Anda di halaman 1dari 4

1

POWER AMPLIFER
Agar Power Amplifier yang Sobat Rangkai Menjadi sesuai, dengan ukuran yang Tepat sehingga
Menjadi Power Amplifier yang Terbaik.
Ada bermacam merk dan Jenis dari transistor yang cocok sebagai penguat akhir atau final untuk power
audio yang banyak dijual ditoko elektronika. Hal ini tentu saja sangat bagus bagi kita para perakit audio,
sehingga kita bisa mudah menyesuaikan dengan kebutuhan akan amplifier kita. Dipasaran ada tersedia
berbagai merk dan type. Antara lain : Thosiba, Sanken, MOSPEC, MJL, jengkolan, MEXICO, TIP,
NJW, dan lain sebagainya. Apa yang membedakan diantara semuanya? secara prinsip kerja transistor
sama saja, namun hal utama yang paling mempengaruhi terhadap kebutuhan Audio kita adalah
VOLTASEnya, disipasi daya, dan tentu saja harga dari masing-masing transistor tersebut juga
bervariasi.
Untuk itu anda perlu melihat kebutuhan Anda terlebih dahulu sebelum memilih diantara masing-masing
type TRANSISTOR, sehingga nantinya nggak akan ada hal yang sia-sia. Misalnya sebagai contoh :
Anda saat ini sudah memiliki sebuah trafo berukuran 5 amper; dengan tegangan output maksimal 32volt
Nah, dengan adanya trafo yang sebesar itu, maka anda hanya akan sia-sia jika memilih transistor final
sanken 2SC3264 dan pasangannya 2SA1295; hal ini karena transistor type tersebut selain cukup mahal,
juga memiliki spesifikasi yang tinggi, yaitu 230v, 17 ampere, dengan daya maksimal 200watt.
Kenapa saya bilang sia-sia?. Sia-sianya karena trafo yang anda miliki kurang mencukupi untuk
kebutuhan supply arus(kurang ampere) untuk tr final tersebut, sehingga daya outputnya pun tidak akan
bisa maksimal; artinya anda hanya buang-buang duit saja. Transistor yang sesuai dengan trafo anda
adalah TIP 3055/TIP2955 atau jengkolan 2N3055 dan pasangannya yaitu MJ2955. Tapi kalau trafo
Anda adalah produk 5 amper besar/5A murni, maka 1 set sanken 2SC2922 – 2SA1216 mungkin masih
sesuai.
Lain hal nya jika Anda memiliki trafo 10amper, yang mampu menyuplai tegangan hingga 60VDC,
maka Anda bisa memilih final type 2SC3264 dan pasangannya 2SA1295 supaya Power amplifier Anda
mampu mengeluarkan daya maksimal hingga 400 watt stereo. Apakah hal itu sudah tidak sia-sia?
Tidak, karena daya keluaran maksimal juga tergantung dari faktor speakernya juga, maka speaker Anda
harusnya mampu menampung daya 400watt dengan impedansi 4ohm. Anda bisa menggunakan 2 buah
speaker 8 0hm 200 watt yang diparalel. Baru itu namanya tidak sia-sia. Segitu saja basa-basinya,
sekarang marilah kita mengenal berbagai type transistor final audio ampifier.
Berikut mengenai perbedaan berbagai TR final audio amplifier yang banyak digunakan oleh perakit
atau penggemar audio
1. Transistor final audio Sanken 2SC2922 – 2SA1216
Sepasang TR final type dari produk sanken ini kayaknya yang paling menjadi primadona diantara para
penggemar audio. Selain mudah dijumpai dipasaran, type transistor sanken ini harganya relatif
terjangkau, maksimal voltase cukup yaitu hingga 180V dan kuat arus maksimal 17 ampere, mampu
mengeluarkan daya hingga 200watt.
Type ini juga bisa di gunakan untuk power amplifier luar ruangan yang berdaya besar ribuan watt, juga
bagus digunakan untuk audio rumahan. Bagaimana caranya jika akan kita digunakan untuk power audio
lapangan berdaya ribuan watt?
Tentu saja tegangan dan kuat arus(ampere) trafo supply perlu ditingkatkan, namun kita juga perlu
menggunakan beberapa set sanken 2SC2922 – 2SA1216 untuk menyesuaikan dengan ketersediaan
power supplynya. Sedangkan kalau untuk kebutuhan audio ruangan, maka 1 set TR final ini dengan 10
amper trafo sudah sangat baik.
Masih ada beberapa type varian TR penguat akhir produk dari sanken yang tentunya tersedia dalam
bermacam spsifikasi yaitu termasuk :
* Sanken 2SC3858 – 2SA1494 => 200 Watt, 200V, 17 Ampere.
* 2SC3264 – 2SA1295 => 200 Watt, 230V dan 17 Ampere.
2. Transistor final audio TOSHIBA 2SC5200 dan 2SA1943
Beda dengan SANKEN 2SC2922 dan 2SA1216, TOSHIBA 2SC5200 dan 2SA1943 memiliki bentu
fisik yang lebih kecil. Transistor jenis ini juga banyak dipilih oleh penggemar audio untuk
menggetarkan lingkungan sekitarnya.
Menurut datasheet, type TR final ini mampu menerima tegangan maksimal 230V dengan kuat arus
hingga 15 ampere. Namun dengan daya maksimal hanya 150watt, maka daya maksimal dari TOSHIBA
2SC5200 dan 2SA1943 lebih kecil daripada sanken 2SC2922 dan 2SA1216. Namun meskipun lebih
2

