Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM TELEKOMUNIKASI

Kelompok : F3

Jurusan : S1 Teknik Elektro

Tanggal Prak : 18 November 2021

Aslab : Aisyah Laili Chumairoh

SMART ELECTRONIC SYSTEM LABORATORY


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI
TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2021
Kelompok F3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


System telekomunikasi telah menempati suatu kedudukan yang penting dan strategis dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, karena dengan system telekomunikasi suatu yang berupa
informasi atau hiburan dan yang lainnya dapat dengan cepat, akurat dan mudah didapat.
Teknologi komunikasi telah memungkinkan manusia untuk menembus Batasan jarak dan ruang,
bahkan waktu, artinya bahwa manusia untuk berhubungan tanpa memandang tempat mereka
berada karena itu tidak ada sejengkalpun tempat di dunia ini yang tidak dapat di jangkau.
Perkembangan teknologi yang demikian pesat si berbagai bidang salah satunya terbukti dengan
adanya sentral-sentral telepon sebagai alat komunikasi untuk berhubungan melalui pertukaran
informasi dari pembicaraan manusia.
Dalam system transmisi komunikasi proses modulasi dan demodulasi sangat berpengaruh
terhdapa proses transmisi sinyal supaya sinyal yang di transmisikan di peroleh sesuai dengan yang
dikirim. Modulasi merupakan proses penumpangan frekuensi sinyal info dengan frekuensi sinyal
carrier dengan alat yang disebut demodulator. Pada transmisi sinyal infoormasi analog modulator
merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk melakukan proses modulasi yaitu proses
menumpangkan data pada frekuensi carrier ke sinyal informasi agar bisa dikirim ke penerima
melalui media tertentu (kabel atau udara). Untuk itu diperlukan suatu percobaan sinyal analog
yang dapat mendiskripsikan proses kerja Teknik modulasi dan demodulasi analog secara lebih
jelas dan terarah. Sehingga para mahasiswa dapat benar benar jelas memahami gambaran proses
kerja dari pengirimana dan penerimaan tenik modulasi dan demodulasi analog metode PAM. Pada
output yang terbaca di osiloskop yang berfungsi untuk menampilkan grafik hasil proses
pengiriman dan penerimaan dari kedua Teknik modulasi dan demodulasi tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui bentuk rangkaian Pulse Amplitude Modulation.
2. Mengetahui bentuk sinyal PAM berdasarkan input yang dimasukkan ,
3. Mengetahui pengaruh amplitude dan frekuensi masukan terhadap sinyal keluaran PAM.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Teori Modul

Konsep dasar PAM adalah merubah amplitudo signal carrier yang berupa deretan pulsa
(diskrit) yang perubahannya mengikuti bentuk amplitudo dari signal informasi yang akan
dikirimkan ke tempat tujuan. Sehingga signal informasi yang dikirim (sinyal output) tidak
seluruhnya tapi hanya sampelnya saja (sampling signal). Pada PAM, sinyal pulsa carrier
dimodulasi oleh sinyal informasi analog sehingga membentuk sinyal keluaran seperti tampak
pada Gambar 1.

Hal yang terpenting dalam teknik modulasi pulsa selain PAM, yaitu :

a. Pulse Frequency Modulation (PFM) b. Pulse Phase Modulation (PPM) c. Pulse Duration
Modulation (PDM)

Desain dari PAM modulator dijelaskan dalam diagram sirkuit dasar di bawah ini :

Pada blok diagram PAM, ia bertugas untuk melakukan sampling dari sinyal informasi yang
masuk tepat pada saat sinyal carrier High. Selama sinyal carrier High, PAM melakukan

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
Hold(tahan) yang akan berakhir jika carrier sudah Low kembali. Besar frekuensi sinyal
carrier pada umumnya lebih besar dari sinyal informasi. Teorema Nyquist memberikan
aturan bahwa frekuensi cuplik (carrier) minimal harus 2 (dua) kali lipat frekuensi maksimum
yang dikandung sinyal informasinya. Semakin banyak proses pencuplikan maka sinyal akan
mendekati sinyal asli.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
2.2 Teori Tambahan

Pada PAM, amplitudo pulsa-pulsa pembawa dimodulasi oleh sinyal pemodulasi. Amplitudo pulsa-
pulsa pembawa menjadi sebanding dengan amplitudo sinyal pemodulasi. Semakin besar amplitudo
sinyal pemodulasi maka semakin besar pula amplitudo pulsa pembawa. Pembentukan sinyal
termodulasi PAM dapat dilakukan dengan melakukan pencuplikan (sampling), yaitu mengalikan
sinyal pencuplik dengan sinyal informasi. Proses ini akan menghasilkan pulsa pada saat pencuplikan
yang besarnya sesuai dengan sinyal informasi (pemodulasi). Pada proses pemodulasian ini perlu
diperhatikan bahwa kandungan informasi pada sinyal pemodulasi tidak boleh berkurang. Hal ini
dapat dilakukan dengan persyaratan bahwa pencuplikan harus dilakukan dengan frekuensi minimal
dua kali frekuensi maksimum sinyal pemodulasi (2.fm), atau sering disebut dengan syarat Nyquist.
Jika frekuensi sinyal pencuplik dinotasikan dengan fs dan frekuensi maksimum sinyal pemodulasi
dinotasikan dengan fm, maka syarat Nyquist dapat ditulis sebagai:

𝑓𝑠 ≥ 2𝑓𝑚

Disamping itu proses modulasi amplitudo pulsa dapat terjadi apabila memenuhi teorema Nyuist
tentang laju pencuplikan (sampling). Pencuplikan (sampling) terjadi pada sinyal analog dengan laju
paling sedikit dua kali frekuensi tertinggi dari masukan sinyal analog asli.

