Anda di halaman 1dari 14

JURNAL SISTEM TELEKOMUNIKASI

PENERIMA AM DENGAN EMPAT FREQUENCY HOPPING

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1

ANGGOTA KELOMPOK : DIMAS YUDITH FAUZAN


NADIA JULIANTI
RR ALIKA DEWI NINGRUM

KELAS : TT-2C

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PRODI TEKNIK
TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK
NEGERI JAKARTA
Abstrak

Teknik frequency hopping merupakan teknik yang memodulasi sinyal informasi

dengan frekuensi yang lompat-lompat. Frekuensi yang berubah-ubah ini dipilih oleh kode

tertentu yang disebut spreading code. Kode ini dibangkitkan oleh rangkaian pembangkit

PN (Psedeu Noise) sebagai pengendali frekuensi keluaran. Proses penebaran spektral

pada frequency hopping dilakukan dengan mengubah-ubah frekuensi pembawa secara

periodik. Teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi interferensi dan multipath fading

yang dapat menurunkan kualitas layanan. Tujuan penelitian ini adalah membuat penerima

AM dengan frequency hopping. Penerima AM dengan frequency hopping memiliki dua

blok utama yaitu, blok PLL (Phase Lock Loop) dan blok penerima. Blok penerima terdiri

dari RF amplifier, mixer, IF amplifier, detektor, filter, dan penguat audio. Sedangkan blok

PLL terdiri dari osilator referensi, VCO, phase comparator, dan pembagi terprogram.

Proses hopping sendiri terjadi pada blok PLL. Penerima AM yang dibuat dapat menerima

frekuensi carrier 900kHz, 950kHz, 1000kHz dan 1050kHz. Proses penerimaan sinyal

belum dapat disinkronisasi karena perangkat pesinkronisasi antara pemancar dengan

penerima masih dalam tahap pengerjaan. Penerima AM dapat menerima sinyal informasi

dengan frekuensi carrier yang berbeda, namun belum bekerja secara baik yakni semua

output frekuensi carrier dapat menerima sinyal informasi yang dikirim pada satu

frekuensi carrier yang ditala.


1. Pendahuluan
Dalam sistem komunikasi pada
Minat akan penggunaan
saat ini, penggunaan frekuensi pada suatu
frekuensi AM pada saat ini sangat minim.
area tertentu sudah sangat padat sehingga
Hal ini disebabkan karena kualitas
interferensi dan noise dapat saja terjadi.
layanan yang kurang baik. Dengan
Permasalahan tersebut dapat diatasi
bertambahnya frekuensi AM yang baru,
dengan sistem spread spectrum karena
bandwidth yang dihasilkan akan semakin
data yang dikirim pada sistem ini adalah
sempit, sehingga dapat menyebabkan
data acak yang dikenal sebagai noise.
interferensi serta tingkat keamanan
Jika penerima tidak mengetahui kode
informasi yang rendah.
yang digunakan, maka penerima hanya
akan menerima sinyal noise saja. Permasalahan ini telah dicoba
diatasi dengan membuat pemancar dan
Istilah spread spectrum
penerima radio AM dengan frequency
digunakan karena pada sistem ini, sinyal
hopping. Penelitian sebelumnya
yang ditransmisikan memiliki bandwidth
menghasilkan sistem komunikasi radio
yang jauh lebih lebar dari bandwidth
AM broadcast dengan dua frekuensi
sinyal informasi (mencapai ribuan kali).
carrier yang ditransmisikan secara
Proses penebaran bandwidth sinyal
hopping. Tidak ada sinkronsasi antara
informasi ini disebut spreading. Salah
pemancar dan penerima. Pada penelitian
satu teknik spread spectrum yang dikenal
ini, penulis akan mengembangkan
adalah Frequency hopping Spread
penelitian sebelumnya dengan membuat
Spectrum (FHSS).
penerima AM menggunakan
Frequency hopping Spread menggunakan empat frekuensi carrier
Spectrum (FHSS) adalah teknik yang yang ditransmisikan secara
memodulasi sinyal informasi dengan tersinkronisasi dengan pemancar
frekuensi yang lompat-lompat (tidak
konstan). Frekuensi yang berubah-ubah 2. Pembahasan
ini dipilih oleh kode tertentu. Sistem 2.1. Modulasi Amplitudo
frequency hopping (FH) menggunakan Modulasi adalah proses pengubahan
kode penebar (spreading code) yang atau pengaturan parameter sinyal
dibangkitkan oleh rangkaian pembangkit berfrekuensi tinggi oleh sinyal informasi
urutan PN (pseudo noise) sebagai berfrekuensi rendah. Modulasi amplitudo
pengendali frekuensi keluaran sebuah (Amplitude Modulation, AM) merupakan
pensintesis frekuensi. jenis modulasi yang mengubah amplitudo
sinyal carrier. Dalam modulasi
amplitudo, suatu tegangan yang
sebanding dengan sinyal modulasi
ditambahkan kepada amplitudo sinyal
carrier.

