Anda di halaman 1dari 15

PERCOBAAN I

MODULASI AMPLITUDO

A. TUJUAN
A.1. PENGAMATAN RANGKAIAN AM
1. Mengamati bentuk rangkaian sinyal modulasi amplitude
2. Mengamati pengaruh induktor dan kapasitor terhadap sinyal modulasi
3. Mengamati pengaruh filter RLC pada modulasi AM.

A.2. PENGAMATAN DOMAIN WAKTU


1. Mengamati bentuk sinyal keluaran dari modulasi amplitudo pada domain
waktu
2. Mengamati pengaruh indeks modulasi terhadap sinyal modulasi

A.3. PENGAMATAN DOMAIN FREKUENSI


1. Mengamati bentuk sinyal keluaran dari modulasi amplitudo domain frekuensi
2. Menentukan nilai upper side band (USB) dan lower side band (LSB) dari
pengamatan spektrum sinyal AM

B. DASAR TEORI

B.1 Pengertian Modulasi

Modulasi didefinisikan sebagai proses mengubah beberapa karakteristik tertentu


dari sebuah sinyal pembawa (carrier), sesuai dengan karakteristik sinyal
pemodulasi. Disini sinyal pemodulasi adalah sinyal pesan yang akan dibawa,
sedangkan hasil dari modulasi (yaitu sinyal pembawa yang telah berubah
karakteristiknya) disebut sebagai sinyal termodulasi (Hsu, 2004:34).

Terdapat tiga parameter kunci Elektronika dasar (2013) pada suatu gelombang
sinusoidal yaitu amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat
dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk
membentuk sinyal yang termodulasi. Peralatan untuk melaksanakan proses
modulasi disebut
modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi awal (kebalikan dari
proses modulasi) disebut demodulator. Informasi yang dikirim bisa berupa data
analog maupun digital, sehingga terdapat dua jenis modulasi yaitu :

