Subject : Transformator
Topik : PENDAHULUAN
Pertemuan :
I.PENDAHULUAN
Transformator adalah sebuh peralatan listrik yang dapat merubaha besaran
listrik Tegangan dan Arus menjadi lebih besar atau menjadi lebih kecil. Jadi
Trafo tidak merubah bentuk energi tetapi merubah besaran listrik, dan juga
tidak menambah atau mengurangi daya listrik tetapi hanya menyalurkan
daya listrik
Selain untuk menaikan dan menrurunkan tegangan dan arus, maka fungsi
trafo yang lain adalah untuk Pengukuran dan Sistem Proteksi
Trafo Distribusi 3 Phasa Tegangan Menengah Trafo Distribusi 1 Phasa Tegangan Rendah Trafo umtulk AlatEelektronik
Secara sederhana Trafo terdiri atas 2 bahagian yang disebut sisi Primer
atau Input dan Sisi Sekunder atau sisi output
INPUT
OUTPUT
PRIMER SEKUNDE
Prinsip Dasar dari cara kerja Transformator adalah Hukum Faraday yang
menyatakan bahwa bila suatu penghantar dialiri arus maka disekitar
penghanter tersebut aka ada Flux magnet
Gambar 4. Aliran Flux pada Inti Besi Trafo
E = - N dØ /dt
E : Ggl Induksi
N : Jumlah Belitan
dØ : perubahan flux
dt : perubahan Waktu
Sedangkan inti besi yang terdapat pada transformator pada umumnya merupakan
kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi. Lempengan-
lempengan besi ini berfungsi untuk mempermudah jalannya fluks magnet yang
telah ditimbulkan oleh arus listrik kumparan. Selain itu, juga digunakan untuk
mengurangi arus panas yang telah ditimbulkan
Vp/Vs = Np/Ns ==== Vp/200 = 100/400 === Vp.400 = 100.200 = 400 Vp=20000
Vp = 50
Vp/Vs = Is/Ip = 50/200 =Is/400 = 200 Is= 400.50 Is= 20 000/200 = 100 A
Soal 2
Sebuah Transformator 25kVA mempunyai 500 lilitan Primer dan 40
MESIN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK
Subject : Transformator
Topik : RANGKAIAN EKIVALEN
Pertemuan : II
III.RANGKAIAN EKIVALEN
I2’ R2 X2 I2
I1 R1 X1
V1 RC E1 E2 V2 ZL
XM
R1 X1 R2 X2
V1 E1 E2 V2
Dari persamaan ini. Dapat digambarkan rangkaian menjadi sbb:
R1 a2R2
X1 a2X2
Rc Xm aV2
V1
R1 X1 a 2R 2 a2X2
V1 Rc Xm aV2
Tahanan Ekivalen
Rek1 = R1 + a2 R2 Rek2 = R2 + R1/a2
Xek1 = X1 + a2 X2 Xek2 = X2 + X1/a2
Sekunder Jadi Patokan
SEKUNDER
R c , X m,
Rek, Xek
PRIMER
Pada Pengukuran Beban Nol, maka berarti bebn pada sisi sekunder
dicabut, sehingga berdasarkan Gambar Rangkaian Ekivallen yang telah
dijelaskan sebelumnya sbb:
P
R1 X1 a2R1 a2X1
P
V1 Rc Xm aV2
n
Dengan tidak diberi beban, maka sisi sekunder akan terbuka menjadi
seperti gambar berikut:
I1 R1 X1 a2R1 a2X1
I0
V1 R c Xm
A W
Rc Xm
V
Gambar. 9 Rangkaian Percobaan Beban Nol
V12 V1 jXm Rc
Rc = Zo = =
P1 I0 Rc + JXm
V1 R c Xm
aV2
V1
Ihs
Rek Xek
A W\a
V
Ihs
85
0,75
(20)2 20
+ +
- -
Arus Bolak Balik (AC) Arus Searah (DC)
`
Gambar.10. Bentuk Gelombang AC dan DC
H1
X1
H2 X2
Dari gambar diatas, anggaplah pada sisi Primer saat H1=+ dan H2= -,
maka pada sisi sekunder pada saat yang bersamaan, apakah X1 atau
X2 yang Positip atau sebaliknya X1 atau X2 yang Negatip?
Hal ini yang hendak kita ketahui
Polaritas dapat didefinisikan sebagai arah tegangan yang diinduksi
dalam dua belitan Transformator yaitu primer dan sekunder. Jika
hubungan dua transformator akan dilakukan secara paralel, maka
polaritas harus diidentifikasi untuk koneksi transformator yang benar.
