Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH JENIS KERUGIAN YANG TERJADI PADA

TRANSFORMATOR

Disusun Oleh :
Nicky Octaviani (03031381621068)
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
Definisi Transformator

Transformator dapat didefinisikan sebagai sebuah peralatan yang dapat

memindahkan daya listrik dari sebuah rangkaian (rangkaian primer) ke sebuah rangkaian

yang lain (rangkain sekunder), tanpa terjadi perubahan frekuensi. Secara fisik, transformator

terdiri dari dua buah kumparan induktif yang secara listrik terpisah, tetapi terhubung secara

magnetis.

Prinsip Kerja Transformator

Prinsip kerja suatu transformator adalah suatu induksi bersama (mutual induction)

dari dua buah rangkaian yang mempunyai hubungan magnetis. Dalam bentuk sederhana,

transformator terdiri dari dua buah kumparan induktif yang secara listrik terpisah, tetapi

terhubung secara magnetis.

Kedua kumparan tersebut mempunyai induksi bersama (mutual induction). Jika salah

satu kumparan dihubungkan terhadap suatu sumber tegangan bolak balik, fluks akan timbul

dalam inti, sehinga akan menimbulkan gaya gerak listrik (ggl) induksi yang sesuai dengan

hukum faraday. Jika rangkaian kumparan kedua dihubungkan dengan beban, arus akan

mengalir dalam rangkaian dan daya listrik diberikan kepada beban. Untuk selanjutnya,

kumparan yang diberi suplly teganggan dinyatakan sebagai kumparan primer, dan kumparan

yang berhubungan dengan beban dinyatakan sebagai kumparan sekunder.

Dengan demikian, maka suatu transformator adalah suatu alat yang:

1. Mempunyai kemampuan untuk mentransfer energy listrik dari suatu sirkuit listrik ke

sirkuit listrik yang lain.

2. Bekerja tanpa adanya perubahan frekuensi.

3. Bekerja degan system induksi electromagnet.

4. Mempunyai sirkuit listrik yang terhubung secara magnetis.


Besarnya tegangan induksi yang dihasilkan akan sebanding dengan banyaknya jumlah

lilitannya. Np:Ns disebut dengan perbandingan lilitan (turns ratio).

Besarnya tegangan induksi pada lilitan sekunder tergantung dari perbandingan banyaknya

lilitan antara primer dan sekunder dengan hubungan :

1. Bila Np>Ns, maka tegangan sekunder akan lebih kecil dari tegangan primer.

Transformator tersebut disebut sebagai Step Down Transformator.

2. Bila Np<Ns, maka tegangan sekunder akan lebih besar dari tegangan primer.

Transformator tersebut disebut sebagai Step Up Transformator.

Rugi-Rugi Dan Efisiensi Transformer

Untuk transformator ideal effisiensi 100%, daya pada input akan sama dengan daya

pada outputnya (Vp . Ip = Vs . Is). Pada prakteknya, transformator akan kehilangan energi

dalam bentuk disipasi panas.

Kumparan transformator terdiri dari tahanan R dan reaktansi X. dengan adanya

kedua parameter tersebut, jika transformator dihubungkan dengan tegangan jala jala, maka

akan timbul kerugian-kerugian. Hal ini yang menentukan besar kecilnya efisiensi dari

sebuah transformator. Rugi-rugi yabg terjadi pada transformator terdiri dari rugi tembaga da

rugi besi.

1) Rugi Tembaga Pcu.

Rugi tembaga adalah rugi yang dihasilkan oleh konduktor/tembaga yang digunakan

sebagai bahan pembuat kumparan. Rugi ini diakibatkan oleh adanya resistansi bahan.

PCu = I2R(watt)

Dimana:
PCU = Rugi-rugi tembaga

I = arus (Ampere)

R = tahanan (Ω )

Catatan: ini berlaku untuk sisi primer dan sekunder.

Karena arus beban besarnya berubah-ubah, rugi tembaga tidak konstan melainkan

tergantung beban.

2) Rugi Besi

Rugi besi adalah rugi rugi yang muncul pada inti transformer sebelum dibebani. Rugi besi

terdiri dari dua macam yaitu rugi histerisis dan rugi arus eddy (Eddy Current)

a. Rugi histerisis

Adalah rugi-rugi yang disebabkan oleh fluks bolak bali pada inti besi.