𝑓𝑠 ≥ 2𝑓𝑚

Teorema Nyquist

Dimana:

Fs=frekuensi sampling (pencuplikan)

Fm=frekuensi maksimum sinyal analog

Jika frekuensi sampling lebih rendah dari dua kali frekuensi maksimum sinyal input analog maka
terjadi overlap (tumpang tindih).

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3

• Sampling PAM Alami

Sampling Alami (Natural Sampling) terjadi bila pada modulator digunakan pulsa–pulsa
dengan lebar terbatas, tetapi puncak–puncak pulsa dipaksa untuk mengikuti bentuk gelombang
modulasi.

• Sampling PAM dengan Puncak – Rata

Sampling PAM dengan Puncak–Rata (flat topped sampling) adalah proses dimana pulsa–
pulsa dengan lebar terbatas dimodulasi kemudian dihasilkan puncakpuncak yang rata. Maka lebar
pulsa harus dibentuk jauh lebih kecil daripada perioda sampling Ts, sehingga bentuk gelombang yang
disampel berpuncak rata dilewatkan pada sebuah filter low pass akan diperoleh kembali gelombang
modulasi tanpa cacat (distorsi).

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3

Gelombang PAM s ( t ) mudah didemodulasi oleh filter low-pass dengan frekuensi cutoff
yang cukup besar untuk mengakomodasi komponen frekuensi tertinggi dari sinyal pesan m ( t ).
Namun, sinyal yang direkonstruksi menunjukkan sedikit distorsi amplitudo yang disebabkan oleh
efek apertur akibat pemanjangan sampel

Gelombang Pembawa biasanya berbentuk gelombang sinus yang berfrekuensi tinggi. Tiga parameter
penting pada suatu gelombang sinus diantaranya adalah Amplitudo, Frekuensi dan Fasa. Parameter-
parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasinya sehingga membentuk sinyal
yang termodulasi. Secara definisi, Modulasi dapat diartikan sebagai proses perubahan suatu
gelombang periodik sehingga menjadi suatu sinyal yang mampu membawa suatu informasi. Jadi
untuk dapat mengirimkan suatu informasi dari suatu perangkat ke perangkat lainnya yang
menggunakan Teknologi Frekuensi Radio, informasi tersebut harus dimodulasi terlebih dahulu
sebelum dipancarkan. Rangkaian yang berfungsi sebagai Modulasi disebut dengan Modulator.

Contoh perangkat atau peralatan yang memerlukan rangkaian modulasi diantaranya seperti Pemancar
Radio, Telepon Selular (Ponsel), Pemancar Televisi dan Modem.

Tujuan Modulasi
• Transmisi menjadi efisien atau memudahkan pemancaran.
• Masalah perangkat keras menjadi lebih mudah.
• Menekan derau atau interferensi.
• Untuk memudahkan pengaturan alokasi frekuensi radio.
• Untuk multiplexing, proses penggabungan beberapa sinyal informasi untuk disalurkan
secara bersama-sama melalui satu kanal transmisi.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
Fungsi Modulasi
Sinyal informasi biasanya memiliki spektrum yang rendah dan rentan untuk tergangu oleh noise.
Sedangakan pada transmisi dibutuhkan sinyal yang memiliki spektrum tinggi dan dibutuhkan
modulasi untuk memindahkan posisi spektrum dari sinyal data, dari pita spektrum yang rendah ke
spektrum yang jauh lebih tinggi. Hal ini dilakukan pada transmisi data tanpa kabel (dengan antena),
dengan membesarnya data frekuensi yang dikirim maka dimensi antenna yang digunakan akan
mengecil.
Gelombang pembawa berbentuk sinusoidal
c(t) = Ac cos(2π fct + Φc )
Parameter – parameter dari gelombang tersebut yang dapat dimodulasi adalah :
• Amplitudo, Ac untuk modulasi amplitudo
• Frekuensi, fc atau ωc = 2π fc t untuk modulasi frekuensi
• Phasa, Φc untuk modulasi fasa.
Amplitudo, Frekuensi, Phase

Amplitudo
Nilai maksimum dari besaran elektrik (mis voltage) dari gelombang
Frekuensi
Jumlah cycle yang dihasilkan dalam satu detik (cycles per second atau Hertz)
Phase
Gelombang A dengan phase 00
Gelombang B dengan selisih phase -900 (lebih lambat) terhadap A
Gelombang C dengan selisih phase +900 (lebih cepat) terhadap A

Jenis-jenis Modulasi

Jenis Modulasi dapat dikelompokkan berdasarkan Sinyal informasi akan dikirimnya yaitu sinyal
Analog dan sinyal Digital. Berdasarkan jenis sinyal informasi tersebut, maka Modulasi dapat dibagi
menjadi 2 jenis yaitu Modulasi Analog dan Modulasi Digital.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
1. Modulasi Analog

Pada dasarnya, Sinyal Analog adalah sinyal data yang berbentuk gelombang kontinyu (terus-
menerus). Teknik Modulasi untuk sinyal informasi Analog dapat dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan
parameter suatu gelombang sinus. Setiap jenis modulasi memiliki kelemahan dan kelebihannya.
Berikut ini adalah tiga jenis Modulasi Analog yang sering digunakan dalam sistem komunikasi Radio
Analog.

1.1. Amplitude Modulation (AM)

Seperti namanya, Amplitude Modulation (AM) atau Modulasi Amplitudo adalah salah satu teknik
Modulasi yang proses pemodulasian sinyal frekuensi rendah (sinyal informasi) pada frekuensi tinggi
dengan mengubah Amplitudo gelombang frekuensi tinggi (frekuensi pembawa) tanpa mengubah
frekuensinya. Jadi pada Modulasi Amplitudo ini, sinyal pembawanya berubah-ubah secara
proporsional terhadap Amplitudo sinyal pemodulasi sedangkan frekuensi tetap selama proses
modulasi.