B.2 Modulasi Amplitudo


Modulasi Amplitudo (AM) adalah penumpangan sinyal informasi terhadap
sinyal carrier (pembawa) dimana amplitudo sinyal carrier akan berubah-ubah
mengikuti perubahan amplitudo sinyal informasinya. Dibandingkan dengan FM
(Modulasi Frekuensi) AM mempunyai kelebihan diantaranya adalah jarak transmisi
AM lebih jauh dibandingkan FM. Namun AM lebih rentan terkena noise
dibandingkan dengan FM. Oleh karena itu satsiun radio yang sering kita dengar
kebanyakan menggunakan FM karena suara yang dihasilkan melalui transmisi
menggunakan FM lebih jernih.
Modulasi amplitudo mempunyai pengertian yaitu metode modulasi di mana
amplitudo gelombang carrier (pembawa) dibuat bervariasi menurut harga sesaat
dari sinyal pemodulasi. Dengan kata lain, bila gelombang pembawa dimodulasikan
ke amplitudo, maka amplitudo bentuk gelombang tegangan pembawa dibuat
berubah sesuai dengan tegangan yang memodulasi. Jenis modulasi ini kemudian
disebut sebagai modulasi amplitudo (AM).
Dalam sistem modulasi amplitudo sinyal suara ditumpangkan pada frekuensi
pembawa yang berupa gelombang radio, sehingga pada sistem ini amplitudonya
yang berubah-ubah. Kelemahan sistem modulasi amplitudo adalah mudah
terganggu oleh derau cuaca, akan tetapi modulasi amplitudo ini dapat menjangkau
jarak jauh dan dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer.
B.3 Teorema Nyquist
Teorema Nyquist berbunyi :
“Jika suatu fungsi x (t) tidak mengandung frekuensi yang lebih tinggi dari hertz
B, Jika suatu fungsi x (t) tidak mengandung frekuensi yang lebih tinggi dari hertz
B, itu benar-benar ditentukan dengan memberikan koordinat tersebut pada
serangkaian itu benar-benar ditentukan dengan memberikan koordinat tersebut pada
serangkaian titik berjarak 1 / (2B) detik terpisah titik berjarak 1 / (2B) detik
terpisah”
Teorema nyquist ditrapkan dalam penetapan waktu sample. Teorema nyquist
Teorema nyquist ditrapkan dalam penetapan waktu sample. Teorema nyquist
meyatakan frekuensi suara yang dicuplik adalah dua kali dari kanal tunggal atau
meyatakan frekuensi suara yang dicuplik adalah dua kali dari kanal tunggal atau
lebar lebar pita. jadi jika pita. jadi jika bandwith atau lebar bandwith atau lebar pita
adalah 4kHz maka diambil 2× pita adalah 4kHz maka diambil 2×4000 yaitu 4000
yaitu s. Menurut teorema nyquist bila frekuensi sampling lebih kecil dari frekuensi
s. Menurut teorema nyquist bila frekuensi sampling lebih kecil dari frekuensi
informasi/sumber maka akan terjadi penumpukan frekuensi/aliasing.
informasi/sumber maka akan terjadi penumpukan frekuensi/aliasing.
Teorema ini biasa disebut teorema sampling Nyquist, karena juga ditemukan
Teorema ini biasa disebut teorema sampling Nyquist, karena juga ditemukan secara
independen oleh ET Whittaker, oleh Vladimir Kotelnikov, dan oleh orang secara
independen oleh ET Whittaker, oleh Vladimir Kotelnikov, dan oleh orang lain, juga
dikenal sebagai Nyquist-Shannon-Kotelnikov, Whittaker-Shannonlain, juga dikenal
sebagai Nyquist-Shannon-Kotelnikov, Whittaker-ShannonKotelnikov, Whittaker-
Nyquist-Kotelnikov -Shannon, WKS, dll, teorema sampling, Kotelnikov,
Whittaker- Nyquist-Kotelnikov -Shannon, WKS, dll, teorema sampling, serta
Kardinal Teorema Interpolasi Teori. Hal ini sering disebut hanya sebagai serta
Kardinal Teorema Interpolasi Teori. Hal ini sering disebut hanya sebagai teorema
sampling. teorema sampling.
Pada intinya, teorema menunjukkan bahwa sinyal analog bandlimited yang Pada
intinya, teorema menunjukkan bahwa sinyal analog bandlimited yang telah sampel
bisa sangat direkonstruksi dari urutan tak terbatas sampel jika laju telah sampel bisa
sangat direkonstruksi dari urutan tak terbatas sampel jika laju sampling sampel
melebihi 2B per detik, dimana B adalah frekuensi tertinggi dalam sampling sampel
melebihi 2B per detik, dimana B adalah frekuensi tertinggi dalam sinyal asli. Jika
sinyal berisi komponen tepat hertz B, maka sampel berjarak pada sinyal asli. Jika
sinyal berisi komponen tepat hertz B, maka sampel berjarak pada tepat 1 / (2B)
detik tidak sepenuhnya menentukan sinyal, meskipun pernyataan tepat 1 / (2B)
detik tidak sepenuhnya menentukan sinyal, meskipun pernyataan Shannon. Kondisi
ini cukup dapat menjadi lemah, seperti dibahas di Sampling sinyal Shannon.
Kondisi ini cukup dapat menjadi lemah, seperti dibahas di Sampling sinyal non-
baseband di bawah ini. non-baseband di bawah ini.
Teorema ini juga mengarah pada rumus untuk rekonstruksi sinyal asli. Bukti
Teorema ini juga mengarah pada rumus untuk rekonstruksi sinyal asli. Bukti
konstruktif dari teorema mengarah ke pemahaman tentang aliasing yang dapat
terjadi konstruktif dari teorema mengarah ke pemahaman tentang aliasing yang
dapat terjadi ketika sistem pengambilan sampel tidak memenuhi kondisi teorema.
ketika sistem pengambilan sampel tidak memenuhi kondisi teorema.
Teorema sampling menyediakan suatu kondisi yang cukup, namun tidak satu
Teorema sampling menyediakan suatu kondisi yang cukup, namun tidak satu
perlu, perlu, untuk untuk rekonstruksi rekonstruksi sempurna. sempurna. Bidang
Bidang dikompresi dikompresi penginderaan penginderaan menyediakan
menyediakan kondisi sampling ketat ketika sinyal yang mendasari diketahui jarang.
Compressed kondisi sampling ketat ketika sinyal yang mendasari diketahui jarang.
Compressed penginderaan khusus menghasilkan kriteria sampling sub-Nyquist.

