Anda di halaman 1dari 20

Discrete Op Amp Untuk Penguat Audio

Gambar 1, Discrete OP Amp

Click disini untuk melihat Prototype Discrete OP Amp

Jika anda melihat dengan cermat rangkaian di atas, sesungguhnya rangkaian di atas
adalah OP Amp (Operarational Amplifier) dalam konfigurasi Non Inverting yang
tersusun dari komponen lepasan atau umumnya disebut juga discrete OP Amp.
Rancangan discrete OP amp ini hanya tersusun dari dua tingkat penguat yaitu
differential amplifier yang menggunakan JFET type 2SK117 dan tingkat penguat
arus & tegangan yang bekerja pada konfigurasi single ended yang menggunakan
transistor bipolar BC560. Masing masing tingkat penguat tersebut digerakan oleh
sumber arus constant yang tersusun dari kombinasi antara LM317 dan JFET tipe
2SK246.
Sebagai tingkat diferential dari discrete OP Amp ini saya memilih JFET type
2SK117 dengan pertimbangan bahwa JFET memiliki karakter noise yang paling
rendah jika dibandingkan dengan bipolar apalagi tabung. Sumber arus konstan yang
saya gunakan pada rancangan ini adalah konfigurasi Cascode antara LM317 dan
JFET tipe 2SK246.
Nilai penguatan dari OP Amp discrete ini bisa sangat bervariasi tergantung
kebutuhan anda. Men set nilai penguatan dapat dilakukan dengan menetapkan nilai
resistan Rf. Formula dari nilai penguatanya/gain dapat diperoleh dari rumus berikut

Gain = 1 + (Rf/1k)
Spesifikasi singkat dan kemungkinan Aplikasi
Saya tidak bisa menginformasikan dengan pasti berapa bandwidth dari Discrete OP
Amp ini karena Generator sinus yang saya miliki hanya mampu mengeluarkan
frekuensi sinus sampai dengan 100 kHz, dan pada frekuensi tersebut output dari
Discrete OP Amp ini belum menjangkau upper cut off nya ( pada gain 100x / 40db),
dengan prototype yang masih hard wire. Kalau wiring nya sudah dibuat lebih rapih
dalam sebuah PCB yang dirancang dengan baik dimana induktansi liar biasa ditekan
sekecilnya, kemungkinan bandwith dari Discrete OP Amp ini bisa mencapai 200kHz
atau lebih.
Pada prototype yang saya buat saya men set Rf sebesar 100k untuk mendapatkan
gain sekitar 100 kali, untuk keperluan pengembangan Project Phono Stage yang
sedang saya lakukan saat tulisan ini saya buat. Jika menginginkan nilai tertentu
yang lebih kecil anda tinggal mengubah nilai Rf pada rangkaian ini.

Discrete OP Amp ini bisa diaplikasikan pada berbagai rancangan Audio seperti
misalnya untuk Phono Stage, Line Stage Amplifier, Crossover Aktif, dll.

Sumber Ide
Terus terang, ide untuk merancang rangkain OP Amp discrete ini diilhami oleh dua
produk high end terkemuka di dunia yaitu
FM Acoustics dari Switzerland dan Pass Labs. Dalam hal topologi rangkaian saya
terinspirasi oleh rangkain Power Amplifier Seri Aleph yang dibuat oleh Passlabs,
yaitu sebuah amplifier yang hanya terdiri dari dua tingkat penguat. Disain dari
Aleph ini memang sangat berbeda dari kebanyakan disain power amplifier yang pada
umumnya paling sedikit tersusun dari 3 tingkat penguat atau lebih. Pada rancangan
Power Amplifier Seri Aleph, secara keseluruhan Nelson Pass menggunakan HEXFET
dari IRF, akan tetapi pada dicrete OP Amp saya menggunakan kombinasi antara
JFET dan Bipolar Transistor.
Sedangkan dari FM Acoustics saya mendapatkan ide bahwa rangkaian discrete
dapat dibuat mendekati kesempurnaan karena memberikan kebebasan pada kita
untuk memilih komponen dengan karakteristik yang terbaik, berbeda halnya dengan
rangkaian IC OP Amp dimana kita hanya bisa memakai langsung tanpa bisa
melakukan tweaking lagi karena rangkaiannya sudah berada dalam sebuah kemasan.