Dimana:

Ph = Rugi rugi daya histerisis (Watt)

Kh = Konstanta Histerisis

f = Frekuensi (Hz)

Bm = Kerapatan fluks maksimum (Wb/m2)

1.6 = indeks steinmetz

b. Rugi Arus Eddy

Rugi arus eddy adalah rugi-rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi. Arus pusar

ini mengalir pada inti besi karena adanya induksi magnetic yang ditimbulkan oleh

kumparan primer pada inti besi. Sama seperti pada rugi histerisis, rugi arus eddy ini

berakibat timbulnya panas pada inti besi. Untuk memperkecil rugi arus eddy dipakai

inti besi yang berupa lembaran lembaran tipis yang dilapisi


isolator. Besar rugi arus eddy dirumuskan sebagai:

Pe = Kef2Bm2t2 (watt)

Dimana:

Pe = rugi eddy current

Ke = konstanta

f = Frekuensi (Hz)

Bm = Kerapatan fluks maksimum (Wb/m2)

t = Tabel Laminasi/ Plat (mm)

Jadi, rugi besi pada Pi inti dapat dinyatakan sebagai berikut :

Pi= Ph + Pe

Sedangkan efisiensi kerja dari suatu transformer dapat dinyatakan sebagai:

Efisiensi = Daya keluar / Daya masuk

= Daya keluar / (Daya Keluar + ∑ rugi-rugi)

= 1 – (∑ rugi-rugi / daya masuk)

= Pout / Pin * 100% (untuk Transformator Ideal)

Perhitungan Rugi Daya pada Transformator

Daya rugi-rugi daya pada transformator distribusi terdiri dari dua yaitu perhitungan

biaya rugi daya tanpa beban dan biaya rugi daya berbeban. Hasil dari kedua biaya ini

merupakan biaya total untuk transformator. Rugi-rugi yang terjadi pada inti besi trafo

merupakan rugi-rugi daya tanpa beban. Besarnya rugi rugi ini dapat diukur saat trafo tidak

dibebani. Besarnya rugi daya tanpa beban adalah tetap dan dapat dihitung dengan persamaan:

Btb = ( 8760 x Btl ).Rbn

Dimana :

Btb = Biaya rugi daya tanpa beban (Rp/tahun)


8760 = jumlah waktu dalam satu tahun (jam/tahun)

Btl = Biaya tenaga listrik (Rp/Kw per tahun)

Rbn = Rugi daya tanpa beban/ rugi beban nol (Kw)

Biaya rugi-rugi daya berbeban besarnya akan berubah berdasarkan perubahan beban

unit trafo yang ada. Jika beban naik, maka rugi-rugi daya berbeban akan naik juga sehingga

biayanya akan naik juga. Dalam perhitungan biayanya harus dimasukkan factor pertumbuhan

beban, responsibility factor, dan factor rugi-rugi. Biaya rugi-rugi berbeban dapat dihitung

dengan persamaan.

Bb = ( Fr.8760.Btl ).Rb (Smaks/Sn)2.k

Dimana :

Bb = Biaya rugi daya berbeban tahun ke-n (Rp/thn)

Rb = rugi daya berbeban trafo

Smaks = Daya maksimal trafo (KVA)

Fr = Faktor rugi-rugi

k = Faktor pertumbuhan beban

[(1+𝑟)2 [(1+𝑖)𝑛 (1+𝑟)2𝑛 ]].𝑖


k = [(1+𝑖)−(1+𝑟)2 ][(1+𝑖)𝑛−1]

Dimana :

i = tingkat bunga pertahun

r = tingkat pertumbuhan beban pertahun

n = jumlah tahun pengusahaan

Jadi biaya rugi-rugi daya total setiap tahun adalah :

Brt (n) = Btb (n) n = jumlah tahun pengusahaan

Jadi biaya rugi-rugi daya total setiap tahun adalah :

Brt (n) = Btb (n) + Bb (n)


= ( Bdl + 8760.Btl ).Rtb + ( Bdl.Rf + Fr.8760.Btl).Rdb (Smaks/Sn)2

Faktor rugi-rugi trafo dapat dicari dengan persamaan:

