Anda di halaman 1dari 38

MESIN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK

Subject : Transformator
Topik : PENDAHULUAN
Pertemuan :

I.PENDAHULUAN
Transformator adalah sebuh peralatan listrik yang dapat merubaha besaran
listrik Tegangan dan Arus menjadi lebih besar atau menjadi lebih kecil. Jadi
Trafo tidak merubah bentuk energi tetapi merubah besaran listrik, dan juga
tidak menambah atau mengurangi daya listrik tetapi hanya menyalurkan
daya listrik

Transformator banyak dipakai pada Sistem Kelistrikan, baik pada Sistem


tenaga listtik tegangan tinggi sampai Listrik tegangan rendah dan bahkan
sampai kepada peralatan elektronik

Selain untuk menaikan dan menrurunkan tegangan dan arus, maka fungsi
trafo yang lain adalah untuk Pengukuran dan Sistem Proteksi

. Trafo Daya untuk Tegangan Tinggi

Trafo Distribusi 3 Phasa Tegangan Menengah Trafo Distribusi 1 Phasa Tegangan Rendah Trafo umtulk AlatEelektronik

Trafo Arus Tegangan Tinggi


Trafo Arus untuk Tegangan Rendah

Gambar. 1. Beberapa Jenis dan Bentuk Transformator

Gambar.2 Penyaluran Daya Listrik dari Pembangkit ke Konsumen


MESIN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK
Subject : Transformator
Topik : PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR
Pertemuan : I

II.PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR

Cara kerja transformator didasarkan oleh prinsip induksi


elektromagnetik. Trafo menggunakan kumparan kawat, yang jika dialiri
arus bolak-balik maka akan menciptakan induksi elektromagnetik.
Artinya, arus listrik pada kawat melingkar menghasilkan medan
magnet.

Dalam sebuah transformator yang sederhana, pada dasarnya


terdiri dari 2 kumparan atau lilitan kawat yang telah terisolasi.
Kumparan kawat tersebut dinamakan dengan kumparan Primer &
Sekunder. Pada umumnya, kumparan kawat terisolasi ini selanjutnya
dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan core atau inti besi.
Pada saat kumparan primer telah dialiri arus bolak-balik (AC), maka
akan menimbulkan medan magnet atau yang disebut dengan fluks
magnetik yang ada di sekitarnya. Melalu inti besi maka Flux Ø ini akan
mengalir ke sekunder Kekuatan medan magnet atau disebut dengan
densitas fluks magnet akan dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang
telah dialirinya.

Secara sederhana Trafo terdiri atas 2 bahagian yang disebut sisi Primer
atau Input dan Sisi Sekunder atau sisi output

INPUT
OUTPUT

PRIMER SEKUNDE

Gambar.3. Bahagian Sekunder dan Primer Trafo

Prinsip Dasar dari cara kerja Transformator adalah Hukum Faraday yang
menyatakan bahwa bila suatu penghantar dialiri arus maka disekitar
penghanter tersebut aka ada Flux magnet
Gambar 4. Aliran Flux pada Inti Besi Trafo

Flukstuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan primer akan


menginduksi Gaya Gerak Listrik (GGL) E yang berada di dalam
kumparan sekunder dan menimbulkan tegangan GGL pada sisi
sekunder, yang besarnta ditentukan oleh jumlah lilitan pada sisi
sekunder.

E = - N dØ /dt

E : Ggl Induksi
N : Jumlah Belitan
dØ : perubahan flux
dt : perubahan Waktu

Selanjutnya, akan terjadi penyaluran daya dari kumparan primer


menuju kumparan sekunder. Dalam hal ini, maka akan terjadi
perubahan besar tegangan listrik, baik dari tegangan rendah menuju
tegangan lebih tinggi atau sebaliknya, dari tegangan tinggi menuju
tegangan yang lebih rendah, yang ditentukan oleh jumlah lilitan setiap
sisi kumparan, dengan ketentuan, dimana Jumlah lilitan lebih
banyak maka disitu tegangan akan lebih besar.

Gambar .5. Trafo Step Up dan Trafo Step Down

Hubungan antara Tegangan , Belitan dan arus dinyatakan dengan rumus:


Vp Np Is
= = = av
Vs Ns Ip
Vp, Np, Ip : Tegangan, Belitan, Arus sisi Primer
Vs, Ns, Is : Tegangan, Belitan , Arus sisi Sekunder
a: factor trasformasi

Sedangkan inti besi yang terdapat pada transformator pada umumnya merupakan
kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi. Lempengan-
lempengan besi ini berfungsi untuk mempermudah jalannya fluks magnet yang
telah ditimbulkan oleh arus listrik kumparan. Selain itu, juga digunakan untuk
mengurangi arus panas yang telah ditimbulkan

Gambar.6. Inti Trafo


Soal. 1
Sebuah transformator memiliki jumlah lilitan Primer = 100 dan jumlah
lilitan sekunder 400 ,
Tegangan pada sisi Sekunder adalah 200 Volt. Bila daya dari
Transformator adalah 200 kVA, maka hitunglah :
a. Tegangan pada sisi Primer
b. Arus pada sisi Primer dan Sisi Sekunder

