Anda di halaman 1dari 50

ilmu pintar

Wednesday, June 8, 2016

Kerusakan bagian Defleksi Horisontal

Kerusakan bagian Defleksi Horisontal

Memahami dan Melacak Kerusakan sirkit Defleksi Horisontal


Dokumen ini kami susun dari berbagai sumber dan dari hasil pengalaman kerja pribadi sebagai
bengkel service, trainer kursus service radio-tv dan pengalaman bekerja pada sebuah perusahaan
elektronik yang pernah mempunyai kerja sama dengan perusahaan Jepang, Korea dan China
sebagai manager service station, sebagai manager teknik departemen customer service pusat
dalam mengelola dan menyediakan (sumber daya manusia) teknisi. Didedikasikan untuk para
teknisi televisi maupun mereka yang lagi belajar. Tujuannya adalah agar dapat berbagi
pengetahuan dan pengalaman dalam teknik reparasi TV.

Daftar isi :

1. Memahami cara kerja bagian Defleksi Horisontal.

    1.01 Fungsi bagian Defleksi Horisontal


    1.02 VCO (Voltage Controlled Oscillator)
    1.03 Horisontal Countdown (Pembagi Frekwensi)
    1.04 PH1 atau AFC1
    1.06 PH2 atau AFC2
    1.05 Horisontal driver 1.06 Bagian Horisontal Output
    1.06.1 Transistor HOT (Horisontal Output Transistor)
    1.06.2 Kapasitor Resonan
    1.06.3 Diode Damper
    1.06.4 Kumparan Horisontal Linear
    1.06.5 Kapasitor "S"
    1.06.6 Sirkit anti cacat cross-hatch
    1.06.7 Kumparan Def Yoke

2. Pembangkit tegangan tinggi Flyback

    2.01 Pulsa horisontal retrace untuk membangkitkan tegangan tinggi.


    2.02 Keuntungan memperoleh tegangan tinggi pada sirkit defleksi horisontal
    2.03 Tahanan internal tegangan tinggi flyback
    2.04 Pulsa dari flyback untuk sirkit bagian lain
3. Memahami cara kerja sirkit koreksi EW

4. Macam-macam kerusakan pada bagian Defleksi Horisontal

    4.01 Tidak ada suply tegangan B+ ke transistor HOT


    4.02 Cara memeriksa jika bagian defleksi horisontal sudah bekerja
    4.03 Bagian defleksi horisontal tidak kerja sama sekali.
    4.03.1 Osilator pada IC Jungel belum bekerja
    4.03.2 Kerusakan pada bagian horisontal driver
    4.03.3 Transistor HOT rusak
    4.03.4 Flyback rusak
    4.03.5 Kumparan def yoke rusak
    4.04 Tidak ada tegangan suply pada pin-H Vcc IC Jungel
    4.05 Bagian defleksi horisontal hidup sebentar terus mati.
    4.05.1 X-ray protektor aktip bekerja
    4.05.2 Over Current Protektor aktp bekerja
    4.05.3 Kerusakan pada bagian horisontal driver.
    4.06 Transistor HOT langsung rusak ketika TV dihidupkan
    4.07 Menghindari transistor HOT rusak berulang saat melacak kerusakan
    4.08 Transistor HOT panas sehingga TV rusak berulang setelah dipakai beberapa lama
    4.09 Gambar tidak sinkron atau roboh
    4.10 Gambar nampak sedikit bergeser kekiri sehingga timbul blok hitam pada bagian kanan
layar
    4.11 Timbul gangguan ada beberapa blok hitam vertikal pada back-ground raster bagian kiri
layar
    4.12 Timbul gangguan jembret yang berbentuk garis-garis putih atau hitam pendek jika
menampilkan gambar yang kontras
    4.13 Raster menyempit tidak penuh pada kiri-kanan layar
    4.14 Raster berbentuk seperti trapezium
    4.15 Raster atau gambar mengembang (blooming)
    4.16 Raster atau gambar kembang kempis (breathing)
    4.17 Timbul gangguan garis-garis kecil pada bagian pinggir kiri-kanan raster
    4.18 Gambar melipat tegak lurus ditengah layar (timbul gangguan garis putih tegak urus
dibagian tengah layar)
    4.19 Raster hanya berupa satu garis tegak lurus ditengah layar.
    4.20 Cacat horisontal linear, gambar pundak penyiar nampak tidak simetri.
    4.21 Cacat pin-cushion, gambar tampak melengkung pada kedua sisi kiri-kanan layar.
    4.22 Tegangan B+ drops.
    4.23 Membedakan penyebab tegangan B+ drops karena problem bagian horisontal atau karena
problem bagian power suply.
    4.24 Kerusakan def yoke
    4.25 Apakah def yoke rusak dapat diperbaiki
    4.26 Akibat jika def yoke diganti tidak sesuai orisonil-nya
1. Memahami cara kerja bagian Defleksi Horisontal.

1.01 Fungsi utama bagian defleksi horisontal adalah membangkitkan tegangan yang berbentuk
pulsa-pulsa untuk diumpankan ke kumparan defleksi horisontal. Arus yang melalui kumparan
defleksi berbentuk gigi gergaji dan digunakan untuk mengendalikan sinar elektron tabung
gambar agar melakukan penyapuan (scanning) dari bagian kiri kearah bagian kanan layar.
Tegangan pulsa-pulsa horisontal diumpankan langsung dari kolektor transistor HOT (Horisontal
Output Transistor) ke kumparan def yoke.
Fungsi kedua adalah membangkitkan tegangan tinggi untuk anode tabung gambar. Setelah
selesai melakukan penyapuan gambar 1 garis horisontal dari kiri ke bagian kanan layar maka
sinar elektron dengan cepat dikembali lagi ke bagian kiri layar untuk memulai lagi penyapuan 1
garis horisontal selanjutnya. Pulsa yang mengendalikan agar sinar elektron kembali lagi dengan
cepat ke bagian kiri layar dinamakan "pulsa horisontal retrace" yang dimanfaatkan untuk
membangkitkan tegangan tinggi dengan memasang tranfo pada bagian horisontal output. Oleh
karena itu tranfo dinamakan flyback (istilah lainnya adalah HVT atau FBT)Dengan kata lain
flyback sebagai pembangkit tegangan tinggi sifatnya hanya nunut saja pada sirkit defleksi
horisontal.

Sirkit defleksi horisontal TV modern terdiri dari bagian-bagian :


    VCO (Voltage Controlled Oscillator)
    Horisontal Count-down ( Pembagi Frekwensi )
    PH1 atau AFC1
    PH2 atau AFC2
    Horisontal Driver
    Horisontal Output
    Kumparan Defleksi Horisontal ( Def yoke )

Sirkit VCO, Horisontal Count-down, PH1 dan PH2 pada TV modern berada dalam kemasan IC
besar yang dinamakan IC Jungel bersama dengan bagian lain seperti Vertikal osilator,
Video/Chroma, Video IF dan SoundIF.

1.02 VCO (Voltage Controlled Oscillator) merupakan osilator pembangkit frekwensi tinggi
dimana besar frekwensinya dapat dikendalikan oleh suatu tegangan. Berbagai macam IC Jungel
mempunyai sistim kerja yang sedikit berbeda pada bagian VCO. Pada TV model lama frekwensi
osilator diperoleh dengan menggunakan eksternal keramik resonator yang mempunyai frekwensi
500Khz atau sirkit RC (Resistor-Capacitor). Pada model-model baru eksternal resonator
semacam ini sudah tidak digunakan lagi dan frekwensi osilator menggunakan referensi dari
osilator yang juga digunakan untuk bagian pemroses warna.
1.03 Frekwensi yang dihasilkan VCO masih sangat tinggi dan oleh Horisontal Countdown akan
diturunkan dengan cara dibagi-bagi sehingga diperoleh frekwensi horisontal (atau line
frekwensi). Besarnya keluaran frekwensi horisontal secara otomatis akan mengikuti sistim sinyal
video yang diterima. Jika terima sistim PAL frekwensi horisontal adalah 15.625 Hz dan jika
terima sistim NTSC frekwensinya adalah 15.750 Hz.
1.04 IC Eropa umumnya menggunakan istilah PH1(Phase Horizontal) dan IC Jepang
menggunakan istilah AFC1(Automatic Frekwency Control). Sirkit inilah yang membuat
frekwensi horisontal otomatis menyesuaikan dengan sinyal video yang diterima dan
menstabilkan "frekwensi" horisontal. Frekwensi horisontal yang tidak stabil atau berubah-ubah
akan menyebabkan gambar nampak terkoyak-koyak atau roboh.
Bagian ini bekerja dengan cara membandingkan frekwensi sinyal horisontal dengan frekwensi
sinyal sinkronisasi horisontal. Kalau kedua frekwensi tidak sama, maka frekwensi VCO akan
dikoreksi oleh PH1 sehingga keluaran frekwensi horisontal menjadi sama dengan frekwensinya
sinyal sinkronisasi horisontal.
1.05 PH2 atau AFC2 berfungsi untuk menstabilkan "phase" dari frekwensi horisontal. Phase
frekwensi horisontal yang tidak stabil akan menyebabkan gambar yang nampak tetap utuh tetapi
tidak stabil "bergeser-geser kearah kiri-kanan" layar.
Bagian ini bekerja dengan cara membandingkan phase keluaran frekwensi horisontal dengan
phase pulsa flyback (FBP) yang berasal dari pin-AFC tranfo flyback. Jika kedua pulsa tersebut
phasenya tidak sama, maka akan dikoreksi oleh PH1 agar phase menjadi stabil. Sirkit ajusment
Horisontal Shift berhubungan dengan bagian ini
1.06 Horisontal driver berfungsi untuk memperkuat sinyal frekwensi horisontal dari IC Jungel
sebelum diumpankan ke bagian horisontal output. Sebagai penghubung (kopel) bagian
Horisontal Driver dengan bagian Horisontal Output umumnya digunakan sebuah tranfo sebagai
matching impedansi (penyesuai impedansi) dengan tujuan untuk mendapatkan efisiensi kopel
secara maksimum. Peranan horisontal driver cukup kritis, karena
    Idealnya pada saat ON resistansi antara kolektor dengan emitor adalah nol. Jika drive kurang
akan menyebabkan transistor HOT tidak sepenuhnya "on", tetapi masih mempunyai resistansi
yang dapat menyebabkan transistor HOT panas.
    Sebaliknya kalau drive over akan menyebabkan "storage time" atau waktu yang dibutuhkan
untuk kembali dari kondisi ON ke kondisi OFF transistor menjadi lebih lama. Akibatnya periode
"on time" transistor HOT menjadi lebih lama, sehingga dapat pula menyebabkan transistor HOT
panas.
1.07 Bagian horisontal output merupakan bagian yang paling sulit dipahami. Bentuk tegangan
yang melalui masing-masing komponen berbeda satu sama lain. Tetapi secara garis besar dapat
dijelaskan fungsi masing-masing part yang ada sebagai berikiut.
1.07.1 Transistor HOT (Horizontal Output Transistor) berfungsi untuk menyediakan power yang
cukup agar mampu menghasilkan tegangan pulsa-pulsa kekumparan defleksi horisontal.
Transistor HOT umumnya mendapat suply tegangan B+ yang besarnya sekitar DC 100 hingga
150v.
Transistor HOT sebenarnya bukan berlaku sebagai sebuah penguat atau amplifier, tetapi berlaku
sebagai "switch on-off" yang dikemudikan oleh pulsa horisontal driver. Pada saat periode "on"
maka kolektor-emitor akan terhubung sepenuhnya dimana idealnya resistansinya adalah "nol".
Tetapi karena resistansi ideal ini tidak mungkin, maka kolektor-emitor masih mempunyai
resistansi yang kecil yang menyebabkan transistor menjadi panas, sehingga transistor HOT perlu
dipasang pada pendingin.
Trafo flyback dilalui arus yang berbentuk pulsa-pulsa yang mengakibatkan timbulnya tegangan
induksi yang cukup tinggi kurang lebih 1500v. Tegangan ini akan diterima oleh kolektor-emitor
transistor HOT, oleh karena itu minimal transistor HOT harus mempunyai tegangan kerja
kolektor-emitor 1500v.
1.07.2 Dinamakan kapasitor resonan karena kapasitor ini membentuk semacam sirkit resonansi
paralel bersama dengan kumparan flyback dan def yoke. Kapasitor resonan (nama lainnya adalah
kapasitor retrace timing, kapasitor safety, kapasitor snubber) umumnya mempunyai tegangan
kerja 1600v dan dipasang pada kolektor HOT dengan ground.
Nilai resonan cukup kritis karena mempunyai pengaruh terhadap lamanya periode "on" transistor
HOT, geometrik lebar raster dan tegangan tinggi yang dihasilkan flyback.
Jika kapasitor ini nilainya berubah mengecil akan menyebabkan raster menyempit kiri-kanan dan
semua tegangan keluaran flyback naik bertambah.
Jika kapasitor resonan sampai lepas solderannya atau nilainya mengecil maka akan
menyebabkan tegangan induksi pada kolektor naik lipat beberapa kali sehingga dapat merusak
transistor HOT. Pada kasus tertentu tegangan yang naik ini mungkin dapat merusak tabung
gambar seperti adanya keluar loncatan api atau leher tabung gambar retak dan patah pada
bagaian yang ada didalam def yoke. TV yang mempunyai sirkit protektor X-ray otomatis akan
mati protek jika tegangan tinggi flyback naik tidak normal, sehingga dapat dicegah terjadinya
kerusakan transistor atau tabung gambar.
Jika nilai kapasitor resonan diganti dengan nilai yang lebih besar maka akibatnya tegangan tinggi
akan turun dan raster akan semakin melebar secara horisontal.