1.2. Frequency Modulation (FM)

Frequency Modulation (FM) atau Modulasi Frekuensi adalah teknik pengiriman informasi yang
berbentuk frekuensi rendah dengan cara memodulasi frekuensi gelombang pembawa yang
berfrekuensi tinggi. Jadi pada Modulasi Frekuensi ini, sinyal informasi akan mengubah frekuensi
gelombang pembawanya sedangkan Amplitudonya tetap selama proses modulasi.

1.3. Phase Modulation (PM)

Yang dimaksud dengan Fasa atau Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
Phase Modulation (PM) atau Modulasi Fasa merupakan suatu teknik modulasi yang
merepresentasikan informasi sebagai variasi fasa (phase) dari sinyal pembawanya. Pada Modulasi
Fasa ini, sinyal informasi mengubah fasa gelombang pembawanya sedangkan Amplitudo gelombang
pembawanya tetap (tidak berubah). Teknik modulasi Fasa ini jarang digunakan karena memerlukan
perangkat penerima yang lebih kompleks.

Berikut dibawah ini adalah bentuk gelombang Modulasi Amplitudo (AM), Modulasi Frekuensi (FM)
dan Modulasi Fasa (PM).

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3

2. Modulasi Digital

Sinyal Digital adalah sinyal data dalam bentuk pulsa dan hanya memiliki dua kondisi yaitu 0 (ON)
dan 1 (OFF). Sinyal Digital ini memiliki beberapa kelebihan yaitu tidak mudah terpengaruh oleh
derau, proses informasinya mudah, cepat dan akurat. Sama seperti sinyal analog, untuk mengirimkan
sinyal digital ini dari suatu perangkat elektronik ke perangkat elektronik lainnya dengan
menggunakan teknologi nirkabel atau Wireless (Radio Frekuensi) juga diperlukan proses
pemodulasian yang dinamakan dengan Modulasi Digital. Yang dimaksud dengan Modulasi Digital
adalah proses penumpangan sinyal digital ke dalam sinyal pembawanya (Carrier Signal). Modulasi
Digital pada dasarnya adalah proses pemodifikasian sifat dan karakteristik gelombang pembawa
sehingga bentuk hasil gelombang pembawanya memiliki ciri-ciri bit (0 atau 1).

Modulasi Digital terdiri dari tiga jenis dasar yaitu Amplitudo Shift Keying (ASK), Freqency Shift
Keying (FSK) dan Phase Shift Keying (PSK). Namun seiring dengan perkembangan teknologi saat
ini, muncul teknik-teknik modulasi digital yang merupakan kombinasi dari ketiga jenis dasar
modulasi tersebut seperti APK (Amplitude Phase Keying), QAM (Quadrature Amplitude
Modulation) dan lain sebagainya.

2.1. Amplitude Shift Keying (ASK)

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
Amplitudo Shift Keying (ASK) adalah salah satu bentuk modulasi yang gelombang pembawanya
dimodulasi berdasarkan Amplitudo sinyal informasi digitalnya. Dalam sistem modulasi ASK, simbol
biner 1 direpresentasikan dengan suatu ketinggian Amplitudo tertentu pada gelombang pembawanya.
Jika sinyalnya berupa 1, maka sinyal pembawa tersebut akan dikirimkan. Jika tidak, maka sinyal 0
yang akan dikirimkan. Dengan kata lain, munculnya frekuensi gelombang pembawa tergantung pada
ada atau tidaknya sinyal digital.

2.2. Frequency Shift Keying (FSK)

Frequency Shift Keying (FSK) adalah bentuk modulasi digital yang gelombang pembawanya
dimodulasi berdasarkan pergeseran Frekuensi. Dalam sistem modulasi FSK (Frequency Shift Keying
), maka simbol 1 dan 0 ditransmisikan Secara berbeda antara satu sama lain dalam satu atau dua buah
sinyal sinusoidal yang berbeda besar frekuensinya.

2.3. Phase Shift Keying (PSK)

Phase Shift Keying (PSK) merupakan bentuk modulasi yang proses pemodulasian menggunakan cara
penggeseran Fasa(Phase). Pada sistem modulasi Phase Shift Keying (PSK), sinyal gelombang
pembawa sinusoidal dengan amplitudo dan frekuensi yang dapat digunakan untuk menyatakan sinyal
biner “1” dan “0”, tetapi untuk sinyal “0” fasa gelombang pembawa tersebut digeser 180°.

Berikut dibawah ini adalah bentuk gelombang Amplitude Shift Keying (ASK), Frequency Shift
Keying (FSK) dan Phase Shift Keying (PSK).

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 METODE PENELETIAN

Mulai
Tugas
rumah
a
Penyediaan aplikasi Proteus
dan masukan komponen

Membuat rangkaian
setiap percobaaan

Pengambilan
data

Data Pengamatan
,gambar rangkaian
dan output rangkaian

Pengolahan data, tugas


akhir, analisa dan
kesimpulan.
laporan

Selesai

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
3.1 Alat Percobaan
1. Resistor R1=1KΩ, R2=1KΩ, R3=39KΩ
2. Kapasitor C1= 10uF, C1= 100pF, C1= 22uF
3. Quad bilateral switch IC 4016
4. Battery 10V
5. Function generator 0 hingga 1 MHz
6. Osiloskop 0 hingga 20 MHz
7. Menyambungkan kabel
8. IC 555
3.2 Langkah Percobaan

.Rangkailah menggunakan Proteus seperti gambar di bawah ini (PrintScreen hasil


rangkaian)

b. Jalankan Simulasi. Atur VSM dan konfigurasikan osciloskop seperti dibawah ini.
1. VSM Signal Generator mengeluarkan Frekuensi 10 KHz dengan Amplitudo 5

