=m cos t
dimana
t=kecepatan
=sudut ruang
2
atau
t
+ t
()
()+1/2m cos
=1/2m cos
t
()
1/ 2m cos
mundur
+ t
()
. Kedua komponen fluks tersebut bergerak berlawanan arah dengan
1/ 2m cos
kecepatan sudut (t) yang sama sehingga kedudukannya terhadap ruang seolaholah tetap. Kedua komponen fluks yang berlawanan arah tersebut tentunya akan
menghasilkan torsi yang sama besar dan berlawanan arah pula (arah maju dan
mundur) seperti terlihat pada Gambar 1.1.
S. Dengan
menggunakan Hukum Lenz, kedua fluks ini cenderung untuk berlawanan satu
sama lain. Ketika sudut antara kedua fluks ini nol, tidak ada torsi starting yang
dikembangkan.
Rotor Berputar
Sekarang anggap bahwa rotor sedang berputar.Hal ini dapat dilakukan
dengan memutar rotor dengan tangan atau dengan menggunakan rangkaian
bantu. Motor induksi satu fasa ini dapat menghasilkan torsi ketika ia dalam
keadaan berputar, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 1. 2 Motor satu fasa, (a) Gambar skematik, (b) Fluks-fluks stator dan rotor
Sebuah medan pulsasi (gaya gerak magnet atau fluks) adalah ekivalen
dengan dua buah medan berputar dari setengah magnitude tetapi berputar pada
kecepatan sinkron (serempak) dalam arah yang berlawanan. Hal ini dapat
dibuktikan secara analitis atau secara grafik. Pertimbangkan dua vektor dengan
magnitude yang sama OP, f bergerak maju berlawanan dengan arah jarum jam,
dan b bergerak mundur searah dengan arah jarum jam. Kedua vektor ini berotasi
pada kecepatan yang sama
mereka
sepanjang sumbu dari belitan stator adalah ekivalen dengan dua fluks yang
berputar f dan b seperti ditunjukan oleh Gambar 1. 2 (b).
Secara matematik, untuk sebuah belitan stator yang terdistribusi secara
sinusoidal, gaya gerak magnet sepanjang sebuah posisi seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 1. 3 adalah:
F ( )=N i cos
cos
2
( t)+
Ff + Fb
sama dan torsi resultan mempertahankan motor untuk berotasi dalam arah
putarannya.
Slip
Anggap bahwa rotor sedang berputar searah dengan medan putar maju
pada suatu nilai kecepatan n rpm dan kecepatan sinkron adalah n s rpm.
Rotor berputar berlawanan dengan putaran medan putar mundur, sehingga slip
terhadap medan putar mundur adalah
ns (n) ns +n
=
ns
ns
s b=
2 n sn s+ n
=2s
ns
Rangkaian rotor untuk fluks putar arah maju dan arah mundur ditunjukkan
dalam Gambar 1. 6. Pada saat diam, impedansi adalah sama demikian juga
arusnya (I2f = I2b). Gaya gerak magnet yang dihasilkan rangkaian rotor ini baik
arah maju dan arah mundur mempengaruhi dengan nilai yang sama (dalam arah
yang berlawanan) gaya gerak magnet rangkaian stator, sehingga fluks putar
dalam arah maju dan mundur dalam celah udara adalah sama besar. Namun,
ketika rotor berputar, impedansi-impedansi dari rangkaian rotor menjadi tidak
sama dan arus rotor I 2b lebih tinggi (dan juga pada sebuah faktor daya yang lebih
rendah) daripada arus rotor I 2f . Gaya gerak magnet mereka, yang mana
berlawanan dengan gaya gerak magnet stator, akan menghasilkan sebuah
pengurangan dari fluks berputar arah mundur. Akibatnya, begitu kecepatan
meningkat, fluks arah maju turun, tetapi fluks resultan tetap konstan menginduksi
tegangan ke dalam rangkaian stator, yang mana hampir sama dengan tegangan
yang diaplikasikan, jika jatuh tegangan sepanjang resistansi belitan dan reaktansi
bocor diabaikan. Sehingga, pada waktu rotor berputar, torsi arah maju meningkat
dan torsi arah mundur turun. Karakteristik torsi-kecepatan diperlihatkan pada
Gambar 1. 5.
11
Gambar 1. 7 Bentuk gelombang tegangan, arus, dan daya dalam motor induksi satu fasa
12
pada
kecepatan
sinkron.
Setiap
gelombang
berputar
ini
menginduksikan arus dalam rangkaian rotor dan menghasilkan aksi motor induksi
yang mirip terjadi dalam sebuah motor induksi fasa banyak. Teori medan putar
ganda ini dapat digunakan bagi analisis untuk menilai performansi kualitatif dan
kuantitatif dari motor induksi satu fasa.