I
Pada Sisi Primer : menentukan arah Flux berdasarkan arah arus
Pada sisi Sekunder : menentukan arah arus berdasarkan arah flux yang
ada. Sehingga nanti akan diketahui dimana arus
mengalir keluar kumparan. Sehingga akan diketahui
H1 + + X1
H2 - - X2
Pada sisi Primer H1=+ H2= - sehingga arus mengalir dari H1 ke H2.
Dengan menggunakan kaidah kanan tangan , dimana jari -jari lain
mengikuti arah arus, makaarah Flux magnet Ø pada inti besi mengarah
keatas sesuai arah ibu telunjuk,
Pada sisi sekunder Flux magnet Ø datang dengan arah kebawa, maka
dengan mengikuti arah Flux menggunakan Kaidah Tangan Kanan akan
nampak arah arus yang ditunjukan oleh 4 jari dan arus keluar di X1,
maka berarti , maka X1: + dan X2 = -
Latihan Soal
Dimanaka Polritas + dan - pada sisi sekunder Trafo pada gambar a
dan b berikut ini ;
Gambar .a Gambar b
TRAFO B
Trafo 1
Trafo 2
Trafo 3
1.Tegangan Harus sama : Bila tegangan tidak sama, maka salah satu
trafo tidak dapat memberikan arus tetapi justru akan
menyerap Arus
2.Frekwensi harus sama : Bila Frekwensi tidak sama, maka tegangan
dan nilai Impedansi akan tidak sama sesuai Rumus : V =
Vm.sin2πft dab XL = 2πfL , dimana f adalah frekswensi
3. Jumlah fasa sama: Trafo 3 phasa tentu tidak dapat dihubungkan
parallel dengan sebuh trafo 1 phasa, demikian sebaliknya
4. Urutan Fasa harus sama : untuk trafo 3 phasa yang memiliki 3
Phasa R S T,
5. Polaritas : Bila polaritas tidak sesuai , maka akan terjadi hubung
singkat dimana + terhubung dengan –
6. Impedansi : Bila Impedansi tidak sama, maka Trafo yang
impedansinya kecil akan lebih cepat panas karena dialiri arus
lebih besar sehingga daya yang ditanggung juga akan lebih
besar
A
BEBAN
TR.B
TR.A BEBAN
B
Dikalikan dengan V
200
1.1. Hubungan Y
Pada hubungan Y, maka salah satu ujung dari kumparan dihubungkan
menjadi satu yang kemdudian disebut dengan Titik Netral (N),
sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan Sumber atau beban
KETENTUAN ARUS DAN
TEGANGAN
IL = Ip
1.2. Hubungan ∆
Pada hubungan ∆, masing-masing ujung dari kumparan dihubungkan
satu dengan yang lain, sehingga membentuk Segitiga atau ∆ seperti
pada gambar dibawah:
TRANSFORMATOR PENGUKURAN
Pada umumnya, alat-alat ukur seperti voltmeter dan ampermeter
dibuat dalam batas ukur yang relatif kecil, sedangkan dalam pengukuran-
pengukuran sering ditemui nilai-nilai yang cukup besar untuk itu diperlukan
Trafo Arus (CT) dan Trafo Tegangan (PT)
Jadi pada dasarnya defenisi serta fungsi dari transformator arus ini yaitu sebagai media
pengukuran serta penurunan yang dilakukan pada sebuah arus untuk tolak ukur sebagai
dasarnya yang berdasarkan perbandingan yang tertentu saja dilakukan. Transformator
arus ini termasuk dalam bagian dari transformator khusus yang disebut transformator
pengukuran (instrumen).
1.
Misalnya saja bisa dilihat pada sebuah gardu distribusi yang mempunyai tegangan 20
KV dengan transformator tegangan diturunkan menjadi 200 Volt yang digunakan untuk
pengukuran.
Untuk mencegah terjadinya perbedaan tegangan yang besar antara kumparan primer
dengan sekunder, karena adanya kerusakan isolasi pada kumparan primer maka pada
sisi sekunder perlu dipasang pembumian.
Begitu pula pada dasarnya defenisi serta fungsi dari transformator tegangan juga tak
jauh berbeda sebagai media pengukuran serta penurunan yang dilakukan pada sebuah
tegangan untuk tolak ukur sebagai dasarnya yang berdasarkan perbandingan yang
tertentu saja dilakukan. Transformator tegangan ini termasuk dalam bagian dari
transformator khusus yang disebut transformator pengukuran (instrumen).
