Anda di halaman 1dari 8

MODUL V

RESPON FREKUENSI

PRASETYO (F1B0150775)
Asisten : Yadin Akmalagani
Tanggal Percobaan : 30 September 2017

ES2232 – Praktikum Rangkaian Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Pada praktikum modul 5 tentang Respon Frekuensi, akan dilakukan 2
percobaan yaitu, kombinasi seri rangkaian RLC dan kombinasi paralel
rangkaian RLC. Kemudian percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui
nilai tegangan pada masing-masing bebannya untuk yang dirangkai seri dan
mengetahui nilai arus pada masing-masing beban yang dirangkai parallel
dan juga mengetahui bagaimana yang terjadi apabila frekuensinya di ubah-
ubah sesuai pentunjuk yang diberikan. Frekuensi resonansi yang dihasilkan
dari rangkaian RLC seri maupun parallel bergantung pada besarnya nilai
inductor dan kapasitor.

Kata kunci: Frekuensi Resonansi, Rangkaian RLC dan Beban(inductor


dan kapasitor)

1. PENDAHULUAN percabangan dan impedasi dari


5.1 KOMBINASI SERI RANGKAIAN RLC
frekuensi resonansi rangkaian RLC
A. Tujuan Percobaan
paralel.
1. Untuk menentukan secara eksperimen
Frekuensi Resonansi sebuah rangkaian LC 2. DASAR TEORI
Respon frekuensi merupakan hubungan atau relasi
seri.
frekuensi tak bebas pada kedua
2. Untuk membuktikan Resonansi dari besaran magnitude dan phasa diantara input
sinusoidal steady state dan output
sebuah rangkaian LC seri dengan Formula
sinusoidal steady state.
1
𝑓𝑅 = Gelombang AC merupakan sebuah gelombang
2 𝜋√𝐿𝐶
yang berbentuk sinusoidal. Pada rangkaian yang
menggunakan sumber AC akan timbul response
5.2 KOMBINASI PARALEL RANGKAIAN yang bergantung pada besarnya kapasitansi
dan/atau induktansi dalam rangkaian tersebut.
RLC
A. Tujuan Percobaan Resonansi adalah suatu kondisi di mana rangkaian
dieksitasi dengan frekuensi naturalnya, ini
1. Untuk menentukan frekuensi menyebabkan nilai |H(jω)| mencapai nilai
resonansi rangkaian RLC paralel minimum dan maksimum. Nilai |H(jω)| merupakan
respon frekuensi yang direpresentasikan sebagai
secara praktek. perbandingan output respon Y(jω) terhadap input
2. Untuk mengukur nilai arus sinusoidal X(jω) atau yang lebih dikenal dengan
fungsi transfer dan domain jω:

MODUL 1 | Praktikum Rangkaian Listrik 2017


saat terjadi resonansi (XL=XC) maka harga
Y(jω) impedansi rangkaian mencapai nilai minimum dan
|H(jω)| =
X(jω) besarnya samadengan nilai resistornya. saat
impedansi minimum inilah arus yang mengalir
Frekuensi yang menyebabkan kondisi tersebut mencapai maksimum.
terjadi disebut dengan frekuensi resonansi (ω0),
atau sering digunakan juga, f 0 / fr.

Suatu rangkaian dikatakan beresonansi ketika Hal ini berlaku baik pada rangkaian resonansi seri
tegangan terpasang V dan arus yang dihasilkan I RLC maupun rangkaian resonansi paralel. Hanya
berada dalam kondisi satu fasa. Misalkan : saja, pada resonansi seri RLC, rangkaian mencapai
titik maksimum saat fr-nya sedangkan pada
rangkaian resonansi paralel RLC, rangkaian
encapai titik minimum saat fr-nya.