Tinjau kondisi ketika motor diam dan belitan stator dieksitasitasi dari
sebuah suplai satu fasa. Hal ini ekivalen dengan sebuah transformator dengan
rangkaian sekunder terhubungsingkat. Rangkaian ekivalen motor induksi satu fasa
diperlihatkan pada Gambar 1.8 (a).
13
Gambar 1. 8 Rangkaian ekivalen motor induksi satu fasa, (a) dan (b) Rotor diam ,
(c) dan (d) Rotor berputar pada slip s.
Dimana:
R1 = resistansi belitan stator
X1 = reaktansi bocor belitan stator
Xm = reaktansi magnet
X2 = reaktansi bocor rotor merujuk ke stator
R2 = resistansi rotor merujuk ke stator
V1 = tegangan suplai
E = tegangan yang diinduksikan dalam belitan stator (atau tegangan celah udara)
oleh gelombang fluks celah udara yang berpulsasi stasioner yang dihasilkan oleh
efek gabungan arus stator dan arus rotor
14
Dan E = 4,44 f N
Dimana adalah fluks celah udara.
Menurut teori medan putar ganda, rangkaian ekivalen motor induksi satu
fasa dapat dipecah menjadi dua bagian, seperti ditunjukkan dalam Gambar 1. 8 b,
yang merepresentasikan efek dari medan maju dan medan mundur.
Ef = 4,44 f N f
Eb = 4,44 f N b
kecepatan dalam arah medan putar maju, dengan slip s. Arus rotor yang
diinduksikan oleh medan maju mempunyai frekuensi sf, dimana f adalah frekuensi
stator. Seperti halnya motor fasa banyak, ggm rotor berputar pada rpm slip
teehadap rotor tetapi rpm sinkron terhadap stator. Resultan ggm stator maju dan
ggm rotor menghasilkan fluks celah udara maju yang menginduksikan tegangan
Ef. Rangkaian rotor mempunyai impedansi
diperlihatkan pada Gambar 8 c. Pada slip kecil, bentuk gelombang arus rotor akan
memperlihatkan sebuah komponen frekuensi tinggi
[ pada (2 s) f
2f ]
15
Z f =Rt + j X t =
Z b =Rb + j X b =
0,5 R2
)
s
'
0,5 R2
+ j0,5 ( X mag + X ,2 )
s
j 0,5 X mag
'
2
0,5 R
+ j 0,5( X mag + X ,2)
2s
Daya celah udara yang disebabkan oleh medan maju dan medan mundur adalah:
Pgf =I 21 Rf
Pgb=I 21 R b
Torsi yang bersesuaian adalah:
T f=
P gf
syn
T b=
P gb
syn
17
Pg =Pgf P gb
1.2.3 Starting Motor Induksi Satu Fasa
Ada 2 cara yang digrrnakan agar motor induksi satu fasa dapat starting, yaitu:
1. Pemberian momen awal dengan tangan atau peralatan lain pada rotor dari
motor (memutar rotor dari motor dengan tangan).
Pada rotor akan timbul fluks dan fluks ini akan berinteraksi dengan fluks
yang dihasilkan pada kumparan satu fasa pada stator. Selanjutnya resultan
dari kedua fluks tersebut menghasilkan medan putar yang selanjutnya
memungkinkan motor tersebut berputar.
2. Memasang kumparan bantu pada stator
Motor induksi satu fasa tidak dapat starting sendiri. Oleh karena itu, secara
temporer motor ini dirubah menjadi motor dua fasa, yaitu selama periode
starting.
Untuk itu. stator motor tersebut dilengkapi dengan kumparan bantu atau
kumparan starting yang terhubung secara paralel dengan kumparan utama.
Kedua kumparan ini terpisah 900 listrik yang satu dengan yang lain dan disusun
sedemikian sehingga perbedaan fasa arus dalam kedua kumparan cukup besar
(idealnya 90O), sehingga motor tersebut pada saat starting menyerupai motor dua
fasa. Resultan arus yang dihasilkan kedua kumparan menghasilkan fluks yang
dapat rnernbangkitkan medan putar sehingga motor ini dapat starting sendiri.
Berdasarkan metode untuk mernperoleh perbedaan fasa antara arus pada
kedua kumparan tersebut, terdapat dua tipe motor satu fasa yang dapat
dihasilkan. :
18
bantu
menyebabkan
timbulnya
perbedaan fasa antara arus pada kumparan utama dan arus pada
kumparan bantu. Kapasitor ini biasanya tipe elektrolit dan dipasang pada
bagian luar dari motor.