1.07.3 Secara internal didalam transistor HOT terdapat diode yang dinamakan Diode Damper
yang dipasang antara kolektor-emitor. Karena adanya tranfo flyback pada sirkit transistor HOT
maka hal ini memicu terjadinya osilasi yang menghasilkan tegangan bolak-balik dimana
tegangan ini akan diterima oleh kolektor-emitor transistor HOT. Jika tanpa diode damper
akibatnya transistor HOT kadang akan mendapat tegangan dengan polaritas terbalik (kolektor
mendapat tegangan minus dan emitor mendapat tegangan plus). Tentu hal ini akan menyebabkan
transistor rusak.
Diode damper berfungsi untuk meredam osilasi. Pada saat emitor mendapat tegangan (+) dan
kolektor mendapat tegangan (-), maka tegangan ini akan disimpangkan agar melalui diode
damper. Pada TV model lama (kuno) transistor HOT belum menggunakan internal diode damper
dan tambahan diode damper dipasang diluar transistor.
1.07.4 Karena karakteristik kumparan def yoke yang tidak murni induktif tetapi juga mempunyai
karakteristik resistif, maka hal ini menimbulkan cacat yang dinamakan "cacat horisontal linear".
Cacat menyebabkan gambar pada bagian pinggir kanan layar terkompresi,sehingga jika
menampilkan gambar seorang penyiar pundak kiri-kanan nampak tidak simetris. Cacat ini akan
nampak lebih jelas jika gambar menampilkan gambar patern kotak-kotak Sebuah kumparan yang
dinamakan Kumparan Horisontal Linear (H Lin) dipasang secara seri dengan kumparan def yoke
berfungsi untuk memperbaiki cacat ini. Pemasangan polaritas kumparan tidak boleh terbalik, dan
untuk menghindari kesalahan pemasangan maka pada bodi kumparan dan pada pcb umumnya
diberi tanda tertentu.
1.07.5 Akibat bentuk dimensi layar tabung gambar yang jaraknya terhadap penembak elektron
tidak merata, hal ini menyebabkan cacat yang dinamakan "cacat S". Hal ini disebabkan karena
kecepatan penyapuan elektron secara horisontal pada bagian kiri dan bagian kanan layar relatip
lebih cepat dibanding dengan pada saat dibagian tengah layar. Hal ini menyebabkan gambar pada
bagian kiri dan bagian kanan layar sedikit melebar dibanding dengan bagian tengah layar.
Berbeda dengan cacat horisontal linear yang berpengaruh hanya pada salah satu sisi, maka cacat
"S" berpengaruh pada kedua sisi kiri kanan layar. Cacat ini nampak lebih jelas jika menampilkan
gambar patern kotak-kotak.
Sebuah kapasitor yang dinamakan kapasitor "S" dipakai untuk memperbaiki cacat ini dan
umumnya mempunyai tegangan kerja 200v. Kapasitor ini nilainya cukup kritis oleh karena itu
kalau mengganti harus menggunakan dengan nilai yang sama.
    Jika kapasitor "S" nilainya dirubah lebih kecil maka akan mengakibatkan gambar bagian
pinggir kiri dan bagian pinggir kanan layar akan seperti dikompres.
    Sedangkan jika nilai kapasitor "S" dirubah lebih besar maka akan mengakibatkan gambar
bagian pinggir kiri dan bagian pinggir kanan layar akan seperti direnggangkan.

1.07.6 Cacat "cross-hatch" hanya nampak jelas jika gambar menampilkan gambar patern cross-
hatch (gambar patern kotak-kotak) hitam putih, Akan nampak garis bengkok-bengkok seperti
cacing pada setiap persilangan garis vertikal-horisontal. Pada bagian sirkit horisontal-out
dipasang sirkit "kink correction" untuk menghilangkan gangguan cacat ini. Sirkit terdiri dari
sebuah diode, sebuah elko kecil tegangan tinggi dengan nilai 0.5uF/160v dan sebuah resistor
yang dipasang secara paralel dengan kapasitor "S". Kerusakan pada salah satu part pada bagian
ini tidak akan nampak atau mengganggu jika TV menampilkan gambar biasa.
1.07.7 Kumparan def yoke horisontal dipasang pada leher tabung gambar berfungsi untuk
mengendalikan sinar elektron agar melakukan penyapuan secara horisontal dari bagian kiri ke
bagian kanan layar. Kumparan defleksi horisontal mempunyai sepasang kumparan yang
dipasang dibagian atas dan dibagian bawah leher tabung gambar yang umumnya disambung
secara paralel.
2. Pembangkit tegangan tinggi Flyback
2.01 Pulsa horisontal digunakan untuk mengendalikan agar sinar elektron melakukan penyapuan
gambar 1 garis horisontal dari bagian kiri layar ke bagian kanan. Kemudian dengan kecepatan
tinggi pulsa horisontal akan mengembalikan sinar elektron kebagian kiri layar untuk memulai
mengulang penyapuan 1 garis horisontal lagi. Pulsa pengembalian sinar elektron agar kembali ke
bagian kiri layar ini dinamakan "pulsa horisontal retrace". Pulsa-pulsa inilah yang dimanfaatkan
untuk membangkitkan tegangan tinggi anode dengan cara memasang sebuah tranfo pada bagian
horisontal output. Oleh karena itu tranfo ini dinamakan tranfo flyback.
Arus horisontal retrace yang berubah dengan sangat cepat pada bagian primer flyback akan
menginduksikan tegangan tinggi pada sekunder sekitar 20 hingga 30Kv dan disearahkan
menggunakan diode tegangan tinggi.
VR atau potensio sebagai pembagi tegangan tinggi dipasang didalam bodi flyback guna
mendapatkan tegangan tinggi untuk Fokus sekitar 6Kv dan tegangan Screen sekitar 500V.
Kecuali itu flyback juga digunakan untuk menghasilkan tegangan-tegangan rendah lainnya
seperti untuk bagian vertikal, heater dan video drive.
TV Sony yang menggunakan tabung Trinitron membutuhkan tegangan screen sekitar 400 ~
800v. Tegangan screen bukan diperoleh dari tranfo flyback, tetapi diperoleh dengan cara
menyearahkan pulsa-pulsa horisontal dengan cara memasang sebuah diode pada Kolektor
transistor HOT.
2.03 Tegangan tinggi flyback disearahkan menggunakan deretan diode yang diseri, sehingga
mengakibatkan mempunyai resistansi internal yang relatip tinggi. Perubahan arus yang kecil
dapat mengakibatkan tegangan tinggi drops. Jika teganan tinggi drops akan menyebabkan sinar
elektron kecepatannya menurun dan lebih mudah dibengkokkan oleh def yoke, sehingga
akibatnya raster akan mengembang arah horisontal dan vertikal (blooming).
Jika kontras atau britnes gambar berubah-ubah dapat menimbulan raster kembang-kempis
(breathing). Pada TV yang sederhana untuk mengkoreksi cacat breathing biasanya dipasang
sebuah resistor power pada jalur B+ . Jika kontras atau britnes gambar bertambah akibatnya arus
B+ akan bertambah dan mengakibatkan tegangan drops pada resistor bertambah besar (tegangan
drops V = I x R). Akibatnya tegangan ke horisontal output akan drops dan defleksi horisontal
juga drops sehingga raster tidak jadi mengembang. TV layar besar biasanya memakai sirkit anti
breathing dengan menggunakan pin-EHT input yang terdapat pada IC Jungel. Pulsa dari flyback
dihubungkan ke pin-EHT dan dihubungkan dengan bagian koreksi EW yang akan otomastis
mengendalikan Hor-size dan Vert-size
2.04 Pulsa-pulsa dari tranfo flyback diberikan ke sirkit bagian lain dengan fungsi untuk : 2.02
Besarnya frekwensi pulsa horisontal adalah sekitar 15 Khz. Keuntungan dengan penggunaan
frekwensi tinggi untuk membangkitkan tegangan tinggi ialah bahwa jumlah lilitan tranfo untuk
menaikkan tegangan yang dibutuhkan relatip tidak sebanyak jika dibanding menggunakan tranfo
konvensionil yang dipakai pada listrik ac dengan frekwensi 50Hz. Jika untuk menghasilkan
tegangan tinggi menggunakan trafo seperti yang digunakan pada power suply, tentu akan lebih
banyak membutuhkan gulungan, memakan tempat, dan berat. Karena bekerja pada frekwensi
tinggi, maka inti tranfo flyback menggunakan bahan dari ferit
    Pulsa diberikan ke IC Mikrokontrol sebagai pulsa Hor Sync, dimana bersama pulsa Vert Sync
dari bagian vertikal-out dipakai untuk keperluan pembangkit karakter OSD (On Screen Display).
Jika pulsa ini terputus maka akan menyebabkan OSD tidak muncul.
    Pulsa diberikan ke IC Jungel /Video Chroma berfungsi untuk pulsa blangking, pembangkit
sinyal sand-castle, pemroses warna dan sebagai pulsa untuk PH2. Jika pulsa ini terputus dapat
menyebabkan raster gelap, gambar sedikit bergeser kekiri sehingga nampak ada blok hitam pada
bagian kanan layar.
    Pada beberapa model TV pulsa dari flyback dipakai untuk sinkronisasi ke bagian SMPS
(Switch Mode Power Supply). Berfungsi untuk menghilangkan gangguan frekwensi SMPS
terhadap gambar. Jika pulsa ini terputus dapat menyebabkan problem seperti, power suply
ngerik, power suply tidak kerja, back ground gambar ada gangguan seperti serat kayu.
3. Memahami cara kerja sirkit Koreksi EW (Pin Cushion)
Pada TV tabung gambar layar besar atau layar flat, masalah yang dihadapi adalah cacat raster
yang melengkung pada kiri-kanan layar sehingga raster berbentuk seperti gambar bantal. Istilah
lainnya adalah cacat "pin-cushion" atau "EW". Hal ini disebabkan karena perbedaan geometri
jarak yang tidak merata antara elemen penembak elektron RGB ke seluruh permukaan layar.
Bagian sudut-sudut pojok layar mempunyai jarak yang paling jauh dibanding dengan bagaian
tengah layar. Akibatnya defleksi horisontal pada bagian sudut-sudut layar lebih lebar dibanding
pada bagian tengah layar. Cacat bantal dikoreksi menggunakan sirkit Koreksi EW atau Pin
Cushion

Sirkit Koreksi EW terdiri dari :


    Sirkit pembentuk "pulsa vertikal parabola", yaitu sirkit yang menghasilkan pulsa-pulsa
berbentuk parabola dengan frekwensi vertkal (sistim PAL 50Hz). Sikit ini mendapat input sinyal
dari bagian vertikal-output
    Pin Amplifier, merupakan sebuah transistor power yang berfungsi untuk memperkuat sinyal
vertikal parabola, digunakan untuk mendrive "Split Diode Modulator".
    Split Diode Modulator terdiri dari 2 buah diode yang dipasang pada kolektor transistor HOT.
Tegangan pulsa vertikal parabola diinjeksikan ke bagian ini yang akan berpengaruh terhadap
tegangan suply untuk transistor horisontal output yang akan mengendalikan besar kecilnya
defleksi horisontal.
Pada TV model lama mempunyai 2 macam adjustment geometri yang masih menggunakan VR,
yaitu
    Sebuah VR untuk mengatur besar kecilnya lengkung parabola yang akan mempengaruhi
bentuk kelengkungan bagian kiri-kanan agar menjadi lurus (EW)
    Dan sebuah lainnya untuk mengatur tegangan dc basis transistor Pin-Amplifier yang akan
berpengaruh terhadap lebar sisi kiri-kanan layar ( H size ).
Pada TV model-model baru ajustment geometri dilakukan melalui Service Mode dengan
menggunakan remote. Disini ada beberapa macam adjustment. Pada TV yang lengkap
mempunyai adjustment seperti dibawah. Ajustment harus dilakukan menggunakan patern
gambar kotak-kotak (cross-hatch).

    Pin Amplifier, untuk mengatur kelengkungan garis pada bagian pinggir kiri-kanan garis agar
menjadi lurus
    Hor Size, untuk mengatur lebar kiri-kanan raster
    Upper pin, untuk mengatur cacat garis bengkok pada bagian pojok kiri-kanan atas layar
    Lower pin, untuk mengatur cacat garis bengkok pada bagian pojok kiri-kanan bawah layar
    Hor Shift, untuk mengatur center gambar secara horisontal
    TILT atau Trapesium untuk mengatur cacat raster yang berbentuk trapesium agar menjadi
bujur sangkar.
    Hor Bow, untuk mengatur cacat garis pada bagian tengah layar yang melengkung agar
menjadi garis lurus
    Hor Angel, untuk mengatur cacat garis lurus pada bagian tengah yang miring layar agar
menjadi tegak lurus.

4. Macam-macam kerusakan pada bagian Defleksi Horisontal

4.01 Tidak ada tegangan B+ pada kolektor transistor HOT dapat disebabkan antara lain karena :
    Transistor HOT kolektor-emitor short.
    Diode penyearah tegangan B+ short dari tranfo SMPS short.
    Power suply (SMPS) tidak kerja.
    Beberapa model TV menggunskan sirkit dimana tegangan B+ rendah pada saat stand by.
Tegangan B+ baru akan naik menjadi normal jika mikrokontrol telah di-on-kan. Kerusakan
bagian mikrokontrol atau sirkit pendukungnya dapat menyebabkan tegangan B+ tidak mau naik
ke normal.
    Sirkit suply tegangan B+ menggunakan transistor atau relay sebagai "pemutus on-off" yang
dikendalikan oleh bagian mikrokontrol melalui kontrol pin "power on-off". Kerusakan mungkin
disebabkan pada sirkit ini.
    Kerusakan bagian mikrokontrol (kontrol power-on belum kerja).
4.02 Untuk mengetahui apakah bagian defleksi horisontal sudah bekerja, dapat dilakukan
pemeriksaan atau pengamatan visual antara lain seperti :
    Diukur ada tegangan heater ada tegangan sekitar 5v ac. Nilai ini bukan nilai sebenarnya sebab
avo-meter biasa tidak cocok untuk mengukur tegangan ac dengan frekwensi tinggi. Jika diukur
dengan VTVM yang dapat dugunakan untuk mengkur teganagan frekwensi tinggi, nilai
sebenarnya tegangan heater adalah 6.8v ac
    Secara visual heater nampak menyala.
    Diukur ada tegangan screen.
    Di cek ada sisa muatan tegangan tinggi pada anode tabung gambar.
4.03 Diperiksa sudah ada tegangan B+ pada kolektor transistor HOT. Maka jika bagian defeleksi
horisontal belum kerja sama sekali dapat disebabkan karena (4.03.1 ~ 4.03.5) :
4.03.1 Osilator horisontal pada IC Jungel belum bekerja. Tergantung dari desain sistim kerja IC
Jungel maka osilator horisontal belum bekerja kerja dapat disebabkan antara lain oleh :