Dalam rangkaian seri RLC impedansi total


Terlihat bahwa ketika V dan I satu phasa, rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut:
impedansi yang dihasilkan seluruhnya komponen
riil atau impedansi kompleks hanya terdiri dari Ztot = R + j(XL- XC)
komponen resistor murni (R). Dengan kata lain
konsep resonansi adalah menghilangkan komponen Dari hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi
imaginer /reaktansi saling meniadakan. induktif dan kapasitif selalu akan saling
mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besar,
Bila terjadi resonansi, dimana frekuensi resonansi maka akan saling meniadakan, dan dikatakan
= fr maka reaktansi = 0, :Z = R (impedansi bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi.
mencapai harga minimum);I mencapai maksimum. Resonansinya adalah resonansi seri.
Bila tidak terjadi resonansi, maka Reaktansi ≠ 0, Z
>R; Bila f < fr (sebelah kiri harga fr) reaktansi Demikian pula halnya pada rangkaian paralel RLC
bersifat kapasitif dan arus mendahului tegangan. admitansi total rangkaian dapat dituliskan sebagai:
Bila f > fr (sebelah kanan fr) reaktansi bersifat
induktif dan arus ketinggalan terhadap tegangan. Ytot = G + j(BC- BXL)

Sementara itu untuk resonansi pada rangkaian dimana G adalah konduktansi dan B adalah
paralel, yang 0 adalah suseptansinya, bukan suseptansi.
reaktansinya yang menyebabkan ada tegangan Dari hubungan ini juga akan terlihat bahwa
maksimum karena rangkaian RLC parallel yang suseptansi kapasitif dan induktif akan selalu saling
beresonansi akan bertindak seperti open circuit mengurangi. Pada keadaan resonansi, kedua
dengan nilai ω0 yang sama karena XL = XB. suseptansi tersebut akan saling meniadakan.
Resonansinya adalah resonansi paralel.
Rangkaian RLC dapat terjadi ketika nilai
induktansinya sama besar dengan nilai 2.1 Rangkaian resonansi seri
kapasitansinya sehingga kedua nilai ini akan saling
menghilangkan dan menyebabkan rangkaian RLC
tersebut hanya memiliki sifat Resistif. Ketika XL =
XC,

1
𝜔𝐿 =
𝜔𝐶
Resonansi Seri terjadi saat XL = XC,
1
𝑓𝑅 = 1
2 𝜋√𝐿𝐶 𝜔𝐿 =
𝜔𝐶

MODUL 1 Praktikum Rangkaian Listrik 2017


1
ω0≡ ω│resonansi =
𝜔𝐶
Gambar 1 Rangkaian Percobaan I
1
𝑓0 =
2 𝜋√𝐿𝐶
Disini ωO atau fO adalah frekuensi yang membuat - Langkah percobaan
rangkaian bersifat resistif dan terjadi arus
maksimum atau tegangan maksimum pada R.
I
• Menyiapkan peralatan yang digunakan pada
percobaan ini sesuai dengan daftar alat yang
dibutuhkan.

II
2.2 Rangkaian resonansi parallel
• Menghubungkan Function Generator dengan sumber
tegangan AC 220 V.

III
• Menghubungkan Kabel Probe ke output Function
Generator.

IV
• Mengatur Function Generator sebagai berikut:
• Mengset Frequency Range dari Function Generator
Saat BC = BL,, maka dapat dituliskan sebagai ke 1K.
berikut: • Mengatur Frekuensi keluaran Function Generator
menjadi 1 KHz.
• Mengatur Tegangan keluaran Function Generator
menjadi 5 V (ukur menggunakan multimeter untuk
memastikan).

Disini ωO adalah frekuensi yang membuat V


rangkaian bersifat resistif dan terjadi arus •Menghubungkan beban dengan Function generator
maksimum atau tegangan maksimum pada R. sesuai dengan Gambar 1, dan menyesuaikan
dengan kombinasi beban pertama pada Tabel 1.
3. METODOLOGI VI
3.1 Spesifikasi Alat dan Komponen
•Mengatur frekuensi Function Generator dengan
1. Resistive Load ( LB 733 10 ) mencari nilai tegangan VLC minimum sesuai dengan
2. Inductive Load (LB 732 42) beban pada Tabel 1 (gunakan perhitungan ƒR
3. Capasitive Load (LB 733 11) sebagai acuan).
4. Function Generator (VC 7202 S)
5. Digital Multimeter (8S232 C)
6. Kabel Probe
7. Kabel Jumper Besar

3.2 Percobaan I Rangkaian Seri

- Gambar rangkaian

MODUL 1 | Praktikum Rangkaian Listrik 2017


VII

- Langkah percobaan
• Melakukan pengukuran tegangan pada tiap-tiap
beban sesuai Tabel 1
I

VIII •Menyiapkan peralatan yang digunakan pada


percobaan ini sesuai dengan daftar alat yang
dibutuhkan.
• Mencatat hasil pengukuran pada Tabel 1
II

IX •Menghubungkan Function Generator dengan


sumber tegangan AC 220 V.

