RESPON FREKUENSI
PRASETYO (F1B0150775)
Asisten : Yadin Akmalagani
Tanggal Percobaan : 30 September 2017
Abstrak
Pada praktikum modul 5 tentang Respon Frekuensi, akan dilakukan 2
percobaan yaitu, kombinasi seri rangkaian RLC dan kombinasi paralel
rangkaian RLC. Kemudian percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui
nilai tegangan pada masing-masing bebannya untuk yang dirangkai seri dan
mengetahui nilai arus pada masing-masing beban yang dirangkai parallel
dan juga mengetahui bagaimana yang terjadi apabila frekuensinya di ubah-
ubah sesuai pentunjuk yang diberikan. Frekuensi resonansi yang dihasilkan
dari rangkaian RLC seri maupun parallel bergantung pada besarnya nilai
inductor dan kapasitor.
Suatu rangkaian dikatakan beresonansi ketika Hal ini berlaku baik pada rangkaian resonansi seri
tegangan terpasang V dan arus yang dihasilkan I RLC maupun rangkaian resonansi paralel. Hanya
berada dalam kondisi satu fasa. Misalkan : saja, pada resonansi seri RLC, rangkaian mencapai
titik maksimum saat fr-nya sedangkan pada
rangkaian resonansi paralel RLC, rangkaian
encapai titik minimum saat fr-nya.
Sementara itu untuk resonansi pada rangkaian dimana G adalah konduktansi dan B adalah
paralel, yang 0 adalah suseptansinya, bukan suseptansi.
reaktansinya yang menyebabkan ada tegangan Dari hubungan ini juga akan terlihat bahwa
maksimum karena rangkaian RLC parallel yang suseptansi kapasitif dan induktif akan selalu saling
beresonansi akan bertindak seperti open circuit mengurangi. Pada keadaan resonansi, kedua
dengan nilai ω0 yang sama karena XL = XB. suseptansi tersebut akan saling meniadakan.
Resonansinya adalah resonansi paralel.
Rangkaian RLC dapat terjadi ketika nilai
induktansinya sama besar dengan nilai 2.1 Rangkaian resonansi seri
kapasitansinya sehingga kedua nilai ini akan saling
menghilangkan dan menyebabkan rangkaian RLC
tersebut hanya memiliki sifat Resistif. Ketika XL =
XC,
1
𝜔𝐿 =
𝜔𝐶
Resonansi Seri terjadi saat XL = XC,
1
𝑓𝑅 = 1
2 𝜋√𝐿𝐶 𝜔𝐿 =
𝜔𝐶
II
2.2 Rangkaian resonansi parallel
• Menghubungkan Function Generator dengan sumber
tegangan AC 220 V.
III
• Menghubungkan Kabel Probe ke output Function
Generator.
IV
• Mengatur Function Generator sebagai berikut:
• Mengset Frequency Range dari Function Generator
Saat BC = BL,, maka dapat dituliskan sebagai ke 1K.
berikut: • Mengatur Frekuensi keluaran Function Generator
menjadi 1 KHz.
• Mengatur Tegangan keluaran Function Generator
menjadi 5 V (ukur menggunakan multimeter untuk
memastikan).
- Gambar rangkaian
- Langkah percobaan
• Melakukan pengukuran tegangan pada tiap-tiap
beban sesuai Tabel 1
I
• Mengeset frekuensi Function Generator pada •Mengatur Function Generator sebagai berikut:
frekuensi resonansi yang sesuai dengan kombinasi •Mengset Frequency Range dari Function
beban pertama pada Tabel2 Generator ke 1K
•Mengatur Frekuensi keluaran Function Generator
menjadi 1 KHz
XI •Mengtur Tegangan keluaran Function Generator
menjadi 5 V (ukur menggunakan multimeter
untuk memastikan).
• Melakukan pengukuran tegangan pada tiap-tiap
beban sesuai Tabel2
V
•Menghubungkan beban dengan Function generator
XII sesuai dengan gambar2 di bawah ini. Sesuaikan
beban dengan Tabel 1.
• Ulangi langkah 6-8 untuk kombinasi beban ƒR + 20 22 0.2 2 271.65 8.38 9.46 4.31 3.13 0.09
selanjutnya sesuai tabel 1. ƒR + 30 22 0.2 2 281.65 8.25 9.87 4.41 3.29 0.07
4.1.b Analisis
XI 1. Pembuktian Rumus Frekuensi Resonansi
Rangkaian Seri RLC
Pada kombinasi seri rangkaian seri RLC
• Melakukan pengukuran arus pada tiap-tiap beban bahwa nilai resistansi (R) dan nilai induktansi (L)
sesuai Tabel 2.
tetap, dan nilai kapasitansi (C) semakin meningkat
. Maka nilai pada frekuensi resonansi (Fr) yang
XII didapatkan akan semakin kecil. Hal ini sesuai
dengan persamaan :
ƒR – 40
R
(Ω)
22
L
(H)
0.2
C
( μF )
2
( Hz)
211.65
Z
(Ω)
112.13<-78.68
Hitung ( V ) Ukur ( V ) Hitung ( V ) Ukur ( V ) Hitung ( V ) Ukur ( V ) Hitung ( V ) Ukur ( V )
16.77 10.05 11.86 4.36 0.98 0.60 -4.91 0.56
I
( A)
0.04
%error
38.84
4.2.b Analisis
ƒR – 30 22 0.2 2 221.65 83.44<-74.71 21.51 10.33 16.69 4.48 1.32 0.63 -4.82 0.88 0.06 52.21 Dari table dapat dianalisa bahwa nilai
ƒR – 20 22 0.2 2 231.65 56.85<-67.23 30.21 10.39 25.60 5.72 1.93 0.70 -4.61 1.19 0.09 63.82
ƒR – 10 22 0.2 2 241.65 33.784<-49.37 48.74 10.28 44.94 7.22 3.26 1.54 -3.80 1.20 0.15 52.70
rresistansi ( R ), induktansi ( L ) dan kapasitor ( C )
ƒR
ƒR + 10
22
22
0.2
0.2
2
2
251.65
261.65
22<0.026
30.048<48.265
71.87
50.61
9.93
9.52
71.87
54.71
8.54
9.28
5.00
3.66
2.30
3.80
0.00
4.10
2.87
2.96
0.23
0.17
54.00
3.80
tetap, sehinga didapatkan frekuensi resonansi
ƒR + 20 22 0.2 2 271.65 53.18<65.57 27.54 8.38 32.09 9.46 2.07 4.31 4.55 3.13 0.09 108.37 sebesar 125.82 Hz. Hal ini diperoleh dengan
ƒR + 30 22 0.2 2 281.65 74.70<72.87 18.91 8.25 23.69 9.87 1.47 4.41 4.78 3.29 0.07 199.48
ƒR + 40 22 0.2 2 291.65 96.195<76.78 14.18 7.65 19.05 9.97 1.14 4.97 4.87 3.48 0.05 334.63 persamaan :
5. KESIMPULAN