Sinyal carrie dinytakan dengan :

Gambar 2.2 Bentuk gelombang pemodulasi.

Keterangan : Proses modulasi menghasilkan sinyal


termodulasi yang dinyatakan dengan :
 Ec max : Amplitudo sinyal
carrier.
 c : Frekuensi sudut
carrier. Keterangan :
 c : Fasa carrier.
 Ec max : Amplitudo sinyal
carrier.
 Em : Amplitudo sinyal
pemodulasi.
  : Frekuensi sudut
pemodulasi.

Gambar 2.1 Bentuk gelombang carrier.

Sinyal pemodulasi dinyatakan dengan :

Keterangan : Gambar 2.3 Bentuk gelombang termodulasi.

 Em max : Amplitudo sinyal


2.2. Penerima AM
pemodulasi.
Pesawat penerima harus
 m : Frekuensi sudut
melaksanakan sejumlah fungsi. Pertama,
pemodulasi.
penerima harus menangkap sinyal radio
 m : Fasa pemodulasi.
AM dari pemancar berupa sinyal carrier
dan menolak sinyal lain yang tidak
diinginkan. Selanjutnya, penerima harus
menguatkan sinyal yang diinginkan
sampai ke tingkat yang dapat digunakan Kinerja rangkaian tertala tergantung
yaitu 540kHz sampai 1600kHz. dari frekuensi, lebar bandwidth, dan
Akhirnya, penerima harus memulihkan faktor kualitas (Q). Rangkaian ini biasa
sinyal informasi dari sinyal carrier dan dipakai dalam tapis (filter), osilator, dan
menyampaikan kepada pemakai. Gambar penguat radio. Rangkaian tala terdiri
2.4 menunjukkan diagram blok penerima induktor dan kapasitor baik secara seri
AM secara umum. seperti ditunjukkan pada Gambar 2.5
maupun paralel seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.6.

Gambar 2.4 Diagram blok penerima AM


Gambar 2.5 Rangkaian tertala seri.

a) Antena

Berfungsi untuk menerima


gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan oleh pemancar radio. Antena
dapat berupa konduktor yang akan Gambar 2.6 Rangkaian tertala pararel.

menangkap sinyal radio AM dari


pemancar untuk diteruskan ke bagian c) Mixer

penguat frekuensi. Digunakan untuk mengubah sinyal

b) RF amplifier dari suatu frekuensi ke frekuensi lain.