• Mengulangi langkah 6-8 untuk kombinasi beban III


selanjutnya sesuai tabel1
•Menghubungkan Kabel Probe ke output Function
Generator.
X
IV

• Mengeset frekuensi Function Generator pada •Mengatur Function Generator sebagai berikut:
frekuensi resonansi yang sesuai dengan kombinasi •Mengset Frequency Range dari Function
beban pertama pada Tabel2 Generator ke 1K
•Mengatur Frekuensi keluaran Function Generator
menjadi 1 KHz
XI •Mengtur Tegangan keluaran Function Generator
menjadi 5 V (ukur menggunakan multimeter
untuk memastikan).
• Melakukan pengukuran tegangan pada tiap-tiap
beban sesuai Tabel2
V
•Menghubungkan beban dengan Function generator
XII sesuai dengan gambar2 di bawah ini. Sesuaikan
beban dengan Tabel 1.

• Mencatat hasil pengukuran pada Tabel 2 VI


•Mengatur frekuensi Function Generator dengan
XIII mencari nilai arus ILC minimum sesuai dengan
kombinasi beban pertama pada Tabel 1 (gunakan
perhitungan ƒR sebagai acuan).
• Mengulangi langkah 11-12 untuk setiap step
perubahanfrekuensi selanjutnya sesuai dengan Tabel VII
2
•Lakukan pengukuran arussesuai tabel 1.

3.3 Percobaan II Rangkaian Paralel VIII


•Catat hasil pengukuran pada Tabel 1.
- Gambar rangkaian

MODUL 1 Praktikum Rangkaian Listrik 2017


R L C ƒR VC VL VR VLC I
Step
(Ω) (H) ( μF ) ( Hz) Ukur ( V ) Ukur ( V ) Ukur ( V ) Ukur ( V ) ( A)
ƒR – 40 22 0.2 2 211.65 10.05 4.36 0.60 0.56 0.04

ƒR – 30 22 0.2 2 221.65 10.33 4.48 0.63 0.88 0.06

ƒR – 20 22 0.2 2 231.65 10.39 5.72 0.70 1.19 0.09


IX ƒR – 10 22 0.2 2 241.65 10.28 7.22 1.54 1.20 0.15

ƒR 22 0.2 2 251.65 9.93 8.54 2.30 2.87 0.23

ƒR + 10 22 0.2 2 261.65 9.52 9.28 3.80 2.96 0.17

• Ulangi langkah 6-8 untuk kombinasi beban ƒR + 20 22 0.2 2 271.65 8.38 9.46 4.31 3.13 0.09

selanjutnya sesuai tabel 1. ƒR + 30 22 0.2 2 281.65 8.25 9.87 4.41 3.29 0.07

ƒR + 40 22 0.2 2 291.65 7.65 9.97 4.97 3.48 0.05

X Perhitungan berdasarkan rumus dan data


komponen yang digunakan.
1
• Set frekuensi Function Generator pada frekuensi 𝑓𝑅 =
resonansi yang sesuai dengan kombinasi beban pada 2 𝜋√𝐿𝐶
Tabel 2.

4.1.b Analisis
XI 1. Pembuktian Rumus Frekuensi Resonansi
Rangkaian Seri RLC
Pada kombinasi seri rangkaian seri RLC
• Melakukan pengukuran arus pada tiap-tiap beban bahwa nilai resistansi (R) dan nilai induktansi (L)
sesuai Tabel 2.
tetap, dan nilai kapasitansi (C) semakin meningkat
. Maka nilai pada frekuensi resonansi (Fr) yang
XII didapatkan akan semakin kecil. Hal ini sesuai
dengan persamaan :

