Anda di halaman 1dari 25

PERALATAN TEGANGAN TINGGI

P7 – LIGHTNING ARRESTER (LA)

Reynanda Bagus Widyo Atomo, S.T., M.T.


Teknik Elektro
1 Universitas Muhammadiyah Surabaya
PETIR
❑ Petir merupakan gejala alam yang bisa dianalogikan dengan
sebuah kapasitor raksasa, di mana lempeng pertama adalah awan
(bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua
adalah bumi (dianggap netral).
❑ Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan
bumi. Proses terjadinya pemisahan muatan pada awan karena dia
bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya
dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan
negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah),
sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya.
❑ Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar maka
akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke
bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada
proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron
adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas
isolasi udara inilah terjadi ledakan suara.
❑ Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada saat
terseut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga
daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada
awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir
juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.
❑ Sambaran petir pada jaringan hantaran udara merupakan suntikan muatan listrik.
❑ Suntikan muatan ini menimbulkan kenaikan tegangan pada jaringan, sehingga
pada jaringan timbul tegangan lebih berbentuk gelombang impuls dan merambat
ke ujung-ujung jaringan seperti ditunjukkan pada gambar di atas.
❑ Tegangan lebih akibat sambaran petir sering disebut surja petir.
SAMBARAN PADA GARDU INDUK
❑ Jika tegangan lebih surya petir tiba di suatu gardu, maka
tegangan lebih tersebut akan merusak isolasi peralatan
gardu.
❑ Oleh karena itu, perlu dibuat alat pelindung agara tegangan
surja yang tiba di gardu induk tidak melebihi kekuatan
isolasi peralatan gardu.
❑ Pada keadaan tegangan jaringan normal, pelindung
berperan sebagai isolasi. Tetapi jika ada surja petir tiba pada
terminal pelindung. Maka pelindung berubah menjadi
penghantar dan mengalirkan muatan surja petir tersebut ke
tanah .
SISTEM PROTEKSI PETIR
Berdasarkan tempatnya, sistem proteksi petir dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu:

➢ Proteksi eksternal
Proteksi eksternal merupakan instalasi dan alat-alat di luar suatu
struktur untuk menangkap dan menghantarkan arus surja petir ke
pembumian. Sistem proteksi eksternal yang sering digunakan terdiri
dari tiga bagian yaitu Air Terminal, Down Conductor, dan Earthing
System.

➢ Proteksi Internal
Proteksi petir internal adalah perlindungan terhadap sistem elektronika
di dalam bangunan/gedung akibat tegangan lebih yang ditimbulkan
oleh induksi elektromagnetik akibat sambaran petir langsung.
SISTEM PROTEKSI PETIR
Berdasarkan cara kerjanya, sistem proteksi petir dapat dibagi menjadi dua
yaitu sebagai berikut :

➢ Sistem dengan penangkap petir


Prinsip kerjanya adalah harus menyediakan titik pada ujung bangunan
yang diamankan untuk sasaran sambaran petir, saluran untuk
menyalurkan arus petir ke tanah, dan sistem pembumian untuk
mendistribusikan arus petir yang masuk ke tanah dengan merata agar
tidak menimbulkan kerusakan atau bahaya.

➢ Sistem Disipasi (Dissipation Array System)


Pada prinsipnya DAS tidak bertujuan untuk mengundang arus petir
agar menyambar terminasi udara yang sudah disediakan melainkan
membuyar arus petir agar tidak mengalir ke daerah yang dilindungi
JENIS PELINDUNG SYSTEM
TENAGA LISTRIK
1. SELA BATANG
2. ARESTER, terdiri dari :
 Arrester ekspulsi
 Arrester jenis katup
SELA BATANG
Sela batang (rod gap) merupakan alat pengalih surja (surge diverter) yang paling
sederhana, berupa batang elektroda yang dihubungkan antara hantaran dan tanah
Sela batang banyak digunakan pada:
a. Bushing trafo
b. Isolator hantaran udara, berupa tanduk api (arching horn) atau ring api (arching
ring)
c. Pemutus daya (circuit breaker).