1.3 Klasifikasi Motor Induksi Satu Fasa
1.3.1 Motor Fasa Belah (Split Fasa Motor)
Pada motor fasa belah, kumparan utamanya mempunyai tahanan yang
rendah tetapi reaktansinya tinggi, sedangkan kumparan bantunya (kumparan
starting) rnempunyai tahanan tinggi tetapi reaktansinya rendah. Gambar motor
fasa belah diperlihatkan di bawah ini:
Zu = Ru + jXu
Impedansi kumparan bantu
Zb =Rb +j Xb
Arus kumparan utama
Iu =
I b=
V
V
=
Z u Ru + X u
V
V
=
Zb Rb+ Xb
20
sudah
mencapai
rangkaian suplai
70 80 %
putaran
nominal.
Pada motor fasa belah yang tertutup rapat seperti yang digunakan pada
mesin pendingin, digunakan relai elektromagnetik bukan saklar sentrifugal.
Selarna periode starting, arus yang ditarik oleh kumparan utarna I M cukup besar,
sehingga kontak relai menutup (closed) dan arus mengalir pula ke kumparan
bantu yang selanjutnya membuat motor mampu starting sendiri. Ketika
kecepatan putaran motor mencapai 75% dan kecepatan nominal, maka arus I M
akan menurun sehingga tidak mampu lagi menarik tuas penutup kontak relai dan
kontak akan membuka memutuskan kumparan starting dari rangkaian suplai.
Penggunaan yang umum untuk motor jenis ini adalah untuk penggerak
pompa kipas, blower, mesin cuci dan sebagainya. Kapasitasnya antara 1/20
21
sampai dengan 1/3 HP, dengan rpm antara 865 sampai dengan 3450. Arah
putaran motor ini dapat dibalik dengan membalik salah satu ujung kumparan
stator. Kecepatan putaran bervariasi sekitar 2 sampai dengan 5% dan kondisi
tanpa beban dan kondisi beban penuh.
22
23
Pada motor fasa belah sudut antara I u dan Ib kecil (< 30o), sedangkan
pada motor kapasitor start sekitar 80 o. Dengan demikian torsi starting yang
dihasilkan motor kapasitor lebih besar dari yang dihasilkan motor fasa belah.
Contoh perbandingan :
Pada motor fasa belah beda fasa antara arus kumparan utama dangan
arus kumparan bantu adalah 24.3 o dan pada motor kapasitor start 80.8 o. Carilah
berapa kali besarnya torsi starting motor kapasitor start dibandingkan motor fasa
belah.
Penyelesaian:
Sinus 24.3o = 0,4115; sinus 80.8o = 0,987
sehingga:
sin80,8 0 0,987
=
=
sin24,3 o 0,4115
2,4
Torsi starting motor kapasitor start tersebut 2,4 kali torsi starting motor fasa belah.
Contoh soal :
Suatu motor fasa tunggal dengan tipe kapasitor motor 113 hp, 120 volt, 60 cps,
mempunyai impedansi kumparan utama dan kumparan bantu sebagai berikut:
Kumparan utama Zu = 4,5 + j3,7 ohrn ,
Kumparan bantu Zb = 9,5 + j 3,5 ohm
Tentukan besarnya kapasitor yang diperlukan untuk menjalankan motor.
Penyelesaian
Sudut antara I dan Iu sama dengan sudut impedansi kumparan utamanya yaitu:
u=arc tan
3,7
=39,6o
4,5
24
sedangkan sudut antara I dan I b sama dengan sudut impedansi kumparan bantu
dan kapasitor: Jadi:
=39,6O 90O =arc tan
3,5X C
9,5
3,5X C
=tan (50,4 O ) =1,21
9,5
X C =1.21 x 9,5+3,5=15 o h m
sehingga kapasitansi C adalah
C=
106
=177 F
15 x 377
25
terhubung melalui R1 dan motor berputar searah jarum jam. Jika ujung
kumparan bantu dihubungkan ke titik B, maka kumparan terhubung melalui
R2. Karena arus yang mengalir melalui kumparan bantu berbalik arah,
maka motor berputar dalam arah berla-wanan arah jarum jam.
dan berputar dengan kapasitor lain yang berbeda nilai kapasitansinya. Motor ini
distarting dengan kapasitor yang mempunyai nilai kapasitansi yang relatif besar
serta terhubung seri dengan kumparan starting, serta torsi starting yang dihasilkan
juga besar. Pada saat running (berputar) dengan bantuan saklar sentrifugal,
belitan bantu dihubungkan ke suatu kapasitor lain dengan nilai kapasitansi yang
lebih rendah. Kondisi ini seperti motor dua fasa, dimana kumparan bantu
terhubung seri dengan sebuah kapasitor.