    Tegangan suply pada pin-H.Vcc tidak ada atau kurang dari spesikasinya. Kebanyakan IC
Jungel mempunyai tegangan kerja pada pin-Hvcc sebesar 8v (baca 4.04.6)
    (TV model lama) Keramik resonator 500khz rusak
    Beberapa tipe IC Jungel ada yang menggunakan resistor pull up (yang dihungkan ke jalur
suply plus) pada bagian outputnya ( misal TDA8366, TDA8842). Jika resistor putus maka basis
transistor driver tidak mendapat tegangan bias.
    Jalur hubungan pulsa SDA-SCL antara IC Mikrokontrol dengan IC Jungel putus atau jalur
yang ada yang short disebabkan kerusakan pada part lain.
    IC mikrokontrol posisi belum "on" atau belum bekerja. Beberapa tipe IC jungel osilator
horisontal sudah dapat langsung bekerja jika ada suply Hvcc tanpa menghidupkan mikrokontrol
dulu atau mikrokontrol rusak. Tetapi ada beberapa tipe yang belum mau bekerja walaupun sudah
ada tegangan suply Hvcc sebelum mikrokontrol mau "on" (contoh adalah TDA8842)
    X-ray protektor dipasang untuk mematikan osilator horisontal jika tegangan flyback over. TV
model lama X-ray protektor aktip bekerja dengan menshort ke ground tegangan H.Vcc. Ada
kerusakan salah satu part pada sirkit X-ray protektor dapat menyebabkan ada tegangan pemicu
X-ray protektor bekerja.
    Beberapa IC Jungel model lama kadang mempunyai pin-Xray input (misal TA8690, TA8659).
Normal pin X-ray tegangannya adalah nol. Jika pada pin-Xray input diukur ada tegangan
(walaupun kecil) maka osilator tidak mau bekerja.
4.03.2 Kerusakan pada bagian horisontal driver yang dapat disebabkan karena :
    Tidak ada suply tegangan ke kolektor.
    Kadang dijumpai tegangan kolektor nol, tetapi jika transistor driver dilepas tegangan kolektor
ada. Ini bukan kerusakan bagian driver. Problem disebabkan pada IC Jungel yang menyebabkan
tegangan basis transistor over. Dapat disebabkan karena IC Jungel rusak atau horisontal osilator
belum bekerja.
    Tidak ada tegangan pada basis transistor driver. Hal ini dapat disebabkan osilator horisontal
belum bekerja, jalur ada yang putus, atau resistor pull-up pada pin hor-out IC Jungel rusak.
    Pada model TV tertentu kadang pada jalur basis transistor driver dipasang semacam transistor
protektor yang disambungkan ke bagian vertikal-out, dimana kolektor-emitor transistor protektor
ini akan men-short-kan ke ground tegangan basis jika ada problem pada bagian vertikal. Coba
open dahulu transistor ini.
    Walaupun jarang terjadi kadang disebabkan tranfo horisontal driver rusak
   
Transistor driver rusak.
Untuk mengetahui bahwa osilator horisontal dan driver horisontal keduanya sudah bekerja dapat
dilakukan dengan cara mengukur tegangan pada bagian sekunder tranfo driver. Umunya kalau
diukur ada tegangan sekitar 2v AC., jika basis transistor HOT diopen.
4.03.3 Kerusakan transistor HOT dimana umumnya kolektor-emitornya short, sehingga
menyebabkan jalur B+ short ke ground. Tetapi kadang transistor HOT rusak karena basis-
emitornya yang short. Mengganti transistor HOT sebaiknya menggunakan nomor part yang sama
untuk menjamin keawetan pemakaian. Mengganti transistor HOT dengan nomor part berbeda
memang dapat dilakukan, hanya kadangkala dapat menimbulkan problem seperti over OVP
(Over Current Protector) aktip bekerja, raster tidak penuh kiri-kanan, atau tidak tahan lama.
Untuk menghindari kerusakan berulang atau pesawat kembali rusak setelah dipakai beberapa
hari atau minggu. Sebelum mengganti transistor HOT yang rusak, maka sebaiknya dilakukanlah
pemeriksaan hal-hal yang mungkin dapat menyebabkan transistor ini rusak :
    Cek tegangan B+ apakah normal
    Periksa solderan pada kapasitor resonan
    Periksa elko pada suply kumparan primer tranfo horisontal driver, mungkin kering
    (Kalau perlu) Periksa def yoke.
4.03.4 Kerusakan tranfo flyback dapat ditunjukkan dengan tanda-tanda antara lain :
    Transistor HOT rusak short, dan jika diganti baru akan rusak lagi
    Bodi flyback ada bagian yang mengelembung, warna berubah, ada lubang kecil yang kadang
keluar semacam lelehan.
    Resistor pada sirkit bagian ABL ada yang terbakar
    Kapasitor (200v) pada pin-ABL flyback short
    Keluar loncatan api dari bagian tertentu atau antar kaki pin-pinnya.
    Tegangan tinggi anode, fokus, screen tidak keluar, tetapi tegangan rendah lainnya keluar.
    Jika diukur dengan ohm meter( dengan x 1K) ada kebocoran antara anode cap dengan kaki
ground flybak.
    Jika diukur dengan ohm meter ada hubungan antara kumparan primer dengan sekunder.

4.03.5 Kerusakan Def Yoke ditandai antara lain dengan :


    Tegangan B+ drops dan kadang disertai suara huming dari speaker. Jika konektor def yoke
dilepas maka bagian horisontal atau tegangan B+ akan langsung bekerja dengan normal. Jangan
menghidupkan TV terlalu lama tanpa def yoke karena dapat menyebabkan phospor tabung layar
terbakar pada titik tengah layar. Kecilkan VR screen sebelum mencoba hal ini.
    Transistor HOT rusak. Jika diganti akan rusak lagi.
    Raster nampak berbentuk seperti trapesiumd. Lepas kumparan def yoke.
    Keluar asap.
    Jika def yoke dilepas secara visual nampak ada bagian yang terbakar. Melepas def yoke hati-
hati jangan sampai merubah posisi adjustment magnet konvergen yang ada dibelakangnya. Dan
ketika memasang kembali magnet konvergen pasang pada posisi seperti semula.
4.04.6 Sirkit suply tegangan H-Vccke IC Jungel ada berbagai macam sistim, sehingga ada
beberapa kemungkinan yang menyebabkan tidak ada tegangan suply H-Vcc.
    Tegangan diberikan dari dari suply B+ melalui resistor puluhan kilo ohm.
    Tegangan diberikan dari tegangan rendah melalui resistor ratusan ohm
    Suply menggunakan sirkit transistor pemutus yang dikendalaikan oleh bagian mikrokontrol,
sehingga mikrokontrol yang belum on atau sirkit pemutus yang rusak menyebabkan suply H-Vcc
tidak ada.
    IC jungel rusak dimana pin H-Vcc IC Jungle short. Jika pin H-Vcc IC Jungel diopen maka
tegangan ada.
    Pada TV model lama kadang dipasang sebuah transistor X-ray protektor pada jalur H-Vcc.
Keruskan pada transistor X-ray protektor akan menyebabkan H-Vcc di-short-kan ke ground.
4.05 Bagian defleksi horisontal hidup tetapi sebentar kemudian terus mati. Problem semacam ini
dapat disebabkan antara lain karena ( 4.05.1 ~ 4.05.3) :
4.05.1 X-ray protektor pada TV model lama umumnya akan mematikan osilator horisontal jika
tegangan tinggi anode over. Problem kemungkinan dapat disebabkan karena :
    Kapasitor resonan 1600v pada kolektor transistor HOT nilainya berubah mengecil
    Tegangan B+ over
    Kerusakan part pada sirkit X-ray protektor, misalnya ada diode zener bocor atau ada
transistornya yang bocor.

Tanpa skematik diagram kadang sulit mencari lokasi X-ray protektor. Kita dapat melacak
mencari lokasi sirkit X-ray dengan cara sebagai berikut :
    Open semua pin pada flyback kecuali pin-B+ dan pin-Kolektor.
    Hidupkan TV dan biasanya protek sudah tidak akan aktip bekerja.
    Solder kembali pin yang telah di open satu persatu bergantian dengan dicoba hidupkan setiap
kali habis menyambung salah satu pin yang telah diopen.
    Jika protektor bekerja, maka sirkit X-ray berhubungan dengan pin yang baru saja disambung
kembali tersebut.
4.05.2 OVP aktip bekerja jika arus B+ yang over. Kerusakan mungkin dapat disebabkan karena :
    Kumparan def yoke rusak
    Flyback rusak
    Beban flyback berat, disebabkan karena sirkit yang mengambil suply dari flyback ada yang
rusak.
    sirkit OVP sendiri ada yang part yang rusak.
4.05.3 Kerusakan pada bagian horisontal driver umumnya disebabkan karena :
    Transistor mau rusak sehingga kadang mau bekerja pada saat masih dingin,
    Suply untuk tegangan kolektor putus.
    Kadang tegangan kolektor nol, tetapi jika transistor driver diopen tegangan ada. Kerusakan
bukan pada bagian horisontal driver, tetapi pada bagian osilator horisontal
    Walaupun jarang terjadi kadang tranfo horisontal driver rusak.
4.06 Ketika TV dihidupkan transistor HOT langsung rusak sebelum kita sempat melakukan
pengukuran. Kemungkinan dapat disebabkan karena :
    Kapasitor resonan pada kolektor HOT yang mempunyai tegangan kerja 1600v nilainya
berubah mengecil atau solderan lepas. Hal ini menyebabkan terjadinya tegangan induksi yang
sangat tinggi pada tranfo flyback yang menyebabkan transistor rusak. Nilai kapasitor ini cukup
kritis oleh karena itu ganti dengan nilai yang sama.
    Kumparan horisontal Def yoke rusak terbakar atau short
    Flyback rusak pada bagian gulungan primer antara pin-B+ dengan pin-kolektor short.
    Tabung gambar rusak (biasanya ada loncatan api didaamnya).
    Tegangan B+ over
    (TV lama) Kerusakan pada keramik resonator 500KHz yang menyebabkan frekwensi osilator
berubah menjadi tinggi. Biasanya disertai suara ngencrit sebelum rusak.
    Kerusakan pada sirkit PH1 (AFC1) seperti resistor, kapasitor atau IC Jungel.
4.07 Menjumpai transistor HOT rusak secara berulang pada saat melakukan perbaikan TV, maka
dapat dilakukan langkah-langkah percobaan sebagai berikut untuk mencegah kerusakan
tersebut :
    Sediakan lampu 100w/220v 2 buah yang disambung paralel.
    Masing-masing beri sambungan kabel sepanjang kurang lebih 30cm pada kedua ujungnya
dengan cara disolder.
    Putus jalur hubungan antara pin-flyback yang ke kolektor transistor HOT.
    Pasang kedua lampu antara pin-flyback dengan kolektor transistor HOT secara paralel.
    Hidupkan TV.
    Jika lampu menyala terang berarti masih ada kerusakan pada bagian lain yang dapat
menyebabkan transistor HOT rusak.
    Jika nyala lampu sudah redup berarti kerusakan telah teratasi dan kembalikan sirkit seperti
semula.
4.08 Transistor HOT panas atau transistor dalam jangka pendek rusak berulang setelah diambil
konsumen.
Penyebab kerusakan transistor HOT dapat dikategorikan sebagai berikut :
    Sinyal drive yang kurang sehingga menyebabkan under-drive. Umumnya disebabkan karena
elko kering pada suply Vcc tranfo horisoantal drive. Tegangan suply yang drops pada horisontal
oslator maupun horisontal drive juga dapat menyebabkan masalah ini.
    Sinyal drive kurang karena suply Vcc kedua tidak kerja (baca...)
    Sinyal drive yang over. Dapat disebabkan tegangan suply pada horisontal osilator atau
horisontal drive yang over. Biasanya karena ada part seperti resistor yang diganti dengan nilai
yang berbeda.
    Sinyal drive yang over dapat juga disebabkan karena tegangan Hvcc pada ic jungel over.
Dapat disebabkan karena kerusakan regulator atau ada resistor yang diganti dengan nilai yang
tidak sama.
    Arus kolektor over disebabkan karena beban yang over. Mungkin disebabkan karena def yoke,
flyback, bagian vertikal out ada masalah.
    Tegangan kolektor over. Dapat disebabkan karena kapasitor resonan nilai mengecil, tegangan
power suply kadang berubah naik.
    Transistor yang dipasang tidak asli atau tidak cocok.
    Pemasangan HOT dengan pendingin kurang baik.
    Ada solderan kurang bagus pada bagian horisontal output, part bagian filter PH1 (AFC1).
    (TV lama) Bagian osilator kadang frekwensinya berubah, misalnya keramik resonator 500Khz
yang akan rusak.