▪ Untuk mencegah gelombang petir tembus melalui permukaan isolator, tegangan tembus
dari sela-batang harus dibuat 20% lebih rendah dari tegangan tembus impus petir (impuls
flashover voltage) dari isolator yang dilindungi.
▪ Jarak antara sela dengan isolator tidak boleh kurang dari 1/3 jarak sela, untuk mencegah
bunga api bergerak ke arah isolator.
CARA KERJA SELA BATANG

1. Jika surja petir telah tiba pada terminal


pelindung, maka tegangan pada sela batang akan
naik mengikuti kenaikan tegangan surja.

2. Pada saat tegangan sela mencapai tegangan


percik sela (Va), pada sela akan terjadi lompatan
arus listrik sehinga terjadi hubung singkat satu
fasa ke tanah. Sehingga arus surja akan mengalir
ke ground.
JARAK SELA BATANG
LIGHTNING ARRESTER
❑ Lightning Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap
tegangan lebih, yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge).
❑ Alat ini bersifat sebagai by-pass di sekitar isolasi yang membentuk jalan dan
mudah dilalui oleh arus kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak menimbulkan
tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolasi peralatan listrik.
❑ By-pass ini harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran daya
sistem frequensi 50 Hz.

❑ Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai


isolator, bila timbul tegangan surja alat ini bersifat
sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah,
sehingga dapat mengalirkan arus yang tinggi ke tanah.
❑ Setelah surja hilang, arrester harus dapat dengan
cepat kembali menjadi isolasi
JENIS ARRESTER
1. Jenis Tabung Pelindung;
2. Jenis Katup;
3. Jenis Ekspulsi

12
ARESTER TABUNG PELINDUNG
❑ Jenis arrester ini disebut sebagai 'pelindung tabung'
dan umumnya digunakan pada sistem operasi pada
tegangan hingga 33kV.
❑ Pada dasarnya arerster ini terdiri dari celah batang
yang dipasang secara seri dengan tabung pelindung.
❑ Elektroda atas tabung pelindung terhubung ke celah
batang dan elektroda yang lebih rendah terhubung ke
bumi.
Keuntungan: 1 Tidak terlalu mahal.
2 Instalasi mudah.
ARESTER KATUP
❑ Arester ini terdiri atas beberapa sela percik yang
dihubungkan seri dengan resistor non linier.
❑ Resistor non linier mempunyai tahanan yang
rendah saat dialiri arus besar dan mempunyai
tahanan yang besar saat dialiri arus kecil.
❑ Resistor non linier yang umumnya digunakan
untuk arrester terbuat dari bahan silicon karbid.
❑ Sela percik dan resistor non linier ditempatkan
dalam tabung isolasi tertutup, sehingga kerja
arrester ini tidak dipengaruhi oleh keadaan udara
sekitar.
ARESTER EKSPULSI

 Arester ini mempunyai dua jenis sela, yaitu sela luar dan sela
dalam. Sela dalam ditempatkan di dalam tabung serat. Jika
suatu surja petir mencapai terminal arrester, maka kedua sela
akan terjadi lompatan arus listrik. Arus susulan yang terjadi
memanaskan permukaan dalam tabung serat. Akibatnya
tabung mengeluarkan gas.

 Karakteristik tegangan-waktu untuk asrester jenis ini lebih


baik daripada jenis sela batang. Dapat digunakan untuk
melindungi trafo dstribusi bertegangan 3 – 15 kV, tetapi
belum memadai untuk melindungi trafo daya. Dapat juga
digunakan pada saluran transmisi untuk mengurangi besar
tegangan surja petir yang masuk ke gardu induk.
CARA KERJA LIGHTNING ARESTER
KLASIFIKASI LIGHTNING ARESTER
Terdapat 4 Klasifikasi umum dari surja petir.
a. Kelas pemancar
b. Kelas distribusi (berat, normal dan ringan)
c. Kelas sekunder
KLASIFIKASI LIGHTNING ARESTER

 Arus nominal -Nilai puncak pada arus impuls petir yang


digunakan untuk mengklasifikasikan suatu arester.