Kapasitansi dengan dua nilai dapat diperoleh dengan cara:
1) Menggunakan dua kapasitor paralel pada saat starting, tetapi salah satu
kapasitor akan diputuskan dari rangkaian pada saat motor telah berputar
normal.
28
VS
VP
K
Gambar 1. 18. Metode autotrafo
Kapasitor yang tersambung ke sekunder trafo akan berfungsi sebagai sekunder
trafo dengan nilai kapasitansi K 2C, dimana K adalah perbandingan transformasi
tegangan.
Jika K = 3 dan kapasitansi (C) = 4 F, maka nilai kapasitansi efektif adalah C=: 3 2
x 4 = 36 F. Dengan meningkatnya kecepatan motor, maka saklar sentrifugal akan
menggeser penyambungan kapasitor dari tapping tegangan yang satu ke tapping
tegangan yang lain sehingga perbandingan transformasi tegangan berubah dari
nilai yang lebih tinggi ke nilai ymg lebih rendah.
C1 adalah kapasitor dengan kapasitansi yang relatif besar, tipe elektrolit dengan
waktu kerja yang pendek (short duty). Kapasitor C 2 dengan nilai kapasitansi yang
lebih rendah adalah tipe isolasi minyak dengan waktu kerja yang kontinyu
(continuous duty).
Kapasitor Cl kapasitansinya 10 sampai dengan 15 kali kapasitor C 2. Pada saat
starting, kedua kapasitor tersebut terhubung paralel, maka kapasitansi total:
Ctotal : C1 + C2 (jumlah nilai kapasitansi kedua kapasitor).
29
30
dan
Motor ini aplikasinya untuk penggerak beban yang membutuhkan maju mundur
dengan frekuensi tinggi, seperti lift.
1.3.5 Motor Kapasitor Fasa Belah
Motor kapasitor fasa belah adalah motor kapasitor yang menggunakan
kumparan bantu selama start dan setelah motor berputar dengan bantuan saklar
sentrifugal dihubungkan ke kumparan bantu. Sehingga bisa dikatakan bahwa
31
motor ini start sebagai motor fasa belah dan setelah berputar berubah menjadi
motor kapasitor belah permanen.
Kekurangan dari motor ini, untuk mendapatkan torsi starting yang sama
dengan sebuah motor fasa belah, kumparan bantu umumnya dililit (digulung)
dengan jumlah lilitan yang lebih sedikit dari belitan utama. Hal ini menghasilkan
tegangan yang relatif
tegangan ini lebih rendah dari nilai tegangan penuh. Untuk meningkatkan
tegangan pada kapasitor ke nilai operasi normalnya, sebuah bagian dari
kumparan bantu ditambahkan ke motor.
32
BAB II
33
MOTOR UNIVERSAL
2.1 Pendahuluan
Motor universal adalah motor seri atau motor seri yang terkornpensasi
yang didesain untuk beroperasi untuk kecepatan dan daya yang sama untuk
tegangan searah atau pun tegangan bolak balik satu fasa yang nilai tegangan rmsnya sama dengan tegangan DC tersebut dan frekuensinya tidak lebih besar dari 60
Hz. Kecepatan tanpa beban motor ini sangat tinggi, yaitu sekitar 20000 rpm, tetapi
rangkaian jangkarnya sudah dirancang untuk tidak rusak pada kecepatan ini.
Kecepatan beban penuhnya adalah 4000 sampai dengan 16000 rpm dengan rating
daya 1 mhp sampai dengan 1 hp.
Motor universal dapat diklasifikasikan dalam dua jenis:
1. Jenis motor dengan kutub terkonsentrasi, tak terkompensasi
Mempunyai dua kutub, menonjol dan mirip dengan motor DC seri dua
kutub, terkecuali bahwa seluruh jalur magnetiknya dilaminasi. Stator yang
dilaminasi dibutuhkan untuk mengurangi rugi yang ditimbulkan fluks bolakbalik jika motor dioperasikan pada tegangan AC. Jangkarnya merupakan
motor belitan yang mirip dengan jangkar motor DC ukuran kecil. Jangkar ini
terdiri dari laminasi inti dengan alur-alur lurus atau miring serta sebuah
komutator tempat dimana disambung ujung kumparan jangkar.
2. Jenis motor dengan medan terdistribusi, terkompensasi
Jangkarnya adalah rotor belitan yang mirip dengm jangkar motor DC
ukuran kecil dan statornya mirip stator untuk motor induksi dua kutub. Pada
motor jenis ini terdapat kumparan kompensasi, yaitu kumparan yang
dihubungkan secara seri dengan jangkar dan diatur sedemikian rupa
sehingga ampere-lilitan dari kumparan ini berlawanan dan meniadakan
34
Tetapi karena Ir = Ia
Maka T = Kt Ia2
Torsi yang dibangkitkan pada motor universal berbanding lurus dengan
arus jangkar pangkat dua.