Vp/Vs = Np/Ns ==== Vp/200 = 100/400 === Vp.400 = 100.200 = 400 Vp=20000

Vp = 50

Vp/Vs = Is/Ip ===

S = V.I === Ip = S/Vp = 200 000/50 = 400 A

Vp/Vs = Is/Ip = 50/200 =Is/400 = 200 Is= 400.50 Is= 20 000/200 = 100 A

Soal 2
Sebuah Transformator 25kVA mempunyai 500 lilitan Primer dan 40
MESIN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK
Subject : Transformator
Topik : RANGKAIAN EKIVALEN
Pertemuan : II

III.RANGKAIAN EKIVALEN

Untuk memudahkan menganalisa transformator, maka dibuatlah


pemodelan secara listrik dari transformator tersebut atau yang disebut
Rangkaian Ekivalen, sebagaimana pada Generator dan Motor DC pada
mata kuliah Mesin Listrik DC

I2’ R2 X2 I2
I1 R1 X1

V1 RC E1 E2 V2 ZL
XM

V1= Tegangan Input Terminal Primer V2: Tegangan Output Sekunder


E1 = Tegangan GGL Primer E2: Tegangan GGL Sekunder
R1 = Tahanan Primer R2: Tahanan Sekunder
X1 = Rektansi Primer X2: Reaktansi Sekunder
I1 = Arus Primer I2: Arus Sekunder
ZL: Beban Trafo
Rc : Tahanan Inti Besi Xm: Reaktansi Magnet

R1 X1 R2 X2

V1 E1 E2 V2
Dari persamaan ini. Dapat digambarkan rangkaian menjadi sbb:

R1 a2R2
X1 a2X2

Rc Xm aV2
V1

Oleh karena Arus Io dianggap sangat kecil, maka rangkaian diatas


dapat disederhanakan dengan menggeser Rc dan Xm ke depan :

R1 X1 a 2R 2 a2X2

V1 Rc Xm aV2

Gambar.7 Rangkaian Ekivalen Trafo

1. Sebuah Trafo 4400/220V, 50KVA. Tahanan Primer (R1)= 3,45 Ω. Reaktansi


PRIMER SEBAGAI PATOKAN SEKUNDER SEBAGAI PATOKAN
Primer (X1) =5,2 Ω; Tahanan Sekunder (R2)= 0,009 Ω Reaktansi Sekunder
(X2)=R0,015
ek1= RΩ
2
1 + a R2 Rek2= R2 + R1/a2
Hitunglah : 2 Xek2= X2 + X1/a2
Xek1= X1 + a X2
a. Tahanan Ekivalen Primer?
b. Reaktansi Ekivalen Primer?
c. Impedansi
V1= aV2 + Ekivalen
a I2’.R2 Primer
+ a I2’?. X2 + I2’.R1 + I2’.X1
d. Rugi-Rugi Tembaga berdasarkan nilai tahanan sisi Primer dan Sekunder?
e. Rugi-Rugi tembaga Total berdasarkan Rek?
Contoh Soal
f . Hitunglah Soal a s/d e diatas dengan Sekunder jadi Patokan
Penelesaian

Tahanan Ekivalen
Rek1 = R1 + a2 R2 Rek2 = R2 + R1/a2
Xek1 = X1 + a2 X2 Xek2 = X2 + X1/a2
Sekunder Jadi Patokan

SEKUNDER
R c , X m,
Rek, Xek

PRIMER

MESIN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK


Subject : Transformator
Topik : Menentukan Parameter Trafo
Pertemuan :

IV.MENENTUKAN PARAMETER TRAFO

Rangkaian ekuivalen transformator dimanfaatkan dalam


menganalisa dan mempelajari karakteristik dari transformator gambar
1. Untuk mendapatkan nilai-nilai parameter transformator perlu
dilakukan beberapa percobaan yakni pengukuran menggunakan multi-
meter atau pengukuran menggunakan sumber arus searah, pengujian
beban nol dan hubung singkat.

1. Pengukuran Beban Nol

Pada Pengukuran Beban Nol, maka berarti bebn pada sisi sekunder
dicabut, sehingga berdasarkan Gambar Rangkaian Ekivallen yang telah
dijelaskan sebelumnya sbb:
P
R1 X1 a2R1 a2X1

P
V1 Rc Xm aV2
n

Gambar 8 . Rangkaian Ekivalen Trafo

Dengan tidak diberi beban, maka sisi sekunder akan terbuka menjadi
seperti gambar berikut:

I1 R1 X1 a2R1 a2X1

I0

V1 R c Xm

Dengan tidak adanya, arus yang mengalir ke beban , rangkaian diatas


menjadi seperti gambar berikut :
Sehingga arus yang mengalir hanya melewati Rc dan Xm saja.
Bila kita memasang
Amperemeter, Voltmeter,
V1 Rc serta Wattmeter, maka hanya
Xm
menjukan Amper, Volt dan
Daya yang digunakan oleh Rc
dan Xm yang disebut Rugi-
rugi Inti besi dan magnet