 Surja petir diklasifikasikan berdasarkan arus nominalnya:


a) Pemancar untuk arresters 10,000 A
b) Distribusi untuk arresters 5,000 A
c) Sekunder untuk arresters 1,500 A
PEMILIHAN LIGHTNING ARESTER
Ada beberapa faktor dalam memilih Arrester yang sesuai untuk suatu
keperluan tertentu, beberapa faktor yang harus diperhatikan adalah :
❑ Kebutuhan perlindungan: ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari
alat yang harus dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.
❑ Kapasitas short circuit, yang dinyatakan lewat persamaan S = kV x kA
❑ Standart BIL 20kV yaitu 125 kV
❑ Initial voltage Lightning arrester yaitu 80% dari BIL, atau sama dengan
100 kV
❑ Tegangan sistem : tergangan maksimum yang mungkin timbul pada
jepitan arrester
❑ Arus hubung singkat sistem : hanya diperlukan pada arrester jenis
ekspulsi
❑ Jenis Lightning Arrester
❑ Faktor eksternal (lokasi)
LOKASI PENEMPATAN ARESTER

❑ Arester ditempatkan sedekat mungkin dengan peralatan yang dilindungi.


❑ Tetapi untuk memperoleh tempat perlindungan yang lebih baik, maka arrester
perlu ditempatkan dengan jarak tertentu dari peralatan yang dilindungi agar
berpengaruh terhadap besarnya tegangan surja yang tiba pada peralatan.
❑ Jika jarak arrester terlalu jauh, maka tegangan yang tiba pada peralatan dapat
melebihi tegangan yang dapat dipikulnya.
Perhitungan Jarak Maksimum arrester
dengan Trafo
Jika arrester dihubungkan dengan menggunakan saluran udara
terhadap alat yang diindungi, maka untuk menetukan jarak yang baik
antara arrester dengan trafo, dinyatakan dengan persamaan:

Ep = Ea + ( 2.A.s) / V

Ep : tegangan pengenal pada alat yang dilindungi


Ea : tegangan tembus/percik dari arrester
A : kecuraman gelombang datang ( de/dt)
s : jarak arrester terhadap alat yang dilindungi.
V : kecepatan merambat gelombang impuls (kecepatan cahaya 3 x 108 m/s)
KONDISI PERBAIKAN
1. Kondisi perbaikan biasa:- Surja yang sesuai dengan
standar ini harus sesuai untuk operasi normal di bawah
kondisi layanan normal berikut;
a. Suhu udara ambien dalam rentang -400C hingga +40
0C;

b. Radiasi matahari;
c. Ketinggian tidak melebihi 1000 m;
d. Frekuensi catu daya AC tidak kurang dari 48 Hz dan
tidak melebihi 62 Hz.
e. Kecepatan angin ≤ 34 m/s
KONDISI PERBAIKAN
2. Kondisi perbaikan yang tidak biasa:- Surge
arrester mengalami kondisi yang lain dari aplikasi
atau layanan yang normal mungkin diperlukan
pertimbangan khusus dalam desain, manufaktur
atau aplikasi. Penggunaan standar ini dalam
kasus kondisi pelayanan normal dikenai
kesepakatan antara pembuatan dan pembeli.
Daftar kondisi pelayanan normal yang mungkin
diberikan.
❑ Suhu lebih dari 40 0C atau di bawah -40 0C.
❑ Ketinggian yang lebih dari 1000 m.
❑ Frekuensi sistem nominal di bawah 48Hz atau di atas
62Hz.
❑ Transportasi atau penyimpanan yang tidak biasa.
❑ Getaran atau guncangan mekanik yang tidak biasa.
24
25

Anda mungkin juga menyukai