2.3 Pembalikan putaran
Putaran motor universal tipe kutub terkonsentrasi dapat dibalik dengan
membalik arah aliran arus dari jangkar atau kumparan medan. Metode yang paling
umum adalah dengan mempertukarkan ujung-ujung kawat sikat-sikatnya (lihat
Gambar 2. 2).
Putaran motor universal tipe distribusi medan terkompensasi dapat dibalik dengan
mempertukarkan ujung-ujung kumparan jangkar, kumparan medan atau menggeser
sikat ke arah dimana putaran motor yang diinginkan.
2.4 Pengendalian Kecepatan Motor Universal
Metode berikut digunakan untuk mengatur kecepatan motor universal:
1. Metode tahanan
Seperti diperlihatkan pada Gambar 2.2, kecepatan motor dikendalikan
dengan memasang sebuah tahanan variabel R seri dengan motor. Metode
37
ini digunakan untuk motor pada mesin jahit. Besar tahanan rangkaian
dirubah dengan menggunakan injakan / pedal.
tersebut.
Kawat tahanan nichrom dililit pada satu kutub medan dan tap
dikeluarkan dari kawat tersebut
(a)
(b)
Gambar 2.3 Metode tapping medan dan saklar sentrifugal
3. Saklar sentrifugal
Motor universal, khususnya yang digunakan untuk mixer juice mempunyai
beberapa kecepatan. Pemilihan kecepatan dapat dilakukan melalui suatu
38
peralatan sentrifugal yaurg terletak pada bagian dalam motor dengan cara
penyambungan seperti diperlihatkan pada Gambar 2.3 b. Saklarnya diatur
dengan bantuan tuas eksternal. Jika kecepatan putaran meningkat, saklar
sentrifugal akan membuka dan menghubungkan suatu tahanan R ke dalam
rangkaian, dan akan menyebabkan penurunan kecepatan.
Jika putaran motor telah menurun, saklar sentrifugal akan menutup dan
menghubung singkat tahanan tersebut, dengan demikian kecepatan motor
meningkat kembali. Proses ini berulang terus-menerus dengan cepat,
sehingga variasi kecepatan motor tidak terasa. Digunakan kapasitor C di
antara permukaan kontak untuk mengurangi bunga api yang timbul pada
saat pembukaan dan penutupan kontak. Kapasitor ini juga mengurangi
kemungkinan rusaknya permukaan kontak saklar sentrifugal.
Motor ini mempunyai kesamaan prinsip dengan motor DC seri, yaitu
putarannya rendah pada saat berbeban dan relatif tinggi pada saat tanpa
beban. Pada prakteknya putaran motor pada saat tanpa beban hanya
dipengaruhi oleh gesekan dan beban angin.Gambar 2.4 menyajikan
karakteristik torsi-kecepatan motor universal baik disuplai sumber AC
maupun DC.
39
BAB III
MOTOR STEPPER
3.1 Pendahuluan
Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan
mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper
bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada motor. Karena itu, untuk
40
menggerakkan
motor
stepper
diperlukan
pengendali
motor
stepper
yang
mudah diatur.
Motor dapat langsung memberikan torsi penuh pada saat mulai bergerak.
Posisi dan pergerakan repetisinya dapat ditentukan secara presisi.
Memiliki respon yang sangat baik terhadap start (mulai), stop, dan berbalik
putaran.
Sangat bisa diandalkan (realible) karena tidak adanya sikat yang
langsung ke porosnya.
Frekuensi perputaran dapat ditentukan secara bebas dan mudah pada
jangkauan (range) yang luas.
41
Bagian-bagian dari motor steper yaitu tersusun atas motor, stator, bearing,
casing dan sumbu. Sumbu merupakan pegangan dari rotor dimana sumbu adalah
bagian tengah dari rotor, sehingga ketika rotor berputar sumbu ikut berputar. Stator
memiliki dua bagian yaitu plat inti dan lilitan. Plat inti dari motor stepper ini biasanya
menyatu dengan casing. Casing motor stepper terbuat dari aluminium dan ini
berfungsi sebagai dudukan bearing dan stator, pemegangnya adalah baut
sebanyak empat puluh. Di dalam motor stepper memiliki dua buah bearing yaitu
bearing bagian atas dan bearing bagian bawah.