• Mencatat hasil pengukuran pada Tabel 2. 1


𝑓𝑅 =
2 𝜋√𝐿𝐶
XIII Dimana : Fr = Frekuensi Resonansi (Hz)
L = Induktor (H)
C = Kapasitansi (F)
• Mengulangi langkah 10-12 untuk setiap step
perubahan frekuensi sesuai dengan Tabel 2.
Kemudian nilai tegangan pada kapasitor (Vc)
semakin besar dikarenakan semakin meningkatnya
4. HASIL DAN ANALISIS nilai-nilai kapasitor. Sedangkan untuk tegangan
pada inductor (Vl) dan resistor (Vr) mengalami
4.1 PERCOBAAN RANGKAIAN SERI penurunan atau semakin kecil . sehingga nilai
4.1.a Hasil dan Perhitungan kombinasi tegangan antara inductor dan kapasitor
(Vlc) juga semakin kecil di karenakan nilai
Tabel 1. Pengukuran Percobaan Pembuktian tegangan inductor (Vl) .
Rumus Frekuensi Resonansi Rangkaian Seri RLC
1. Menentukan nilai frekuensi resonansi
R L C Ƒ VC VL VR VLC pada rangkaian (fr)
(Ω) (H) (μF) ( Hz) (V) (V) (V) (V) Dengan persamaan dibawah ini :
1
22 0.2 2 251.65 9.80 7.80 4.79 0.7 𝑓𝑅 =
2 𝜋√𝐿𝐶
22 0.2 4 177.94 10.56 7.06 3.34 0.6
1
22 0.2 8 125.82 11.40 6.41 1.28 0.59
𝑓𝑅 =
2 𝜋√0.2 𝑥 2 𝑥 10 − 6 𝐶

Tabel 2. Pengukuran Percobaan Respon Frekuensi 𝑓𝑅 = 251.65 𝐻𝑧


Rangkaian Seri RLC
2. Menentukan nilai impedansi total pada
rangkaian (Zt)

MODUL 1 | Praktikum Rangkaian Listrik 2017


1 % Error VR =
𝑉R ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉R 𝑈𝑘𝑢𝑟
𝑍𝑡 = 𝑅 + 𝑗 (𝝎𝐿 − ) 𝑉R ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝝎𝐶
5− 4.79
= x 100 %
5
5− 4.79
1 = x 100 %
𝑍𝑡 = 𝑅 + 𝑗 (2 𝜋𝑓𝐿 − ) 5
2 𝜋𝑓𝐶 = 4.2 %
Untuk perhitungan selanjutnya dengan cara yang
1 sama , diperoleh hasil pada tabel berikut .
𝑍𝑡 = 22 + 𝑗 (2 𝜋251.65𝑥0.2 − )
2 𝜋𝑥251.65𝑥2 𝜇𝐹
R (ohm) 22 22 22
𝑍𝑡 = 22 + 𝑗0.009 Ω L (henry) 0.2 0.2 0.2
C (farad) 2x10-6 4x10-6 6x10-6
3. Menentukan nilai total arus pada
Fr (Hz) 251.65 177.94 125.82
rangkaian (It)
VL hit (Volt) 71.78 50.81 35.93
𝑉 VL ukur (Volt) 7.80 7.06 6.41
𝐼𝑡 = VC hit (Volt) 71.78 50.81 35.93
𝑍𝑡
VC ukur (Volt) 9.80 10.56 11.40
5 VR hit (Volt) 5 5 5
𝐼𝑡 =
22 VR ukur (Volt) 4.79 3.34 1.28
𝐼𝑡 = 0.227 𝐴
VLC hit (Volt) 0 0 0
VLC ukur (Volt) 0.7 0.6 0.59
4. Menentukan tegangan pada masing- % Error 4.2 33.2 74.4
masing komponen (VC, VL,VR, VLC)
Dari tabel diatas dapat dianalisa bahwa
 Tegangan di Resistor (VR) semakin besar nilai kapasitor (C) dengan nilai
𝑉R = 𝐼 𝑥 𝑅 resistor (R) dan inductor (L) yang konstan . maka
𝑉R = 0.227 𝑥 22 akan menyebabkan frekuensi resonansi semakin
𝑉R = 5 𝑉 menurun . Hal ini bisa dibuktikan dengan
persamaan :
 Tegangangan di Induktor (VL) VL =
𝐼 𝑥 𝑍L 1
𝑓𝑅 =
VL = 𝐼 𝑥 𝑗2 𝜋𝑓𝐿 2 𝜋√𝐿𝐶
VL = 0.227 𝑥 𝑗2𝜋 𝑥 251.65 𝑥 0.2 Dimana : Fr = Frekuensi Resonansi (Hz)
VL = 𝑗71.78 𝑉 L = Induktor (H)
VL = 71.78∠90 C = Kapasitansi (F)
 Tegangan di Kapasitor (VC)
VC = 𝐼 𝑥 𝑍C Akibat penurunan nilai frekuensi resonansi
1
VC = 𝐼 𝑥 𝑗 menyebabkan nilai tegangan pada inductor
2𝜋𝑓𝐶
1 mengalami penurunan juga . Karena tegangan pada
VC = 0.227 𝑥 𝑗
2𝜋 𝑥 251.65 𝑥 2𝑥 10−6 inductor dan kapaistor sama-sama menurun dan
VC = −𝑗71.78 𝑉 sifat dari inductor dan kapasitor saling meniadakan
VC = 71.78 ∠ − 90 𝑉 , sehingga didapatkan tegangan kombinasi
inductor dan kapasitor (VLC) sama dengan nol .
 Tegangan Induktor & Kapasitor (VLC) sedangkan untuk tegangan pada resistor konstan
VLC = VL + 𝑉C dan memiliki selisih dan memilki selisih yang
VLC = 71.78∠90 + 71.78∠ − 90 semakin besar dengan tegangan ukurnya .
VLC = 0 sehingga persentase error pun akan semakain
meningkat
5. Menentukan nilai persentase Error

