Anda di halaman 1dari 10

A.

Rangkaian Horizontal
Sirkit bagian defleksi horisontal TV modern terdiri dari bagian-bagian :

1. VCO (Voltage Controlled Oscillator)


2. Horisontal Count-down ( Pembagi Frekwensi )
3. Horisontal Automatic Frequency Control (Hor AFC)
4. Horisontal Driver
5. Horisontal Output
6. Kumparan Defleksi Horisontal ( Def yoke )

Sirkit VCO, Horisontal Count-down, PH1 dan PH2 pada teve modern berada
dalam kemasan ic besar yang dinamakan ic Jungel bersama dengan bagian lain seperti
Vertikal osilator, Video/Chroma, Video IF dan SoundIF.

1. VCO (Voltage Controlled Oscillator)

Merupakan osilator pembangkit frekwensi tinggi dimana besar frekwensinya


dapat dikendalikan oleh suatu perubahan tegangan dc. Berbagai macam ic Jungel
mempunyai sistim kerja yang sedikit berbeda pada bagian VCO. Pada teve model lama
frekwensi osilator diperoleh dengan menggunakan eksternal keramik resonator yang
mempunyai frekwensi 500Khz. Pada model-model baru eksternal resonator semacam ini
sudah tidak digunakan lagi dan frekwensi osilator menggunakan referensi dari osilator
yang juga digunakan untuk bagian pemroses warna.

Frekwensi yang dihasilkan VCO masih sangat tinggi dan oleh Horisontal
Countdown frekwensi akan diturunkan dengan cara dibagi-bagi (dengan sirkit pembagi
frekwensi) sehingga diperoleh frekwensi horisontal (atau line frekwensi). Besarnya
keluaran frekwensi horisontal secara otomatis akan mengikuti sistim sinyal video yang
diterima. Jika terima sistim PAL frekwensi horisontal adalah 15.625 Hz dan jika terima
sistim NTSC frekwensinya adalah 15.750 Hz. 

 
2. Horisontal AFC.

Jepang menggunakan istilah AFC (Automatic Frekwency Control) dan Eropa


menggunakan istilah PH (Phase Horizontal). Digunakan untuk menjaga agar frekwensi
horisontal sinkron dan stabil frekwensinya. Frekwensi horisontal yang tidak sinkron dan
tidak stabil (berubah frekwensinya) dapat menyebabkan gambar terlihat menjadi seperti
garis-garis miring (roboh seperti motif batik) atau gambar bergeser kiri-kanan. Makin
banyak jumlah garis-garis miring, berarti makin jauh frekwensi horisontal berubah. Teve
model lama hanya menggunakan sebuah sirkit AFC, sedangkan teve sekarang
menggunakan Double Horisontal AFC.

a. AFC.1

Sirkit inilah yang berfungsi untuk menjaga agar "frekwensi" horisontal


tetap stabil tidak berubah. Jika frekwensi horisontal berubah frekwensinya maka
akan menyebabkan gambar nampak terkoyak-koyak atau roboh. 
Bagian ini bekerja dengan cara membandingkan frekwensi sinyal horisontal dari
VCO dengan frekwensi sinyal sinkronisasi horisontal yang diterima dari sinyal
gambar teve. Kalau kedua frekwensi tidak sama, maka frekwensi VCO akan
dikoreksi oleh AFC.1 sehingga keluaran frekwensi horisontal menjadi sama
dengan frekwensinya sinyal sinkronisasi horisontal.

b. AFC.2

Berfungsi untuk menjaga agar "phase" horisontal tetap stabil. Phase


horisontal yang tidak stabil akan menyebabkan gambar nampak tetap utuh tetapi
tidak stabil sehingga gambar "bergeser kearah kiri-kanan" layar.
Bagian ini bekerja dengan cara membandingkan phase keluaran dari horisontal
osilator dengan phase pulsa flyback (FBP = Flyback Pulse) yang berasal dari
umpan balik pin-AFC tranfo flyback. Jika kedua pulsa tersebut phasenya tidak
sama, maka akan dikoreksi oleh sirkit AFC.2 agar phase menjadi sama. Sirkit
ajusment Horisontal Shift berhubungan dengan bagian ini.
Gambar dibawah adalah merupakan contoh blok diagram osilator Horisontal Count Down
dengan Double Horisontal AFC.

Gambar dibawah adalah contoh blok diagram sirkit osilator Horisontal Count Down yang dengan
Single Horisontal AFC (misalnya TA8690)

3. Horisontal driver.

Berfungsi untuk memperkuat sinyal frekwensi horisontal yang dikeluarkan dari ic


Jungel dan dan sebagai “penyesuai impedansi” dengan bagian Horisontal-out. Sebagai
penghubung (kopel) antara Horisontal Driver dengan Horisontal Output umumnya
digunakan sebuah tranfo sebagai matching impedansi (penyesuai impedansi) dengan
tujuan untuk mendapatkan efisiensi kopel secara maksimum.