Pada masa kini IC OP Amp tersedia sangat banyak di pasaran, dibuat oleh berbagai
pabrik di dunia, sebagai contoh LM741 ( National), TL071 (Texas Instrument),
OP27 (Burr Brown), dan masih ada sangat banyak lagi untuk disebutkan satu persatu
di sini. Harganyapun bervariasi dari yang murah sampai yang agak mahal.
Menggunakan IC OP Amp memang jauh lebih praktis, membutuhkan tempat yang
lebih kecil di PCB dan juga membutuhkan biaya yang lebih murah daripada
menggunakan OP Amp discrete seperti yang ada pada gambar 1 di atas. Sehingga
mungkin timbul pertanyaan dalam pikiran anda mengenai apa keunggulan OP Amp
discrete daripada IC OP Amp untuk aplikasi Audio.

Menurut pendapat saya pribadi setidaknya ada lima keunggulan dari OP

Amp Discrete dibandingkan dengan IC OP Amp

1. Dapat dibuat dengan meminimalisir jumlah tingkat penguat secara


keseluruhan
2. Tingkat Keluaran/ Output stage dapat dibuat untuk bekerja pada
Class A
3. Nilai penguatan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan kita
4. Besar tegangan kerja dapat dibuat sesuai keperluan kita
5. Kebebasan untuk melakukan component matching
Penjelasan dari masing2 keunggulan tersebut dapat anda lihat pada uraian
di bawah ini :

Dapat dibuat dengan meminimalisir jumlah tingkat


penguat secara keseluruhan
Umumnya konfigurasi IC OP Amp tersusun minimum atas 3 tingkat penguat
diferential amplifier, voltage amplification stage, dan output stage, seperti yang
bisa anda lihat pada gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2, Konfigurasi Umum IC OP Amp

Sedangkan OP Amp discrete yang saya rancang hanya tersusun atas dua tingkat
penguat yaitu differential amplifier dan VI stage, yang menggunakan konfigurasinya
single ended. Diagram yang disederhanakan dari discrete OP Amp Dapat anda lihat
pada gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3, Konfigurasi discrete OP amp

Dalam sebuah penguat audio, semakin sedikit komponen yang dilewati oleh sinyal
musik maka sinyal yang akan keluar pada output dari penguat tersebut akan
bersuara lebih baik, karena setiap komponen elektronik akan memberikan distorsi
pada sinyal musik yang melewatinya, tidak perduli seberapa mahalnya nya harga
komponen tersebut atau siapapun yang membuat komponen tersebut.
Dengan hanya menggunakan dua tingkat penguat maka saya yakin kualitas OP Amp
Discrete ini akan bersuara lebih natural dari pada IC OP Amp yang umumnya
tersusun dari 3 atau lebih tingkat penguat.

Tingkat Keluaran/ Output stage dapat dibuat untuk


bekerja pada Class A

Umumnya tingkat keluaran/output stage dari IC OP Amp bekerja pada Class B atau
AB, pada discrete OP Amp dengan dua tingkat penguat, maka output stage dapat
dibuat untuk bekerja pada Class A Single Ended.
Untuk keperluan penguat audio pengoperasian pada Class A akan memberikan
kualitas suara yang lebih menyenangkan dibandingkan jika dioperasikan pada Class B
ataupun AB.

Nilai penguatan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan


kita
Jika anda melihat data sheet dari IC OP Amp, maka anda akan menemukan bahwa IC
OP Amp tersebut memiliki penguatan gain terbuka
( Open Loop Gain/ Aol) yang nilainya bisa mencapai jutaan.
Sebagai contoh OP Amp sbb :
OP27
TL071
NE5532

GBP = 8 MHz
GBP = 10 MHz
GBP = 3 MHz

Padahal untuk aplikasi audio, anda tidak akan membutuhkan penguatan sebesar itu,
sebagai contoh, untuk membuat linestage preamp, umumnya dibutuhkan nilai
penguatan sekitar 10x (20db) atau lebih kecil, sedangkan untuk membuat Phono
stage, pada sebuat tingkat penguat dalam phono stage umumnya dibutuhkan nilai
penguatan sekitar 100x (40db) itupun kalau anda pakai Catridge MC ( moving coil),
jika anda menggunakan catridge MM (moving magnet), nilai penguatan yang anda
butuhkan akan menjadi lebih kecil.
Jika IC Op Amp anda gunakan untuk membuat tingkat penguat audio yang gain nya
jauh lebih kecil dari Aol nya, maka mau tidak mau anda harus menerapkan feedback
dengan kadar yang sangat tinggi, untuk menurunkan gain dari yang nilainya juta an
menjadi sekitar
10x 100x.
Dampak buruk dari kadar feedback yang terlalu tinggi adalah terjadinya Transient
Intermodulation Distortion (TIM), dan kalau didengar kemungkinan suara dari IC
OP Amp akan terdengar kurang dinamik ataupun compress.