MODUL 1 Praktikum Rangkaian Listrik 2017


2. Respon Frekuensi Rangkaian Seri RLC
ƒR VC VL VR VLC
Step

ƒR – 40
R
(Ω)
22
L
(H)
0.2
C
( μF )
2
( Hz)
211.65
Z
(Ω)
112.13<-78.68
Hitung ( V ) Ukur ( V ) Hitung ( V ) Ukur ( V ) Hitung ( V ) Ukur ( V ) Hitung ( V ) Ukur ( V )
16.77 10.05 11.86 4.36 0.98 0.60 -4.91 0.56
I
( A)
0.04
%error

38.84
4.2.b Analisis
ƒR – 30 22 0.2 2 221.65 83.44<-74.71 21.51 10.33 16.69 4.48 1.32 0.63 -4.82 0.88 0.06 52.21 Dari table dapat dianalisa bahwa nilai
ƒR – 20 22 0.2 2 231.65 56.85<-67.23 30.21 10.39 25.60 5.72 1.93 0.70 -4.61 1.19 0.09 63.82

ƒR – 10 22 0.2 2 241.65 33.784<-49.37 48.74 10.28 44.94 7.22 3.26 1.54 -3.80 1.20 0.15 52.70
rresistansi ( R ), induktansi ( L ) dan kapasitor ( C )
ƒR

ƒR + 10
22

22
0.2

0.2
2

2
251.65

261.65
22<0.026

30.048<48.265
71.87

50.61
9.93

9.52
71.87

54.71
8.54

9.28
5.00

3.66
2.30

3.80
0.00

4.10
2.87

2.96
0.23

0.17
54.00

3.80
tetap, sehinga didapatkan frekuensi resonansi
ƒR + 20 22 0.2 2 271.65 53.18<65.57 27.54 8.38 32.09 9.46 2.07 4.31 4.55 3.13 0.09 108.37 sebesar 125.82 Hz. Hal ini diperoleh dengan
ƒR + 30 22 0.2 2 281.65 74.70<72.87 18.91 8.25 23.69 9.87 1.47 4.41 4.78 3.29 0.07 199.48

ƒR + 40 22 0.2 2 291.65 96.195<76.78 14.18 7.65 19.05 9.97 1.14 4.97 4.87 3.48 0.05 334.63 persamaan :