A W

Rc Xm
V
Gambar. 9 Rangkaian Percobaan Beban Nol

Dari Rangkaian Pengukuran diatas akan diperoleh Arus, Tegangan


Dan Daya Aktif
Daya Aktif yang terukur adalah daya yang diserap oleh beban Resistif
yaitu Rc. Dengan demikian dari Percobaan akan dapat diketahu Rc dan
Xm sesuai Rumus berikut

V12 V1 jXm Rc
Rc = Zo = =
P1 I0 Rc + JXm

2. Pengukuran Hubung singkat

Transformator satu fasa percobaan hubung singkat adalah


transformator dimana pada sisi primer diberikan tegangan sedangkan
pada sisi sekunder terminal output dihubung singkat (short circuit).
Pada rangkaian ini akan timbul gaya arus yang cukup besar sehingga
membahayakan transformator tersebut. Oleh sebab itu dalam
melakukan percobaan hubung singkat diperlukan pembatasan tegangan
dan arus yang diizinkan untuk setiap transformator. Dalam hal ini ada
yang berpedoman pada rating tegangan yang diizinkan 5% s/d 8% dari
rating tegangan nominal. Untuk transformator yang besar, arus hubung
singkat (short circuit current) diizinkan adalah 0,1 s/d 0,5% dari arus
beban penuh Saat transformator hubungan singkat resistan
magnetisasi , reaktansi medan bocor , dan impedansi
eksitasi sangat kecil sehingga dapat diabaikan dibandingan dengan
resistansi kumparan ( dan reaktansi induktif)
Pada saat arus hubung singkat, maka hamper semua arus mengalir ke
titik hubung sungkat terjadi. Dan oleh karena itu arus yang mengalir ke
R1 X1 a2R2 a2X2

V1 R c Xm
aV2

Rc dan Xm sangat kecil. Sehingga dari rangkaian ekivalen Dengan


dihubungsikatnya terminal, beruabah menjadi
R1 X1 a2R2 a2R2

V1
Ihs

Bila Rek = R1 + a2 R2 dan Xek = X1 + a2X2, maka gambar diatas


dapat lebih disederhanakan

Rek Xek
A W\a

V
Ihs

Gambar.10 Rangkaian Percobaan Hubung Singkat

Sebagaimana pada percobaan Beban nol, maka pada rangkaian


kemudian dipasang alat ukut Voltmeter, Amperemeter dan Wattmeter.
Dari data tersebut kemudian dapat diperoleh nilai Rek dan Xek
Rc= (200)2/70 = 571,4

85
0,75
(20)2 20

2. Sebuah Trafo 20 kVA, 2200/220 V, 50Hz.


Hasil Test Beban Nol : 220 Volt, 4,2A 148 Watt
Hasil Tst Hubung singkat : 86 Volt, 10,5A, 360 Watt
Ditanya :
a. Rek dan Xek?
b. Rm dan Xm
c. Rugi-Rugi Cu tembaga?
d. Berapa efisiensi Trafo?

MESIN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK


Subject : Transformator
Topik : Polartitas Transformator
Pertemuan :
POLARITAS TRAFO

Transformator adalah peralatan listrik yang menggunakan listrik


AC, dan sebagaimana listrik DC, maka listrik AC juga mempunyai
Polaritas. Perbedaan Polaritas AC dan DC adalah bahwa Polaritas DC itu
tetap, sedangkan Polaritas AC itu tidak tetap tetapi berubah-ubah atau
berganti-ganti

+ +

- -
Arus Bolak Balik (AC) Arus Searah (DC)
`
Gambar.10. Bentuk Gelombang AC dan DC

Trafo memiliki Belitan Primer dan Sekunder seperti pada Gambar


dibawah ini :

H1
X1

H2 X2

Gambar.11. Belitan dan aliran flux pada inti Trafo

Dari gambar diatas, anggaplah pada sisi Primer saat H1=+ dan H2= -,
maka pada sisi sekunder pada saat yang bersamaan, apakah X1 atau
X2 yang Positip atau sebaliknya X1 atau X2 yang Negatip?
Hal ini yang hendak kita ketahui
Polaritas dapat didefinisikan sebagai arah tegangan yang diinduksi
dalam dua belitan Transformator yaitu primer dan sekunder. Jika
hubungan dua transformator akan dilakukan secara paralel, maka
polaritas harus diidentifikasi untuk koneksi transformator yang benar.