Catatan :
    Flyaback yang bersuara dapat menunjukkan bahwa frekwensi horisontal tidak normal. Dalam
hal ini kalau TV dihidupkan terlalu lama kadang dapat mengakibatkan transistor HOT rusak.
    Beberapa model TV baru kadang salah dalam desainnya sehingga transistor HOT sering rusak.
Dalam hal ini maka perlu dicari informasi modifikasi yang diperlukan.
    Kadang listrik yang sering hidup mati, pindah chanel, memasang video in pada saat TV dalam
keadaan hidup, ada sinyal dari handphone terlalu dekat dapat menimbulkan triger yang dapat
merusak transistor HOT.
4.09 Kerusakan gambar tidak sinkron secara horisontal dapat disebabkan karena :
    Kerusakan part-part pada bagian filter PH1 atau AFC1 dari IC Jungel atau ada solderan kurang
baik pada bagian tersebut.
    (TV lama) Kerusakan x-tal 500Khz resonator eksternal.
    Kerusakan X-tal warna pada TV yang sudah tidak menggunakan eksternal resonator. Problem
seperti ini kadang disertai dengan gejala warna sering hilang.
    Kadang IC Jungel mempunyai jalur input sendiri untuk sinyal sinronisasi. Jika jalur sinyal ini
terputus maka akan menyebabkan gambar tidak sinkron vertikal mauoun horisontal.
    IC jungel yang rusak
    EEPROM data korup
4.10 Gambar nampak sedikit bergeser kekiri sehingga timbul blok hitam pada bagian kanan
layar. Problem seperti ini dapat disebabkan karena :
    Paling sering disebabakan kerusakan part atau solderan yang menyebabkan jalur sinyal pulsa
horisontal (FBP) dari pin-AFC flyback ke IC Jungel terputus atau short ke ground.
    Kerusakan part pada filter PH2 atau AFC2
    IC Jungel rusak
4.11 Timbul gangguan ada beberapa blok hitam vertikal pada back-ground gambar pada bagian
kiri layar. Hal ini disebabkan adanya gangguan osilasi pada bentuk pulsa horisontal. Problem
dapat disebabkan karena :
    Elko pada suply tegangan B+ dekat pin-tranfo flyback kering.
    Elko pada suply tranfo horisontal driver kering.
    Resistor yang diseri dengan kapasitor yang terletak pada kolektor tranfo horisontal drive rusak
atau solderan lepas.
    Pada jalur suply tegangan B+ ke flyback kadang dipasang sebuah kumparan. Jika kumparan
ini di jumper atau short dapat juga menyebabkan timbulnya gangguan ini.
    Tranfo flyback domodifikasi atau diganti lain tipe.
4.12 Timbul gangguan jembret yang berbentuk garis-garis putih atau hitam pendek pada gambar
yang kontras. Gangguan akan nampak jelas jika gambar mempunyai kontras yang tinggi. Dan
akan nampak lebih jelas jika gambar menampilkan tulisan teks atau OSD.
Dapat disebabkan karena kapasitor elko yang terdapat pada jalur tegangan B+ dekat tranfo
flybak kering.
4.13 Raster menyempit tidak penuh pada bagian kiri-kanan layar. Problem dapat disebabkan
karena :
    Kapasitor resonan 1600v pada kolektor transistor HOT nilainya sedikit menurun. Dapat
dikoreksi dengan mencoba menambah memasang kapasitor dengan nilai antara 102 hingga 502
dengan tegangan 1600v secara paralel dengan kapasitor resonan.
    Ajustment tegangan B+ kurang.
    Pada TV yang mempunyai sirkit Koreksi EW mungkin disebabkan karena kesalahan
adjustment Horisontal-Size.
4.14 Raster mengecil kiri-kanan maupun atas bawah sehingga berbentuk seperti trapesium.
Umunya kumparan defleksi terdiri dari 2 buah kumparan yang kebanyakan disambung secara
paralel. Jika salah satu kumparan sedikit short akan menyebabkan terjadinya problem ini. Untuk
memastikan apakah terjadi short pada salah satu kumparan def yoke horisontal, maka dapat
dilakukan :
    Lepas dan pisahkan dahulu solderan salah satu ujung sambungan paralel ke 2 kumparan def
yoke.
    Masing-masing kumparan diukur resistansinya (sebaiknya menggunakan meter digital). Jika
diukur kedua kumparan ini resistansinya berbeda, berarti yang mempunyai resistansi lebih kecil
ada bagian yang short.

4.15 Raster mengembang (blooming) diakibatkan karena kecepatan sinar elektron berkurang
sehingga mudah dibelokkan oleh def yoke, dimana problem ini dapat disebabkan karena :

    Flyback rusak. Kerusakan pada diode penyearah yang ada didalam tranfo flyback.
    Tegangan heater kurang, yang dapat karena solderan kurang baik, konektor CRT soket kurang
kontak, atau ada resistor heater yang molor nilainya.
    Emisi katode tabung gambar lemah.
4.16 Raster kembang kempis (breathing). Untuk TV kualitas bawah adalah normal jika gambar
nampak sedikit kembang kempis jika kontras atau britnes gambar berubah-ubah. Pada TV yang
sederhana untuk mengkoreksi cacat breathing biasanya dipasang sebuah resistor power pada
jalur B+ . Jika kontras atau britnes gambar bertambah akibatnya arus B+ akan bertambah dan
mengakibatkan tegangan drops pada resistor bertambah besar (tegangan drops V = I x R).
Akibatnya tegangan yang masuk ke horisontal output akan drops pula dan defleksi horisontal
juga drops sehingga raster tidak jadi mengembang.
Pada TV layar besar biasanya dipasang sirkit anti breathing menggunakan pin-EHT input yang
terdapat pada IC Jungel. Pulsa dari flyback dihubungkan ke pin-EHT dan dihubungkan dengan
bagian koreksi EW yang akan otomastis mengendalikan Hor-size dan Vert-size. Disini pin-EHT
juga difungsikan sebagai input X-ray protektor. Protektor akan aktip bekerja jika pulsa dari
flyback over.
Problem kembang kempis dapat disebabkan :
    Tergangan B+ problem, kerusakan pada bagian power suply.
    Tranfo flyback rusak pada bagian tegangan tinggi.
    Transistor HOT yang dipasang tidak cocok
    Problem pada sirkit EHT input atau pada sirkit Koreksi EW
    Untuk mengurangi problem kembang kempis, maka dapat dilakukan dengan cara mengurangi
level britnes dan kontras gambar.
4.17 Timbul gangguan garis-garis kecil pada bagian pinggir kiri-kanan layar. Problem kadang
disertai dengan timbulnya suara berisik dari tranfo flyback.
    Kerusakan dapat disebabkan dari bagian filter PH1 atau AFC1 atau dari IC jungel yang
kerjanya tidak normal.

4.18 Gambar melipat tegak lurus dibagian tengah layar. Atau timbul gangguan garis putih tegak
lurus dibagian tengah layar. Problem dapat disebabkan karena :
    Karakteristik transistor HOT berubah sehingga faktor penguatan menurun.
    Kualitas Transistor HOT yang dipasang sebagai pengganti tidak baik, atau karakteristiknya
tidak sama.
    Problem pada sirkit bagian Horisontal driver sehingga HOT under drive.
4.19 Raster hanya berupa satu garis tegak lurus ditengah layar. Problem dapat disebabkan karena
:
    Konektor def yoke horisontal kendor atau hubungan ada yang putus
    Kapasitor "S" rusak open. Ganti dengan nilai yang sama karena mempunyai pengaruh
terhadap geometri gambar.
4.20 Cacat horisonal linear. Cacat ini menyebabkan bagian kanan layar gambar terkompresi.
Gejala akan nampak jelas jika sedang menampilkan close up seorang penyiar dimana pundak
kiri-kanan pemyiar nampak tidak simetri. Problem dapat disebabkan karena :
    Coil horisontal linear terbakar.
    Pemasangan coil horisontal linear terbalik polaritasnya.
    Def Yoke diganti bukan aslinya.
4.21 Cacat pin-cushion, gambar tampak melengkung pada kedua sisi kiri-kanan layar. Problem
dapat disebabkan karena :
    Adjustment Parabola atau Pin-Amplifier pada EW geometri
    Sirkit-Pin Cushion atau Koreksi EW ada part yang rusak atau jalur putus. Yang paling sering
terjadi adalah kerusakan resistor atau transistor power pada Pin-driver amplifier.
4.22 Tegangan B+ drops. Pada saat bagian horisontal belum bekerja tegangan B+ normal, tetapi
pada saat bagian horisontal bekerja tegangan B+ drops. Tegangan B+ drops dapat disebabkan
karena problem pada bagian horisontal output, tetapi dapat juga disebabkan karena problem pada
bagian power suply. Pada TV yang diperlengkai protektor OVP (over current protector) akan
menyebabkan TV mati protek.
Problem pada bagian horisontal output yang dapat menyebabkan tegangan B+ drops antara lain
adalah :
    Kumparan def yoke rusak ada yang sedikit short
    Kumparan flyback rusak ada yang sedikit short
    Diode penyearah yang ada disekitar flyback ada yang short
    Beban flyback over yang dapat disebabkan karena IC Vertikal Out short misalnya.
4.23 Membedakan penyebab tegangan B+ drops karena problem bagian horisontal atau karena
problem bagian power suply. Dapat dilakukan dengan mengganti sementara beban B+ dengan
lampu dop :
    Sediakan 2 buah lampu dop 100w/220v dan masing-masing diberi kabel untuk penyambungan
dengan panjang kurang lebih 30cm
    Lepas sementara hubungan transistor HOT
    Pasang kedua buah lampu secara paralel antra jalur B+ dengan ground sebagai beban
pengganti transistor HOT.
    Hidupkan power suply.
    Jika tegangan B+ drops berarti bagin power suply yang problem.
    Jika tegangan B+ normal berarti yang problem bagian horisontal.
4.24 Kerusakan kumparan def yoke disebabkan bagiaan tertentu kawat email ada yang terluka
sehingga memicu terjadinya loncatan api antar kawat gulungan. Loncatan api ini lama kelamaan
dapat menyebabkan gulungan disekitarnya ikut terbakar. Kerusakan umumnya disebakan karena
adanya sejenis lem yang telah kering pada def yoke yang sifatnya berubah menjadi korosif dan
merusak lapisan email.
Kadang pada malam hari terjadi pengembunan pada kaca tabung gambar sehingga didalam def
yoke menjadi basah. Hal ini juga dapat memicu terjadinya kerusakan def yoke.
Jika kerusakan def yoke ringan maka biasanya menyebabkan raster nampak seperti trapesium.
Tetapi keruskan parah dapat menyebabkan def yoke keluar api dan berasap, tegangan B+ drops
atau transistor HOT rusak.
4.25 Pengalaman kami Def yoke yang terbakar pada bagian horisontal kadang masih dapat
diperbaiki bila yang terbakar baru beberapa gulungan saja. Kami sudah mencoba beberapa kali
hal ini dan tidak pernah rusak kembali.
Cara yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
    Sekitar bagian yang terbakar tetesi cairan thinner. Lakukan beberapa kali dengan tujuan agar
gulungan yang nampak terbakar dapat diangkat dan dipisahkan dari gulungan lain yang masih
bagus lapisan emailnya.
    Bersihkan dengan hati-hati jika ada bekas lem yang kering, jangan sampai merusak email
kawat lain yang masih.
    Pisahkan atau angkat dengan hati bagian kawat email yang nampak rusak dari gulungan
lainnya yang masih bagus dengan obeng jam minus kecil dengan hati-hati. Jangan sampai
merusak email gulungan lain yang masih bagus. Kadang kawat email yang akan kita angkat
putus, hal ini tidak masalah, karena dapat disambung kembali dengan kawat email tambahan.
    Beri isolasi kawat-kawat yang emailnya mengelupas. Kami biasa gunakan isolasi dari paper
(kertas).
    Untuk mencegah kemungkinan ada kawat email lain disekitar gulungan yang terbakar yang
mungkin sedikit rusak kecil, maka kami berikan lem alteco pada sekitar bekas gulungan kawat
yang terbakar.

Mempunyai 2 buah def yoke rusak dengan tipe yang sama, jika masing-masing yang yang rusak
hanya satu gulungan saja, maka ke dua def yoke ini dapat dioplos sehingga mendapatkan sebuah
def yoke yang baik. Menyambung kembali secara parallel 2 kumparan def yoke akan
menimbulkan masalah jika polaritas penyambungan salah. Untuk menghindari kesalahan
penyambungan, maka pemasangan sebaiknya dilakukan satu demi satu.

    Pasang (solder) salah satu kumparan dahulu pada konektor.


    Kumparan ke dua pasang (solder) satu ujung kabelnya saja pada salah satu konektor
    Hidupkan pesawat. Raster akan nampak tidak normal.
    (Masih dalam kondisi TV hidup) Menggunakan tang jepit, ujung kabel kumparan kedua yang
belum dipasang sambungkan ke konektor sehingga terpasang parallel dengan cara disentuhkan
sementara sesaat saja.
    Jika timbul api seperti orang mengelas, maka berarti polaritas kumparan kedua pemasangan
terbalik. Jika polaritas sudah benar, maka raster akan hidup normal.
4.26 Dari pabrik umumnya kumparan def yoke sudah dituning dengan pas menggunakan pita
magnet atau sejenisnya dengan dengan tabung gambar untuk menghasilkan purity dan konvergen
yang baik. Mengganti def yoke dengan nomor part yang tidak sama kalau dilihat sekilas dari
tampilan gambar mungkin tidak ada masalah. Tetapi kalau diteliti dengan seksama, ada
kemungkinan menimbulkan problem seperti :
    Horisontal size berubah, dapat dikoreksi dengan mengganti nilai kapasitor resonan.
    Kalau perbedaan impedansi (ressistansi) antara yang orisinil dengan penggantinya jauh
berbeda dapat menyebabkan transistor HOT panas dan rusak.
    Purity sulit diadjust. Ada sedikit bagian yang flek
    Dinamik konvergen sulit atau sama sekali tidak dapat diadjust. Teks akan terlihat tidak
konvergen.
    Dinamik konvergen sulit diadjust
    Problem cacat "S". dapat dikoreksi dengan cara mencoba mengganti kapasitor "S"
Apa penyebab Transistor Horisontal Mati Seketika
Sebagian besar para teknisi tentu pernah mengalami hal seperti ini, dimana ketika menemukan
transistor HOT (horisontal output transistor) yang rusak, dan kemudian menggantinya dengan
yang baru, namun ketika dicoba hidupkan maka transistor tersebut beberapa saat mengalami
kerusakan kembali.
Mengapa hal ini bisa terjadi ?, berikut ini hal-hal yang menyebabkan transistor HOT mengalamai
kerusakan seketika :

1. Kapasitor Resonan

Kapasitor resonan atau yang biasa disebut  capasitor safety /


kapasitor damper yang terdapat pada kolektor transistor HOT dipasang guna meredam tegangan
kejut yang dihasilkan oleh trafo flyback dengan cara meyerap tegangan tersebut untuk mengisi
kapasitor, kapasitor ini umumnya mempunyai tegangan kerja 1,6 KV, jika kapasitor ini rusak,
short, kapasitansinya menurun atau solderanya kendor, maka tidak ada lagi yang menyerap
tegangan kejut tersebut sehingga meyebabkan transistor HOT rusak seketika.

Bagaimana hal ini bisa terjadi ?, mari kita lakukan percobaan berikut ini agar didapat gambaran
yang lebih jelas :
- Siapkan trafo power supply yang biasa dipakai untuk amplifier atau radio/tape/DVD compo
yang masih bagus. Kalau bisa cari trafo merk import bukan trafo lokal
- Ambil AVO-meter dan set pada posisi X1
- Pegang probe merah dan hitam pada bagian logam-kontaknya / ujung colokannya (bukan
dipegang pada plastiknya), ujung colokan merah dipegang dengan tangan kiri sementara ujung
colokan hitam dipegang dengan tangan kanan.
- Tempel sebentar kedua probe tersebut pada terminal ac input 220v trafo dan kemudian lepaskan
dengan jari tetap menempel pada ujung logam probe AVO-meter.
- Pada saat melepaskan kontak probe, maka akan dapat dirasakan adanya kejutan atau sengatan
listrik yang kecil.