Pada table diatas dapat diketahui bahwa beda nilai 1


𝑓𝑅 =
VR hitung dan VR ukur sangatlah singnifikan, 2 𝜋√𝐿𝐶
dimana nilai VR hitung lebih besar dari VR ukur,
yang dimana megakibatkan % errornya sangatlah dimana : ƒR = Frekuensi resonansi ( Hz )
besar, hal ini disebabkan karena pengukuran yang L = Induktor ( H )
kurang teliti dan kalibrasi alatnya yang kurang C = Kapasitor
baik.
Ketika frekuensi resonansi dikurangi
4.2 PERCOBAAN RANGKAIAN PARALEL kelipatan 20, maka arus pada kapasitor ( IC ) dan
4.2.a Hasil dan Perhitungan resistor ( IR ) mengalami penurunan, sementara
Berisi table hasil percobaan yang telah arus pada inductor ( IL ) mengalami peningkatan,
dilakukan. sedangkan arus kombinasi L dan C ( ILC )
cenderung meningkat. Ketika frekuensi resonansi
Tabel 1 Pengukuran Percobaan Pembuktian ditambah kelipatan 20 maka arus pada kapasitor (
IC )mengalami peningkatan dan arus pada inductor
Rumus Frekuensi Resonansi Rangkaian Paralel
( IL ) mengalami penurunan, sedangkan arus pada
RLC resistor ( IR ) dan arus kombinasi ( I LC ) bernilai
fluktuatif.
R C IC IL IR ILC IT
L
( ( Ƒ ( ( ( ( ( 1. Menghitung nilai frekuensi resonansi
(H
Ω μF ( Hz) mA mA mA mA mA
)
) ) ) ) ) ) )
1
22 0.2 2 251,65 5,9 6,3 80 1,2 90 𝑓𝑅 =
22 0.2 4 177,94 9 10 87 0,8 91 2 𝜋√𝐿𝐶
1
22 0.2 8 125,82 12,3 12 88 1,1 92 𝑓𝑅 =
2 𝜋√0.2 𝑥 8𝑥10−6
fR= 125.82 Hz
Tabel 2 Pengukuran Percobaan Respon Frekuensi Step fR – 80 = 125.82 – 80
Rangkaian Paralel RLC = 45,82 Hz

2. Menentukan nilai impedansi total (ZT)


R L C IL ILC
IC IR IT
( ( ( ƒR ( ( 1
Step (A (A (A
Ω μF
)
H
) )
( Hz)
)
A
)
)
A
)
) 𝑍𝑇 =
ƒR - 22
0.2 8 √( 1 )2 + ( 1 − 1 )2
80 45,82 4,2 32 85 25 95 𝑅 𝑋𝐿 𝑋𝑐
ƒR – 22
0.2 8
60 65,82 6,2 24 86 16 91
ƒR –
40
22
0.2 8
85,85 8,7 18 88 8 92
𝑍𝑇
ƒR – 22
0.2 8
1
20 105,85 10,5 15 88,2 4 91,5 =
ƒR 22 0.2 8 125,85 12,3 13 89 3 91,2 1 1 1
ƒR + 22 √(22)2 + (2𝜋 ∗ 50 ∗ 0,2 − )2
20
0.2 8
145,82 15,6 11 90 1,2 91,4 1/(2𝜋 ∗ 50 ∗ 8 ∗ 10−6
ƒR + 22
0.2 8
40 165,82 18 10 92 5,2 92
ƒR + 22
0.2 8
60
ƒR + 22
185,82 18,6 8,6 90 8,5 92
=21,1 Ω
0.2 8
80 205,82 23 7,8 89 12 91,4

MODUL 1 | Praktikum Rangkaian Listrik 2017


3. Menentukan nilai arus total (I T) Berisi kesimpulan menyeluruh dari hasil analisis;
IT = V / Z
IT = 5 / 21,1 a. Semakin besar nilai kapasitor dan inductor yang
IT = 0.24 A dinaikkan,maka frekuensi resonansi yang
dihasilkan akan semakin kecil.Hal ini sesuai
4. Menentukan nilai arus pada masing-masing dengan persamaan:
beban 1
𝑓𝑅 =
- IC = V/Zc 2 𝜋√𝐿𝐶
= 5 /-jXc
= 5 /- j1/ ( 2𝜋 x 50 x 8*10-6 ) b. Pada saat nilai beban ditambah,maka nilai arus
= 0.013 <90o A yang terukur pada kapasitor dan inductor semakin
IL = I . xC kecil dan relative sama.Hal ini terjadi karena pada
1
= 5 x -j( ) saat pengukuran sedang terjadi resonansi frekuensi
2𝜋 f.L
1 sehingga antara inductor dan kapasitor saling
= 5 x -j( ) meniadakan
2𝜋 x 125.82 x 8x10−6

