TRANSFORMATOR
Disusun Oleh :
Nicky Octaviani (03031381621068)
TEKNIK KIMIA B/ PALEMBANG
memindahkan daya listrik dari sebuah rangkaian (rangkaian primer) ke sebuah rangkaian
yang lain (rangkain sekunder), tanpa terjadi perubahan frekuensi. Secara fisik, transformator
terdiri dari dua buah kumparan induktif yang secara listrik terpisah, tetapi terhubung secara
magnetis.
Prinsip kerja suatu transformator adalah suatu induksi bersama (mutual induction)
dari dua buah rangkaian yang mempunyai hubungan magnetis. Dalam bentuk sederhana,
transformator terdiri dari dua buah kumparan induktif yang secara listrik terpisah, tetapi
Kedua kumparan tersebut mempunyai induksi bersama (mutual induction). Jika salah
satu kumparan dihubungkan terhadap suatu sumber tegangan bolak balik, fluks akan timbul
dalam inti, sehinga akan menimbulkan gaya gerak listrik (ggl) induksi yang sesuai dengan
hukum faraday. Jika rangkaian kumparan kedua dihubungkan dengan beban, arus akan
mengalir dalam rangkaian dan daya listrik diberikan kepada beban. Untuk selanjutnya,
kumparan yang diberi suplly teganggan dinyatakan sebagai kumparan primer, dan kumparan
1. Mempunyai kemampuan untuk mentransfer energy listrik dari suatu sirkuit listrik ke
Besarnya tegangan induksi pada lilitan sekunder tergantung dari perbandingan banyaknya
1. Bila Np>Ns, maka tegangan sekunder akan lebih kecil dari tegangan primer.
2. Bila Np<Ns, maka tegangan sekunder akan lebih besar dari tegangan primer.
Untuk transformator ideal effisiensi 100%, daya pada input akan sama dengan daya
pada outputnya (Vp . Ip = Vs . Is). Pada prakteknya, transformator akan kehilangan energi
kedua parameter tersebut, jika transformator dihubungkan dengan tegangan jala jala, maka
akan timbul kerugian-kerugian. Hal ini yang menentukan besar kecilnya efisiensi dari
sebuah transformator. Rugi-rugi yabg terjadi pada transformator terdiri dari rugi tembaga da
rugi besi.
Rugi tembaga adalah rugi yang dihasilkan oleh konduktor/tembaga yang digunakan
sebagai bahan pembuat kumparan. Rugi ini diakibatkan oleh adanya resistansi bahan.
PCu = I2R(watt)
Dimana:
PCU = Rugi-rugi tembaga
I = arus (Ampere)
R = tahanan (Ω )
Karena arus beban besarnya berubah-ubah, rugi tembaga tidak konstan melainkan
tergantung beban.
2) Rugi Besi
Rugi besi adalah rugi rugi yang muncul pada inti transformer sebelum dibebani. Rugi besi
terdiri dari dua macam yaitu rugi histerisis dan rugi arus eddy (Eddy Current)
a. Rugi histerisis
Adalah rugi-rugi yang disebabkan oleh fluks bolak bali pada inti besi.
Dimana:
Kh = Konstanta Histerisis
f = Frekuensi (Hz)
Rugi arus eddy adalah rugi-rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi. Arus pusar
ini mengalir pada inti besi karena adanya induksi magnetic yang ditimbulkan oleh
kumparan primer pada inti besi. Sama seperti pada rugi histerisis, rugi arus eddy ini
berakibat timbulnya panas pada inti besi. Untuk memperkecil rugi arus eddy dipakai
Pe = Kef2Bm2t2 (watt)
Dimana:
Ke = konstanta
f = Frekuensi (Hz)
Pi= Ph + Pe
Daya rugi-rugi daya pada transformator distribusi terdiri dari dua yaitu perhitungan
biaya rugi daya tanpa beban dan biaya rugi daya berbeban. Hasil dari kedua biaya ini
merupakan biaya total untuk transformator. Rugi-rugi yang terjadi pada inti besi trafo
merupakan rugi-rugi daya tanpa beban. Besarnya rugi rugi ini dapat diukur saat trafo tidak
dibebani. Besarnya rugi daya tanpa beban adalah tetap dan dapat dihitung dengan persamaan:
Dimana :
Biaya rugi-rugi daya berbeban besarnya akan berubah berdasarkan perubahan beban
unit trafo yang ada. Jika beban naik, maka rugi-rugi daya berbeban akan naik juga sehingga
biayanya akan naik juga. Dalam perhitungan biayanya harus dimasukkan factor pertumbuhan
beban, responsibility factor, dan factor rugi-rugi. Biaya rugi-rugi berbeban dapat dihitung
dengan persamaan.
Dimana :
Fr = Faktor rugi-rugi
Dimana :
Dimana :
𝑃𝑟
Fb = 𝑥 100%
𝑃𝑚𝑎𝑥
Fb = Faktor beban
Pr = Daya rata-rata
Dalam menganalisis data yang telah didapat dari PT. PLN (Persero) Rayon Panam
Pekanbaru ini dilakukan secara perhitungan manual karena persamaan matematis yang
digunakan hanya persamaan biasa yang bisa diselesaikan dengan cara manual tanpa
Cos φ : 0,85
Dari tabel diatas dapat terlihat ketidakseimbangan beban yang terjadi dimasing-
masing fasa, jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi ketidakseimbangan beban pada trafo
distribusi di Pekanbaru khususnya Rayon Panam. Dimana dari tabel terlihat bahwa
pemakaian listrik lebih banyak terjadi malam hari dibandingkan siang hari.
Besar rugi daya yang terjadi pada trafo ini akibat arus yang mengalir di netral trafo adalah:
PN = IN2RN
Jadi persentase rugi-rugi daya akibat daya yang mengalir di netral trafo adalah:
PN 1262,25
X 100% = X 100% = 0,92%
P 136000
PN = IN2RN
PN = 562 . 0, 5049 = 1583,366 Watt = 1,583 KW
PN 1583,366
X 100% = X 100% = 1,16%
P 136000
Dari hasil perhitungan rugi-rugi daya diatas, dapat diketahui semakin besar
ketidakseimbangan beban yang terjadi maka akan semakin besar rugi daya pada trafo.
Analisis Efisiensi
Pout
η = x 100%
Pin
Pout
η = x 100%
Pin
33,038 KW
η = Pout + rugi x 100%
daya
33,038 KW
η = x 100%
33,038 KW+1,262 KW
33,038 KW
η = x 100%= 96%
34,3 KW
Pout
η = x 100%
Pin
69,464 KW
η = Pout + rugi x 100%
daya
69,464 KW
η = x 100%
69,464 KW+1,583 KW
69,464 KW
η = x 100%= 97,7 %
71,047 KW
Dari perhitungan efisiensi diatas, dapat diketahui untuk memperoleh nilai efisiensi
yang besar maka harus diusahakan rugi-rugi yang terjadi kecil. Pada penelitian ini efisiensi
(Siregar, 2013)