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3

1. Konfigurasikan Digital Osciloscope dengan konfigurasi seperti dibawah ini

Gunakan quad-channel oscilloscope, channel A untuk mengukur sinyal input setelah


amplifier, dan channel B untuk mengukur sinyal setelah sample-and-hold element, sebaik
sinyal pada PAM output dan channel D untuk melihat keluaran dari IC 555. Channel C
dimatikan. (Printscreen hasil yang muncul pada gambar Oscilloscope )

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

1. Variasikan besarnya Amplitudo Input 5 Vpp hingga 10 Vpp dengan frekeunsi Input
tetap sama, yaitu 10 kHz. Catat hasil pada kolom seperti berikut.
Amplitudo Input Frekuesi Input Amplitudo Frekuensi
(Vpp) (kHz) Output (Vpp) Output (Hz)

5 10 1,25 mV 10

6 10 1,50 mV 10

7 10 1,75 mV 10

8 10 2,00 mV 10

9 10 2,25 mV 10

10 10 2,50 mV 10

2. Variasikan besarnya Frekuesi Input 10 kHz hingga 60 kHz dengan amplitudo tetap
10 Vpp. Catat hasil pada kolom seperti berikut.
Amplitudo Input Frekuesi Input Amplitudo Frekuensi
(Vpp) (kHz) Output (Vpp) Output (Hz)

10 10 2,5 mV 10

10 20 2,5 mV 20

10 30 2,5 mV 28

10 40 2,5 mV 40

10 50 2,5 mV 50

10 60 2,5 mV 66

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
4.2 Tugas Akhir

1. Apakah pengaruh perubahan Amplitudo dan Frekuensi pada signal Input terhadap signal
yang dihasilkan?

Jawab:

Pada tabel 1, yang di ubah adalah amplitudo inputan sedangkan frekuensi inputan tetap
sehingga pengaruhnya adalah amplitude output berubah ubah tetapi frekuensi output
tetap. Pada tabel 2, yang di ubah adalah frekuensi inputan sedangkan amplitude inputan
tetap sehingga pengaruhnya adalah frekuensi outputan berubah ubah tetapi amplitudo
outputan tetap.
2. Apakah pengaruh perubahan Amplitudo dan Frekuensi pada banyaknya sampling yang
terjadi untuk satu gelombang informasi?
Jawab:
Dapat kita lihat, jika nilai frekuensi dinaikan maka jumlah sampling akan berubah satu
gelombang informasi.
3. Apakah fungsi dari rangkaian Timer 555 pada praktikum ini?
Jawab:
Fungsinya adalah sebagai pembentuk gelombang, sebagai timer delay dan pembangkit sinyal
carrier
4. Berapakah frekuensi yang dikeluarkan oleh rangkaian Timer 555?
Jawab:
1,44
𝑓 = (𝑅1+𝑅2)𝑋 𝐶1
1,44
= (1000Ω+1000Ω)𝑥 1𝑥10−5

𝑓 = 72 𝐻𝑧

5. Apakah kegunaan dari PAM?


Jawab:
1. Televisi digital
2. Internet
3. Infiniband
4. Foto biologi
5. Driver elektronik untuk pencahayaan

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
4.3 Pengolahan Data

• Perhitungan
1. Amplitude input 5 Vpp hingga 10Vpp dengan frekuensi input tetap sama, yaitu 10
KHz.

Amplitudo Frekuensi Amplitudo Output (Vpp) Frekuensi Output


Input Input (kHz)
(Vpp) (kHz)
5 10 Amplitudo = 5 x 0,25 1
Frekuensi = 20 𝑥 5 𝑥 10−6 = 10
= 1,25
6 10 Amplitudo = 6 x 0,25 1
Frekuensi = 20 𝑥 5 𝑥 10−6 = 10
= 1,50
7 10 Amplitudo = 7 x 0,25 1
Frekuensi = 20 𝑥 5 𝑥 10−6 = 10
= 1,75
8 10 Amplitudo = 8 x 0,25 1
Frekuensi = 20 𝑥 5 𝑥 10−6 = 10
= 2,00
9 10 Amplitudo = 9 x 0,25 1
Frekuensi = = 10
20 𝑥 5 𝑥 10−6
= 2,25
10 10 Amplitudo = 10 x 0,25 1
Frekuensi = 20 𝑥 5 𝑥 10−6 = 10
= 2,50

2. Frekuensi input 10 KHz hingga 60 KHz dengan amplitude tetap 10 Vpp

Amplitudo Frekuensi Amplitudo Output (Vpp) Frekuensi Output


Input Input (kHz)
(Vpp) (kHz)
10 10 Amplitudo = 10 x 0,25 1
Frekuensi = 20 𝑥 5 𝑥 10−6 = 10
= 2,5
10 20 Amplitudo = 10 x 0,25 1
Frekuensi = 10 𝑥 5 𝑥 10−6 = 20
= 2,5
10 30 Amplitudo = 10 x 0,25 1
Frekuensi = 7 𝑥 5 𝑥 10−6 = 28,57
= 2,5
10 40 Amplitudo = 10 x 0,25 1
Frekuensi = 5 𝑥 5 𝑥 10−6 = 40
= 2,5
10 50 Amplitudo = 10 x 0,25 1
Frekuensi = 4 𝑥 5 𝑥 10−6 = 50
= 2,5
10 60 Amplitudo = 10 x 0,25 1
Frekuensi = 3 = 66,67
𝑥 5 𝑥 10−6
= 2,5

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
• Ss rangkaian

Variasikan besarnya amplitude input 5 Vpp hingga 10 Vpp dengan frekuensi input tetap sama, yaitu
10 KHz.