Dari mana asalnya tegangan kejutan ini ?, padahal kita tahu bahwa AVO-meter hanya
menggunakan tegangan baterai 3 volt saja.
Pada semua induktor (kumparan) yang dilalui arus DC kemudian diputus, maka arus dengan
tiba-tiba akan menghilang. Arus yang menghilang dengan tiba-tiba dengan waktu yang sangat
singkat ini akan membangkitkan tegangan kejut yang waktunya sangat pendek yang dinamakan
tegangan “induksi diri” (self induction)  pada kumparan itu sendiri. Tegangan induksi diri ini
besarnya dapat beberapa puluh kali lipat tegangan DC asalnya. Tegangan induksi diri inilah yang
menyebabkan adanya kejutan saat kita mengukur trafo power supply tersebut.

Demikian juga yang terjadi pada kumparan primer trafo flyback. Trafo ini dilalui arus yang
berbentuk pulsa-pulsa on-off secara berulang dengan frekwensi tinggi yang dapat menghasilkan
tegangan kejut hingga puluhan ribu volt.
Kapasitor resonan digunakan untuk "meredam" tegangan kejut yang tinggi ini dengan cara
menyerap tegangan tersebut untuk mengisi kapasitor.
Oleh karena itu jika kapasitor resonan sampai lepas solderannya atau nilai kapasitansinya turun,
maka tegangan induksi diri dari trafo flyback tersebut tidak ada yang meredam. Tegangan kejut
puluhan ribu volt akan diterima oleh kolektor transistor HOT sehingga menyebabkan transistor
mati seketika karena tidak tahan.

Jika kapasitor resonan rusak, tetapi transistor HOT masih tahan bekerja hingga beberapa puluh
detik saja, maka dapat menyebabkan :
 Tegangan keluaran dari flyback, seperti heater, screen, tegangan anoda (HV) dll akan
naik.
 Jika pesawat dilengkapi dengan X-ray protector maka protector akan aktif bekerja
 Raster sedikit menyempit kiri-kanan
 Terjadi loncatan internal tegangan tinggi didalam flyback yang dapat merusak flyback itu
sendiri, atau merusak kapasitor tegangan tinggi internal yang ada didalam flyback.
 Ada kemungkinan merusak tabung gambar (timbul loncatan api didalamnya).
Pada kondisi normal, saat transistor HOT bekerja, terdapat 2 macam tegangan yang diterima oleh
kolektor transistor HOT.
1. Tegangan DC B+
2. Tegangan berbentuk pulsa-pulsa yang besarnya kurang lebih 10x tegangan B+.
Oleh karena itu transistor HOT minimal harus tahan bekerja pada tegangan 1500v.
Jika nilai kapasitor resonan nilainya diperbesar (ditambah dengan cara diparalel misalnya), maka
akan mengakibatkan :
 Tegangan tinggi anoda drop
 Kecepatan sinar elektron dari katode ke arah anoda (layar) menurun, sehingga
menyebabkan kecerahan gambar juga menurun.
 Sinar elektron jadi lebih mudah untuk dibelokkan oleh kumparan defleksi (yoke)
sehingga raster akan mengembang lebih lebar baik vertikal maupun horisontal.
2. Flyback short pada kumparan primernya
Pada kondisi normal, saat transistor HOT pada kondisi “on” maka arus yang melalui transistor
besarnya akan dibatasi oleh "reaktansi induktif"  kumparan primer flyback. Jika kumparan
primer flyback short, maka tidak ada lagi yang membatasi arus ini, sehingga transistor HOT
dapat mati seketika.
Keruskan flyback pada bagian sekunder atau kerusakan pada kumparan defleksi (yoke)
horisontal juga dapat menyebablan transistor HOT rusak, tetapi umumnya tidak meyebabkan
mati seketika.

Bagaimana mencegah kerusakan transistor HOT mati seketika berulang ?, sebelum mengganti
transistor HOT,

maka lakukan pemeriksaan sebagai berikut :


- Periksa solderan dan nilai kapasitansi kapasitor resonan. Apakah Multi-meter yang anda miliki
dapat untuk memeriksa kapasitor?
- Periksa apakah kumparan primer trafo flyback tidak short. pemeriksaan kumparan primer
trafo flyback dapat digunakan ESR-meter, sehingga tidak perlu repot melepasnya. Dalam kondisi
normal, maka jarum ESR-meter tidak bergerak.
- Periksa apakah kumparan defleksi (yoke) bagian horisontal tidak short. Periksa dengan ESR
meter seperti memeriksa trafo flybacksehingga tidak perlu repot melepasnya.

Cara lain melakukan pemeriksaan jika tidak memiliki ESR-meter atau Kapasitansi-meter:
 Sediakan bola lampu 100w dan beri sambungan kabel kurang lebih 2x20cm.
 Putus jalur hubungan antara pin-flyback dengan kolektor transistor HOT.
 Pasang transistor HOT yang baru.
 Pasang lampu antara flyback dengan kolektor.
 Hidupkan pesawat. Lampu akan menyala. Periksa apakah tegangan screen keluar (atur
VR screen maksimal)
 Jika tidak ada tegangan screen berarti sirkit ada masalah, misalnya flyback rusak.
 Jika tegangan screen tinggi (200v lebih), kemungkinan kapasitor resonan rusak
 Jika tegangan screen sekitar 150v atau kurang, kemungkinan tidak ada masalah. Berarti
aman untuk memasang transistor HOT.
        modifikasi IC STR-S570x / STR-S670x dengan Transistor Biasa
        saat ini, hampir seluruh perangkat elektronik menggunkan regulator switching / SMPS
(Switching Mode Power Supply) untuk supply dayanya, penggunaan regulator switching
memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi dibandaing regulator linier, regulator linier memiliki
tingkat efisiensi maksimum 50%, sedangkan regulator switching memiliki tingkat efisiensi 85%
hingga 95%.
        Selain efisiensi, keuntungan lain menggunakan regulator switching adalah faktor fleksibilitas
dan kesetabilan yang tinggi, bahkan beberapa output tegangan dengan polaritas yang berbeda
dan keluaran tegangan yang lebih lebih tinggi daripada masukannya dapat dihasilkan dari satu
sumber tegangan saja, dan yang tak kalah mencengangkan adalah dengan ukuran yang hanya
seperempat regulator linier bisa dihasilkan besar arus yang sama.
        Sebuah switching regulator biasanya terdiri atas sebuah PWM control dan sebuah transistor yang
difungsikan sebagai switch. PWM (Pulse Width Modulation) mengontrol berapa lama switch
dalam keadaan memutus atau menyambung dimana switch ini dihubungkan dengan sebuah trafo
atau induktor, perbandingan waktu sambung (TOn) dan waktu putus (TOff) switch dalam satu
periode siklus menjadi penentu besarnya tegangan keluaran dan bukan tergantung pada tegangan
masukannya (Vin), itu sebabnya mengapa televisi Anda tetap menyala normal meskipun
tegangan PLN turun hingga 85 Volt saja. PWM biasanya bekerja pada frekuensi antara 50 Khz
hingga 100 Khz dengan bentuk gelombang yang hampir persegi, dimana frekwensi dengan
bentuk gelombang tersebut akan menimbulkan frekuensi harmonisa jika kurang bagus dalam
peredaman, ini menjelaskan mengapa televisi cina akan tertutup gambar berkelok-kelok seperti
gangguan sinyal RF jika pada tegangan 180 Volt yang mensupply RGB amplifier capasitornya
kering, karena sebenarnya sinyal yang mengganggu tersebut adalah "sinyal" frekuensi dari PWM
yang tidak lagi diredam oleh capasitor 10uF atau 22uF / 250 Volt, karena fungsi utama capasitor
pada keluaran regulator swiching adalah sebagai filter.
        Secara sederhana rangkaian dari sebuah switching regulator adalah seperti ditunjukkan gambar
dibawah ini :

        
        Tetapi disini tidak akan dibahas lebih jauh bagaimana sebuah regulator swtching berkerja atau
apa saja jenis dari regulator swiching. sebuah e-book yang bagus dapat menjadi bahan bacaan
Anda untuk dapat mempelajari lebih jauh mengenai regulator switching. 
        IC Switching Regulator Dengan Jalur Transistor Terpisah
        sanken™ memproduksi beberapa seri regulator switching, tetapi yang menjadi perhatian disini
adalah seri dengan jalur transistor yang benar-benar terpisah dengan PWM control-nya meskipun
berada dalam satu keping (chip), ini memberikan keuntungan jika kerusakan hanya terjadi pada
transistor switching nya saja, maka kita dapat mengganti transistor switching internalnya dengan
transistor eksternal tanpa harus mengganti secara keseluruhan dengan sebuah IC baru, dengan
cara tersebut kita dapat menekan biaya reparasi yang seharusya tinggi. Karena dengan hanya
menambahkan sebuah transistor regulator biasa tentu biayanya jauh lebih murah dari pada harus
mengganti secara keseluruhan dengan sebuah IC baru. Selain itu kita juga dapat memilih
transistor dengan parameter yang lebih tinggi sehingga menjadi lebih awet.
        Tabel
dibawah ini menunjukkan tipe-tipe IC switching regulator dengan transistor internal jalur
terpisah berikut data Tegangan masukan (Vin) arus output (Ic) dan Daya-nya.

V in (Volt Daya
Tipe Ic
) (W)
STR-
110 - 120 6 140
S5703
STR-
85 - 265 6 90
S5707
STR- 7.
85 - 265 120
S5708 5
STR-
110 - 120 6 140
S6703
STR-
110 - 120 5 100
S6704
STR-
85 - 265 6 90
S6707
STR- 7.
85 - 265 120
S6708 5
STR-
85 - 265 10 160
S6709

        Mengganti Transistor Internal Dengan Transistor Eksternal

Lihat blok diagram dari IC switching regulator


ini, bisa kita lihat bahwa kaki-kaki internal
transistor switching-nya benar-benar terpisah
jalurnya dari rangkaian lainnya meskipun berada
dalam satu chip, kecuali pada kaki emitor
(common) yang masih terhubung dengan
rangkaian lainnya, tetapi ini tidak menjadi
masalah karena kaki emitor nantinya terhubung
dengan massa (ground) yang sekaligus menjadi
jalur massa bagi rangkain internal (dalam hal ini
rangkaian PWM control). Sehingga meskipun
transistor switching-nya rusak dalam kondisi
hubung singkat ketiga kakinya (EBC-nya) bukan
menjadi masalah yang berarti.

        Meskipun
sebagian besar kasus yang kami temui
bahwa kerusakan IC switching regulator tipe ini
hanya terjadi pada transistor switching nya saja,
namun sebaiknya Anda melakukan pengecekan terlebih dahulu apakah memang hanya transistor
switching-nya saja yang rusak, karena kemungkinan rangkaian PWM nya juga mengalami
kerusakan bisa saja terjadi. Secara sederhana untuk mengetahui bahwa rangkain kontrol PWM
nya dalam kondisi normal adalah dengan cara melihat komponen eksternal pendukung rangkaian
PWM nya apakah semuanya dalam kondisi normal, tidak ada yang terbakar, putus (open)
ataupun hubung singkat (short), jika semuanya normal, hampir bisa dipastikan bahwa rangkaian
PWM nya dalam kondisi normal, namun jika ditemui rangkaian eksternal pendukung rangkaian
PWM nya ada yang tidak normal, misalnya ditemui dioda nya short, resistornya terbakar atau
transistornya shortmaka upaya penggantian transistor switching internal dengan transistor
switching eksternal tidak bisa dilakukan, satu-satunya jalan jika menemui situasi seperti ini
adalah mengganti secara keseluruhan dengan sebuah IC Switching Regulator baru. Cara kedua
yaitu dengan cara melihat adanya denyut tegangan pada keluaran PWM nya ada atau tidak, 
caranya lepas hubungan pin nomor 1 dan 3 STR pada PCB, atau bisa langsung dipotong saja pin
nomor 1 dan 3 pada STR tersebut, kemudian tes keluan PWM nya ( STR-57xx pada pin nomor
8, sedangkan STR-S67xx pada pin nomor 5) jika ada denyut tegangan berarti rangkaian PWM
nya masih normal.

         Jika sudah dapat dipastikan bahwa rangkaian


PWM nya dalam kondisi normal, maka kita dapat melakukan penggantian transistor internal
dengan transistor eksternal, cara penyambungan nya adalah sebagai berikut, Potong Pin nomor 1
dan 3 pada STR-S570X atau STR-S670X yang terhubung ke PCB, sedangkan pin lainnya
biarkan saja, lalu ambil sebuah Transistor yang biasa digunakan untuk transistor switching
regulator/smps dengan parameter Voltase, Arus dan Daya yang sama atau lebih tinggi dari
parameter transistor switching internal STR-S570X atau STR-S670X, penggunaan transistor
dengan parameter Voltase, Arus dan Daya yang lebih tinggi memungkinkan umur transistor
menjadi lebih panjang. Kemudian hubungkan kaki Basis (Base ) transistor ke jalur PCB yang
semula terhubung ke Pin nomor 3 IC, kaki Emitor (Common) ke Pin nomor 2 IC, dan kaki
Kolektor (Collector) ke PCB yang semula terhubung ke Pin nomor 1 IC. Pasang pendingin pada
transistor secukupnya dan pastikan Resistor fuse yang terhubung pada Pin nomor 2 IC tidak
dalam keadaan putus (open), resistor ini biasanya bernilai antara 0.2 - 0.33 Ω / 1 - 2 Watt.
        Coba Switching regulator dengan memberi tegangan listrik dan ukur semua tegangan
keluarannya, jika semua tegangan dalam kondisi normal sesuai dengan tegangan referensi, maka
pekerjaan modifikasi telah selesai.

Persamaan Flyback TV
Pin Flyback dilihat / dihitung dari bawah searah jarum jam.

AKARI / FUJITEC China 


 14" BSC 22 - 01N401
 14" BSC25 - 1194 
 20/21" BSC25 - 4803T 
 14" BSC22 - 2007 (B+125)
  20" BSC25-N0803A
COL_B+115V_NC_AFC_GND_H_ABL_NC
AKIRA
 14" JF0501 - 1901
 21" BSC23 - N0114
COL_B+115V_GND_185V_H_ABL_GND_16V_NC_24V

AKIRA Vert +14v dan -14v 


 21" JF0501 - 19959
 21" BSC25 - 0235A
 BSC25-4004A
 BSC25-N 0103
 BSC24-01N4004U
COL_B+115V_+14V_-14V_GND_H_AFC_ABL_NC_185V 

AKIRA CT-29TK9Ae
 JF0501-2202
Col_B+125v_Afc/Nc_-12v_+12v_Gnd_H_Abl_Gnd_180v

AKIRA / FUJITEC IC8893CPBNG.......


