Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V1 yang
sinusoid, akan mengalirlah arus primer Io yang juga sinusoid dan dengan mengannggap
belitan N1 reaktif murni, Io akan tertinggal 90o dari V1 (lihat gambar ). Arus primer Io
menimbulkan fluks (f) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid.
atau dapat ditulis yakni f = fmaks sin wt
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 (Hukum Faraday). Fluks
yang berubah-ubah memotong suatu kumparan maka pada kumparan tersebut akan di
induksikan suatu tegangan listrik :
dφ
e 1=−N 1
dt
d ( φmaks sin wt )
e 1=−N 1 =−N 1 φmaks cos wt
dt (tertinggal 90o dari f)
N 1 2 πfφ maks
E1 = =4 , 44 N 1 fφ maks
Harga efektifnya √2
Pada rangkaian sekunder, fluks (f) bersama tadi menimbulkan
dφ E1 N1
e 2=−N 2 =
dt e 2=−N 2 wφm coswt e 2=−N 2 wφ m coswt E2 N2
Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya fluks bocor,
E1 V 1 N1
= = =a
E2 V 2 N2 a = perbandingan transformasi
Dalam hai ini tegangan E1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi berlawanan arah dengan
tegangan sumber V1.
- Keadaan Transformator Berbeban
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL, I2 mengalir pada kumparan
sekunder, di mana I2 = V2/ZL
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2 I2 yang cenderung
menentang fluks (f) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan IM. Agar fluks bersama
itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I’2, yang menentang
fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada
primer menjadi :
I 1 = I o +I '2
I o =I 1 −I '2
Bila rugi besi diabaikan (IC diabaikan) maka Io = IM
I1 = IM + I’2
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus
pemagnetan IM saja, berlaku hubungan :
N1IM = N1I1 – N2I2
N1IM = N1(IM + I’2) – N2I2
Sehingga
N1I’2 = N2I2
Karena nilai IM dianggap kecil maka I’2 = I1
N1I1 = N2I2 atau I1/I2 = N2/N1
- Kumparan
Kumparan pada transformator berperan dalam melakukan transformasi tegangan dan arus
listrik. Didalamnya disebut kumparan sisi primer dan kumparan sisi sekunder.
Pentransformasian tegangan dan arus listrik didasarkan pada jumlah pada masing-masing sisi
transformator. Kumparan transformator tersebut di-isolasi, baik terhadap inti besi maupun
terhadap kumparan lain disebelahnya dengan isolasi padat, seperti karton, pertinax.
- Minyak Transformator
Sebagian besar trafo tenaga, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak trafo,
terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat
sebagai media pemindah panas (di sirkulasi), dan bersifat sebagai isolasi (daya tegangan tembus
tinggi), sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.
- Tangki
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan)
dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan
konservator.
- Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing, yaitu sebuah
konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara
konduktor tersebut dengan tangki trafo.
(c) E=4,44 N f Φ m
ES 400
Φ m= = =0,0225 Wb
4,44 N S f 4,44 × 80 ×50
I C 0,203
Faktor Daya cos ∅ = = = 0,168 Lagging
I 0 1,21
I P NS
5. Dari Persamaan =
IS N P
NS 200
Maka, I P = ×I = ×280=56 Ampere
N P S 1000
cos ∅ 2 ' = 0,8 cos ∅ 2 ' = 0,6
cos ∅ 0 = 0,2 cos ∅ 0 = 0,98