✓ Amplitudo 5Vpp

✓ Amplitudo 6Vpp

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
✓ Amplitudo 7Vpp

✓ Amplitudo 8Vpp

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
✓ Amplitudo 9Vpp

✓ Amplitudo 10Vpp

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
Variasikan besarnya frekuensi input 10KHz hingga 60KHz dengan amplitude tetap 10Vpp.

✓ Frekuensi 10KHz

✓ Frekuensi 20KHz

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
✓ Frekuensi 30KHz

✓ Frekuensi 40KHz

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
✓ Frekuensi 50KHz

✓ Frekuensi 60KHz

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
4.4 Analisa

Nama: Azrefki Miftahul Jannah

Nim: 202011225

Pada praktikum kali ini modul VIII yang berjudul “ Pulse Amplitude Modulation (PAM)”.
Dimana bertujuan untuk mengetahui bentuk rangkaian pulse amplitude modulation, kemudian
mengetahui bentuk sinyal PAM berdasarkan input yang dimasukkan, dan yang terakhir bertujuan
untuk mengetahui pengaruh amplitude dan frekuensi masukan terhadap sinyal keluaran PAM. Pulse
amplitude modulation (PAM) adalah salah satu dari bebera[a bentuk modulasi tunggal di mana data
di transmisikan melalui memvariasikan amplitudo pulsa dalam urutan teratur pulsa listrik atau
elektromagnetik. Dalam kasus sinyal modulasi amplitude pulsa analog, jumlah amplitude pulsa bisa
tak terbatas. Modulasi amplitude pulsa Sebagian besar digunakan dalam transmisi data digital dengan
aplikasi non baseband. Konsep dasar PAM adalah merubah amplitude signal carrier yang berupa
deretan pulsa (diskrit) yang perubahannya mengikuti bentuk amplitude dari signal informasi yang
akan dikirimkan ke tempat tujuan. Sehingga sinyal informasi yang dikirim (sinyal output) tidak
seluruhnya tapi hanya sampelnya saja (sampling sigal). Pada PAM, sinyal pulsa carrier dimodulasi
oleh sinyal informasi analog sehingga membentuk sinyal keluaran.

Adapun alat dan perlengkapan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah yang pertama
ada pc (personal computer), kemudian ada aplikasi proteus 8.10 merupakan sebuah software untuk
mendesain PCB yabg juga dilengkapi dengan simulasi PSpice pada level skematik sebelum rangkaian
skematik di-upgrade ke pcb, proteus mampu mengkombinasikan program ISIS untuk membuat
skematik desain rangkaian dengan program ARES untuk membuat layout PCB dari skematik yang
kita buat. Adapun komponen-komponen yang digunakan yaitu ada IC 4016, Ic 555, battery, function
generator , cap-pol, capacitor, dan resistor. Pada rangkaian pulse amplitude modulation (PAM) kita
memerlukan tiga resistor yang bernilai R1=1k, R2=1k, R3=39k, lalu memerlukan dua CAP-POL
yang bernilai C1= 10uF dan C3=22uF , dan lalu memerlukan satu kapasitor c2= 100pF dan dengan
baterai bernilai sebesar 10V. lalu ada oscilloscope dan signal generator yang berguna untuk
menghasilkan gelombang. Masing- masing alat memiliki fungsi yang berbeda yaitu IC 4016 yang
berfungsi sebagai komponen yang memodulasi sinyal, lalu berikutnya da IC 555 (timer 555), dimana
berfungsi untuk mendeteksi pulsa yang hilang, kemudian ada battery yang berfungsi sebagai sumber
tegangan, kemudian ada function generator adalah alat uji elektronik yang dapat membangkitkan
berbagai bentuk gelombang. Bentuk gelombang yang dapat dihasilkan oleh function generator
diantaranya seperti bentuk gelombang sinus (sine wave), gelombang kotak (square Wave),

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
gelombang gigi gergaji (saw tooth wave), gelombang segitiga (triangular wave) dan gelombang pulsa
(pulse wave). Kemudian ada kapasitor adalah komponen elektonika pasif yang dapat menyimpan
energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi kapasitor (kondensator) di antaranya adalah
dapat memilih gelombang radio pada rangkaian tuner, sebagai Perata arus pada rectifier dan juga
sebagai filter di dalam rangkaian power supply (catu daya). Kemudian ada resistor adalah komponen
yang digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena bisa berfungsi sebagai pengatur atau untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor arus listrik dapat
didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan Namanya resistor bersifat resistif dan
umumnya terbuat dari bahan karbon. Kemudian ada signal generator yang berfungsi sebagai pengatur
bentuk gelombang sinyal, Adapun tombol pada signal generator yang memiliki fungsi masing-masing
di antaranya ialah range amplitude dimana berfungsi untuk mengatur skala amplitudo yaitu skala V
dan skala mV , kemudian tombol level yang berwarna merah berfungsi untuk mengatur berapa nilai
amplitude yang di inginkan, lalu berikutnya ialah tombol range frekuensi yang berfungsi untuk
mengatur skala pada frekuensi dengan skala MHz, KHz, dan Hz, lalu ada tombol centre frekuensi
yang berfungsi untuk mengatur berapa nilai resistansi yang di inginkan. Kemudian osiloskop adalah
alat ukur elektronika yang berfungsi memmproyeksikan bentuk sinyal listrik.