B.4 Jenis-Jenis Modulasi Amplitudo


B.4.1. AM SSB (Single Sideband) adalah salah satu jenis modulasi amplitudo dimana
spektrum frekuensi yang dipancarkan hanya salah satu dari spektrum frekuensi
AM yaitu frekuensi LSB (Lower Sideband) atau frekuensi USB (Upper
Sideband) saja.
B.4.2. AM DSBFC (Double Sideband Full Carrier) disebut juga full AM dimana
spektrum yang dipancarkan adalah spektrum frekuensi AM yaitu frekuensi LSB
dan frekuensi USB. Bandwidth sinyal termodulasinya adalah sama dengan dua
kali sinyal informasinya B.4.3. AM DSBSC (Double Sideband Supprised
Carrier) adalah jenis modulasi amplitudo dimana spektrum frekuensi carrier di
tekan mendekati nolkkk.
B.4.4. AM VSB (Vestigial Sideband) sering digunakan pada industri televisi komersial
untuk transmisi dan penerimaan sinyal video. Pada VSB sebagian komponen
LSB ikut di transmisikan dengan komponen USB dan komponen pembawa .
B.4.5. Sideband adalah beberapa komponen yang ada di setiap proses modulasi.
Contohnya pada AM SSB maka sideband yang di transmisikan adalah sideband
frekuensi LSB atau USB saja. Tentunya di suatu sistem terdapat juga transmisi
sideband.

B.5 Blok diagram system Telekomunikasi


Secara umum, Sistem Telekomunikasi dapat digambarkan dalam diagram blok
berikut:

Gambar B.5.1 Blok Diagram Sistem Telekomunikasi


Information Source (Sumber Informasi): Merupakan pesan yang ingin disampaikan.
Dapat berupa suara, gambar, data, kode, dll.
Transmitter (Tx): Rangkaian yang mengubah informasi yang akan dikirimkan ke
dalam bentuk sinyal yang sesuai dengan media yang akan dilaluinya.
Contoh :
 Microphone : getaran suara sinyal listrik
 Pemancar radio : sinyal listrik gel. elektromagnetik
Channel (Kanal): Media pengiriman sinyal dari satu tempat ke tempat lain

Contoh:
 Kabel : kawat, serat optik
 Udara : gelombang elektromagnetik
Receiver (Rx): Mengubah kembali sinyal yang diterima dari media komunikasi ke
bentuk semula (informasi)
Catatan: Receiver dan transmitter harus merupakan pasangan modulasi-demodulasi
yang sesuai.
Noise (derau):
 Energi random yang tidak diinginkan, tetapi selalu muncul dalam setiap proses
transmisi
 Terjadi di semua titik

B.6 LSB (Lower Side Band) dan USB (Upper Side Band)
LSB (Lower Side Band) adalah mode oprasi pita sisi tunggal yang umum pada
amatir 40, 80 dan 160 meter.
USB (Upper Side Band) adalah Mode Oprasi sideband tunggal yang umum pada
band amatir HF 20, 17, 15, 12 dan 10 meter, dan semua band VHF dan UHF.

B.7 Kelebihan dan Kekurangan AM


Kelebihan :
1. Memiliki range jangkauan yang luas karena sinyal AM mampu dipantulkan pada
lapisan udara teratas yaitu ionosfer.
2. Lebih mudah dimodulasi karena lebih sederhana.
3. Sinyal dapat berubah menjadi suara dengan peralatan sederhana. Jika sinyal
cukup kuat, bahkan tidak dibutuhkan sumber daya khusus, dan dapat diterima
dengan sebuah penerima radio kristal sederhana tanpa catu daya sama sekali
(mungkin beberapa pembaca pernah mengalami proyek radio kristal di masa
kecil).
Kekurangan :
1. Dapat terganggu oleh gangguan atmosfir.
2. Daya yang dibutuhkan lebih besar dibandingkan FM.
3. Bandwith yang sempit juga membatasi kualitas suara yang dapat disampaikan
oleh kegiatan broadcasting radio.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Personal Computer (PC)
2. 1N4001
3. ALTENATOR
4. CAPASITOR
5. INDUCTOR
6. RESISTOR
7. OSILOSKOP
8. Program MATLAB
9. GUI Amplitude Modulation Demo

D. LANGKAH PERCOBAAN
D.1 PENGAMATAN RANGKAIAN AM
1. Menghidupkan komputer yang akan digunakan
2. Membuka aplikasi Proteus
3. Mengklik scematic capture seperti gambar dibawah ini

4. Mengklik component mode , lalu klik pick device.

5. Mencari komponen-komponen yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian.


6. Merangkai seperti rangkaian dibawah ini
7. Menentukan parameter sinyal informasi (amplitudo dan frekuensi) pada
blokModulating Signal.
8. Menentukan parameter sinyal carrier (amplitudo dan frekuensi) pada
blokCarrier Signal.
9. Mengklik tombol run untuk menampilkan keluaran sinyal.
10. Mengamati bentuk sinyal keluaran dan catat hasil percobaan.