42
= 60
60
Np
pps
Np
[rotasi/menit]
pps
Oleh karena 1 rotasi = 3600, maka tingkat ketelitian motor stepper dapat di
ekspresikan dalam rumus sebagai berikut :
=
o
pulsa
1
Np
360 0
Np
[ rotasi/pulsa] x 3600
o
pulsa ]
43
permanen magnet. Namun, ketika motor dengan variabel reluktansi diputar, akan
lebih halus karena sisa reluktansinya cukup kecil.
Pada dasarnya motor stepper dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Permanent Magnet (PM)
Sesuai namanya, motor stepper berjenis PM memiliki rotor berupa magnet
permanen. Motor stepper jenis ini memiliki rotor yang berbentuk seperti
kaleng bundar (tin can) yang terdiri atas lapisan magnet permanen yang
diselang-seling dengan kutub yang berlawanan. Dengan adanya magnet
permanen, maka intensitas fluks magnet dalam motor ini akan meningkat
sehingga dapat menghasilkan torsi yang lebih besar. Motor jenis ini
biasanya memiliki kecepatan rendah dan sudut langkah besar/ resolusi
langkah (step) yang rendah yaitu 7,5 0 hingga 150 per langkah atau 48
hingga 24 langkah setiap putarannya .
Seperti pada gambar di atas, motor mempunyai 3 pasang kutub stator (A,
B, C) yang diset terpisah 15 0. Arus dialirkan ke kutub A melalui lilitan motor
yang menyebabkan tarikan magnetik yang menyejajarkan gigi rotor ke
kutub A. Jika kita memberi energi ke kutub B maka akan menyebabkan
rotor berputar 150 sejajar kutub , proses ini akan berlanjut ke kutub C dan
kembali ke kutub A searah dengan jarum jam.
Pada motor stepper yang mempunyai variabel reluktansi maka terdapat 3
buah lilitan yang pada ujungnya dijadikan satu pada sebuah pin common.
Untuk dapat menggerakkan motor ini maka aktivasi tiap-tiap lilitan harus
sesuai urutannya.
Gambar 3.6 merupakan gambar struktur motor variabel reluktansi dimana
setiap stepnya adalah 300 . mempunyai 4 buah kutub pada rotor dan 6 buah
kutub pada statornya yang terletak saling berseberangan.
Jika lilitan 1 dilewati oleh arus, lilitan 2 mati dan lilitan 3 juga mati maka
kumparan 1 akan menghasilkan gaya tolakan kepada rotor dan rotor akan
berputar sejauh 300 searah jarum jam sehingga kutub rotor dengan label Y
sejajar dengan label 2.
45
Jika kondisi seperti ini berulang terus menerus secara berurutan, lilitan 2
dilewati arus kemudian lilitan 3 maka motor akan berputar secara terus
menerus. Maka agar dapat berputar sebanyak 21 step maka perlu diberikan
data dengan urutan seperti berikut: :
Lilitan 1 : 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
Lilitan 2 : 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
Lilitan 3 : 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0
1 pada data di atas diartikan bahwa lilitan yang bersangkutan dilewati arus
sehingga menghasilkan gaya tolak untuk rotor. Sedangkan 0 diartikan
lilitan dalam kondisi off, tidak mendapatkan arus.
3. Permanent Magnet-Hybrid (PM-H)
Permanent magnet hybrid merupakan penyempurnaan motor stepper
dimana motor stepper ini memiliki kecepatan 1000 step/detik namun juga
memiliki torsi yang cukup besar. Sehingga dapat dikatakan bahwa PM-H
merupakan motor stepper kombinasi antara PM dan VR motor stepper.
Motor hybrid mengkombinasikan karakteristik terbaik dari motor variabel
reluktansi dan motor magnet permanen. Motor ini dibangun dengan kutub
stator yang memiliki banyak-gigi seperti pada motor tipe VR dan memiliki
magnet permanen yang tersusun secara aksial pada batang porosnya
(rotor magnet permanen) seperti motor tipe PM. Motor hybrid standar
mempunyai 200 gigi rotor dan menghasilkan resolusi langkah tinggi yaitu
3,60 hingga 0,90 per langkah atau 100 400 langkah setiap putarannya.
Karena memperlihatkan torsi tinggi dan dinamis serta berputar dngan
kecepatan yang tinggi maka motor ini digunakan pada aplikasi yang sangat
luas. Berikut ini adalah penampang melintang dari motor stepper tipe
hybrid:
46
Rangkaian pengendali
48
keluaran pulsa dengan kemampuan dua arah perputaran dan dua macam frekuensi
pulsa guna mengatur kecepatan motor.
