Anda di halaman 1dari 20

Rangkaian Dasar

Telekomunikasi

Dr.Dedy Suryadi
Rangkaian RLC

– Analisis Rangkaian RLC


Jika sebuah resistor dilewati arus AC sebesar I maka pada
resistor akan terdapat tegangan sebesar Vr = R I. Sehingga
jika arus membesar maka tegangan pada resistor juga akan
membesar. Demikian sebaliknya jika I mengecil, Vr juga
mengecil.
dikatakan bahwa arus dan
tegangan berjalan serempak /
sefasa.
ARUS AC PADA
KAPASITOR
Jika sebuah kapasitor dilewati arus AC, arus Ic tersebut akan
mengisi mengisi kapasitor sehingga tegangan kapasitor Vc
perlahan akan naik setinggi Vt.

ketika ada arus konstan melewati kapasitor,


tegangan kapasitor perlahan naik.
Dan ketika arus menjadi nol, tegangan
kapasitor perlahan turun lagi.
Karakteristik ini memperlihatkan bahwa
tegangan dan arus tidak berjalan secara
serempak / sefasa.
ARUS AC PADA
KAPASITOR

– “ Fase tegangan kapasitor akan


tertinggal terhadap fase arus sebesar 90o
Arus
“ yang melewati kapasitor ternyata
akan menurun jika frekuensi arus AC yang
lewat semakin rendah. Hal ini karena
adanya reaktansi kapasitif dari kapasitor semakin kecil frekuensi arus AC
ketika dilewati arus AC. Besarnya akan semakin besar nilai
reaktansi kapasitif berbanding terbalik reaktansi kapasitif
dengan frekuensi arus AC. pada arus DC (arus dengan
shg frekuensi nol) nilai Xc adalah tak
terhingga besarnya. Jadi
kapasitor hanya akan bisa
melewatkan arus AC tetapi tidak
arus DC.
INDUKTOR PADA ARUS AC

Jika sebuah induktor dilewati arus AC yang


besarnya berubah setiap waktu, maka pada
induktor akan terdapat tegangan induksi Vl.
INDUKTOR PADA ARUS AC

semakin kecil frekuensi arus AC, semakin kecil pula resistansi (tepatnya impedansi) dari
induktor. Bahkan pada frekuensi nol, reaktansi (impedansi) menjadi nol atau seperti
konduktor saja. Jadi pada arus DC (frekuensi adalah nol) sebuah induktor hanya akan
berlaku seperti hanya konduktor
Skema/diagram Blok Dasar
Tuner 1 Band
Penjelasan

Sinyal RF (Radio Frequency) diterima oleh antena kemudian


ditala/dipilih oleh rangkaian tala pada penguat RF pertama
kemudian dimasukan ke rangkaian mixer, mixer ini berfungsi
untuk mencampur frekuensi yang telah terpilih dan dikuatkan
oleh penguat RF pertama dengan frekuensi lokal yang tertala
juga. Dari proses mixing tersebut, dihasilkan beberapa
frekuensi baru yang salah satunya dikuatkan dan difilter untuk
menghasilkan frekuensi IF (Intermediate Frequency). Karena
frekuensi IF yang dihasilkan harus dipertahankan pada
frekuensi tertentu, maka semua rangkaian tala harus dalam
posisi yang selaras, artinya, jika rangkaian tala/pemilih digeser
naik 1MHz, osilator juga digeser naik 1MHz juga, keduanya
secara bersamaan.
Rangkaian Tala

Rangkaian tala umumnya terdiri dari induktor dan kapasitor


yang tersusun secara paralel (membentuk band pass filter
atau perangkap gelombang). Pada umumnya, rangkaian tala
pada osilator lokal juga mempunyai bentuk yang sama pula.
Sedangkan metode-metode penggeseran/pemilihan frekuensi
dengan menggeser nilai capasitor dalam rangkaian
resonansinya, dapat menggunakan varco atau menggunakan
dioda varaktor. Dioda varaktor ini bekerja mirip dengan
kapasitor trimmer, tetapi dengan kontrol tegangan. Semakin
tinggi tegangan yang masuk, semakin rendah nilai kapasitansi
varactor, semakin rendah nilai kapasitor, semakin tinggi
frekuensi yang tertala atau yang dihasilkan oleh osilator lokal.
Osilator Amstrong
Penjelasan