Pada modul delapan ini memiliki teori-teori yang berhubungan, pembentukan sinyal PAM
pada proses digitalisasi menggunakan pulsa merupakan Langkah pertama dengan cara
membangkitkan sinyal pulse dari pulse generator dengan mengatur lebar pulse (To) secara diskret.
Pada blok diagram PAM, ia bertugas untuk melakukan sampling dari sinyal informasi yang masuk
tepat pada saat sinyal carrier high. Selama sinyal carrier high, pam melakukan hold (tahan) yang akan
berakhir jika carrier sudah low Kembali. Besar frekuensi sinyal carrier pada umumnya lebih besar
dari sinyal informasi. Modulasi adalah proses pengiriman sinyal data yang masih berupa sinyal analog
atau berbentuk sinusoidal. Pada modulasi pulsa, pembawa informasi berupa deretan pulsa pulsa.
Pembawa yan berupa pulsa-pulsa ini kemudian dimodulasi oleh sinyal informasi, sehingga
parameternya berubah sesuai dengan besarnya amplituso sinyal pemodulasi (sinyal informasi).
Modulasi adalah proses perbahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu
sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya
berfrekuensi rendah)bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa
gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Analog adalah system pengolahan sinyal yang datanya diolah
secara kontinyu, atau bertahap.

Pada praktikum modul VIII ini terdapat 2 kali percobaan, pada percobaan pertama nilai
amplitude inputnya sebesar 5 Vpp untuk amplitude inputnya bis akita variasikan sendiri dari 5Vpp

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
sampai 10 Vpp , disini ssaya memakai amplitude sebesar 5Vpp. sedangkan frekuensi inputnya sebesar
10 KHz, untuk niai amplitude outputnya sebesar 1,25 mV sedangkan frekuensinya sebesar 10 Hz.
Untuk percobaan kedua kita menggunakan amplitude input 10 Vpp dan untuk frekuensi inputnya bis
akita variasikan dari 10 KHz sampai dengan 60 KHz. Disini saya menggunakan frekuensi sebesar 10
KHz. Dimana nilai amplitude outputnya sebesar 2,50 mV dan nilai frekuensi outputnya sebesar 10
Hz.

Adapun kesalahan pada praktikum kali ini adalah kurang telitinya praktikan dalam membuat
rangkaian, seperti pada aplikasi yang sering mengalami error sehingga pada digital osiloskop tidak
menyatu sinyal carrier dan sinyal informasi, kurang teliti nya saat merangkai rangkaian seperti
kesalahan dalam membuat satuan komponen, pada digital osiloskop pengaturannya belum benar atau
masih belum sesuai dengan yang di modul. Pada saat menghitung banyaknya kotak tidak pas menaruh
gelombang sehingga sering salah terjadi perhitungan.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
Nama: Guariel Tambunan

Nim: 202011227

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
Nama: Gina Amalia Firdaus

Nim: 202011228
Pada praktikum modul VIII Sistem Telekomunikasi membahas Modulasi. Modulasi adalah
proses pengubahan atau varying suatu gelombang periodic sehingga menjadikan suatu sinyal mampu
membawa suatu informasi atau singkatnya proses penumpangan sinyal informasi terhadap sinyal
carrier (pembawa) dimana parameter sinyal pembawa atau sinyal carrier diubah ubah terhadap yang
lain (yaitu sinyal pemodulasi yang berupa sinyal informasi). Sinyal informasi dapat berbentuk sinyal
audio, sinyal video, atau sinyal yang lain. Pada modul ini terdapat 2 percobaan, yaitu pertama Pulse
Amplitude Modulation atau disingkat PAM. Tujuan dari pecobaan ini ada 3, yaitu pertama
mengetahui bentuk rangkaian Pulse Amplitude Modulation, kedua Mengetahui bentuk sinyal PAM
berdasarkan input yang dimasukkan, dan ketiga Mengetahui pengaruh Amplitudo dan Frekuensi
masukan terhadap sinyal keluaran PAM. Pembentukan sinyal termodulasi Yang menjadi konsep
dasar dari PAM adalah pengubahan amplitude pembawa yang berupa deretan pulsa (diskrit)
mengikuti bentuk amplitude dari signal informasi yang akan dikirimkan. Dalam hal ini sinyal
informasi yang dikirimkan hanya sampel saja, tidak secara keseluruhan (sampling signal). Nantinya
proses ini menghasilkan pulsa pada saat pencuplikan dimana besarnya sesuai dengan sinyal informasi
(pemodulasi). Ketika membaca nilai 1 sinyal di hold kemudia turun menjadi nol. Lalu membaca lagi
1 dan hold, begitu seterusnya. Proses pemodulasian perlu diperhatikan bahwasanya kandungan
informasi pada sinyal pemodulasi tidak boleh berkurang. Pencuplikan harus dilakukan dengan
frekuensi minimal dua kali lipat frekuensi maksimum sinyal pemodulasi (2.fm) atau sebagaimana
syarat Nyquist (fs ≥ 2 . fm). Pada PAM, dibutuhkan dua sinyal, yaitu sinyal informasi dan sinyal
carrier. Sinyal carrier berbentuk sinyal pulsa. Hal terpenting dalam Teknik modulasi pulsa selain
PAM, yaitu Pulse Frequency Modulation (PFM), Pulse Phase Modulation (PPM), dan Pulse Duration
Modulation (PDM). Sinyal informasi dan sinyal carrier akan masuk ke PAM dan menghasilkan
output berupa siyal diskrit tetapi bentuk sinyal amplitude mengikuti sinyal informasi. Pada blok
diagram PAM, ia bertugas untuk melakukan sampling dari sinyal informasi yang masuk tepat pada
saat sinyal carrier High. Selama sinyal carrier High, PAM melakukan Hold(tahan) yang akan berakhir
jika carrier sudah Low kembali. Peralatan atau komponen yang diperlukan dalam percobaan ini
adalah resistor dengan nilai R1 = 1k ohm, R2 = 1k ohm, R3 = 39k ohm, Kapasitor dengan nilai C1 =
10 uF, C2 = 100 pF, C3 = 22 uF, Quad Bilateral Switch (IC 4016), Battery 10 Volt, Fungsi Generator
dengan nilai 0 hingga 1 MHz, osiloskop dengan nilai 0 hingga 20 MHz serta kabel penghubung.
Kalau dilihat pada rangkaian, Timer 555 berfungsi sebagai generator atau carier sedangkan Quad
Bilateral Switch sebagai PAM. VSIM Generator berfungsi sebagai sinyal informasi yang akan masuk