Pada penerima AM, mixer berfungsi
Digunakan untuk memperkuat suatu
mencampur sinyal RF amplifier dengan
frekuensi sinyal, dengan menaikkan
sinyal output osilator. Semua rangkaian
tegangan suatu sinyal tanpa
mixer memanfaatkan dua sinyal
menyebabkan penyimpangan pada sinyal
sinusoidal yang dikalikan bersama.
itu sendiri, atau dengan kata lain
Hasilnya terdiri atas komponen frekuensi
meningkatkan SNR (Signal to Noise
yang dijumlahkan dan dikurangkan atau
Ratio). Rangkaian RF amplifier
selisihnya. Dengan persamaan sinyal
dirancang dengan menggunakan rangkain
osilator yaitu :
penguat tertala.
Detektor AM biasanya
menggunakan aplikasi dioda. Dioda
dan sinyal RF yaitu : bertindak sebagai sebagai penyearah dan
dapat dianggap sebagai saklar ON
apabila tegangan input positif, yang
perkalian kedua sinyal menjadi : memungkinkan kapasitor memuat
(charge) sampai ke puncak input RF.
Selama berlangsungnya setengah negatif
dari siklus RF, dioda OFF, tetapi
kapasitor tetap menahan muatan positif
d) IF Amplifier yang diterima sebelumnya, maka
tegangan keluaran tetap pada nilai positif
IF amplifier menggunakan
puncak RF. Akan terjadi pelepasan
rangkaian yang sama dengan rangkaian
muatan kapasitor (discharge), yang
RF amplifier. Yang membedakan adalah
menghasilkan riak RF (RF ripple) pada
frekuensi sinyal masukan. Jika IF
bentuk gelombang output. Rangkaian
amplifier dibuat dengan rangkaian pasif,
detektor AM ditunjukkan pada Gambar :
maka perhitungan mengacu pada sub bab
2.1.2. Rangkaian IF amplifier mendapat
sinyal masukan dari mixer yang
berfrekuensi 455kHz. Kemudian daya
sinyal tersebut akan dikuatkan. Sinyal
Gambar 2.7 Rangkaian Detektor AM.
radio yang diterima pada frekuensi Fs
dicampur dengan sinyal dari osilator
f) LPF (Low Pass Filter)
lokal pada Fo (biasanya ditempatkan di
atas Fs), dan frekuensi selisih yang LPF (Low Pass Filter) yaitu filter

dihasilkan diambil sebagai frekuensi yang mampu melewatkan frekuensi

intermediate atau IF karena : rendah saja dengan tujuan melewatkan


rentang frekuensi tertentu dan
IF = Fo - Fs
menekan/menolak rentang frekuensi yang
lain.
e) Detektor

Berfungsi memulihkan sinyal


informasi dari modulated carrier
sehingga menghasilkan tegangan
keluaran proporsional yang merupakan
Gambar 2.8 Karakteristid ideal LPF.
sinyal modulasi atau sinyal informasi
input amplifier, seperti yang ditimbulkan
Gambar 2.12 merupakan bentuk oleh noise, akan diperkuat dan sebagian
karakteristik ideal LPF jika ditinjau sinyal yang diperkuat diumpanbalikkan
berdasarkan band. Ada dua area pada kepada input. Jika sinyal umpan balik itu
filter, yaitu : mempunyai amplitudo yang cukup dan
 Pass Band, rentang frekuensi yang fasanya tepat, maka proses dapat
dilewatkan (ditunjukkan dengan huruf menghasilkan suatu sinyal yang
a). menopang sendiri atau osilasi. Gambar
 Stop Band, rentang frekuensi yang 2.9 menunjukan skematik blok osilator.
ditolak (ditunjukkan dengan huruf b)

g) Audio Amplifier

Audio amplifier berfungsi


memperkuat daya dari filter yang
menghasilkan sinyal audio. Jenis penguat
yang digunakan adalah penguat Gambar 2.9 Skematik blok osilator.
menggunakan OpAmp. Rangkaian
menggunakan OpAmp akan lebih mudah Input Vi dikalikan dengan penguatan
dibuat dari pada menggunakan transistor depan A untuk memberikan Output Vo.
dan volume bisa diatur dengan Sebagian kecil B diumpan balikan untuk
potensiometer. Selain mempunyai bati memberikan input Vi. Jadi AB = 1 adalah
tegangan, penguat memiliki bati daya, kondisi yang diperlukan untuk menopang
yang ditentukan dengan : osilasi.