 21" BSC25 - 05N2135H
 21" BSC25 - N0379
 21" BSC25 - 3604V
COL_B+115V_NC_AFC_GND_H_ABL_180V                                                                        
 BSC22-68F03
 BSC25-N0449
COL_B+115V_24v_AFC_GND_H_ABL_180V
AIWA 14/20"
 84-L83-606-01
 FTK 14B011 
COL_B+115V_24V_GND_185V_H_ABL_GND_AFC_12V  

DETRON 
  14" 154 - 164F 
  20" 154 - 165D
24v_14v_B+115V_H_AFC_ABL_GND_185V_NC_COL

SHARP 
 14" F0067PE
 20" F0069PE 
COL_B+115V_24V_16V_NC_AFC_GND_H_185V_ABL

 21" F0147PE
COL_B+115V_GND_24V_12V_AFC_185V_GND_H_ABL

 14" F0193 / 21"F0194


  Col_B+115V_GND_40V_12V_AFC_185V_GND_H_ABL
SHARP picollo
 14" BSC26 - 2631S / FA060 WJ - SA 
  21" JF0501-32601 / A071WJ - A
COL_B+125V_GND_24V_12V_AFC_185V_GND_H_ABL

 29" FA100WJ / FA116WJ


Col_B+125v_Gnd_+14v_-14v_Nc_180v_Gnd_H_Abl

GOLDSTAR / LG / AKARI / INTEL


 154-177B
 154-064P
 6174-8004A (kadang 12V/16V gak ada)
 6174Z-6040X
COL_185V_B+115V_GND_16V_24V_40V_ABL_H_AFC

 154-177E 
COL_185V_B+90v_BOOST UP_25V_12V_GND_ABL_H_AFC

JVC
 21" BSC25 - 0262
COL_B+115V_AFC_NC_24V_GND_H_ABL_185V_ GND
JVC AV20NX
 21" JF0501 - 3241 / QQ0189 - 001
 Col_B+115v_ AFC_-12V_+12V_Gnd_HT_ABL_185v_Gnd

FUJITEC lama
 BSC22 - 2314H
 JF0501-1903
 FCM14A032
 KFS 60844
COL_B+115V_180V_16V_24V_H_GND_ABL_AFC_NC

PANASONIC
 TLF14695F/Alpha Gold
 TLF 15610 F
 TLF 15611 F
 KFS60844
Col_B+_Gnd_PS sink -_25v_Ht_185v_Abl_Nc_PS sink+
 20" TLF 4N052
Col_B+115v_Nc_24v_H_180v_Gnd_Gnd  (R2W 1 ohm)_16v_ABL
 ZTF N82014B
Col_B+140v_Nc_+16v_Gnd_H_Gnd_ABL_-16v_ 180v
 21" G4GAM3F2

Col_B+90v_180v_Nc_Nc_Nc_Nc_Abl_Gnd_Ht

SANSUI
 JF0501 -1206
 JF0501-1204
COL_B+115V_185V_16V_24V_H_GND_ABL_AFC_NC
 
LG  
           20": 6174 - 600E
                              Col_185v_B+115V_Gnd_-14v_+14v_Gnd_ABL_H_AFC
 21" BSC24-3366J (Super Slim)

 21" 6174V-6006H (Flat & Super Slim)


COL_185V_B+115V_GND_Nc_24V_Nc_ABL_H_AFC
 29" 6174Z - 5003A
Col_B+115v_+14v_-14v_200v_Gnd_Nc_28v_ABL_H

LG ultra Slim 
 21" BSC25-N0363 
 29" BSC26-N2138
Col_B+115V_+14V_-14V_200V(Video)_Gnd_Inner_26V_Abl_H
LG super slim
 6174913002A
 BSC24-3366J
COL_185V_B+115V_GND_Nc_24V_Nc_ABL_H_AFC

TOSHIBA
 14" TFB 4067 BD 
 21" TFB 4125CH
 21" TFB 4213AG (Flat)
 29" TFB 4086A
COL_B+115V_185V_GND_NC_24V_12V_ABL_H_AFC
POLYTRON / DIGITEC
 20" FCM 20 B 061N 
 21"JF 0501- 19577
COL_B+115V_GND_NC_185V_H_NC_ABL_+12V_-12V

 21" JF0501-195913
 21" FTK-21R011UN

Col_B+115V_Gnd_185v_Nc_H_25v_Bcl_12v_Afc

POLYTRON lama
 14" FCK 14A006
 20" FCM2015H
 20" FTK21R002
NC_NC_GND_185V_16V_H_24V_ABL_B+115V_COL
SAMSUNG 
 FSV 14A004
 FSV14A001
 FSV20A001 
16,5V_AFC_H_24/40V_180V_GND_NC_ABL_B+125V_COL

 FOK14A001 
 FSV-14A004C
 FSV-14A004H
 FSA-38031M
 FSA 173 B
 AA26-002101A
 +16,5V_24V_H_-16V,5_185V_GND_NC_ABL_B+125V_COL
 14/21" Flat FOK14B001
Col_NC_B+123V_NC_200V_Gnd_H_-16,5V_+16,5V_ABL

TV China
 BSC 25 Z 603F
 BSC 25 - 4813A
 BSC 25 - N1003A
 BSC25 - N0608
TP1_COL_TP2_B+115v_TP3_TP4_GND_H_ABL_NC(180V)

 BSC24-014001D
 BSC25-N0321
 BSC25-N1534
 BSC25-N1634
 BSC25-Z1003
 BSC25-Z2705    
 BSC25-Z2706
 BSC25-N0313
 BSC25-F1125A

TP1_COL_TP2_B+115v_TP3_TP4_GND_H_ABL_AFC
TV China
 BSC 25 - 2004PR
COL_B+115v_NC_AFC_GND_H_ABL_NC_TP1_TP2 

 BSC24-01N4014K
 BSC25-T1010A
T1_COL_T2_B+115v_T3_T4_GND_H_ABL_180V

SANYO 
 21" L 40 B 15300 / L40B17100 
 JF0501-32639 (SANYO SLIM 21")
COL _B+115V_NC_185V_AFC_ABL_NC_LOW B_H_GND

SANYO SLIM FLAT 29"


  BSC26-2629S part no: ILB4L40B07500
 Col_B+140v_Nc_Video 185v_Afc_Abl_Nc_Low B_H_Gnd
 Tr Hor D2634
TCL
 21" BSC 25 - 0299D 
 JF0501-1914
 BSC25 - 0231
 21" BSC25-0284C
 BSC 66G (124-3810)
 BSC25-0211
 JF0501-1909A
 JF0501-1214
185V_COL_AFC_B+115V_12V_24V_ABL_GND_NC_H
 
TV China 
 29" BSC26 - 3606A
Col_B+115V_NC_AFC_GND_H_ABL_T1_T2_T3
TV China 
 29" BSC28 - N2329
Col_TP2_B+115V_GND_185V_NC_NC_ABL_H_AFC
TV SAMSUNG 
 29" FUH29A001 (B+ 135v)
 SAMSUNG FLAT SLIM 29" JF0501 - 91911 (FQH29A003) (B+125v)
 21" SLIM FQH21A004 / BSC25-0217G / AA26-00305A / FUH29A001B (S)
(B+120/125V)
COL_NC_B+125V_NC_200V_GND_H_-16,5V_+16,5V_ABL

KONKA 
 14" BSC25-2023S
 14" BSC25 - 0106
 21" BSC25-2666S
 20" BSC25-0111
COL_185V_B+115V_GND_AFC_14V_ABL_H_NC_NC
  21" BSC25-0146
 Col_185v_B+115_Gnd_Nc_Nc_Abl_Ht_Gnd_Afc

SONY
 8-598-858-00
 8-598-831-00
 8-598-811
 1-453-284-11
COL_B+_200V_H_GND_-13V_GND_+13V_NC_ABL

SONY  Trinitron
 29" 1-439-423-32

H1_H2_180v_B+_Col_14V_Abl_Nc_26v_Nc_Gnd

RCA
 14" 6174Z - 8006A 
B+110_Col_6.5V_Gnd H_H_Abl_-12V_Gnd_180v_+12v

PHILIPS
 29" JF0501 - 9185
 BSC25 - N2319
 BSC25 - N2911
Col_B+125v_180v_Afc_H_8v_12v_ABL_45v_Gnd 

SANKEN 
 21" BSC24-01N4004U
 JF0501 - 19959
 BSC25 - 0235A
 BSC25-N 0103
Col_ B+115_+14V_-14V_Gnd_Ht_Afc_Abl_Nc_180v

PIN PROTEKSI POLYTRON


Polytron

Tegangan Menonaktifkan
Model / Series Detektor Yang Dideteksi
Normal Proteksi
DIVA Series, DIPE Pin No.62 IC Suntik Pin No.62
Vertikal Output 5 Volt
Series HBT-00-0X tegangan 5V
Pin No.61 BCL (Beam
EXCEL Series 5 Volt Lepaskan J345
STV223X Current Limiter)
Pin No16
Suntik Pin No.16
IC701(HBM-00- Vertikal Output 5 Volt
BML Chasis tegangan 5V
XX)
(MX5203MS, MX-
BCL (Beam
20323) Pin No.46 IC301
Current Limiter) 5 Volt Lepaskan D304
(STV228X)
Lewat D304

 
 
 
 
 
 
PIN PROTEKSI TV PANASONIC
Panasonic MN152810TT, AN5606K
Menonaktifkan
Masukan Proteksi Detektor Yang Dideteksi Tegangan Normal
Proteksi
R428
Vertikal Output R428 = 0 Volt Lepaskan R428
(56K)
D522 Heater / X-rayAnoda D522 = 0 Volt Lepaskan D522
Pin No.20 IC601 (0
Collector Q451 = 0
Volt) Q451 Tegangan 24V Lepaskan Q451
Volt
Collector Q503 = 0
Q503 Tegangan 12V. Lepaskan Q503
Volt
Pin No.50 IC1102 Sinkronisasi Pin No.50 IC1102 =
Q1136 Lepaskan Q1136
(5.3 Volt) Video 5.3 Volt

Panasonic MN152810TTD6, AN5607K


Menonaktifkan
Masukan Proteksi Detektor Yang Dideteksi Tegangan Normal
Proteksi
R474
Vertikal Output R474 = 0 Volt Lepaskan R474
(47K)
Pin No.20 IC601 (0 Collector Q451 = 0
Q451 Tegangan 24V Lepaskan Q451
Volt) Volt
Collector Q503 = 0
Q503 Tegangan 12V Lepaskan Q503
Volt
Pin No.50 IC1102 Sinkronisasi Pin No.50 IC1102 =
Q1136 Lepaskan Q1136
(5.3 volt) Video 5.3 Volt

Panasonic GOLD Series, MN1528111, AN5192K-A


Yang Menonaktifkan
Masukan Proteksi Detektor Tegangan Normal
Dideteksi Proteksi
Pin No.55 IC601 (0 D544 Anoda D544 = 0
X-ray Lepaskan D544
Volt) (MA410B) Volt
Vertikal
R426 (56K) R426 = 0 Volt Lepaskan R426
Output
Q503 (A564) Tegangan Collector Q503 = 0 Lepaskan Q503
12V Volt
Tegangan Collector Q451 = 0
Q451 (A564) Lepaskan Q451
24V Volt

Panasonic MX-5A Chassis, MN1871681TFK, M52770ASP


Yang Menonaktifkan
Masukan Proteksi Detektor Tegangan Normal
Dideteksi Proteksi
D590 Anoda D590 = 0
X-ray Lepaskan D590
(MA4108) Volt
Pin No.36 IC601 (0 Tegangan Collector Q580 = 0
Q580 (B709) Lepaskan Q580
Volt) 24V Volt
Collector Q581 = 0
Q581 (B709) Tegangan 9V Lepaskan Q581
Volt
 
 
 
 
 
 
 
 
PIN PROTEKSI SHARP
Chasis UA-1, Menggunakan IC IX3368CEN1-5 Atau IX3410CEN1-5
Tegangan Menonaktifkan
Masukan Proteksi Detektor Yang Dideteksi
Normal Proteksi
Anoda D609 = 3.3
D609 Tegangan 8V Lepaskan D609
Volt
Anoda D606 = 3.3
D606 ABL / X-ray Lepaskan D606
Volt
Anoda D614 = 3.3
D614, Volt Lepaskan D614
Heater / X-ray
Q603 Collector Q603 = Lepaskan Q603
Pin No.8 IC801 (3,3 V) 3.3 Volt
Menonaktifkan Anoda D752 = 3.3
D752 Tegangan 5V Lepaskan D752
Proteksi utama, Volt
Lepaskan Jumper J223 Tegangan 16V Anoda D504 = 3.3
D504 Lepaskan D504
(Sound Amp) Volt
Tegangan 45V Anoda D502 = 3.3
D502 Lepaskan D502
(Vertikal) Volt
Anoda D503 = 3.3
D503 Vertikal Output Lepaskan D503
Volt
Anoda D613 = 3.3
D613 Tegangan 180V Lepaskan D613
Volt
Chasis UA-1 (Lubang), Menggunakan IC IX3368CEN7
Tegangan Menonaktifkan
Masukan Proteksi Detektor Yang Dideteksi
Normal Proteksi
Tegangan 33V Anoda D203 = 3.4
D203 Lepaskan D203
(Tuner) Volt
Anoda D607 = 3.4
D607 Tegangan 190V Lepaskan D607
Volt
Pin No.8 IC801 (3,4 V)
Anoda D604 = 3.4
Menonaktifkan Proteksi
D604, Volt Lepaskan D604
utama, Heater / X-ray
Q603 Collector Q603 = Lepaskan Q603
Lepaskan Jumper J208
3.4 Volt
dan D203
Anoda D601 = 3.4
D601 ABL / X-ray Lepaskan D601
Volt
Tegangan Supply Collector Q501 =
Q501 Lepaskan D501
Vertikal 3.4 Volt

Menggunakan IC IX 2938CE, TB1226


Yang Menonaktifkan
Masukan Proteksi Detektor Tegangan Normal
Dideteksi Proteksi
Anoda D616 = 5.1
D616 Tegangan 9V Lepaskan D616
Volt
Tegangan Anoda D607 = 5.1
D607 Lepaskan D607
180V Volt
Collector Q607 = 5.1
Q607 Heater / X-ray Lepaskan Q607
Pin No.30 IC1001 (5,1 Volt
V) Anoda D606 = 5.1
D606 ABL / X-ray Lepaskan D606
Volt
Anoda D611 = 5.1
D611 Tegangan 5V Lepaskan D611
Volt
Anoda D201 = 5.1
D201 Tegangan 9V Lepaskan D201
Volt