Pada gambar (a) tampak rangkaian osilator armstrong


dengan transistor.  Terdapat trafo yang terbentuk dari
gulungan L1 dan L2.  Sinyal keluaran di kolektor
diinduksikan oleh L1 kepada L2 yang terhubung ke basis. L2
bersama dengan C3 membentuk sirkit tala yang
menentukan frekwensi osilator.  Untuk mendapatkan
frekwensi yang bisa diubah-ubah maka C3 ini bisa dibuat
variabel (berbentuk varco).
Osilator Colpitts
Penjelasan
Umpan balik dilakukan dari kolektor ke emitor melalui pembagi tegangan
secara kapasitansi C3 dan C4.   Jalan masukan basis diground-kan bagi
sinyal ac. Sirkit tala L1, C3 dan C4 menentukan frekwensi osilator.

Untuk mendapatkan frekwensi yang bisa diubah-ubah maka C4 bisa dibuat


variabel, atau C3 yang dibuat variabel, atau keduanya dibuat variabel.
Daftar Pustaka

– http://sosializer.blogspot.co.id/2017/03/elektronika-komu
nikasi.html
– http://www.sandielektronik.com/2014/09/osilator.html
Rangkaian Seri RLC pada
Arus Bolak-Balik
Rangkaian seri RLC pada arus bolak-balik
terdiri dari resistor (R), induktor (L) dan
kapasitor (C) yang dihubungkan dengan
sumber tegangan AC dan disusun secara seri.
Hambatan yang dihasilkan oleh resistor
disebut resistansi, hambatan yang dihasilkan
oleh induktor disebut reaktansi induktif (XL),
dan hambatan yang dihasilkan oleh kapasitor
disebut reaktansi kapasitif (XC). Ketiga besar
hambatan tersebut ketika digabungkan dalam
disebut impedansi (Z) atau hambatan total.
Rangkaian Seri RLC pada
Arus Bolak-Balik

Ketiga hambatan tersebut (R, XL dan XC)


mengalir arus (i) yang sama sehingga diagram
fasor arus diletakkan pada t=0. Tegangan pada
resistor (VR) berada pada fasa yang sama
dengan arus, tegangan (VL) pada reaktansi
induktif (XL) mendahului arus sejauh 90º, dan
tegangan (VC) pada reaktansi kapasitif (XC)
tertinggal oleh arus sejauh 90º.

Diagram fasor dapat digunakan untuk mencari


besar tegangan jepit seperti di bawah ini:
VR = Imax R sin ωt = Vmax sin ωt
VL = Imax XL sin (ωt + 90) = Vmax sin (ωt + 90)
VC = Imax XC sin (ωt – 90) = Vmax sin (ωt – 90)
Rangkaian Seri RLC pada
Arus Bolak-Balik
Besarnya tegangan jepit dapat dihitung dengan menjumlahkan VR, VL, dan VC sehingga
menjadi:
Rangkaian Seri RLC pada
Arus Bolak-Balik
Besar arus adalah sama, sehingga besar tegangan pada masing-masing komponen R, L
dan C adalah: VR = I R , VL = I XL , dan VC = I XC. Subsitusikan ke dalam rumus tegangan
jepit sehingga hasil akhir diperoleh hambatan total atau impedansi sebagai berikut:
 Rangkaian seri RLC memiliki beberapa kemungkinan:
2.Nilai XL > XC : rangkaian bersifat induktor, tegangan mendahului arus dengan

beda sudut fase θ sebesar                 


3.Nilai XL = XC : besar impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya
(Z=R), pada rangkaian akan terjadi resonansi deret/seri, frekuensi resonansi

sebesar               
4.Nilai XL < XC : rangkaian bersifat kapasitor, tegangan tertinggal terhadap arus

dengan beda sudut fase θ sebesar                 


Agar lebih jelas lagi, yuk kita kerjakan contoh soal di bawah ini Squad!

Anda mungkin juga menyukai