i) Speaker

Merupakan perangkat yang


dengan P ac o adalah daya output ac, P
menerima sinyal masukan dan
dc in adalah daya input dc. memberikan respon keluaran berupa
frekuensi audio dengan cara
menggetarkan komponennya yang
h) Osilator
berbentuk selaput. Speaker berfungsi
Secara umum osilator dapat untuk mengubah sinyal suara yang
dimodelkan sebagai amplifier berumpan berupa getaran listrik menjadi suara.
balik positif. Setiap gangguan kecil pada
2.3. Teknik Prequency Hopping
Frequency hopping atau lompatan mengirimkan informasi yang sama jika
frekuensi adalah perubahan frekuensi menggunakan pembawa tunggal.
sinyal pembawa secara periodis yang Lompatan dari satu frekuensi ke
diatur oleh algoritma tertentu. Frekuensi frekuensi yang lain diatur secara
ini akan membawa informasi selama berurutan atau secara acak dengan
periode tertentu dan berpindah ke menggunakan sandi pseudorandom.
frekuensi yang lain , begitu seterusnya Sandi pseudorandom adalah sandi acak
seperti diperlihatkan Gambar 2.10 yang mempunyai deretan sandi yang
akan terulang secara periodis dalam
perioda yang cukup lama. Dengan
mengacak pola lompatan, sinyal
penggangu (interfering signal)
diharapkan dapat dihindari. Jika
interefensi muncul dan menggangu salah
satu kanal berfrekuensi, misal f 2 , maka
sinyal pembawa akan selalu mengalami
gangguan tetapi hanya saat berada pada
Gambar 2.10 Teknik frequency hopping. frekuensi f 2 . Hal ini diperlihatkan pada
Gambar 2.11
Anak panah pada Gambar 2.10
menunjukkan urutan lompatan (hop)
frekuensi, dari frekuensi f 1 f 3  f 7
 f 2  f 5  f 4  f 6, demikian
berulang-ulang. Perpindahan frekuensi
terjadi beberapa ratus sampai beberapa
ribu kali dalam satu detik. Stasiun
penerima juga harus melakukan
perpindahan frekuensi dengan lompatan
yang sama supaya informasi yang Gambar 2.11 Interferensi pada transmisi
dikirimkan dapat diterima kembali. frequency hopping.
Frequency hopping merupakan salah satu
dari teknik spektrum tersebar (spread- 2.4. Diagram Blok Sistem
spectrum) dimana bandwidth yang Komunikasi Radio AM
digunakan jauh lebih lebar dari Frequency hopping
bandwidth minimum yang
Sistem komunikasi radio AM
diperlukan untuk Frequency hopping (FH) mempunyai
blok-blok utama penyusun sistem seperti 2.5. Diagram Blok Penerima AM
yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Pada Dengan Empat Frequency
bagian pemancar (Transmitter, Tx) hopping
terdapat blok tone generator yang
Gambar 2.12 merupakan diagram
berfungsi untuk membangkitkan sinyal
blok penerima AM dengan frequency
sinkronisasi dari empat frekuensi carrier.
hopping tersinkronisasi. Sinyal yang
Empat frekuensi carrier yang telah
masuk melalui antena akan diumpankan
tersinkronisasi tersebut kemudian
ke penguat RF untuk memperbaiki derau.
diterima oleh penerima AM (Receiver,
Kemudian sinyal diteruskan ke mixer,
Rx) secara bergantian sesuai waktu yang
dicampur dengan sinyal dari osilator
telah ditentukan. Rx terdapat blok tone
lokal sebagai sinyal referensi, sehingga
detector untuk menerima sinyal
terbentuk frekuensi antara IF
sinkronisasi yang berfungsi untuk
(Intermediate Frequency). Amplitudo
mendeteksi sinyal yang diterima sesuai
sinyal dikuatkan oleh penguat IF dan
dengan sinyal yang ditransmisikan dari
diteruskan ke detektor untuk pemisahan
tone generator.
sinyal informasi dan sinyal carrier.
Selanjutnya sinyal diteruskan lagi ke LPF
untuk ditapis. Kemudian sinyal audio dari
output LPF diteruskan ke pengatur
volume untuk dihubungkan ke speaker
dengan empat tone audio yang berbeda di
masing-masing frekuensi. Sinyal
Gambar 2.11 Blok diagram umum sistem
referensi yang berasal dari osilator lokal
komunikasi radio AM FH.
diganti dengan sistem PLL. Teknik
frequency hopping terjadi pada blok PLL
Gambar 2.12 Diagram Blok Penerima AM Dengan Empat Frequency hopping.

kapasitor dengan asumsi L = 3,9 H .