Rangkaian pengendali motor stepper (stepper motor driver) menggunakan
komponen utama berupa sebuah IC logika XOR (74LS86) dan sebuah IC JK flipflop (74LS76). Rangkaian dengan kedua IC tersebut berfungsi untuk menghasilkan
empat pulsa keluaran berurutan dan dapat berbalik urutannya dengan menerapkan
logika tertentu pada rangkaian. Rangkaian tersebut memerlukan pulsa clock untuk
dapat beroperasi. Sebagai sumber clock digunakan rangkaian berbasis IC timer
555. Rangkaian pembangkt clock ini dapat menghasilkan dua macam frekuensi
pulsa keluaran guna mendukung dua kecepatan motor stepper. Kemudian untuk
mendukung pulsa-pulsa dengan arus besar (sekitar 1-3 A) digunakan transistor
daya NPN tipe TIP31 sebagai solid state switch. Untuk lebih jelasnya perhatikan
rangkaian utama dari pengendali motor stepper di bawah ini :
Gambar 3.11 di atas adalah skema rangkaian pengendali motor stepper yang
dapat bergerak ke dua arah. Keluaran pengendali motor stepper ini ada empat
(pena 15, 14, 11, 10 dari IC 74LS76). Pena-pena tersebut akan menghasilkan pulsa
yang dapat menggerakkan motor stepper. Berikut ini adalah ilustrasi struktur motor
stepper sederhana dan pulsa yang dibutuhkan untuk menggerakkannya.
49
Gambar 3.12. (a) bentuk pulsa keluaran dari pengendali motor stepper (b) penerapan pulsa pengendali pada
motor stepper dan arah putaran yang bersesuaian.
Pulsa di atas memiliki frekuensi dan periode yang konstan. Periode dari
satu gelombang penuh adalah Tt (Time total). Th (Time high) adalah periode sinyal
nol atau rendah. Periode gelombang keluaran tersebut ditentukan oleh VR1, VR2,
R1, R2 dan C1. Kapasitor C2 berfungsi sebagai penstabil rangkaian.
50
Jadi pada sistem ini motor stepper dapat digerakkan pada kecepatan
antara 2,127 rpm hingga 127,323 rpm. Dalam penerapannya pada sistem Triaxial,
VR1 pada rangkaian osilator Gambar 3.13 diatur tahanannya hingga di peroleh
kecepatan yang sesuai. Untuk dapat menghasilakn dua kecepatan, maka di
gunakan dua buah tahanan variabel (VR1dan VR2). Masing-masing tahanan
variabel di atur pada harga tahanan yang berbeda. Untuk harga tahanan yang lebih
kecil akan dihasilkan pula clock yang lebih tinggi frekuensinya sehingga kecepatan
motor stepper lebih tinggi. Untuk berpindah di antara dua kecepatan di gunakan
relay untuk memindahkan terminal R1 ke VR1 atau VR2. Jika relay off, maka
terminal R1 terhubung ke terminal VR1 sedangkan jika relay on, maka terminal R1
terhubung ke terminal VR2.
Motor stepper umunya memerlukan arus listrik yang relatif besar yaitu
antara 1 hingga 2 A. Untuk itu keluaran dari pengendali motor stepper perlu
dikuatkan sehingga dapat mengalirkan arus yang besar. Penguat tersebut dapat di
anggap sebagai solid state switch karena hanya menghasilkan sinyak tinggi dan
rendah (1 dan 0). Berikut ini adalah skema rangkaian solid state switch :
51
sebagai pelindung rangkaian dari tegangan tinggi (back EMF) yang mungkin timbul
dari lilitan motor stepper.
Keluaran dari rangkaian pengendali motor stepper (phase1 phase 4)
dihubungkan kemasukan dari empat transistor tersebut melalui R1 R2. Jika
masukan bernilai sinyal rendah, maka transistor akan berada pada keadaan cut-off
sehingga arus dan lilitan motor stepper tidak mengalir. Jika masukan bernilai tinggi
(d iatas tegangan ambang transistor), maka transistor akan on sehingga tegangan
antara kolektor dengan emitor (V CE) turun dan arus dapat mengalir ke tanah
(ground), dengan begitu motor stepper berputar. Jika sinyal keluaran dari
pengendali motor stepper berbentuk seperti gambar 3.12.a, maka L1, L2, L3 dan L4
akan di aliri arus secara berurutan. Dengan begitu rotor dari motor stepper akan
berputar sesuai dengan arah urutan sinyal pada gambar 3.12.b.
3.5 Aplikasi Motor Stepper
Motor stepper banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang biasanya
cukup menggunakan torsi yang kecil, seperti untuk menggerak piringan disket atau
piringan CD. Dalam hal kecepatan, kecepatan motor stepper cukup cepat jika
dibandingkan dengan motor DC. Motor stepper merupakan motor DC yang tidak
memiliki komutator. Pada umumnya motor stepper hanya mempunyai kumparan
pada statornya sedangkan pada bagian rotornya merupakan permanen magnet.