Untuk menentukan Polaritas pada sisi sekunder, maka yang perlu


diketahui adalah arah arus , arah lilitan kemudian menentukan arah
Flux dengan menggunakan Kaidah Tangan sbb: Ibu jari akan
menunjukan arah Flux mengalir, sedangkan jari-jari lainnya
menunjukan arah arus

I
Pada Sisi Primer : menentukan arah Flux berdasarkan arah arus
Pada sisi Sekunder : menentukan arah arus berdasarkan arah flux yang
ada. Sehingga nanti akan diketahui dimana arus
mengalir keluar kumparan. Sehingga akan diketahui

H1 + + X1

H2 - - X2

Gambar.12. Polaritas Trafo

Pada sisi Primer H1=+ H2= - sehingga arus mengalir dari H1 ke H2.
Dengan menggunakan kaidah kanan tangan , dimana jari -jari lain
mengikuti arah arus, makaarah Flux magnet Ø pada inti besi mengarah
keatas sesuai arah ibu telunjuk,
Pada sisi sekunder Flux magnet Ø datang dengan arah kebawa, maka
dengan mengikuti arah Flux menggunakan Kaidah Tangan Kanan akan
nampak arah arus yang ditunjukan oleh 4 jari dan arus keluar di X1,
maka berarti , maka X1: + dan X2 = -

Latihan Soal
Dimanaka Polritas + dan - pada sisi sekunder Trafo pada gambar a
dan b berikut ini ;

Gambar .a Gambar b

Cara langsung Menentukan Polaritas Trafo ialah dengan menggunakan


Voltmeter seperti pada Gambar dibawah ini:

Gambar.13. Menentukkan Polaritas Trafo secara langsung

Salah satu kegunaan mengetahui Polaritas Transformator, apabila


sebuah trafo akan dihubungkan secara Paralel. Pada hubungan Paralel,
maka kutub + harus dihubungkan dengan kutub + dan kutub – harus
terhubung dengan kutub -
TRAFO A

TRAFO B

Bilamana terjadi kesalahan penyambungan pada sisi sekunder


sehingga + terhubung ke - seperti pada dibawah ini, maka akan terjadi
hubung singkat

Gambar.14. Hubungan Polaritas yang salah

MESIN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK


Subject : Transformator
Topik : Paralel Transformator
Pertemuan :

KERJA PARALEL TRANSFORMATOR


Sebuah transformator 3 phasa dapat berupa 1 buah trafo trafo 3 phasa
atau 3 buah trafo 1 phasa yang dihubungkan secara parallel
membentuk 1 buah trafo 3 phasa

Trafo 1

Trafo 2

Trafo 3

Gambar.14. Trafo 3 phasa yang terdiri dari 3 buah Trafo 1 Phasa

Tujuan memparalelkan Transformtor adalah


1. Menambah Daya
2. Untuk Perbaikan bila ada yang rusak/ terganggu
3. Menjaga Kontinuitas pelayanan

Namun sebelum memperalelkan Transformator, maka harus dipenuhi


beberapa syarat:

1.Tegangan Harus sama : Bila tegangan tidak sama, maka salah satu
trafo tidak dapat memberikan arus tetapi justru akan
menyerap Arus
2.Frekwensi harus sama : Bila Frekwensi tidak sama, maka tegangan
dan nilai Impedansi akan tidak sama sesuai Rumus : V =
Vm.sin2πft dab XL = 2πfL , dimana f adalah frekswensi
3. Jumlah fasa sama: Trafo 3 phasa tentu tidak dapat dihubungkan
parallel dengan sebuh trafo 1 phasa, demikian sebaliknya
4. Urutan Fasa harus sama : untuk trafo 3 phasa yang memiliki 3
Phasa R S T,
5. Polaritas : Bila polaritas tidak sesuai , maka akan terjadi hubung
singkat dimana + terhubung dengan –
6. Impedansi : Bila Impedansi tidak sama, maka Trafo yang
impedansinya kecil akan lebih cepat panas karena dialiri arus
lebih besar sehingga daya yang ditanggung juga akan lebih
besar

A
BEBAN
TR.B
TR.A BEBAN
B

Masing-masing Trafo memiliki Impedansi ZA dan ZB masing-masing


memberikan Arus IA fan IB, maka sesuai rangkaian tersebut, maka
dapat digambarkan dan dituliskan besarnya arus dari setiap
Transformator tersebut sbb:
Untuk Trafo A

Dikalikan dengan V

V IA : Daya dari Trafo A


V.IT : Daya Beban

Sehingga dapat dituliskan :


ZA
SA = ST
ZA + ZB
Sehingga diperoleh daya dari Trafo A:

Dengan cara yang sama untuk Trafo B :

200

MESIN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK


Subject : Transformator
Topik : Transformator 3 Phasa
Pertemuan : I
TRANSFORMATOR 3 PHASA

Transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah


transformator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada
sistem kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan tiga fasa. Sehingga
sebuah transformator tiga fasa bisa dihubung bintang, segi- tiga, atau zig-
zag.
Transformator tiga fasa banyak digunakan pada sistem transmisi dan
distribusi tenaga listrik karena pertimbangan ekonomis. Transformator tiga
fasa banyak sekali mengurangi berat dan lebar kerangka, sehingga
harganya dapat diku- rangi bila dibandingkan dengan penggabungan tiga
buah transformator satu fasa dengan “rating” daya yang sama.
Tetapi transformator tiga fasa juga mempunyai kekurangan, diantaranya
bila salah satu fasa mengalami kerusakan, maka seluruh transformator
harus dipindahkan (diganti), tetapi bila trans- formator terdiri dari tiga buah
transfor- mator satu fasa, bila salah satu fasa transformator mengalami
kerusakan. Sistem masih bisa dioperasikan dengan sistem “ open delta “.