kecil dari sanken 2SC2922 dan 2SA1216, TOSHIBA 2SC5200 dan 2SA1943 bisa menerima arus listrik
hingga sebesar 230V.
Dengan demikian, transistor ini menurut saya lebih cocok untuk dipakai sebagai TR final untuk power
audio skala besar; dengan asumsi mampu menerima strum yang jauh lebih tinggi yang artinya akan
lebih tahan panas.
3. Transistor final audio NJW0302 – NJW 0281
Transistor type NJW lebih kecil lagi daripada Thosiba, namun memiliki tegangan maksimal yang besar
hampir setara dengan THOSIBA 2SC5200 dan 2SA1943 yaitu Voltase maksimal 250V, 15 Amper, dan
daya maksimal 150watt. Jika Anda memilih NJW, artinya Anda akan membangun power amp dengan
daya yang tinggi. Karena tegangannya tinggi, maka jenis type ini bisa dipakai untuk driver class H.
Alasannya class H memakai steper yang menggunakan tegangan versi high sebesar 120V – artinya
transistor NJW lebih dingin daripada jika pakai sanken untuk class H.
Transistor final audio MOTOROLA MJ15003-15004 dan MJ15024-15025(j
engkolan)
MJ15003-15004 dan MJ15024-15025 adalah transistor yang dibuat untuk final amplifier yang berdaya
sangat besar, yaitu untuk 1 setnya mampu memberikan daya ampli sebesar maksimal 240 watt.
Transistor ini berbentuk jengkolan. TR final buatan Motorola ini sama-sama mampu menghasilkan daya
hingga 240 watt. Cukup besar bukan?
Lalu apa yang membedakan? Tegangannya maksimalnya-lah yang membedakannya. Kalau MJ15003-
15004 mampu menerima tegangan hingga 140V 20A, sedangkan MJ15024-15025 hingga 400V 16
ampere. Sehingga akan lebih dingin jika dibandingkan dengan sanken jika menggunakan tegangan yang
sama misalnya 90volt – artinya tentulah lebih awet. Itu bisa di bedakan Dari harganya saja lebih Mahal.
4. Transistor final audio MJL21193 – MJL21194
Transistor ini memiliki kemampuan menerima tegangan hingga 250v 16 ampere, dan keluaran daya
maksimal hingga 200 watt. Sepertinya setara dengan Sanken 2SC3264 – 2SA1295, dan yang membuat
pilihan diantara keduanya adalah harganya. Tapi menurut saya, kalau masing-masing adalah produk asli
dan bukan KW, maka keduanya akan sama-sama mantab untuk PA Anda.
Jengkolan 2N3055 – MJ2955 dan TIP TIP3055-TIP2955
Kedua jenis transistor final amplifier ini memiliki datasheet yang sama yaitu 100 volt 15 ampere dan
150watt.
Kalau saya mendingan memilih yang TIP, karena lebih mudah dipasang pada pendingin,
Hanya saja, karena body jengkolan adalah logam, maka panas yang dihasilkan lebih cepat di salurkan
ke heatsink sehingga tida cepat mengalamipenurunan daya dan berpeluang lebih awet. Kalau Anda
memilih jenis transistor ini maka Anda hanya akan membuat sebuah audio ruangan yang sedikit lebih
menendang. Namun sekali lagi, hal ini juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
Berikut ini Datasheet Transistor Final:
A. 2SA1105 – 2SC2577; spek datasheet = 120 volt, 9ampere, 90watt
B. 2SA1106 – 2SC2851; spek datasheet = 140volt, 10ampere, 100watt
C. 2SC2580 – 2SA1105; spek datasheet = 120volt, 9 ampere, 90 watt
D. 2SC2581- 2SA1106; spek datasheet = 140 volt, 10ampere, 100watt
E. JENGKOLAN 2N3773 – 2N6609; spek datasheet = 160 volt, 16ampere, 160watt
F. SANKEN 2SA1295 -2SC3264; spek datasheet = 200 volt, 17ampere, 200watt
G. SANKEN 2SA1494-2SC3858; spek datasheet =200volt, 17ampere, 200watt
H. TOSHIBA 2SA1095 – 2SC2565; spek datasheet =160 volt, 15ampere , 150watt
SPESIFIKASI :
- Spesifikasi datasheet V misalnya 160V atau 250V adalah tegangan C dan E, jadi bukan berarti power
ampli bisa disuply dengan tegangan secara langsung sebesar itu.
- Spesifikasi W (misalnya 200W) adalah disipasi daya, bukan keluaran dalam output. Disipasi daya bisa
merujuk kepada operasi aman atau safe operating dari komponen tersebut – jadi artinya komponen
tersebut mampu beroperasi hingga batas itu. Misalnya disipasi daya final sanken adalah 200W, maka
bisa diartikan bahwa tr final sanken itu mampu atau aman mengeluarkan daya output amplifier hingga
sebesar 200W puncak. Jadi bukan berarti kita menggunakan 1set final sanken dengan disipasi daya
200W, maka outputnya pasti 200watt rms.
Tidak seperti itu, karena daya terjadi karena P=V.I.
TRANSISTOR BIPOLAR
3