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
ke Resistor R1 dan kapasitor C1, lalu masuk ke PAM kemudian dilakukan sampling dan hold.
Terdapat 2 percobaan yang dilakukan, yaitu percobaan pertama memvariasikan besar nilai amplitude
input mulai dari 5 Vpp hingga 10 Vpp. Percobaan kedua memvariasikan besarnya nilai frekuensi
input dari 10 kHz sampai 60 kHz. Dapat disimpulkan dari percobaan semakin besar nilai frekuensi
input semakin besar pula nilai frekuensi outputnya. Nilai frekuensi output cenderung sama dengan
nilai frekuensi input. Sedangkan nilai amplitude outputnya sama semua yaitu 2,50 Vpp. Dalam
praktikum ini memungkinkan terjadi kesalahan. Kesalahan yang terjadi bisa saja terjadi dari praktikan
pada saat merangkai, yaitu salah memasukkan nilai dari komponen, kesalahan dalam menetukan
periodenya, serta kesalahan pada saat perhitungan ataupun pembulatan perhitungan.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
Nama: M. Fathan Ramayani

Nim: 202011229

Pada praktikum modul VIII kali ini tentang “Pulse Amplitude Moduasi (PAM)”. Dimana
pada modu ini terdapat beberapa tujuan yaitu, mengetahui bentuk rangkaian Pulse Amplitude
Modulation, Mengetahui bentuk sinyal PAM berdasarkan input yang dimasukkan, Mengetahui
pengaruh amplitudo dan frekuensi masukan terhadap sinyal keluaran PAM. Adapun alat dan bahan
yang digunakan pada praktikum kali ini ialah tiga buah Resistor yang berfungsi untuk menghambat
arus listrik yang mengalir; tiga buah kapasitor yang digunakan untuk menyimpan arus atau tegangan,
Quad Bilateral Switch yang mana menggunakan IC 4016; Batteray dengan kapasitas 10 Volt, Fungsi
generator dengan kapasitas 0 sampai 1 MHz; Osiloskop dengan kapasistas yang sama dengan Fungsi
Generator yaitu 0 sampai 1 MHz, dan kabel penghubung yang digunakan untuk menghubungkan
rangkaian agar dapat bekerja secara maksimal.

Modulasi merupakan proses pencampuran dimana dua sinyal menjadi satu sinyal.
Biasanya sinyal yang dicampurkan yaitu sinyal yang berfrekuensi tinggi dan sinyal yang berfrekuensi
rendah. Dimana dengan memanfaatkan karakteristik masing-masing sinyal, maka modulasi dapat
digunakan untuk mentransmisikan sinyal informasi pada daerah yang luas atau jauh. Sebagai contoh
sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lainya, sinyal tersebuh harus
ditumpangkan kepada sinyal lainya. Tujuan modulasi adalah transmisi menjadi efisien atau
memudahkan pemancaran; masalah perangkat keras menjadi mudah; menekan derau atau
interferansi; untuk memudahkan pengaturan alokasi frekuensi audio; untuk multiplexing, proses
penggabungan beberapa sinyal informasi untuk disalurkan secara bersamasama melaluisatu kanal
transmisi. Fungsi modulasi sendiri digunakan untuk memindahkan posisi spektrum dari sinyal data,
dari pita spektrum yang rendah ke spektrum yang jauh lebih tinggi.Hal ini dilakukan pada transmisi
data tanpa kabel (dengan antena), dengan membesarnya data frekuensi yang dikirim maka dimensi
antenna yang digunakan akan mengecil. Modulasi analog terbagi menjadi tiga jenis yaitu, amplitude
modulation (AM). Modulasi ini adalah jenis modulasi paling simple, frekuensi pembawa atau carrier
diubah amplitudenya sesuai dengan signal informasi atau message signal yang akan dikirimkan.
Dengan kata lain AM adalah modulasi dalam mana amplitude dari signal pembawa (carrier) berubah
karakteristiknya sesuai dengan amplitude signal informasi. Modulasi ini disebut juga liear
modulation, artinya bahwa pergesar frekuensinya bersifat linier mengikuti signal informasi yang akan
ditransmisikan. Jenis kedua yaitu frekuensi modulation (FM). Modulasi frekuensi adalah salah satu
cara memodifikasi atau merubah sinyal sehingga memungkinkan untuk membaawa dan

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
mentransmisikan informasi ketempat tujuan. Frekuensi dari sinyal pembawa (carrier signal) berubah-
ubah menurut besarnya amplitude dari signal informasi. FM ini lebih tahan noise dibandingkan
dengan AM.

Kemudian dalam membuat rangkaian kita mulai dengan menempatkan seluruh alat dan
komponen yang akan kita gunakan pada percobaan ini. Langkah selanjutnya ialah merangkai seluruh
komponen dan alat tersebut. Kemudian, ikuti arahan rangkaian sesuai gambar yang ada di modul.
Lalu, di antara resistor dengan kapasitor, sambungkan osiloskop supaya gelombang sinyal dapat
dibaca. Dan, balikkan kembali sambungan ke Function Generator pada kutub yang satunya.