Gambar. Belitan Trafo 1 phasa dan 3 Phasa

1. Hubungan Belitan Pada Tranfo 3 Phasa

Pada prinsipnya dikenal 3 cara untuk merangkai kumparan pada


transformator tiga fasa, yaitu hubungan bintang, hubungan delta, dan
hubungan zig zag.
Namun terlebih dahulu akan dijelaskan hubungan hubungan Y ∆ Z

1.1. Hubungan Y
Pada hubungan Y, maka salah satu ujung dari kumparan dihubungkan
menjadi satu yang kemdudian disebut dengan Titik Netral (N),
sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan Sumber atau beban
KETENTUAN ARUS DAN
TEGANGAN

Tegangan Line To Line VLL


(VRT,VST,VRS) besarnya V3
lebih besar dari VLN
(VSN,VTN,VRN)

VLL = √3. VLN

Arus Line besarnya sama


dengan Arus Phasa

IL = Ip

1.2. Hubungan ∆
Pada hubungan ∆, masing-masing ujung dari kumparan dihubungkan
satu dengan yang lain, sehingga membentuk Segitiga atau ∆ seperti
pada gambar dibawah:

KETENTUAN ARUS DAN TEGAGANGAN PADA HBUNGAN DELTA


Pada hubungan ∆ tidak terdapat titik Netral
Tegangan Line-Line (VLL) sama dengan Tegangan phasa
Arus Line bersarnya V3 dari Arus Phasa

Hubungan Zig Zag

Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu


syarat yang harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga
fasanya harus diusahakan seimbang. Apabila beban tidak seimbang akan
menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak diinginkan,
karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-
beda.
Untuk menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah
dengan menghubungkan sisi sekunder dalam hubungan Zig-zag. Dalam
hubungan Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam kumparan yang
dihubungkan secara khusus.
Ujung-ujung dari kumparan sekunder disambungkan sedemikian rupa,
supaya arah aliran arus didalam tiap-tiap kumparan menjadi bertentangan.
Karena e1 tersambung secara berlawanan dengan gulungan e2,
MESIN LISTRIK AC

TRANSFORMATOR PENGUKURAN
Pada umumnya, alat-alat ukur seperti voltmeter dan ampermeter
dibuat dalam batas ukur yang relatif kecil, sedangkan dalam pengukuran-
pengukuran sering ditemui nilai-nilai yang cukup besar untuk itu diperlukan
Trafo Arus (CT) dan Trafo Tegangan (PT)

1. Transformator arus / Current Transformer (CT)


Transformator arus digunakan untuk mengukur arus beban pada sebuah rangkaian.
Dengan penggunaan transformator arus, maka arus beban yang besar dapat diukur
hanya dengan menggunakan amperemeter yang rangenya tidak terlalu besar.

Gambar. Trafo Arus

Bila sebuah transformator arus mempunyai perbandingan 100/5 A, artinya


transformator mengubah arus primer dari 100 A menjadi 5 A di sisi sekunder. karena
pada sisi primer selalu mengalir arus yang besar, maka sisi sekunder harus selalu dalam
keadaan tertutup, bila terbuka maka transformator akan mengalami kerusakan, hal
tersebut disebabkan karena tidak adanya fluks yang berasal dari sisi sekunder.

Jadi pada dasarnya defenisi serta fungsi dari transformator arus ini yaitu sebagai media
pengukuran serta penurunan yang dilakukan pada sebuah arus untuk tolak ukur sebagai
dasarnya yang berdasarkan perbandingan yang tertentu saja dilakukan. Transformator
arus ini termasuk dalam bagian dari transformator khusus yang disebut transformator
pengukuran (instrumen).

1.

Gambar 5-7 : transformator arus untuk pengukuran


Np
Pada transformator ini berlaku rumus I2 = Ns I1
Karena pada umumnya arus primer, I1 itu besar, sedang beban
sekunder tak berarti; maka jumlah lilitan primer cukup sedikit saja, bahkan
ada yang tak berupa lilitan, tetapi hanya tahanan dari jala-jala saja.
Bagian sekunder dari transformator arus waktu
dipergunakan/dipasang tidak boleh terbuka (open). Pada bagian sekunder
tersebut juga tidak boleh dipasang ze-kering (pengaman lembur). Sebab
apabila sekunder open ketika transformator dipakai untuk mengukur, arus
primernya tetap besar. Karena arus primernya merupakan arus jaring-
jaring, maka fluks magnit pada teras menjadi sangat besar, karena yang
memberikan belitan ampere hanyalah belitan ampere primer saja, sehingga
I2 Rm sangat besar, inti menjadi panas isolasi bisa rusak. Akibat dari
sekundernya terbuka tersebut dapat juga menyebabkan tegangan beban
turun.