Bila transformator dipasang paralel terhadap beban, voltmeter dipasang
pada bagian sekunder. Bagian sekunder transformator arus dan
transformator tegangan dihubungkan ke tanah (grounded)
OTOTRANSFORMATOR
R₂
Ub ¿ R 1 + R ₂ Ua
TRANSFORMATOR LAS
Untuk melaksanakan las listrik diperlukan arus yang besar (50-200 A)
dengan tegangan sekitar 40 volt antara electrode pada waktu bekerja.
Secara umum sebuah transformator tiga fasa mempunyai konstruksi hampir sa- ma, yang
membedakannya adalah alat bantu dan sistem pengamannya, tergantung pada letak pemasangan,
sistem pendinginan, pengoperasian, fungsi dan pemakaiannya.
Bagian utama, alat bantu, dan sistem pengaman yang ada pada sebuah transformator daya
(Gambar di atas), adalah :
Seperti telah dijelaskan pada pemba- hasan transformator satu fasa inti besi berfungsi sebagai
tempat mengalirnya fluks dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Sama seperti
transformator satu fasa, berdasarkan cara melilit kumparanya ada dua jenis, yaitu tipe inti dan tipe
cangkang (lihat gambar di bawah ini).
2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator terdiri dari lilitan kawat berisolasi dan membentuk kumparan. Kawat
yang dipakai adalah kawat tembaga berisolasi yang berbentuk bulat atau plat.
Kumparan-kumparan transformator di beri isolasi baik terhadap kumparan lain maupun inti
besinya. Bahan isolasi berbentuk padat seperti kertas prespan, pertinak, dan lainnya.
3. Minyak Transformator
Untuk mendinginkan transformator saat beroperasi maka kumparan dan inti transformator
direndam di dalam minyak transformator,minyak juga berfungsi sebagai isolasi. Oleh karena itu
minyak transformator harus memenuhi persyaratan, sebagai berikut :
1. Tangki Transformator
Tangki transformator berfungsi untuk menyimpan minyak transformator dan sebagai
pelindung bagian-bagian transformator yang direndam dalam minyak. Ukuran tangki disesuaikan
dengan ukuran inti dan kumparan.
5. Konservator Transformator
Konservator merupakan tabung berisi minyak transformator yang diletakan pada bagian atas
tangki. Fungsinya adalah :
Untuk menjaga ekspansi atau meluapnya minyak akibat pemanasan
Sebagai saluran pengisian minyak.
6. Sistem Pendinginan Transformator
Sistem pendinginan pada transformator dibutuhkan supaya panas yang timbul pada inti besi dan
kumparan dapat disalurkan keluar sehingga tidak merusak isolasi didalam transformator. Media
yang digunakan pada sistem pendinginan dapat berupa : udara / gas, minyak dan air. Sirkulasinya
dilakukan secara : alamiah (natural) dan atau paksaan (forced).
AN
OAN
ONAF
7. Bushing Transformator
Bushing transformator adalah sebuah konduktor yang berfungsi untuk menghubungkan kumparan
transformator dengan rangkaian luar yang diberi selubung isolator. Isolator juga berfungsi sebagai
penyekat antara konduktor dengan tangki transformator. Bahan bushing adalah terbuat dari
porselin yang tengahnya berlubang (Lihat Gambar disamping).
Bushing Trafo
8. Alat Pernapasan
Naik turunnya beban transformator dan suhu udara sekeliling transformator, mengakibatkan suhu
minyak berubah- ubah mengikuti perubahan tersebut. Bila suhu minyak naik, minyak memuai dan
mendesak udara diatas permukaan minyak keluar dari tangki dan bila suhu turun sebaliknya udara
akan masuk. Keadaan ini merupakan proses per- napasan transformator. Tetapi udara luar yang
lembab akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak. Untuk mencegah hal itu transformator
dilengkapi dengan alat pernafasan (Gambar disamping) yang berupa tabung berisi zat
hygrokopis,seperti kristal silikagel.
9. Tap Changer
tap changer
Tap changer (Gambar disamping) adalah alat yang berfungsi untuk mengubah perbandingan
lilitan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi pada sisi sekunder sesuai yang
dibutuhkan oleh tegangan jaringan (beban) atau karena tegangan sisi primer yang berubah-ubah.
Tap changer (perubahan tap) dapat dilakukan dalam keadaan berbeban (on load) atau keadaan
tidak ber-beban (off load). Untuk tranformator distribusi perubahan tap changer dilakukan dalam
keadaan tanpa beban.
Berfungsi untuk memperluas daerah pendinginan, yaitu daerah yang berhubungan langsung
dengan udara luar dan sebagai tempat terjadinya sirkulasi panas.