2.6. Rancangan Rangkaian
Nilai ini dipilih karena mudah didapat di
Tiap Blok pasaran. Nilai kapasitor dihitung
a) RF Amplifier menggunakan persamaan :

RF amplifier menggunakan
rangkaian penguat tertala output, yaitu
kapasitor dan induktor paralel pada
output (kaki kolektor transistor). Skema
rangkaian ditunjukkan pada Gambar
Setelah dilakukan penyederhanaan maka
2.13.
diperoleh :

Pada praktek menggunakan C


sebesar 6,8nF karena toleransi yang
dihasilkan kurang dari 5% dibandingkan
Gambar 2.13 Penguat tertala output.
dengan nilai C pada perhitungan.

Sinyal yang masuk berada pada Transistor yang digunakan adalah


frekuensi 900kHz, 950kHz, 1000kHz, 2N2222A dan nilai Ic yang digunakan
dan 1050kHz. Frekuensi tengah 975kHz merupakan arus kolektor yang typical
digunakan untuk menghitung nilai
yaitu sebesar 50 mA. Dengan asumsi
nilai CQ e I  I dan menggunakan
datasheet C fe I  h , nilai  diperoleh
sebesar 200. Rc ditentukan dengan
asumsi bahwa Rc adalah hambatan dalam b) Mixer, IF Amplifier, dan Detektor
induktor sebesar 2Ω. Perhitungan biasing
Mixer, IF amplifier, dan detektor
dc mengacu pada persamaan (2.11) dan
menggunakan sebuah IC ZN414. IC
(2.13), yaitu :
ZN414 mampu digunakan pada frekuensi
Bagian output dari kaki kolektor 150kHz sampai 3MHz. Tampak bawah
transistor nilai Re ditentukan sebagai dari IC ZN414 dan skema rangkaian
berikut : ZN414.

Perhitungan nilai komponen eksternal IC


ZN414 menggunakan persamaan yaitu :

Pada praktek menggunakan nilai Re


sebesar 120 karena toleransi yang Pada praktek menggunakan :
dihasilkan kurang dari 5% dibandingkan
dengan nilai pada perhitungan.

Bagian input dari kaki basis transistor Perancangan menggunakan nilai


nilai Rb ditentukan sebagai berikut : RAGC sebesar 4kΩ. Nilai ini digunakan
agar mendapatkan nilai C out yang
mudah didapat dipasaran. Gambar 3.4
menunjukkan rangkaian IC ZN414
Menggunakan persamaan, maka :
dengan rangkaian eksternal.

Dengan asumsi Vbe = 0,7 Volt (jenis


silikon), maka :

Gambar 2.14 IC ZN 414 dengan


rangkaian eksternal.
IC ZN414 membutuhkan lima resistor dan kapasitor menggunakan
komponen eksternal untuk memberikan penskalaan frekuensi dan impedansi
kualitas yang baik pada penerima AM. sebagai berikut :
Induktor dan kapasitor yang diparalel
Menentukan Kf menggunakan persamaan
digantikan dengan sebuah komponen IFT
(Intermediate Frequency Transformer)
yang berfungsi menepatkan frekuensi
antara, sedangkan komponen resistor dan
kapasitor lainnya merupakan komponen Menentukan C basic :
pendukung agar dapat memberikan
kualitas yang baik. Input mendapat
masukan sinyal dari PLL dan RF
amplifier, dan langsung masuk pada
mixer. Kemudian dikeluarkan melalui
output setelah melalui IF amplifier dan
detektor di dalam IC

c) Low Pass Filter


Menentukan R actual menggunakan
Perancangan menggunakan LF356 persamaan dengan asumsi Kr  12000 ,
[20] sebagai rangkaian filter aktif dua maka :
pole (kutub), karena dengan dua pole
sudah mampu melewatkan frekuensi
yang diharapkan yaitu 20kHz. Rangkaian
filter aktif dua pole ditunjukkan pada
Gambar 2.15
Pada praktek menggunakan C1 sebesar
1nF dan C2 sebesar 0,47nF.