Dengan menggunakan discrete OP Amp kita mengatur agar supaya Aol dari
rangkaian tersebut sesuai dengan kebutuhan kita atau tidak terlalu jauh, sehingga
feedback yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat gain yang diinginkan tidak
terlampau besar. Semakin rendah nilai feedback akan semakin baik suara terdengar.

Besar tegangan kerja dapat dibuat sesuai keperluan


kita
Umumnya IC OP Amp dapat bekerja pada tegangan maksimum sampai sekitar +/20V, kita tidak akan dapat menggunakan IC OP amp jika rangkaian kita harus
mengeluarkan tegangan puncak maksimum melebihi +/- 20V, dengan rangkaian
discrete kita bisa dengan mudah mengatur tegangan kerja yang kita butuhkan
sejauh kita bisa mengkombinasikan jenis komponen yang akan digunakan pada
rangkain discrete tersebut.

Kebebasan untuk melakukan komponen matching


Sebagai sebuah produk siap pakai IC OPAmp dapat anda pakai langsung untuk
keperluan anda tapi kemudian anda tidak bisa berbuat apa apa lagi untuk
meningkatkan perfoma dari dari IC OP Amp tersebut selain pasrah saja terhadap
spesifikasi yang dilampirkan dalam data sheet oleh pabrik. Lain halnya jika anda
menggunakan Discrete OP Amp, anda masih punya banyak kesempatan untuk
melakukan tweaking guna meningkatkan kinerja rangkaian.

Beberapa alternatif tweaking yang bisa dilakukan adalah sbb :

1. Memilih jenis komponen yang sesuai dengan selera anda.


2. Mengubah ubah arus bias atau tegangan kerja dari komponen dalam rangkaian
agar sesuai selera anda.
3. Melakukan matching pada differential transistor dan resistornya.
Untuk mencapai kualitas maksimal maka transistor dan resistor yang digunakan

pada differential amplifier harus benar benar identik, pada kenyataanya sebagai
produk masal IC OP Amp memiliki batasan akurasi tertentu dalam hal matching pada
komponen yang digunakan didalamnya dan terhadap situasi ini pengguna IC OP amp
tidak dapat berbuat apa apa lagi selain menerima apa adanya. Lain halnya dengan
discret OP Amp dimana anda bisa melakukan proses matching sesuka anda sampai
mendapatkan kualitas yang terbaik.
Harga dari produk FM Acoustic bisa mencapai milliaran Rupiah, ketika saya
bertanya pada Manuel Hubert yaitu perancang dari produk tersebut mengapa
produknya berharga begitu mahal, jawabanya adalah karena setiap komponen yang
digunakan pada produknya terlebih dahulu diseleksi dan di matching untuk
mendapatkan kualitas terbaik dan tidak asal pakai.
Mungkin rakitan anda bisa bersaing dengan produk tersebut namun tidak harus
mengeluarkan biaya milyaran Rupiah.

Op-Amp (Operasional Amplifiers) merupakan sejenis IC (Integrated Circuit). Di


dalamnya terdapat suatu rangkaian elektronik yang terdiri atas beberapa transistor,
resistor dan atau dioda. Jikalau kepada IC (Integrated Circuit) jenis ini ditambahkan
suatu jenis rangkaian, masukkan dan suatu jenis rangkaian umpan balik, maka IC
(Integrated Circuit) ini dapat dipakai untuk mengerjakan berbagai operasi
matematika, seperti menjumlah, mengurangi, membagi, mengali, mengintegrasi, dsb.
Oleh karena itu IC (Integrated Circuit) jenis ini dinamakan penguat operasi atau
operasional amplifier, disingkat Op-Amp (Operasional Amplifiers). namun
demikianOp-Amp dapat pula dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya
sebagaiamplifiers, penguat audio, pengatur
nada, osilator atau pembangkit gelombang,sensor circuit, dll. Op-Amp banyak
disukai karena faktor penguatannya tak hingga.