Menggunakan IC IX 2694, M52340


Yang Menonaktifkan
Masukan Proteksi Detektor Tegangan Normal
Dideteksi Proteksi
Pin No.38 IC1001 (0 D606 Heater / X-ray Anoda D606 = 0 Volt Lepaskan D606
V) D616 ABL / X-ray Anoda D616 = 0 Volt Lepaskan D616
Collector Q603 = 0
Q603 ABL / X-ray Lepaskan Q603
Volt
D610 Heater / X-ray Anoda D610 = 0 Volt Lepaskan D610

Chasis G2 Menggunakan IC IX 3031CE, TB1226


Yang Menonaktifkan
Masukan Proteksi Detektor Tegangan Normal
Dideteksi Proteksi
Anoda D618 = 3,3
D618 Tegangan 9V Lepaskan D618
Volt
Anoda D607 = 3,3
D607 Heater / X-ray Lepaskan D607
Volt
Pin No.30 IC1001 (3,3 Collector Q607 = 3,3
Q607 Heater / X-ray Lepaskan Q607
V) Volt
Anoda D606 = 3,3
D606 ABL / X-ray Lepaskan D606
Volt
Anoda D611 = 3,3
D611 Tegangan 5V Lepaskan D611
Volt

GA-4M Chasis, Menggunakan IC IXB226WJ, M61260


Menonaktifkan
Masukan Proteksi Detektor Yang Dideteksi Tegangan Normal
Proteksi
Anoda D605 = 4,5
D605 Tegangan 185V Lepaskan D605
Volt
Katoda D607 = 4,5
D608 ABL / X-ray Lepaskan D608
Volt
Pin No.7 IC1001 Collector Q603 = 4,5
Q603 Heater Lepaskan Q603
(4.5 V) Volt
Tegangan 33V Anoda D203 = 4,5
D203 Lepaskan D203
(Tuner) Volt
Anoda D606 = 4,5
D1091 Tegangan 9V Lepaskan D1091
Volt
Pin No.6 IC1001 Pin No.6 IC1001 = 3.4
D1010 Tegangan 15V Lepaskan D1010
(3.4 V) Volt
Chasis GA-6, Menggunakan IC IXB725WJ, Chasis GA-7 Menggunakan IC IXB855WJZZ
Masukan Menonaktifkan
Detektor Yang Dideteksi Tegangan Normal
Proteksi Proteksi
Anoda D1005 = 4,1
D1005 Tegangan 9V Lepaskan D1005
Volt
Katoda D608 = 4,1
D608 ABL / X-ray Lepaskan D608
Volt
Pin No.63 IC801 Collector Q603 = 4,1
Q603 Heater Lepaskan Q603
(4.1 V) Volt
D805, Tegangan 33V Anoda D805 & D203
Lepaskan D203
D203 (Tuner) = 4,1 Volt
Tegangan 5V Anoda D204 = 4,1
D204 Lepaskan D204
(Tuner) Volt
Pin No.7 IC801 Power supply (AC- Pin No.7 IC801 = 3.9
D1002 Lepaskan D1002
(3.9 V) Detect) Volt
Pin No.8 IC801 Pin No.8 IC801 = 0.6
R523 Vertical Lepaskan R523
(0.6 V) Volt

Menggunakan IC IXC080WJN5Q
Menonaktifkan
Masukan Proteksi Detektor Yang Dideteksi Tegangan Normal
Proteksi
Anoda D1008 = 4,1
D1108 Tegangan 5V Lepaskan D1108
Volt
Katoda D605 = 4,1
D605 Tegangan 185V Lepaskan D605
Volt
Pin No.63 IC801 (4.1
D608, Katoda D608 = 4,1
V) ABL / X-ray Lepaskan D608
D607 Volt
Menonaktifkan Proteksi
Q603, Collector Q603 =
utama, Heater / X-ray Lepaskan Q603
D604 4,1 Volt
Lepaskan Jumper J497
Tegangan 33V Anoda D203 = 4,1
D203 Lepaskan D203
(Tuner) Volt
Anoda D1105 = 4,1
D1105 Tegangan 5V Lepaskan D1105
Volt
Pin No.64 IC801 (3.9 Power supply Pin No.64 IC801 =
D1002 Lepaskan D1002
V) (AC-Detect) 3.9 Volt
Pin No.65 IC801 (0.6 Pin No.65 IC801 =
R523 Vertical Lepaskan R523
V) 0.6 Volt

Menggunakan IC IXC688WJ / IC IXC844WJ


Menonaktifkan
Masukan Proteksi Detektor Yang Dideteksi Tegangan Normal
Proteksi
Anoda D1008 = 4,1
D1108 Tegangan 5V Lepaskan D1108
Volt
Katoda D605 = 4,1
D605 Tegangan 185V Lepaskan D605
Volt
D608, Katoda D608 = 4,1
ABL / X-ray Lepaskan D608
Pin No.81 IC801 D607 Volt
(4.1 V) Q603, Collector Q603 = 4,1
Heater / X-ray Lepaskan Q603
D604 Volt
Tegangan 33V Anoda D203 = 4,1
D203 Lepaskan D203
(Tuner) Volt
Anoda D1105 = 4,1
D1105 Tegangan 5V Lepaskan D1105
Volt
Pin No.82 IC801 Power supply (AC- Pin No.82 IC801 =
D1002 Lepaskan D1002
(3.9 V) Detect) 3.9 Volt
Pin No.83 IC801 Pin No.83 IC801 =
R523 Vertical Lepaskan R523
(0.6 V) 0.6 Volt
 
 
 
PIN PROTEKSI SANYO
Sanyo

Yang Menonaktifkan
Model / Series Masukan Proteksi Detektor
Dideteksi Proteksi
Q527 Vertical Lepaskan RQ527
Pin No.27 IC Micom D681 Tegangan 9V
Lepaskan D681
(LC 8634XX / LC 8632XX, D682 Tegangan 24V
Lepaskan D682
QXXAVB864P, Lepaskan Q449 &
Chasis FC-3A Q449, D468 X-Ray
QXXAVC044P) D468
Me-nonaktifkan protek utama, D664 Tegangan 12V Lepaskan D664
lepaskan R830 (1 K ohm) Tegangan
D486 Lepaskan D486
180V
D392 Tegangan 24V Lepaskan D392
Chasis EB-2A, Pin No.31 IC Micom D393 Tegangan 12V Lepaskan D393
AA1-A (QXXAAC22XX) Tegangan
D391 Lepaskan D391
180V
Chasis AC-1A Pin No.41 IC Micom D445 ABL/X-Ray Lepaskan D445
Tegangan
D492 Lepaskan D492
180V
D655 Tegangan 8V Lepaskan D655
(QXXAAC23XX)
D654 Tegangan 12V Lepaskan D654
Q527 Vertikal Out Lepaskan Q527
D646 Tegangan 24V Lepaskan D646
Pin No.15 IC Micom
Chasis A-3A D792 Tegangan 9V Lepaskan D792
(M34300N4-XXXSP)
Pin No.23 IC Jungle
CG21XS2 Power fail Lepaskan J830
(LA769XX)
PIN PROTEKSI SONY
Sony

Model / Menonaktifkan Yang Menonaktifkan


Masukan Proteksi Detektor
Series Pusat Proteksi Dideteksi Proteksi
Pin No.50 IC R369
Chasis Lepaskan R368 ABL Lepaskan R369
301(TDA8844) = (1.2MΩ)
BG-2T (1KΩ)
1.5V D501 X-Ray Lepaskan D501
D1505 Vertikal Lepaskan D1505
Chasis Pin No.50 IC Lepaskan R341 R319
ABL Lepaskan R319
BG-2S 01(TDA8374) = 1.5V (1KΩ) (1.2MΩ)
D591 X-Ray Lepaskan D591
D1505 Vertikal Lepaskan D1505
Chasis Pin No.48 IC Lepaskan R341
R319
BG-2 01(TDA8366) = 1.5V (1KΩ) ABL Lepaskan R319
(1.2MΩ)

PIN PROTEKSI LG
LG

Model / Menonaktifkan Yang Menonaktifkan


Masukan Proteksi Detektor
Series Pusat Proteksi Dideteksi Proteksi
Heater / X-
D401 Lepaskan D401
Chasis Pin No.8 IC Lepaskan Q16 Ray
MC-83A 01(M37272M) = 4V (C3198Y) Tegangan
D402 Lepaskan D402
115V
Tegangan
D301 Lepaskan D301
16V
Pin No.41 IC
Chasis Lepaskan R57 (100 Tegangan
01(CXP86324) = D303 Lepaskan D303
MC-84A Ω) 45V
3.8V
Heater / X-
D744 Lepaskan D744
Ray
Chasis Pin No.20 IC Lepaskan JP102 Q302 Vertikal Lepaskan Q302
Output
Tegangan
D408 Lepaskan D408
pada T402
Tegangan
01(LG8634-15D) = D415 Lepaskan D415
MC-64A 8V
5V
Heater / X-
D8002 Lepaskan D8002
Ray
Tegangan
D416 Lepaskan D416
8V
Tegangan Lepaskan R423
Q403
110V (12K)
Chasis Pin No.25 IC Lepaskan
D303 Vertikal Lepaskan D303
MC-059 501(LG631) = 5V Q16(C103)
Heater / X-
D401 Lepaskan D401
Ray

 PROTEK PADA POLYTRON DIVA (MX 6202)


Cara kerja protek pada IC HBT-00-026 sama seperti cara kerja ic program pada umumnya , yaitu
apabila tegangan di pin protek di (0) kan maka ic akan memberi perintah protek/stanby.
Protek pada polytron MX 6202 di sadap dari denyut vertical blanking.

Setelah tv nyala ,ic vertikal bekerja di pin Vblk mengeluarkan denyut sinkronisasi (biasanya di
manfaatkan untuk sinkronisasi disply vertical) tapi untuk type ini di pakai untuk mensuply
tegangan protek. Elko 1uF berfungsi untuk menahan tegangan DC dan meloloskan tegangan AC.
Lalu di searahkan oleh deoda dan hasil tegangannya dipakai untuk memberi tegangan di pin
protek IC HB-00-026.
Untuk Type ini melumpuhkan protek tidak bisa dengan memotong jamper/jalur,apalagi dengan
mencabut ic vertical , karena tegangan di pin protek di dapat dari frekwensi vertical . berbeda
dengan type lain pada umumnya, tegangan protek didapat dari B+ melalui resistor dan apabila
terjadi kerusakan baru di (0) kan oleh deoda seperti post sebelumnya.
Penulis pernah mengalami protek pada type MX 6202 ini. semuanya tegangan normal vertical
juga normal Vblk signal normal, setelah ukur di pin protek HB00-026 pin 62 tegangan Cuma ada
2volt setelah di periksa ternyata elco 1uF kering ,jadi tidak bisa nenghantarkan tegangan ac
dengan sempurna.untuk mengatasinya ganti elco 1uf atau dengan nilai yg lebih besar seperti
dengan nilai 47 uf..
Sistim protek Sanyo dengan QXXAVB908 dan QXXAVB889
 Protek input ic mikrokontrol QXXAVB908 adalah pin-24 dimana pada kondisi normal
mempunyai tegangan “high”. Jika tegangan berubah menjadi “low” maka akan menyebabkan
protek aktip bekerja
 Untuk melumpuhkan semua fungsi protek – maka dapat dilepas R854

Sampling protek Untuk melumpuhkan


 Tegangan 9v dari regulator Q661  Lepas D681
 Tegangan 26V dari transistoryang  Lepas D682
dikontrol switch on-off Q683
 Kerja bagian Vertikal-out yang disampling  Lepas Q527
dengan transistor Q527 normal tegangan basis
adalah nol

Service mode SHARP


Kumpulan macam-macam cara Service Mode Sharp
Cara.1 (model lama)
 Cari sebuah switch NORMAL – SERVICE
 Bentuknya mirip switch yang digunakan pada bagian vertikal
 Lokasi ada pada main-pcb bagian belakang dekat dengan TUNER
 Untuk masuk service mode – pindah ke posisi SERVICE
 
Cara.2
 Power on
 Pastikan adjustment gambar pada posisi NORMAL (dengan remot)
 Short-kan JA137 & JA138 sekitar 1 detik kemudian lepas lagi, maka akan masuk pada
service mode.
 Navigasi menggunakan Ch dan Vol
 Untuk exit matikan pesawat
Ganti IC memori baru (kosong)
 Power off
 Short-kan terus sementara JA137 dan JA138
 Hidupkan pesawat
 Tunggu sekitar 30 detik otomatis data default kan ditulis kedalam memori
 
Cara.3
 Main-switch off atau cabut power-cord (kabel listrik)
 Tekan dan tahan secara bersamaan Vol-down dan Ch-up pada front panel
 Hidupkan pesawat
 Navigasi menggunakan Ch dan Vol dengan remote
 Exit matikan main-switch (data disimpan secara otomatis)
 
Cara.4 (slim dengan UOC kotak)
 Power on
 Pastikan adjustment gambar pada posisi NORMAL (dengan remote)
 Shortkan pin-5 Mikrokontrol sekitar 1 detik dan lepas kembali (atau JA483 dengan
JA484)
 Tekan MENU untuk memilih MODE yang akan diadjust (Adjust Mode, Check mode,
Option mode dll)
 Navigasi menggunakan Ch dan Vol
 Tunggu sekitar 4 detik sebelum pindah ke adjustment lainnya agar data disimpan dahulu
secara otomatis
Ganti memori baru (kosong)
 Power off
 Shortkan terus sementara pin-5 Mikrokontrol ke ground (atau JA483 dengan JA484)
 Hidupkan pesawat
 Tunggu sekitar 30 detik dan otomatis data default akan ditulis kedalam memori
 Jika data default gagal – kemungkinan dapat disebabkan karena ABL britnes terlalu
terang atau ada problem pada ABL
 
Cara.5
 Tekan MENU pada remote
 Selanjutnya tekan angka 4-7-2-5
 Navigasi menggunakan Ch dan Vol
 Untuk exit matikan pesawat
Mengganti UPS Astello untuk STR-F6653 pada Sharp
Sharp menggunakan STR-F6653 power suply tidak mau kerja (tidak mau stand-by) sedangkan
tegangan pada elko besar normal. Ciri keruskan jika pada pin-4 tegangan diukur tidak dapat naik
mencapai 19v (merupakan tegangan start Vcc bagian driver)
Beli STR-F6653 pada salah satu toko terkenal dengan harga 11rb tidak dapat dipakai. Coba beli
ditoko lain yang harganya 19rb ternyata hasilnya tetep sama saja, part tidak dapat dipakai.
 