= 0.032 <-90° A DAFTAR PUSTAKA


𝑉
IR = 1. Anonim.”Rangkaian Seri RLC dan Frekuensi
𝑅
Resonansi”.www.edutafsi.com/2014/12/rangk
5 aian-RLC-dan-frekuensi-resonansi.html
= (diakses tanggal 30 September 2017).
22
2. Tim Lab Listrik Dasar, Penuntun Praktikum
= 0,227 A Rangkaian Listrik, Lab Listrik Dasar FT
UNRAM, 2017.
- ILC = VL - VC 3.. Hyat, William, Rangkaian Listrik I, Erlangga,
= ( 0,032 <-90 A ) – (0,032 < 90 A) Jakarta, 2010.
=0A 4. Anonim.”Rangkaian Seri RLC dan Frekuensi
Resonansi”.www.edutafsi.com/2014/12/rangk
5. Menghitung %error pada resistor aian-RLC-dan-frekuensi-resonansi.html
│ VR hitung − VR ukur│ (diakses tanggal 30 September 2017).
%error = x 100% 4.
VR hitung
│0.227 A − 89.9 x 10−3│
= x 100%
0.227
= 60.39 %
Tabel Hasil Perhitungan Respon Frekuensi
Rangkaian Paralel RLC
R L C ƒR Y total IC IL IR ILC IT %error
Step
(Ω) (H) ( μF ) ( Hz) (Ω) (mA) (mA) (mA) (mA) (mA) IR
Hitung Ukur Hitung Ukur Hitung Ukur Hitung Ukur Hitung Ukur
ƒR - 80 22 0.2 8 45.82 0.048<-1834 0,12<90 4.4 0,087< -90 31.6 0.227 85.5 0,033<90 94.4 0,23<82 94.4 62,33 %
ƒR – 60 22 0.2 8 65.82 0,046<-1093 0,17<90 6.4 0,061< -90 23.4 0.227 87.8 0,109<90 91.8 025<25,6 91.8 61,32 %
ƒR – 40 22 0.2 8 85.82 0,46-6,23 0,22<90 9 0,046< -90 18.4 0.227 89.1 0,174<90 91.9 0,29<37,5 91.9 60,74 %
ƒR – 20 22 0.2 8 105.82 0,46<-2,77 0,27<90 11.22 0,038< -90 15.1 0.227 89.7 0,232<90 91.5 0,32<45,6 91.5 60,48 %
ƒR 22 0.2 8 125.82 0,045<-3,84 0,32<90 13.8 0,032< -90 12.7 0.227 89.9 0288<90 91.2 0,37<51,2 91.2 60,39 %
ƒR + 20 22 0.2 8 145.82 0,046<7,81 0,37<90 16.1 0,027< -90 11 0.227 90.1 0.343<90 91.4 0,44,51,1 91.4 60,30 %
ƒR + 40 22 0.2 8 165.82 0,046<4,40 0,42<90 18.5 0,024< -90 9.7 0.227 90.1 0,396<90 91.3 0,46<55 91.3 60,30 %
ƒR + 60 22 0.2 8 185.82 0,046<6,35 0,46<90 18.6 0,021< -90 8.6 0.227 90.1 0,489<90 91.5 0,54<62,7 91.5 60,30 %
ƒR + 80 22 0.2 8 205.82 0,46<8,11 0,52<90 23.1 0,019< -90 7.6 0.227 89.6 0,501<90 91.4 0,55<65,6 91.4 60,52 %

Perhitungan berdasarkan rumus dan data


komponen yang digunakan.
1
𝑓𝑅 =
2 𝜋√𝐿𝐶

Berisi analisis hasil percobaan berupa % perbedaan


(antara hasil percobaan dan perhitungan) dan
alasan penyebab kesamaan/perbedaan.

5. KESIMPULAN

MODUL 1 Praktikum Rangkaian Listrik 2017

Anda mungkin juga menyukai