2
VR 
e V1
Sebuah transformator 100kVA mempunyai 400 lilitan primer
dan 800 lilitan sekunder. Tahanan primer dan sekunder berturut-
turut 0.3 dan 0.01 dan reaktansi bocor berturut-turut 1.1
dan 0.035. Tegangan suplay 2200V. Hitunglah:
(a) Impedansi ekivalen yang dipandang dari sisi primer;
(b) Pengaturan tegangan dan tegangan terminal sekunder
pada beban penuh dengan faktor daya (i) 0.8 lagging dan
(ii) 0.8 leading.
(c)Persentasi drop akibat tahanan dan reaktansi bocor pada
transformator
(a)  V 2  400 2
Re  R1  R2  1  0.3  0.01  0.55
 V2   80 
 V 2  400 2
X e  X 1  X 2  1  1.1 0.035  1.975
 V2   80 
Z
e e  Xe 2 0.552  1.9752  2.05
R2

(b) (i)
Arus primer beban penuh  100
 3  45.45A
P 10
2200
V

Pengaturan tegangan  I1Re cos2  X e sin 2 


V1
45.450.55 0.8 1.975  0.0336

0.6
2200  3.36 %
80
Tegangan terminal sekunder tanpa  VP  NS  2200  440V
beban NP  400

Penurunan tegangan
 440  0.0336  14.8V
Jadi, tegangan beban penuh sekunder
440 14.8  425.2V

(b) (ii) faktor daya 0.8 leading


45.450.55 0.8 1.975 0.6
VR   0.0154
2200
 1.54%

Kenaikan tegangan
440 0.0154 6.78V

Tegangan beban penuh  440  6.78 446.78V


sekunder

arus primer   ekivalen 
  tahanan
 
 beban penuh   ditinjau dari primer 
Drop
tahanan     
tegangan primer

arus sekunder   tahanan ekivalen 


 beban penuh    ditinjau dari sekunder 
atau Drop tahanan     
Tegangan tanpa beban sekunder

Drop tahanan I1Re 45.45  0.0114


 V  0.55
1
2200

 0.0114%
Alternatif Dari persamaan12
I p Ns
Is  N p

Arus sekunder beban penuh 400


I S  NP I P   45.45 227.2 A
NS

80
2
Tahanan ekivalen ditinjau N  2

dari sisi sekunder R R  0.01  0.3 80   0.022


2
e 2
 R1  N   400
1
 
Tegangan sekunder beban 80
 VP  NS  2200  440V
penuh NP  400
arus sekunder   tahanan ekivalen 
 beban penuh    ditinjau dari sisi
sekunder  227.2  0.022
Droptahanan       0.0114  1.14%
tegangan tanpa beban sekunder 
440
Reaktansi bocor ekivalen2 ditinjau dari primer
2
V   400 
X e  X1   1.1 0.035   1.975
 2
1
X
 V2   80 

Arus primer beban penuh P 3100  45.45A



10

V 2200
arus primer   reaktansi ekivalen 

Drop reaktansi    


 beban penuh   ditinjau dari primer  45.451.975
 2200
tegangan primer

 0.0408  4.08%

Anda mungkin juga menyukai