D.2 PENGAMATAN DOMAIN WAKTU


1. Menghidupkan Komputer yang akan digunakan.
2. Membuka program MATLAB.
3. Mengketik “guide” pada command windowdi program MATLAB.
4. Membuka file GUI Amplitude Modulation Demo dengan format *m file atau
*fig.
5. Mengklik tombol “run” pada tampilan GUI atau editor.

Gambar D.2. Tampilan GUI Amplitude Modulation


6. Menentukan parameter sinyal informasi (amplitudo dan frekuensi) pada
blokModulating Signal.
7. Menentukan parameter sinyal carrier (amplitudo dan frekuensi) pada
blokCarrier Signal.
8. Menglik tombol Time Domain pada GUI untuk menampilkan keluaran sinyal
AM pada domain waktu.
9. Mengamati bentuk sinyal keluaran dan catat hasil percobaan.
10. Mengulangi pengamatan pada keluaran sinyal AM dengan amplitudo sinyal
informasi yang berbeda.

D.3 PENGAMATAN DOMAIN FREKUENSI


1. Mengikuti langkah 1 sampai 7 pada sub percobaan I.
2. Mengklik tombol Spectrum pada GUI untuk menampilkan keluaran sinyal AM
pada domain frekuensi.
3. Mengamati bentuk sinyal keluaran dan catat hasil percobaan.
4. Mengulangi pengamatan spektrum sinyal AM dengan frekuensi sinyal
informasi yang berbeda.
E. DATA HASIL PERCOBAAN
E.1 Tabel hasil pengamatan rangkaian
L= 4 mH
C= 2 nF

Frekuensi Resonansi 1 = 36.46 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 1 = 1.2 V

Frekuensi Resonansi 2 = 46.46 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 2 = 2 V

Frekuensi Resonansi 3 = 56.46 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 3 = 2.3 V

Frekuensi Resonansi 4 = 66.46 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 4 = 1.9 V

Frekuensi Resonansi 5 = 76.46 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 5 = 1.3 V

L= 5 mH
C= 5 nF

Frekuensi Resonansi 1 = 11.84 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 1 = 0.5 V

Frekuensi Resonansi 2 = 21.84 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 2 = 1 V

Frekuensi Resonansi 3 = 31.84 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 3 = 2.2 V

Frekuensi Resonansi 4 = 41.84 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 4 = 1 V

Frekuensi Resonansi 5 = 51.84 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 5 = 0.8 V
L = 8 mH
C = 6 nF

Frekuensi Resonansi 1 = 3.01 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 1 = 0.3 V

Frekuensi Resonansi 2 = 13.01 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 2 = 1 V

Frekuensi Resonansi 3 = 23.01 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 3 = 2.1 V

Frekuensi Resonansi 4 = 33.01 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 4 = 0.9 V

Frekuensi Resonansi 5 = 43.01 KHz


Amplitudo Sinyal Hasil Modulasi 5 = 0.5 V
E.2. Tabel hasil pengamatan domain waktu.

Sinyal informasi Sinyal carrier 1


1 Vm =…… Vc =……
fm =…… fc =……

Sinyal informasi Sinyal carrier 2


2 Vm =…… Vc =……
fm =…… fc =……

Sinyal informasi Sinyal carrier 3


3 Vm =…… Vc =……
fm =…… fc =……

Dst….
E.3 Tabel hasil pengamatan domain frekuensi.

Sinyal informasi Sinyal carrier 1


1 Vm =…… Vc =……
fm =…… fc =……

Sinyal informasi Sinyal carrier 2


2 Vm =…… Vc =……
fm =…… fc =……

Sinyal informasi Sinyal carrier 3


3 Vm =…… Vc =……
fm =…… fc =……

Dst….
F. ANALISA DATA

F.1 Analisa pengamatan rangkaian AM


F.2. Analisa sinyal domain waktu.
F.3 Analisa sinyal domain frekuensi

G. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2022. Modul Praktikum Dasar Telekomunikasi. Laboratorium


Telekomunikasi.
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik. Universitas Mataram.

Anda mungkin juga menyukai