Dengan nilai yang sudah ditentukan,


dapat dibuktikan frekuensi yang
dilewatkan sudah tidak melebihi
frekuensi keluaran IF amplifier. Bentuk
Gambar 2.15 Fillter aktif. decibel dari tanggapan amplitudo dapat
Low Pass Filter (LPF) pada dicari dengan menggunakan persamaan :
penerima AM mempunyai frequency
cutoff ( fc ) 20kHz. Perhitungan nilai
e) PLL (Phase Lock Loop)
PLL yang dirancang mempunyai output
frequency sebesar 900kHz, 950kHz, 1000kHz
dan 1050kHz, dengan frequency steps sebesar
1kHz. Output frequency merupakan frekuensi
keluaran yang diharapkan dari perancangan.
Setelah dilakukan penyederhanaan Frequency steps adalah perubahan frekuensi
diperoleh : tiap clock. Output PLL dicampur dengan sinyal
keluaran RF amplifier di mixer.

 Rangkaian Osilator Referensi :


d) Audio Amplifier

Audio amplifier menggunakan


TBA820. Op Amp ini merupakan Op
Amp untuk penguat daya dengan kontrol
volume. Rangkaian dan nilai komponen
sesuai dengan datasheet. Penguatan
terjadi pada resistor (R1) kaki input
negatif TBA820. Semakin besar nilai
Gambar 2.17 Rangkaian pembangkit
resistor (R1) maka semkin kecil
frekuensi referensi 1kHz.
penguatan yang dihasilkan dan
sebaliknya. Skema rangkaian penguat
 Voltage Controlled Oscillator (VCO)
daya ditunjukkan pada Gambar
dan Phase Comparator :

Gambar 2.16 Rangkaian Penguat Daya. Gambar 2.1 Rangkaian VCO dan Phase
Comparator dengan CD4046
3. Kesimpulan Osilator, (4) Rangkaian Mixer,
Pemancar AM (5) Rangkaian IF Amplifier,
(Amplitude Modulation) (6) Rangkaian Detector , dan

merupakan alat yang (7) Rangkaian Audio


Amplifier, perancangan ini
digunakan untuk
juga dilengkapi dengan skema
memancarkan sinyal
rangkaian dan di setiap skema
yang telah dimodulasi
rangkaian terdapat titik-titik
amplitudo. Untuk
pengukuran. 2. Hasil
menerapkan teknik pengamatan menunjukkan
frequency hopping menggunakan PLL (phase
dalam pemancar AM ini. locked loop). PLL memberi
Frequency hopping kemudahan dalam mengatur
diterapkan dengan frekuensi carrier secara
mengubah-ubah periodis.
frekuensi carrier selama
periodis yang diatur penerima AM yang dibuat bekerja
dengan urutan tertentu. dengan baik, yakni dapat merubah
Pengaturan perubahan sinyal yang telah termodulasi yang
frekuensi carrier, diterima menjadi sinyal informasi.
sedangkan yang diterima 3. Pembuatan jurnal dan rangkaian

oleh penerima AM itu ini dilakukan dengan berkerjasama

sendiri sinyal yang dengan teman kelompok yang


dapat mempermudah dan
dimodulasi dari
meperkecil kesalah karena dapat
Pemancar AM 1.
berdiskusi dan saling berpendapat.
Rangkaian yang dirancang
memiliki dua fungsi
penerima radio, yakni
sebagai penerima Daftar Pustaka
Frekuensi Modulasi (FM)  PENERIMA AM DENGAN
dan penerima Amplitudo
FREQUENCY HOPPING
Modulasi (AM).
(usd.ac.id)
Perancangan rangkaian
Penerima Radio AM/FM
terdiri dari beberapa
bagian yaitu : (1) Antena
(2) Rangkaian RF
bAmplifier, (3) Rangkaian

Anda mungkin juga menyukai