Peranan horisontal driver cukup kritis, karena  

a. Idealnya pada saat ON resistansi antara kolektor dengan emitor adalah nol. Jika drive
kurang akan menyebabkan transistor HOT tidak sepenuhnya "on", tetapi masih
mempunyai resistansi yang besar dan dapat menyebabkan transistor HOT panas.
b. Sebaliknya kalau drive over akan menyebabkan "storage time" atau waktu yang
dibutuhkan untuk kembali dari kondisi ON ke kondisi OFF transistor menjadi lebih
lama. Akibatnya periode "on time" transistor HOT menjadi lebih lama, sehingga
dapat pula menyebabkan transistor HOT panas. 

(lihat gambar diatas)

RC damper :

 Karena yang diperkuat berbentuk pulsa kotak dan kolektor dihubungkan dengan
kumparan tranfo horisontal drive, maka akibatnya akan timbul gangguan “frekwensi
ringing” pada kolektor transistor horisontal drive. Karena itu pada bagian ini dipasang
serial RC damper yang berfungsi untuk menghilangkan gangguan ringing ini (R433 &
C433)
 Kerusakan filter R433 7 C433 dapat menyebabkan timbulnya gangguan garis putih
vertikal pada layar TV.

Elko C434 dinamakan elko de-coupling.

 Berfungsi untuk memperbaiki kopling antara horisontal drive dengan horisontal-out


 Kerusakan elko filter C434 akan menyebabkan kopling kurang maksimal sehingga HOT
under drive,
 Under dirve dapat menyebabkan HOT panas dan lama-lama rusak.
 Terhadap gambar kerusakan elko ini dapat menimbulkan gangguan yang berupa
timbulnya beberapa deretan blok vertikal abu2 (tipis) pada bagian kiri layar.

4. Horisontal-Output

Merupakan bagian yang paling sulit dipahami. Bentuk tegangan yang melalui
masing-masing komponen berbeda satu sama lain.

Transistor HOT berfungsi untuk menyediakan power yang cukup agar mampu
menghasilkan tegangan berbentuk pulsa-pulsa untuk mendrive kumparan defleksi
horisontal. Transistor HOT umumnya mendapat suply tegangan B+ yang besarnya sekitar
dc 100 hingga 150v.   

Trafo flyback dilalui arus yang berbentuk pulsa-pulsa yang mengakibatkan


timbulnya tegangan induksi yang cukup tinggi sekitar 100 ~ kurang lebih 1500v.
Tegangan ini akan diterima oleh kolektor-emitor transistor HOT, oleh karena itu minimal
transistor HOT harus mempunyai tegangan kerja kolektor-emitor 1500v.

Bagian horisontal output merupakan sirkit yang paling sulit dipahami. Bentuk
tegangan maupun arus yang melalui masing-masing komponen berbeda satu sama lain.

Berikut adalah perbagian rangkaian horisontal beserta fungsinya:


 Rangkaian driver horisontal osilator. Dalam rangkaian ini terdapat Q1 dan T1 yang
berfungsi menguatkan sinyal horisontal. HDT atau T1 adalah sebuah trafo kecil dengan
dua buah kumparan, kumparan primer dan sekunder. Kumparan primer digunakan untuk
mengosilasikan sinyal dan diinduksikan kebagian sekunder kemudian diumpankan ke
basis transistor penguat. Primer trafo HDT bekerja pada tegangan 12vdc -60vdc,
sekunder trafo HDT sekitar 1vac -1,5vac.
 B+ adalah tegangan catu daya FBT. Diperoleh dari power supply melalui sebuah R fuse
dengan nilai dibawah 10ohm. Digunakan sebagai sumber daya agar fbt dapat bekerja.
 T2 atau Transformator FBT.  Berfungsi sebagai tranformator step up sekaligus step
down. Dapat berfungsi apabila sinyal horisontal sampai ke transistor penguat horisontal.
Transistor dapat bekerja sebagai saklar tegangan dengan frekuensi 15.625 kali per detik
sehingga kumparan didalam fbt mengalami osilasi.   Output step up meliputi 30kVdc
anoda CRT, 1,5kVdc fokus  CRT, 160vdc-300vdc untuk screen CRT, tegangan 180v
RGB ( kadang dipakai kadang tidak ). Output step down meliputi tegangan heater 5vac –
7 vac, Afc, 24v untuk vertikal, 12 v.
 Q2 atau Transistor penguat horisontal. Basis terhubung ke output HDT, kolektor
terhubung ke FBT dan kumparan defleksi horisontal. 
 Horisontal pulsa. Berasal dari fbt, sering juga di sebut sebagai AFC. Namun ada beberapa
televisi yang mengambil pulsa dari pin heater. Digunakan untuk sinyal sinkronisasi OSD
pada layar. Terhubung ke IC program.
 ABL (automatic brighness limited). Dari pin brightness control ic program dan ic utama.
Digunakan untuk menyesuaikan brightness dilayar secara otomatis.