2. Transformator Tegangan Potensial Transformer (PT)


Pada umumnya prinsip kerja transformator tegangan hampir sama dengan sebuah
transformator biasa. Jadi yang membedakannya hanya pada perbandingan
transformasinya, dimana transformator tegangan memiliki ketelitian yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan transformator biasa. Diketahui bahwa biasanya
transformator tegangan berguna mengubah tegangan tinggi menjadi rendah.

Gambar. Trafo Tegangan

Misalnya saja bisa dilihat pada sebuah gardu distribusi yang mempunyai tegangan 20
KV dengan transformator tegangan diturunkan menjadi 200 Volt yang digunakan untuk
pengukuran.
Untuk mencegah terjadinya perbedaan tegangan yang besar antara kumparan primer
dengan sekunder, karena adanya kerusakan isolasi pada kumparan primer maka pada
sisi sekunder perlu dipasang pembumian.
Begitu pula pada dasarnya defenisi serta fungsi dari transformator tegangan juga tak
jauh berbeda sebagai media pengukuran serta penurunan yang dilakukan pada sebuah
tegangan untuk tolak ukur sebagai dasarnya yang berdasarkan perbandingan yang
tertentu saja dilakukan. Transformator tegangan ini termasuk dalam bagian dari
transformator khusus yang disebut transformator pengukuran (instrumen).
Bila transformator dipasang paralel terhadap beban, voltmeter dipasang
pada bagian sekunder. Bagian sekunder transformator arus dan
transformator tegangan dihubungkan ke tanah (grounded)

Gambar 5-8 : transformator tegangan untuk pengukuran

OTOTRANSFORMATOR

Ototransformator adalah transformator dimana


kumparan primer dan sekunder menjadi satu.
Keuntungan ototransformator dibanding
transformator biasa:
- Ukuran lebih kecil untuk daya yang sama
- Harga murah. Efisiensinya lebih tinggi.
- Arus tanpa beban kecil.
- Mempunyai penurunan tegangan yang kecil.
Ototransformator seolah-olah juga merupakan suatu pembagi tegangan
(voltage devider).

gambar 5-5 : ototransformator Pembagi tegangan

R₂
Ub ¿ R 1 + R ₂ Ua

Ototransformator 3 fase, biasanya dalam hubungan bintang

Gambar 5-6 : Ototransfotmator 3 fase


Karena pada transformator ini tidak diperlukan lilitan sekunder
tersendiri maka hal ini berarti penghematan kawat.
Yang perlu diperhatikan di sini adalah pembagian arusnya (gambar 5-5).
Pada bagian b-c mengalir arus primer I 1, dan juga arus sekunder I2,
akibatnya arus yang mengalir pada bagian b-c menjadi lebih kecil, lebih kecil
dari I1, dan lebih kecil dari pada I2.
Dengan dasar pertimbangan ini maka untuk bagian b-c dapat dipakai
kawat yang lebih kecil diameternya daripada a- b dan ini berarti
penghematan. Jika Np/Ns mendekati satu, maka bagian a-b hanya
merupakan sebagian kecil dari seluruh lilitan. Untuk memperoleh U b yang
diinginkan, dibuat beberapa tap, atau dengan sikat arang yang bisa
digerakkan (moveable contact).
Ototransformator dapat dipakai untuk mengasut motor induksi 3 fase
type wound rotor (rotor dililit);.

TRANSFORMATOR LAS
Untuk melaksanakan las listrik diperlukan arus yang besar (50-200 A)
dengan tegangan sekitar 40 volt antara electrode pada waktu bekerja.

Gambar. 5-9 Transformator Las

Gambar 5-10 : magnet shunt diputar untuk mengatur ф

Pada transformator las, kumparan sekunder disambung seri dengan


kumparan reaktansi S.
Besarnya reaktansi ini dapat diatur dengan:
- Mengubah jumlah lilitan - S dibikin tap-tap; gambar 5-9
- Mengubah fluks magnet yang mengalir
- Dipasang magnet shunt yang dapat dibesarkan; gambar 5-10.
Kumparan reaktansi tersebut diperlukan untuk mengatur arus las yang
dikeluarkan transformator.
MESIN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK
Subject : Transformator
Topik : Polartitas Transformator
Pertemuan : I
MESIN LISTRIK ARUS BOLAK BALIK
Subject : Transformator
Topik : Bahagian- Bahaggian Transdformator
Pertemuan : I

konstruksi bagian luar trafo

Secara umum sebuah transformator tiga fasa mempunyai konstruksi hampir sa- ma, yang
membedakannya adalah alat bantu dan sistem pengamannya, tergantung pada letak pemasangan,
sistem pendinginan, pengoperasian, fungsi dan pemakaiannya.