Gambar OpAmp (Operasional Amplifiers)


Sejarah Perkembangan Op-Amp (Operasional Amplifiers)
Pengembangan rangkaian terpadu IC (Integrated Circuit) luar telah ada sejak tahun
1960, pertama telah dikembangkan pada chip silikon tunggal. Rangkaian terpadu itu
merupakan susunan antara transistor, dioda sebagai penguat beda dan pasangna
Darlington. Kemudian tahun 1963 industri semikonduktor Fairchild memperkenalkanIC
OP-AMP pertama kali A 702, yang mana merupakan pengembangan IC OP-AMPyang
lain sebelumnya, dimana tegangan sumber ( Catu Daya ) dibuat tidak sama yaitu +
UCC = + 12 V dan - UEE = - 6 V, dan resistor inputnya rendah sekali yaitu ( 40 KW )
dan gain tegangan ( 3600 V/V ).
IC tipe A702 ini tidak direspon oleh industri- industri lain karena tidak universal. Tahun
1965 Fairchild memperkenalkan IC MA709 merupakan kelanjutan sebagai tandingan
dari A702. Dengan banyak kekhususan tipe A709 mempunyai tegangan sumber yang
simetris yaitu + UCC = 15 V dan UEE = -15 V,resistan input yang lebih tinggi ( 400 KW )
dan gain tegangan yang lebih tinggi pula (45.000 V/v). IC A709 merupakan IC linear
pertama yang cukup baik saat itu dan tidak dilupakan dalam sejarah dan merupakan
generasi OP-AMP yang pertama kali. Generasi yang pertamaOP-AMP dari Motorola
yaitu MC1537.
Selanjutnya tahun 1968 teknologi OP-AMP dikembangkan oleh Fairchild dengan IC
A741 yang telah dilengkapi proteksi hubung singkat , stabil, resistor input yang lebih
tinggi ( 2 MW ), gain tegangan yang ekstrim ( 200.000 V/V ) dan kemampuan offset null
( zerro offset ). OP-AMP 741 termasuk generasi kedua dan IC yang lain juga
termasuk OP-AMP generasi kedua yaitu LM101, LM307, A748 dani MC1558
merupakan OP-AMP yang berfungsi secara umum sebagaimana LM307. Untuk tipe
tipe OP-AMP yang khusus seperti mengalami peningkatan dari segii kegunaan atau
fungsinya seperti : LM318 (dengan kecepatan tinggi sekitar 15 MHZ). Lebar band kecil
dengan slew rate 50 V/S. IC A 771 merupakan OP-AMP dengan input bias arus yang
rendah yaitu 200 pA dan slew rate yang tinggi 13 V/S. Lalu A714 yaitu IC OP AMPyang

presisi dengan noise rendah (1,3 A/10C), offset tegangan yang rendah ( 75 V ), offset
arus yang rendah ( 2,8 nA ). Tipe IC OP-AMP lain yaitu A791 merupakan OPAMP sebagai penguat daya (Power Amplifier) dengan kemampuan arus output 1A. Dan
IC OP-AMPOP-AMP yang multi guna bisa diprogram. Generasi generasi yang akhir
inilah yang banyak dijumpai dalam pameran pameran untuk pemakaian pemakaian
khusus.
IC linear dalam pengembangannya tidak cukup hanya disitu saja bahkan sudah dibuat
blok blok sesuai keperluan seperti untuk keperluan konsumen (audio, radio dan TV),
termasuk keperluan industri seperti (timer, regulator dan lain-lainnya). Bahkan
belakangan ini dikembangkan OP-AMPBI - FET lebar band bisa ditekan dan slew rate
cepat, bersama ini pula bias arus rendah dan offset input arus rendah. Contoh tipe OPAMP BI FET LF351, dan LF353 dengan input bias ( 200 pA ) dan offset arus ( 100 pA ),
bandwidth gain unity yang besar ( 4 MHZ ), dan slew rate yang cepat (13V/MS ) dan
ditambah lagi pin kaki kakinya sama dengan IC A741 (yang ganda) dan IC MC1458 ).
Industri Motorola melanjutkan pengembangan OP-AMP dengan teknologi trimming
dan BI-FET ( disingkat TRIMFET ) untuk memperoleh kepresisian karakteristik input
dengan harga yang rendah, ontoh MC34001 / MC34002 / MC34004 masing masing
adalah OP-AMP tunggal, ganda dan berjumlah empat ( guard )
Konfigurasi Op-Amp (Operasional Amplifiers) :
A776 adalah dengan teknologi BI - FET dan laser trimming . Karena dengan teknologi

1.