Alat Indikator digunakan untuk memoni- tor kondisi komponen utama atau media bantu yang ada
didalam transformator saat transformator beroperasi, seperti :
suhu minyak
permukaan minyak
sistem pendinginan
posisi tap
Gas yang mengembang akan menggerakan kontak-kontak rangkaian alarm atau rangkaian
pemutus.
Plat nama yang terdapat pada bagian luar transformator sebagai pedoman saat pemasangan
maupun perbaikan. Data-data yang dicantumkan seperti : Phasa dan frekuensi, daya nominal,
tegangan primer/ sekunder,kelompok hubungan, arus nominal, % arus hubung.
Penjelasan Vektor jam Transformator Vektor Grup Trafo 3 fasa
2 belitan
Vektor grup trafo dinyatakan dalam bilangan jam (searah putaran jam/ clock wise). Tiap satu
bilangan jam mewakili beda sudut 30 derajat. Vektor grup menentukan pergeseran sudut arus pada
belitan primer dan sekunder.
Trafo 3 fasa 2 belitan memliki beberapa macam konfigurasi belitan. Apabila dilihat dari jenis
penyusunan belitan antar fasa maka ada dua macam tipe belitan yaitu : belitan Wye (star) dan belitan
delta. Sedangkan berdasarkan pergeseran sudut fasa antara arus pada kumparan primer dan kumparan
sekunder maka ada beberapa macam tiep jenis belitan seperti terlihat pada gambar 1.
Trafo dengan vektor grup Yd1 berarti belitan primer terangkai Wye (Y) sedangkan belitan sekunder
terangkai delta, angka 1 menunjukkan bahwa arus pada kumparan primer dan kumparan sekunder
berbeda 30 derajat. Sedangkan pada trafo dengan vektor grup Yd5 arus pada kedua belitan berbeda
150 derajat (5 x 30 derajat).
Cara menggambar vektor grup Yd1 dan rangkaian belitan trafo adalah sebagai berikut :
1. Gambar vektor A,B,C (arus pada belitan primer) dalam lingkaran jam. dalam lingkaran jam
2. gambar vektor bantu yang menunjuk jam 1
3. gambar vektor a (arus pada belitan sekunder a) searah dengan vektor A dengan kepala vektor
menuju arah jam 1 (perhatikan gambar 2)
4. gambar vektor b (arus pada belitan sekunder b) searah dengan vektor B dengan pangkal
vektor berada pada vektor a.
5. gambar vektor c (arus pada belitan sekunder c) searah dengan vektor C dengan pangkal
vektor berada pada vektor b dan kepala vektor berada pada pangkal vektor a.
6. beri notasi tambahan 1 pada tiap kepala vektor a,b, dan c serta notasi 2 pada pangkal
vektornya.
Sedangkan untuk menggambar rangkaian belitan trafonya, tinggal kita lihat gambar vektor grup yang
telah kita beri notasi tambahan seperti tamapak pada gamabr 2.
Pembuktian pergeseran sudut ini bisa kita lakukan dengan melihat gambar 3.
Gambar 2. Arus pada belitan primer dan sekunder trafo dengan belitan Yd1
Arus fasa R yang mengalir pada belitan A adalah 115.6 A dengan sudut 0 derajat dengan arah dari
A1 menuju A2, sedangkan arus pada belitan sekunder a adalah 867 A dengan sudut 0 derajat,
sedangkan arus pada belitan yang lain adalah sebagai tampak pada gambar. arus yang mengalir pada
fasa r merupakan penngurangan vektor arus yang mengalir pada belitan a dan belitan c (perhatikan
arah vektor yang ditunjukkan dengan tanda panah. Pada titik disekitar a1 berlaku hukum kirchoff :
Ir + Ic = Ia
Dengan
Ir : arus pada fasa r
Ia : arus pada belitan a
Ic : arus pada belitan c , sehingga diperoleh
Terbukti bahwa ketika arus R mempunyai sudut 0 derjat maka arus r mempunyai sudut –30 derajat.
Beda sudut sebesar 30 derajat ini hanya berlakau ketika arus pada fasa R, S dan T mempunyai besar
yang sama serta memliki beda sudut 120 derajat (dalam kondisi yang seimbang). APabila arus pada
fasa R, S , T tidak berada dalam kondisi seimbang maka pergeserean sudut pada sisi primer dan
sekunder akan bervariasi tergantung besar arus yang mengalir pada tiap fasa. Untuk memberi
gambaran yang lebih jelas, silahkan download file excel berikut untuk melihat pergeseran sudut yang
saya maksud.
MESIN LISTRIK AC
Subject
Topik
Pertemua
n