Achirnya kami putuskan untuk diganti menggunakan Universal Power Suply Astello, yang
selama ini pasti tidak pernah gagal digunakan.
Sharp model ini tegangan B+ saat “stand-by” tegangannya sangat rendah, tidak sama dengan
tegangan pada saat “power on”. Sedangkan jika diganti dengan Estello maka tegangan B+
nantinya akan “tetap sama”. Hal semacam ini kemungkinan dapat menyebabkan masalah ,
seperti misalnya.
 Saat power-on pesawat hidup normal, tetapi begitu dibuat st-by ada part yang terbakar
 Saat st-by bagian horisontal tetap kerja (tapi raster gelap)
Sehingga mengganti dengan estello kadang perlu dilakukan modifikasi.
Sirkit pada sekunder power suply harus dipelajari dulu
Saat stand-by
 Pada saat st-by tegangan keluaran dari sekunder tranfo switching masih rendah
semuanya.
 SCR D762 dikontrol “on-off” oleh mikrokontrol. Dan pada saat st-by pada kondisi “on”
atau menghantar. Suply untuk Vcc mikrokontrol diberikan dari pin-17 tranfo switching >>
D757 >>SCR>> elko C756 (11.5v) selanjutnya ke ic regulator 3.3v
Saat power-on
 Saat power –on maka semua tegangan keluaran sekunder tranfo switching akan naik
semua.
 Tegangan pada pin-17 juga akan ikut naik. Oleh karena itu SCR harus dibuat menjadi
“off”. Seandainya SCR tetap “on” maka dapat menyebabkan tegangan pada elko C756 akan
naik dan mengakibatkan elko meletus.
 Sebagai gantinya tegangan pada elko C756 (11.5v) akan diberikan dari pin-12 tranfo
switching >>D751.
Kesimpulan.
 Memasang Astello pada sirkit Sharp seperti contoh diatas, karena semua tegangan
sekunder tranfo switching pada kondisi normal (tinggi), maka SCR D762 harus dilepas.
Catatan :
 Setelah memasang dengan Astello maka perlu diperiksa tegangan B+ pada saat st-by
 Umumnya tegangan akan naik sekitar 10 ~ 15%
 Jika tegangan melebihi tegangan kerja elko B+ berarti ada masalah. Biasanya disebabkan
karena elko B+ nilai kapasitas menurun
MEMAHAMI MASALAH DAN CARA KERJA STR IC REGULATOR
Yang dimaksud dengan STR pada tulisan ini misalnya adalah regulator Sanken seri STR-F/G/W
dan Fairchild seri KA05Q

Adalah merupakan ic Quasy Resonant Flyback (QRF) Swiching Regulator yang terdiri dari (a)
kontrol IC dan (b) power MOSFET yang dikemas menjadi satu kesatuan. Regulator ini didesain
sehingga hanya membutuhkan sedikit komponen luar.

Sanken
Cara kerja

1. UVLO (under voltage lock out)


Regulator akan mulai bekerja jika tegangan Vcc start-up pada pin-4  mencapai 16v. Setelah
power suply bekerja selanjutnya tegangan Vcc akan diganti disuply dari tanfo switching melalui
sebuah diode penyearah. Pada saat sirkit telah bekerja jika tegangan Vcc kurang dari 15V,
kontrol regulator akan masih tetap bekerja. regulator akan berhenti bekerja (protek)  jika
tegangan suply Vcc drops hingga kurang dari 11v.

2. Kontrol umpan balik (pin-1)


Regulator bekerja menggunakan sistim PWM, dimana agar tegangan keluaran B+ stabil
dikontrol oleh sirkit umpan balik dari tegangan keluaran B+ >>> photo-coupler >>> pin-1.
Sebuah kapasitor dipasang pada pin-1  digunakan untuk mencegah agar kalau ada gangguan
noise tidak mengganggu sistim kerja.

3. Soft start (pin-5)


Pada saat power dihidupkan pertama kali, maka sirkit uman balik belum bekerja karena belum
ada tegangan keluaran B+. Hal ini menyebabkan arus start yang berat pada MOSFET. Untuk
mencegah hal ini maka regulator diperlengkapi dengan sirkit soft start secara internal dan sebuah
kapasitr  filter eksternal.
Jika power suply digunakan untuk Monitor misalnya, maka frekwensi  regulator perlu
disinkronisasi. Sinyal sinkronisasi dari luar dapat di-inputkan lewat pin-5

4. Protektor
Regulator diperlengkapi dengan macam-macam protektor.

    Over-current protektor (OCP) atau Over Load protektor (OLP). Misalnya jika terjadi
kerusakan pada flyback atau def yoke, maka akan menyebabkan beban tegangan B+ over. Jika
terjadi hal demikian maka regulator akan mati protek sehingga IC tidak rusak. Sebagai sensor
over current adalah resistor dengan nilai kecil yang dipasang pada pin-2 ke ground.
    Short protektor. Jika tegangan keluaran B+ short, maka regulator akan mati protek.
    Over-voltage protektor (OVP). Regulator yang tidak diperlengkapi dengan protektor maka jika
jalur umpan balik terputus dapat menyebabkan tegangan keluaran dari tanfo switching naik atau
power regulator rusak.. Dengan OVP regulator akan mati protek jika tegangan suply Vcc pin-4
naik melebihi 22.5v.
    Thermal protektor. Regulator akan berhenti bekerja jika temperatur mencapai 140 derajat
celcius.

6. Auto start.
Regulator akan auto start secara otomatis jika mati sendiri (protek) setelah OVP atau OCP

Trobelshuting

1. Tidak dapat start.


Dapat disebabkan karena :

    Tidak ada tegangan suply start-up Vcc atau tegangan kurang dari 16v
    Elko filter tegangan suply Vcc kering.

2. Led indikator kedip-kedip


Kalau diperiksa tegangan suply Vcc goyang-goyang. Hal ini disebabkan karena regulator hidup-
mati karena OVLO kerja., regulator mati-protek dan hidup auto start secara berulang. Kalau
dimatikan elko besar biasanya masih menyimpan sisa muatan.
Dapat disebabkan karena :

    Elko filter tegangan suply Vcc pada pin-4 kering. Ganti dengan nilai yang sama atau sedikit
lebih besar.

    men-triger UVLO

    kapasitor filter pada input umpan pin-1 balik kering nilai menurun
    men-triger OLP

    Diode penyearah dari tranfo switching rusak (kadang kalau diperiksa dengan avo-meter
nampak seperti masih bagus)

    menyebabkan tegangan suply Vcc dari tranfo switching drops (UVLO)

    Kerusakan part atau jalur putus pada sirkit umpan balik dari tegangan B+ ke regulator lewat
photocoupler

    men-triger OVP

    Elko filter tegangan B+ kering

    men-triger OVP

    Salah satu tegangan keluaran dari bagian sekunder tranfo switching ada yang short (beban
over)

    mentriger OLP

    Kapasitor soft start nilai menurun

    mentriger OLP

3. Timbul gangguan suara (noise)


Dapat disebabkan karena :

    Gulungan tranfo kendor.


    Kalau ada kapasitor keramik - kadang dapat menimbulkan gangguan noise karena mempunyai
karakteritik piezoelectrik seperti kristal resonator. Ganti dengan kapasitor film.

4. Saat st-by tegangan normal. Tetapi ketika power di-on-kan regulator langsung mati protek
tidak ada tegangan pada bagaian sekunder. Elko besar masih menyimpan muatan.
Dapat disebabkan karena :

    Sensor OVP resistor nilai kecil pada pin-2  ke ground nilai molor sehingga men-triger OLP
atau OCP.
    IC regulator rusak

Catatan : Hati-hati ketika  regulator tidak kerja. Karena mungkin elko besar masih menyimpan
muatan ketika dimatikan.
Posted by Unknown at 9:53 AM 
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: ilmupintar1.blogspot.com
2 comments:
1.

UnknownNovember 17, 2016 at 1:45 PM

Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis


sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama
3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH
PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-
2589-0869
Atau Kunjungi Situs KYAI www.pesugihan-uang-gaib.blogspot.co.id/ agar
di
berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu
hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik, jika ingin
seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh
Beliau
Reply

2.

PaipaiFebruary 18, 2019 at 6:46 PM

thanks gan sudah share


Solder uap
Reply
Newer PostOlder PostHome
Subscribe to: Post Comments (Atom)
ilmu pintar

Search

custom

Total Pageviews

0 21
1 15
2 21
3 28
4 26
5 19
6 17
7 46
8 18
9 14
10 18
11 41
12 91
13 22
14 25
15 31
16 14
17 21
18 100
19 23
20 57
21 13
22 29
23 42
24 15
25 41
26 44
27 87
28 36
29 9
 289,706
Blog Archive

 ▼  2016 (27)
o ►  July (1)
o ▼  June (26)
 Kitab Mantra Magnetism
 Internet sebagai sumber penghasilan anda
 Cara Upload Website ke Internet
 http://ilmupintar1.blogspot.com TENAGA DALAM PUKUL...
 http://ilmupintar1.blogspot.com Membangkitkan Kesa...
 Trik Jitu Amankan File-File Penting Dari VIRUS
 BELADIRI DENGAN KEKUATAN KAROMAH
 KITAB ILMU HIKMAH
 Rahasia Mengamalkan Surat Al-Faatihah
 Doa MahaRezeki
 ASMAUL-HUSNA MAKNA DAN KEGUNAANNYA
 PSIKOTES CPNS DAN BUMN
 KOMPONEN KARBURATOR DAN CARA KERJANYA
 <!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...
 FUNGSI KOMPONEN PADA MOBIL
 FUNGSI
 PELAKSANAAN PERAWATAN BERKALA UNTUK MOBIL
 CONTOH LAMARAN KERJA BANK
 CONTOH LAMARAN KERJA
 CARA SERVICE TV
 SERVICE TABUNG
 MENGENAL BAGIAN-BAGIAN TV
 RANGKAIAN PENGUAT VERTICAL DAN HORINZONTAL
 horinzontal tv
 Kerusakan bagian Defleksi Horisontal
 BUKU REPARASI TV
Search This Blog

Search

About Me

Unknown
View my complete profile
Blog Archive

 ▼  2016 (27)
o ►  July (1)
o ▼  June (26)
 Kitab Mantra Magnetism
 Internet sebagai sumber penghasilan anda
 Cara Upload Website ke Internet
 http://ilmupintar1.blogspot.com TENAGA DALAM PUKUL...
 http://ilmupintar1.blogspot.com Membangkitkan Kesa...
 Trik Jitu Amankan File-File Penting Dari VIRUS
 BELADIRI DENGAN KEKUATAN KAROMAH
 KITAB ILMU HIKMAH
 Rahasia Mengamalkan Surat Al-Faatihah
 Doa MahaRezeki
 ASMAUL-HUSNA MAKNA DAN KEGUNAANNYA
 PSIKOTES CPNS DAN BUMN
 KOMPONEN KARBURATOR DAN CARA KERJANYA
 <!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...
 FUNGSI KOMPONEN PADA MOBIL
 FUNGSI
 PELAKSANAAN PERAWATAN BERKALA UNTUK MOBIL
 CONTOH LAMARAN KERJA BANK
 CONTOH LAMARAN KERJA
 CARA SERVICE TV
 SERVICE TABUNG
 MENGENAL BAGIAN-BAGIAN TV
 RANGKAIAN PENGUAT VERTICAL DAN HORINZONTAL
 horinzontal tv
 Kerusakan bagian Defleksi Horisontal
 BUKU REPARASI TV
Ilmu pintar 1

Formulir Kontak Persahabatan


Name

Email *

Message *

ilmu pintar
 Kartun anak anak - 1/6/2018 - Jaka ardiansyah,ST
 Iklan - 1/6/2018 - Jaka ardiansyah,ST
 Big family - 1/6/2018 - Jaka ardiansyah,ST
 Family me - 1/6/2018 - Jaka ardiansyah,ST
 Masya Allah... Inilah Foto Foto Ruang Didalam Ka'bah - 7/17/2016 - Jaka ardiansyah,ST
Entri Populer
 BUKU REPARASI TV
BUKU REPARASI TV CACAT VERTICAL PADA LAYAR Followers
TELEVISI . Rangkaian bagian vertical pada Televisi Tabung/CRT
berguna untuk mendrive/men...
 SERVICE TABUNG
Service tabung schema alat tembak saat pnembakan ada 5 kabl yg di jepit
ke socet CRT. G1 G2 RGB H1 H2 sdiakn 5 kab...
 CARA SERVICE TV
Cara Service Tv CARA SERVICE TV TIDAK ADA GAMBAR         
Jika TV hanya ada garis tengah saja : ü   Kemungkinan kerusakan...
 KOMPONEN KARBURATOR DAN CARA KERJANYA
KOMPONEN KARBURATOR DAN CARA KERJANYA   Setelah kita
mengetahui komponen apa saja yang terdapat pada Karburator, pada
episode ini akan...
 RANGKAIAN PENGUAT VERTICAL DAN HORINZONTAL
Rangkaian Penguat Vertikal dan Horisontal * Rangkaian penguat vertikal.
Rangkaian penguat vertikal digunakan untuk menguatkan si...
 PSIKOTES CPNS DAN BUMN
Created by Cauza Multimedia. Inc Blog : http://cauza.wordpress.com |
Web : http://cauza.web.id | mail : cauza04@gmail.com TES 1 : Tes
Penget...
 horinzontal tv
Problem TV Mati Protek Lampu kedip-kedip 001 Bagaimana yang
dimaksud mati protek atau rusak protek. Pesawat televisi yang diperlen...
 Kerusakan bagian Defleksi Horisontal
Kerusakan bagian Defleksi Horisontal Memahami dan Melacak
Kerusakan sirkit Defleksi Horisontal Dokumen ini kami susun dari
berbag...
 (no title)
Setelah kita mengetahui komponen apa saja yang terdapat pada
Karburator, pada episode ini akan diterangkan bagaimana cara kerja secara
d...
 MENGENAL BAGIAN-BAGIAN TV
Memahami bagian-2 sirkit Horisontal-out Jalur utama pulsa horisontal
adalah dari kolektor transistor HOT >>def yoke >> ku...
Laman
 Beranda
Ethereal theme. Powered by Blogger.
http://ilmupintar1.blogspot.com/2016/06/kerusakan-bagian-defleksi-horisontal.html

Anda mungkin juga menyukai