Bagian utama, alat bantu, dan sistem pengaman yang ada pada sebuah transformator daya
(Gambar di atas), adalah :

1. Inti Besi Transformator

Seperti telah dijelaskan pada pemba- hasan transformator satu fasa inti besi berfungsi sebagai
tempat mengalirnya fluks dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Sama seperti
transformator satu fasa, berdasarkan cara melilit kumparanya ada dua jenis, yaitu tipe inti dan tipe
cangkang (lihat gambar di bawah ini).

Transformator tipe ini (kiri) dan tipe cangkang (kanan)

2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator terdiri dari lilitan kawat berisolasi dan membentuk kumparan. Kawat
yang dipakai adalah kawat tembaga berisolasi yang berbentuk bulat atau plat.
Kumparan-kumparan transformator di beri isolasi baik terhadap kumparan lain maupun inti
besinya. Bahan isolasi berbentuk padat seperti kertas prespan, pertinak, dan lainnya.

3. Minyak Transformator

Untuk mendinginkan transformator saat beroperasi maka kumparan dan inti transformator
direndam di dalam minyak transformator,minyak juga berfungsi sebagai isolasi. Oleh karena itu
minyak transformator harus memenuhi persyaratan, sebagai berikut :

 Mempunyai kekuatan isolasi (Die-lectric Strength)


 Penyalur panas yang baik dengan berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel
kecil dapat mengendap dengan cepat
 Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersikulasi dan kemampuan pendinginan
menjadi lebih baik
 Tidak nyala yang tinggi, tidak mudah menguap
 Sifat kimia yang stabil.

1. Tangki Transformator
Tangki transformator berfungsi untuk menyimpan minyak transformator dan sebagai
pelindung bagian-bagian transformator yang direndam dalam minyak. Ukuran tangki disesuaikan
dengan ukuran inti dan kumparan.

5. Konservator Transformator
Konservator merupakan tabung berisi minyak transformator yang diletakan pada bagian atas
tangki. Fungsinya adalah :
 Untuk menjaga ekspansi atau meluapnya minyak akibat pemanasan
 Sebagai saluran pengisian minyak.

6. Sistem Pendinginan Transformator
Sistem pendinginan pada transformator dibutuhkan supaya panas yang timbul pada inti besi dan
kumparan dapat disalurkan keluar sehingga tidak merusak isolasi didalam transformator. Media
yang digunakan pada sistem pendinginan dapat berupa : udara / gas, minyak dan air. Sirkulasinya
dilakukan secara : alamiah (natural) dan atau paksaan (forced).

AN
OAN
ONAF

7. Bushing Transformator
Bushing transformator adalah sebuah konduktor yang berfungsi untuk menghubungkan kumparan
transformator dengan rangkaian luar yang diberi selubung isolator. Isolator juga berfungsi sebagai
penyekat antara konduktor dengan tangki transformator. Bahan bushing adalah terbuat dari
porselin yang tengahnya berlubang (Lihat Gambar disamping).

Bushing Trafo
8. Alat Pernapasan

Naik turunnya beban transformator dan suhu udara sekeliling transformator, mengakibatkan suhu
minyak berubah- ubah mengikuti perubahan tersebut. Bila suhu minyak naik, minyak memuai dan
mendesak udara diatas permukaan minyak keluar dari tangki dan bila suhu turun sebaliknya udara
akan masuk. Keadaan ini merupakan proses per- napasan transformator. Tetapi udara luar yang
lembab akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak. Untuk mencegah hal itu transformator
dilengkapi dengan alat pernafasan (Gambar disamping) yang berupa tabung berisi zat
hygrokopis,seperti kristal silikagel.

9. Tap Changer

tap changer

Tap changer (Gambar disamping) adalah alat yang berfungsi untuk mengubah perbandingan
lilitan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi pada sisi sekunder sesuai yang
dibutuhkan oleh tegangan jaringan (beban) atau karena tegangan sisi primer yang berubah-ubah.
Tap changer (perubahan tap) dapat dilakukan dalam keadaan berbeban (on load) atau keadaan
tidak ber-beban (off load). Untuk tranformator distribusi perubahan tap changer dilakukan dalam
keadaan tanpa beban.

10. Sirip-sirip Pendingin atau Radiator

Berfungsi untuk memperluas daerah pendinginan, yaitu daerah yang berhubungan langsung
dengan udara luar dan sebagai tempat terjadinya sirkulasi panas.

11. Alat Indikator

Contoh alat indikator level minyak

Alat Indikator digunakan untuk memoni- tor kondisi komponen utama atau media bantu yang ada
didalam transformator saat transformator beroperasi, seperti :
 suhu minyak
 permukaan minyak
 sistem pendinginan
 posisi tap

12. Rele Buchholz (Buchholz Relay)

Rele Buchholz biasa disebut juga rele gas, karena bekerjanya


digerakan oleh pengembangan gas. Tekanan gas akan timbul bila
minyak mengalami kenaikan temperatur yang diakibatkan oleh :
 Hubung singkat antar lilitan pada
atau dalam fasa;
 Hubung singkat antar fasa;
 Hubung singkat antar fasa ke tanah;
 Busur api listrik antar laminasi;
 Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.