Fr = Fb (c) + (1-c) Fb2

Dimana :
𝑃𝑟
Fb = 𝑥 100%
𝑃𝑚𝑎𝑥

Fb = Faktor beban

Pr = Daya rata-rata

Pmax = Daya yang tertinggi saat beban puncak

c = Konstanta untuk sistem distribusi 0.15 dan sistem transmisi 0.3

1. Contoh Kasus Kerugian yang Terjadi Pada Transformator

Dalam menganalisis data yang telah didapat dari PT. PLN (Persero) Rayon Panam

Pekanbaru ini dilakukan secara perhitungan manual karena persamaan matematis yang

digunakan hanya persamaan biasa yang bisa diselesaikan dengan cara manual tanpa

menggunakan metode tertentu. Data transformator :

Merek trafo : Trafindo

Daya : 160 kVA

Kabel optik masuk : BC 3x150 mm2 dengan tahanan R = 2,0526 Ω/Km

Kabel optik keluar : BC 4x70 mm2 dengan tahanan R = 0, 5049 Ω/Km

Cos φ : 0,85

Tabel Pengukuran Trafo

Pengukuran pada Siang Hari Pengukuran pada Malam Hari

Arus fasa R 100 A Arus fasa R 100 A

Arus fasa S 60 A Arus fasa S 63 A


Arus fasa T 38 A Arus fasa T 42 A

Arus fasa N 50 A Arus fasa N 56 A

Tegangan fasa RS 390 V Tegangan fasa RS 400 V

Tegangan fasa RT 390 V Tegangan fasa RT 400 V

Tegangan fasa ST 390 V Tegangan fasa ST 400 V

Dari tabel diatas dapat terlihat ketidakseimbangan beban yang terjadi dimasing-

masing fasa, jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi ketidakseimbangan beban pada trafo

distribusi di Pekanbaru khususnya Rayon Panam. Dimana dari tabel terlihat bahwa

pemakaian listrik lebih banyak terjadi malam hari dibandingkan siang hari.

Analisis Rugi-rugi Daya

Besar rugi daya yang terjadi pada trafo ini akibat arus yang mengalir di netral trafo adalah:

Pada Siang Hari

PN = IN2RN

PN = 502 . 0,5049 = 1262,25 Watt = 1,262 KW

Daya aktif trafo adalah:

P = S cos φ = 160 . 0,85 = 136 KW

Jadi persentase rugi-rugi daya akibat daya yang mengalir di netral trafo adalah:

PN 1262,25
X 100% = X 100% = 0,92%
P 136000

Pada Malam Hari

PN = IN2RN
PN = 562 . 0, 5049 = 1583,366 Watt = 1,583 KW

Jadi persentase rugi daya pada malam hari adalah:

PN 1583,366
X 100% = X 100% = 1,16%
P 136000

Dari hasil perhitungan rugi-rugi daya diatas, dapat diketahui semakin besar

ketidakseimbangan beban yang terjadi maka akan semakin besar rugi daya pada trafo.

Analisis Efisiensi

Untuk mengetahui besar efisiensi adalah dengan menggunakan persamaan yaitu:

Pout
η = x 100%
Pin

Pada Siang Hari

Pout = (a+b+c) V.I cos φ

= (1,51+0,9+0,57) 390. 66.0,85

= 33038,76 Watt = 33,038 KW

Jadi efisiensi pada siang hari adalah:

Pout
η = x 100%
Pin

33,038 KW
η = Pout + rugi x 100%
daya

33,038 KW
η = x 100%
33,038 KW+1,262 KW
33,038 KW
η = x 100%= 96%
34,3 KW

Pada Malam Hari

Pout = (a+b+c) V.I cos φ

=(1,46+0,92+0,61) 400. 68,33. 0,85

=69464,278 Watt = 69,464 KW

Jadi efisiensi pada malam hari adalah:

Pout
η = x 100%
Pin

69,464 KW
η = Pout + rugi x 100%
daya

69,464 KW
η = x 100%
69,464 KW+1,583 KW

69,464 KW
η = x 100%= 97,7 %
71,047 KW
Dari perhitungan efisiensi diatas, dapat diketahui untuk memperoleh nilai efisiensi

yang besar maka harus diusahakan rugi-rugi yang terjadi kecil. Pada penelitian ini efisiensi

yang besar terjadi pada malam hari.

(Siregar, 2013)

Anda mungkin juga menyukai