Pada praktikum kali ini karena ingin mencoba dengan 2 variable bebas yang berbeda,
maka kita akan membuat 2 buah data pengamatan yang berbeda juga. Di tabel data pengamatan yang
pertama yang akan di jadikan variable bebas atau data yang divariasikan adalah besar level amplitudo
input (Vpp) dan untuk besar frekuensi input dibuat tetap terus-menerus yaitu sebesar 10 kHz.
Sedangkan, pada tabel data pengamatan yang kedua dibuat menjadi variable beabs atau adata yang
divariasikan ialah frekuensi input dari 10-60 kHz dan untuk beasr ampitudo input dibuat tetap terus-
menerus sebesar 10 Vpp

Komponen-komponen yang digunakan pada praktikum VII ini adalah resistor, analog
primitive , dimana ada 3 resistor yang digunakan yaitu R1 = 1k , R2 = 1k , dan R3 = 39k, lalu juga
ada IC 555 analog timer/oscillator, capacitor analog primitive, cap-pol 2 komponen yaitu cap-pol 1
= 10uF cappol 2= 22 uF, IC 4016 yang quad bilateral switch, lalu juga ada battery yang device (multi-
cell) sebesar 10V , lalu ada juga osiloskop, lalu ada ground dan signal generator, lalu ada juga
kapacitor yang analog primitive dimana capacitor ini adalah 100 pF. Lalu rangkai dan dirun. lalu atur
juga pada osilator nya dimana besar channel A itu 1 mV dan untuk besar channel B adalah 0,25 ,V
dan juga untuk horizontal nya yaitu 5 uS. Allu atur juga pada signal generator nya juga dimana pada
frequency range nya 1 dan frequency centre nya 10.0k , dan juga atur amplitude nya adalah 5 Vpp.
Dimana pada percobaan pertama ini kita memvariasikan amplitude input dimana mulai dari 5 Vpp, 6
Vpp, 7 Vpp, 8 Vpp, 9 Vpp, 10 Vpp , 11 Vpp dan 12 Vpp. Dan untuk frekuensi input nya adalah sama
semua 10 kHz. Disini didapat nilai amplitude output dengan menghitung tinggi 1 gelombang, yaitu
pada saat 5 Vpp = 5 kotak, pada saat 6 Vpp = 6 kotak, pada saat 7 Vpp = 7 kotak, pada saat 8 Vpp =
8 kotak, pada saat 9Vpp = 9 kotak, pada saat 10 Vpp = 10 kotak, pada saat 11 Vpp = 11 kotak, pada
saat 12 Vpp = 12 kotak, dimana disini untuk menghitung nilai amplitude output nya adalah dikali
dengan channel B yaitu 0,25. Contoh pada 12 vpp dihasilkan 12 kotak berarti = 12 x 0,5 = 6 . dan
untuk bagian kedua adalah frek output dimana disini kita menghitung jumlah kotak pada Panjang

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
gelombangnya , dimana disini didapatkan hasil yaitu 20 kotak untuk setiap perubahan amplitude nya,
jadi baik saat amplitude nya 6 Vpp, 7 Vpp, 8 Vpp, 9 Vpp, 10 Vpp , 11 Vpp dan 12 Vpp menghasilkan
20 kotak yang sama. Dimana disini untuk nilai frekuensi nya adalah 1/ jumlah kotak dikalikan dengan
nilai horizontal. Jadi contoh nya jika pada 6 vpp Panjang gelombang nya adalah 20 kotak berarti nilai
frekuensi output nya adalah 1/20 dikalikan dengan 5uS . lalu pada tabel kedua kita mengvariasikan
nilai frek input nya dan untuk amplitude nya tetap semua pada 10 Vpp, dimana kita mengvariasikan
frek input mulai dari 10 kHz,20 kHz, 30 kHz, 40 kHz, 50 kHz, 60 kHz. Dimana untuk amplitude
input yang dihasilkan adalah 10 kotak dimana disini untuk menghitung nilai amplitude output nya
adalah dikali dengan channel B yaitu 0,25. Contoh pada 60kHz dihasilkan 10 kotak berarti = 10 x 0,5
= 5 . dan untuk bagian kedua adalah frek output dimana disini kita menghitung jumlah kotak pada
Panjang gelombangnya , dimana disini didapatkan hasil yaitu 20 kotak untuk setiap perubahan
amplitude nya, jadi baik saat amplitude nya 10 kHz,20 kHz, 30 kHz, 40 kHz, 50 kHz, 60 kHz
menghasilkan 20 kotak yang sama. Dimana disini untuk nilai frekuensi nya adalah 1/ jumlah kotak
dikalikan dengan nilai horizontal. Jadi contoh nya jika pada 6 vpp Panjang gelombang nya adalah 20
kotak berarti nilai frekuensi output nya adalah 1/20 dikalikan dengan 5uS .

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan dari praktikum modul 8 ini adalah :
1. Mengetahui bentuk rangkaian PAM dimana di rangkaian PAM menggunakan IC 401
2. Mengetahui bentuk sinyal PAM berdasarkan input yang dimasukkan dimana bentuk sinyal
akan membentuk diskrit yang mempunyai sinyal informasi dabn sinyal carrier
3. Mengetahui pengaruh amplitude dan frekuensi masukan terhadap sinyal keluaran PAM,
seperti yang di ketahui pada amplitudo akan menghasilkan grafik menaik atau semakain
meningkat dan pada frekuensi mempengaruhi banyak sinyal sampling pada gelombang
diskrit.
4.2 saran
1. kepada praktikan, selalu mengikuti arahan atau instruksi dari asisten laboratorium
pada saat praktikm online berlangsung.
2. Lebih teliti lagi pada saat melakukan merangkai dan supaya tidak ada Langkah yang
tertinggal.
3. Praktikan diharapkan agar tetap megikuti Langkah yang diarahkan dan Ketika belum
diketahui bertanya kepada asisten.

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN
Kelompok F3
Daftar Pustaka

• https://fahmizaleeits.wordpress.com/tag/pulse-amplitude-modulation-pam/
• https://teknikelektronika.com/pengertian-modulasi-jenis-modulasi-analog-digital/

Laboratorium Sistem Telekomunikasi


Institut Teknologi PLN

Anda mungkin juga menyukai