Berikut contoh gambar FBT / flyback transformator.


Contoh Flyback Transformator.

Keterangan gambar;
A. Anoda HV
B. Kabel Fokus
C. Kabel Screen / G2
D. Potensio Fokus ( ada beberapa fbt yang memiliki dua buah potensio fokus)
E. Potensio Screen G2
F. Pinout FBT

Contoh skema diagram pinout flyback dengan dibaca searah jarum jam.

Contoh skema flyback transformator.

5. Horisontal driver

Pada bagian ini berfungsi untuk menguatkan sinyal horisontal oscillator yang
berasal dari IC croma. Ketika IC croma mendapatkan tegangan, yang nama pin ICnya ada
yang ditulis dengan HVCC, VCC start, VCCH, Hstart dll. Maka sinyal oscilator
horisontal akan diteruskan ke bagian horisontal driver. Oleh bagian horizontal driver
didorong dan dikuatkan yang kemudian diberikan kepada bagian horisontal out. Bagian
ini berbentuk trafo kecil dan satu transistor.
6. Horisontal Out

Setelah menerima sinyal horisontal yang telah didorong dan dikuatkan oleh
bagian horisontal driver, kemudian bagian horisontal out akan menguatkan lagi dan
tegangan yang dikeluarkan pada bagian ini juga sangat besar. Bagian horisontal out ini
berbentuk transistor horisontal. Sinyal horisontal disamping untuk menghidupkan flyback
juga berfungsi untuk menarik gambar dari titik tengah ke arah kanan dan dari tengah ke
kiri, sehingga gambarnya menjadi penuh.

B. FLYBACK TV TABUNG

Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan tegangan tinggi, bekerja. Kedua


bagian antara horisontal out dan FBT/flyback  tidak bisa terpisahkan, walaupun tegangan
untuk flyback sudah ada namun jika sinyal horisontal belum sampai ke kaki basis
transistor horisontal out maka flyback ini belum dapat dikatakan sudah bekerja.
Pengaturan yang tersedia pada body flyback yang berbentuk trimpot dipergunakan untuk
mengatur kwalitas
gambar.Pada flyback tegangan sekundernya bervariasi, sesuai dengan kebutuhan rangkaia
nnya.

Tetapi secara garis besar, tegangan yang dihasilkan adalah:

1. Tegangan tinggi anoda tabung gambar

2. Tegangan tinggi fokus tabung gambar

3. Tegangan screen tabung gambar

4. Tegangan supply rangkaian vertikal

5. Tegangan supply untuk blok RGB out/katoda tabung gambar

6. Tegangan elemen heater tabung gambar
Contoh dari pin yang ada di flyback

Contoh fisik flyback

kegunaan tegangan yang di hasilkan flyback diatas :

1. Tegangan anoda adalah tegangan tertinggi yang dihasilkan flyback, tegangan berkisar dari 
15KV sampai kurang lebih 20KV. Jadi diharapkan agar berhati hati terhadap tegangan ini. 
Tegangan ini berguna memberikan tegangan pada tabung gambar supaya elektron yang dile
paskan katoda bisa ditarik menuju layar.
2. Tegangan focus adalah tegangan tinggi yang diperuntukkan mengatur focus gambar. Tegan
gan ini bisa diatur lewat potensio yang terdapat pada flyback. Letak persisnya, ada dua bua
h potensio pada flyback, yang diatas selalu untuk focus,dan yang dibawah diperuntukkan b
uat screen.
3. Tegangan screen pada flybak digunakan untuk mengatur terang gambar yang akan ditampil
kan pada tabung gambar. Biasanya tegangan yang digunakan berkisar dari 300V sampai de
ngan 400VDC.
4. Tegangan supply rangkaian vertikal, adalah tegangan yang diperuntukkan bagi blok vertika
l supaya dapat bekerja.tegangan yang dihasilkan bervariasi tergantung kebutuhan rangkaian 
vertikal itu sediri, ada yang menggunakan 12V, 15V, 25V, 40V, dll
5. Tegangan supply blok RGB out, biasanya tegangan yang gunakanberkisar dari 175V sampa
i dengan 200V
6. Tegangan heater,berfungsi sebagai supply elemen pemanas yang digunakan memanaskan e
lemen katoda pada tabung gambar.

Anda mungkin juga menyukai