Transistor bipolar sendiri terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu jenis NPN dan PNP, yang menentukan
jenis transistor bipolar ini adalah struktur bahan semikonduktor yang digunakan. Sedangkan untuk FET
sendiri terbagi dari dua jenis lagi, yaitu Junction FET (JFET) dan Metal Oxide Semiconductor
(MOSFET).
Transistor bipolar merupakan jenis transistor yang paling populer dan paling banyak digunakan pada
rangkaian elektronika. Transistor bipolar terdiri dari 3 kaki, yaitu Kolektor, emitor dan basis. Transistor
ini terdiri dari dua jenis jika ditinjau dari struktur bahan semikonduktornya, yaitu transistor PNP dan
transistor NPN. Mengenai cara kerja transistor PNP dan NPN
Pada prinsipnya transistor bipolar bekerja seperti aliran arus yang dihambat atau dialirkan secara
terkontrol melalui basis. Pada transistor jenis NPN arus akan mengalir dari kolektor ke emitor ketika
basis diberikan arus positif, sedangkan pada jenis transistor PNP arus akan mengalir dari kolektor ke
emitor ketika basis diberikan arus negatif.
Selain itu, salah satu karakteristik dari transistor bipolar adalah memiliki impedansi input yang rendah,
sedangkan outputnya memiliki impedansi tinggi. Hal ini dapat menjadi kelebihan dan kekurangan pada
transistor bipolar, misalnya impedansi input yang rendah pada transistor bipolar akan membuat
pembebanan di sirkuit. Namun hal ini dapat diatasi dengan menggunakan rangkaian tambahan sehingga
impedansi input dapat menjadi tinggi.
Pada prinsipnya transistor bipolar memiliki tiga daerah fungsi pada saat komponen ini bekerja pada
suatu rangkaian elektronika, yaitu daerah cut-off (cut-off region), daerah aktif (active region), dan
daerah saturasi (saturation region).
Daerah cut off: Pada kondisi ini transistor berada dalam keadaan OFF, atau arus dari kolektor tidak
mengalir ke emitor (mengambang).
Daerah Aktif: Pada kondisi ini transistor berada pada kondisi “menguatkan” atau amplifikasi. Biasanya
transistor dibuat pada daerah aktif banyak digunakan pada rangkaian amplifier.
Daerah saturasi: Pada kondisi ini transistor berada pada kondisi ON sepenuhnya, daerah saturasi pada
transistor banyak dipakai untuk keperluan saklar elektronik atau transistor berfungsi sebagai saklar.
Daerah saturasi disebut juga dengan istilah daerah jenuh.
Transistor Efek Medan (Field Effect Transistors)
Transistor efek medan atau disebut juga dengan Field Effect Transistors (FET) pada dasarnya memiliki
tiga daerah sama seperti halnya transistor bipolar, namun dengan penamaan yang berbeda, Yakni
gerbang (gate), sumber (source) dan pembuangan (drain). Nama daerah ini tertera pada simbol dengan
G, D, dan S. FET memiliki karakteristik yang unik, yakni untuk mengalirkan arus dari daerah source ke
drain dikendalikan dengan tegangan tertentu yang diumpankan pada daerah Gate. Sehingga fungsi dari
gate ini adalah untuk mengontrol aliran arus dari sumber (source) ke saluran pembuangan (drain)
transistor.
Berbeda dengan transistor bipolar, FET memiliki impedansi masukan yang tinggi, bahkan sangat tinggi
karena impedansinya berkisar MΩ sehingga mengakibatkan arus yang diserap dari source ke drain
menjadi lebih kecil. Hal ini menjadi salah satu kelebihan dari FET karena akan menyerap arus dari catu
daya lebih kecil dibandingkan dengan transistor bipolar. Selain itu impedansi masukan yang tinggi tidak
akan membebani sirkuit yang lainnya. Untuk itulah banyak perangkat pre-amp atau rangkaian pre-amp
high-end menggunakan transistor jenis FET.
Namun ada beberapa kelamahan JFET dibandingkan dengan transistor bipolar, salah satunya adalah
jumlah penguatan yang bisa didapatkan lebih kecil dibandingkan dengan transistor bipolar.
Dalam hal penguatan memang tidak sebesar yang didapatkan dengan menggunakan transistor bipolar,
namun FET secara teori tidak akan menyebabkan rangkaian lain terbebani, dan secara fabrikasi lebih
murah untuk diproduksi.
FET sendiri terdiri dari dua jenis jika ditinjau dari struktur bahan semikonduktornya, yaitu Junction
Field Effect Transistor (JFET), dan Metal Oxide Semikonductor Field Effect Transistors (MOSFET)
4

Anda mungkin juga menyukai