Inverting Configuration

2.

Non-inverting Configuration

3.

Integrator Configuration

4.

Differensiator Configuration

Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-ampop-amp ideal.
Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu :
berdasarkan karakteristik

Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0


atau v+ = v- )
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)

dasar penguat operasional (OP-AMP)


dasar penguat operasional (OP-AMP)

1. Penguat Diferensial Sebagai Dasar Penguat Operasional

Penguat diferensial adalah suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal
yang merupakan selisih dari kedua masukannya.
SEJARAH PERKEMBANGAN OP-AMP
Pengembangan rangkaian terpadu IC luar telah ada sejak tahun 1960, pertama
telah dikembangkan pada chip silikon tunggal. Rangkaian terpadu itu merupakan
susunan antara transidtor, dioda sebagai penguat beda dan pasangna Darlington.
Kemudian tahun 1963 industri semikonduktor Fairchild memperkenalkan IC OP-AMP
pertama kali A 702, yang mana merupakan pengembangan IC OP-AMP yang lain
sebelumnya, dimana tegangan sumber ( Catu Daya ) dibuat tidak sama yaitu + UCC
= + 12 V dan - UEE = - 6 V, dan resistor inputnya rendah sekali yaitu ( 40 KW ) dan
gain tegangan ( 3600 V/V ).
IC tipe A702 ini tidak direspon oleh industri- industri lain karena tidak universal.
Tahun 1965 Fairchild memperkenalkan IC MA709 merupakan kelanjutan sebagai
tandingan dari A702. Dengan banyak kekhususan tipe A709 mempunyai
tegangan sumber yang simetris yaitu + UCC = 15 V dan UEE = -15 V,resistan
input yang lebih tinggi ( 400 KW ) dan gain tegangan yang lebih tinggi pula (45.000
V/v). IC A709 merupakan IC linear pertama yang cukup baik saat itu dan tidak
dilupakan dalam sejarah dan merupakan generasi OP-AMP yang pertama kali.
Generasi yang pertama OP-AMP dari Motorola yaitu MC1537.
Beberapa hal kekurangan OP-AMP generasi pertama yaitu :

1. Tidak adanya proteksi hubung singkat. Karena OP-AMP sangat rawan terhadap
hubung singkat ke ground, maka seharusnya proteksi ini penting.

2. Suatu kemungkinan problem latch up . Tegangan output dapat di latch up


sampai pada beberapa harga yang karena kesalahan dari perubahan inputnya.