Gas yang mengembang akan menggerakan kontak-kontak rangkaian alarm atau rangkaian
pemutus.

13. Plat Nama

Plat nama transformator

Plat nama yang terdapat pada bagian luar transformator sebagai pedoman saat pemasangan
maupun perbaikan. Data-data yang dicantumkan seperti : Phasa dan frekuensi, daya nominal,
tegangan primer/ sekunder,kelompok hubungan, arus nominal, % arus hubung.
Penjelasan Vektor jam Transformator Vektor Grup Trafo 3 fasa
2 belitan
Vektor grup trafo dinyatakan dalam bilangan jam (searah putaran jam/ clock wise). Tiap satu
bilangan jam mewakili beda sudut 30 derajat. Vektor grup menentukan pergeseran sudut arus pada
belitan primer dan sekunder.

Trafo 3 fasa 2 belitan memliki beberapa macam konfigurasi belitan. Apabila dilihat dari jenis
penyusunan belitan antar fasa maka ada dua macam tipe belitan yaitu : belitan Wye (star) dan belitan
delta. Sedangkan berdasarkan pergeseran sudut fasa antara arus pada kumparan primer dan kumparan
sekunder maka ada beberapa macam tiep jenis belitan seperti terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Tipe belitan berdasarkan pergeseran sudut fasa

Trafo dengan vektor grup Yd1 berarti belitan primer terangkai Wye (Y) sedangkan belitan sekunder
terangkai delta, angka 1 menunjukkan bahwa arus pada kumparan primer dan kumparan sekunder
berbeda 30 derajat. Sedangkan pada trafo dengan vektor grup Yd5 arus pada kedua belitan berbeda
150 derajat (5 x 30 derajat).

Cara menggambar vektor grup Yd1 dan rangkaian belitan trafo adalah sebagai berikut :

1. Gambar vektor A,B,C (arus pada belitan primer) dalam lingkaran jam. dalam lingkaran jam
2. gambar vektor bantu yang menunjuk jam 1
3. gambar vektor a (arus pada belitan sekunder a) searah dengan vektor A dengan kepala vektor
menuju arah jam 1 (perhatikan gambar 2)
4. gambar vektor b (arus pada belitan sekunder b) searah dengan vektor B dengan pangkal
vektor berada pada vektor a.
5. gambar vektor c (arus pada belitan sekunder c) searah dengan vektor C dengan pangkal
vektor berada pada vektor b dan kepala vektor berada pada pangkal vektor a.
6. beri notasi tambahan 1 pada tiap kepala vektor a,b, dan c serta notasi 2 pada pangkal
vektornya.

Gambar 2. Vektor grup Yd1

Sedangkan untuk menggambar rangkaian belitan trafonya, tinggal kita lihat gambar vektor grup yang
telah kita beri notasi tambahan seperti tamapak pada gamabr 2.

2. Gambar rangkaian belitan Wye pada sisi primer


3. fasa r pada belitan sekunder terhubung pada a1 dan c2
4. fasa s pada belitan sekunder terhubung pada a2 dan b1
5. fasa t pada belitan sekunder terhubung pada b2 dan c1

Pembuktian pergeseran sudut ini bisa kita lakukan dengan melihat gambar 3.

Gambar 2. Arus pada belitan primer dan sekunder trafo dengan belitan Yd1

Arus fasa R yang mengalir pada belitan A adalah 115.6 A dengan sudut 0 derajat dengan arah dari
A1 menuju A2, sedangkan arus pada belitan sekunder a adalah 867 A dengan sudut 0 derajat,
sedangkan arus pada belitan yang lain adalah sebagai tampak pada gambar. arus yang mengalir pada
fasa r merupakan penngurangan vektor arus yang mengalir pada belitan a dan belitan c (perhatikan
arah vektor yang ditunjukkan dengan tanda panah. Pada titik disekitar a1 berlaku hukum kirchoff :

arus keluar (meninggalkan a1) = arus masuk (menuju a1)

Ir + Ic = Ia

Dengan
Ir : arus pada fasa r
Ia : arus pada belitan a
Ic : arus pada belitan c , sehingga diperoleh

Ir + 867 < 120 = 867 < 0

Ir = 867 < 0 – 867 <120

Ir = 1501.688 < –30

Terbukti bahwa ketika arus R mempunyai sudut 0 derjat maka arus r mempunyai sudut –30 derajat.
Beda sudut sebesar 30 derajat ini hanya berlakau ketika arus pada fasa R, S dan T mempunyai besar
yang sama serta memliki beda sudut 120 derajat (dalam kondisi yang seimbang). APabila arus pada
fasa R, S , T tidak berada dalam kondisi seimbang maka pergeserean sudut pada sisi primer dan
sekunder akan bervariasi tergantung besar arus yang mengalir pada tiap fasa. Untuk memberi
gambaran yang lebih jelas, silahkan download file excel berikut untuk melihat pergeseran sudut yang
saya maksud.
MESIN LISTRIK AC
Subject
Topik
Pertemua
n

Anda mungkin juga menyukai