Dengan model motor seperti ini maka motor stepper dapat diatur posisinya pada
posisi tertentu dan/atau berputar kearah yang diinginkan, seperti jarum jam atau
sebaliknya.
Kecepatan motor stepper pada dasarnya di tentukan oleh kecepatan
pemberian data pada komutatornya.. Semakin cepat data yang diberikan maka
motor stepper akan semakin cepat pula berputarnya. Pada kebanyakan motor
stepper kecepatannya dapat diatur dalam daerah frekuensi audio dan akan
menghasilakn putaran yang cukup cepat.
52
BAB IV
MOTOR SERVO
4.1 Pendahuluan
Motor servo sering disebut sebagai motor kendali, adalah motor yang
secara khusus dirancang dan dibuat untuk keperluan sistem kontrol umpan-balik
(feed back). Motor servo mempunyai respon kecepatan tinggi. Motor servo
digunakan untuk mengontrol proses, sistem penjejak dan penuntun, alat remotepositioning, ada pula digunakan pada rumah tangga seperti mengontrol nyala api
pada kompor dan sejumlah besar aplikasi lain yang serupa. Motor ini dibuat untuk
dapat beroperasi pada tegangan DC maupun AC.
Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem kontrol umpan balik
tertutup, dimana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol
yang ada di dalam motor tersebut. Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian
gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk
menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor
servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel
motor.
Motor servo biasanya hanya bergerak mencapai sudut tertentu saja dan
tidak kontinyu seperti motor DC maupun motor stepper. Namun demikian, untuk
beberapa aplikasi tertentu motor ini dapat dimodifikasi agar bergerak kontinyu.
Motor ini mampu bekerja dalam dua arah (searah atau berlawanan jarum
jam), dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya
dengan memberikan pengaturan duty cycle sinyal PWM pada bagian pin
kontrolnya.
53
terpisah satu terhadap yang lain sebesar 90 derajat listrik. Rotor sangkar yang
digunakan pada motor ini umumnya berdiameter kecil untuk menjaga inersia
mekanik serendah mungkin, dan resistansi yang tinggi untuk mendapatkan kurva
kecepatan torsi yang selinier mungkin.
Fasa tetap adalah kumparan dengan dua kawat dan fasa kontrol dapat
berupa kumaparan dua kawat dengan tap di tengah-tengahnya atau kumparan
empat kawat dalam dua bagian, seperti kumparan dua tegangan. Ketika
digunakan dalam rangkaian satu fasa, sebuah kapasitor dihubungkan secara seri
dengan fasa tetap.
bawah ini, dan kombinasi ini dihubungkan ke tegangan yang konstan. Keluaran
motor ini dikontrol dengan mengaplikasikan sebuah tegangan variabel pada fasa
kontrol. Untuk sembarang slip, torsi bervariasi kira-kira sama dengan pangkat satu
dari tegangan yang diaplikasikan pada fasa kontrol.
Ini adalah akselerasi pada saat motor dalam keadaan berputar, yang dinyatakan
radian per detik kuadrat, atau rad/s2 itu dihitung sebagai berikut :
Akselerasi =
stall torque
inertia
X 70,620
Dimana jika tenaga putaran dinyatakan dalam inci-ons dan momen lemban
dalam g-cm2.
5. Tetapan-waktu mekanis
Ini adalah waktu untuk rotor dapat beakselerasi dari kondisi berputar hingga
mencapai 63,2 % dari kondisi tanpa beban dengan tegangan penuh yang
berasal dari fasa kontrol, tanpa adanya beban luar. Hal ini biasanya dinyatakan
dalam second atau miliseond. Torsi dianggap menurun secara linier dari
kecepatan nol hingga kecepatan tanpa beban, yang menyebabkan kecepatan
motor bertambah berbanding lurus dengan waktunya.
Tetapan waktu mekanis ini didapatkan dari persamaan :
Tetapan_Waktu_Mekanis =
Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (searah dan berlawanan
jarum jam) tanpa batasan defleksi sudut putar, atau dengan kata lain dapat
berputar secara kontinyu.
DAFTAR PUSTAKA
Cyne, Veinott G; Martin E. Joseph, 1987, Fractional and Subfractional Horse Power
, Mc. Graw Hill International Edition, Singapore.
59
Wildi, Theodore, 1981, Electric Mchines and Power System, Prentice Hall
Internasional, Inc. USA
http://www.energyefficyencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20-%20Electric
%20motors%20(Bahasa%20Indonesia).pdf
60