3. Memerlukan Jaringan frekuensi eksternal sebagai kompensasi ( dua kapasitor dan


resistor ) untuk operasi yang stabil.
Selanjutnya tahun 1968 teknologi OP-AMP dikembangkan oleh Fairchild dengan IC
A741 yang telah dilengkapi proteksi hubung singkat , stabil, resistor input yang
lebih tinggi ( 2 MW ), gain tegangan yang ekstrim ( 200.000 V/V ) dan kemampuan
offset null ( zerro offset ). OP-AMP 741 termasuk generasi kedua dan IC yang lain
juga termasuk OP-AMP generasi kedua yaitu LM101, LM307, A748 dani MC1558
merupakan OP-AMP yang berfungsi secara umum sebagaimana LM307. Untuk tipe
tipe OP-AMP yang khusus seperti mengalami peningkatan dari segii kegunaan atau
fungsinya seperti : LM318 (dengan kecepatan tinggi sekitar 15 MHZ). Lebar band
kecil dengan slew rate 50 V/S. IC A 771 merupakan OP-AMP dengan input bias
arus yang rendah yaitu 200 pA dan slew rate yang tinggi 13 V/S. Lalu A714
yaitu IC OP AMP yang presisi dengan noise rendah (1,3 A/10C), offset tegangan
yang rendah ( 75 V ), offset arus yang rendah ( 2,8 nA ). Tipe IC OP-AMP lain yaitu
A791 merupakan OP-AMP sebagai
penguat daya (Power Amplifier) dengan kemampuan arus output 1A. Dan IC OP-AMP
A776 adalah OP-AMP yang multi guna bisa diprogram. Generasi generasi yang
akhir inilah yang banyak dijumpai dalam pameran pameran untuk pemakaian
pemakaian khusus. IC linear dalam pengembangannya tidak cukup hanya disitu
saja bahkan sudah dibuat blok blok sesuai keperluan seperti untuk keperluan
konsumen (audio, radio dan TV), termasuk keperluan industri seperti (timer,
regulator dan lain-lainnya). Bahkan belakangan ini dikembangkan OP-AMP dengan
teknologi BI - FET dan laser trimming . Karena dengan teknologi BI - FET lebar
band bisa ditekan dan slew rate cepat, bersama ini pula bias arus rendah dan
offset input arus rendah. Contoh tipe OP-AMP BI FET LF351, dan LF353 dengan
input bias ( 200 pA ) dan offset arus ( 100 pA ), bandwidth gain unity yang besar ( 4
MHZ ), dan slew rate yang cepat (13V/MS ) dan ditambah lagi pin kaki kakinya
sama dengan IC A741 (yang ganda) dan IC MC1458 ). Industri Motorola
melanjutkan pengembangan OP-AMP dengan teknologi trimming dan BI-FET
( disingkat TRIMFET ) untuk memperoleh kepresisian karakteristik input dengan

harga yang rendah, ontoh MC34001 / MC34002 / MC34004 masing masing adalah
OP-AMP tunggal, ganda dan berjumlah empat ( guard )

JENIS OP-AMP DAN BENTUK KEMASANNYA


IC ( Integrated Circuit ) dibedakan kedalam Digital dan Analog , IC Analog
biasanya termasuk dari bagian IC linear. IC ini merupakan rangkaian integrasi
kumpulan dari beberapa komponen aktip diskrit seperti transistor, Dioda atau FET
dan lain lainnya serta komponen pasip seperti resistor, kapasitor dan lain-lainnya.
IC linar biasanya digunakan sebagai penguat, filter, pengali frekuensi ( Frequency
Multiplier ) serta modulator yang biasanya memerlukan komponen dari luar agar
sempurna seperti kapasitor, resistor dan lain-lainnya. Mayoritas IC linear adalah OPAMP, yang biasanya digunakan sebagai penguat, filter aktip, integrator dan
differensiator serta untuk aplikasi aplikasi lainnya. Sedangkan OP-AMP yang untuk
keperluan rangkaian khusus seperti aplikasi komparator, regulator tegangan supply
dan fungsi fungsi khusus yang lainnya termasuk penguat daya besar. Beberapa
fungsi IC linear yang umum dan khusus akan diberikan lengkap beserta contohnya,
termasuk kode produksi sampai ke bentuk model kemasannya.

Jenis IC linear berdasarkan fungsi dan fabrikasi


IC linear atau analog yang fungsinya umum biasanya digunakan pada rangkaian
rangkaian integrator, differensiator, penguat penjumlah ( summing amplifier ) atau
yang lainnya. Contoh IC yang umum adalah LM / A741 atau tipe 351. Disisi lain
untuk IC linear yang khusus ( special ) biasanya hanya digunakan pada aplikasiaplikasi khusus, contoh untuk tipe LM380 hanya bisa digunakan pada aplikasi
penguat audio ( audio amplifier ). Tipe seri IC linear mempunyai pengertian yang
berbeda sesuai
dengan fabrikasi atau pabrik pembuat IC tersebut. Di Amerika saja sekitar 30
industri memproduksi IC sebanyak 1 ( satu ) juta lebih setiap tahunnya. Masingmasing industri mempunyai kode kode tertentu dan tanda-tanda khusus untuk
penomorannya. Berikut ini diberikan tipe dan inisial serta penomoran dan kode
produksi IC linear yang beredar di pasar elektronika selama ini :

Selain industri pembuat IC linear tersebut masih banyak lagi seperti Mitsubishi,
Hitachi, Matsushita, Sony, Sharp, Sanyo, dan lain-lainnya. Untuk mengenal
pengertian kode dan inisial ini diberi contoh 1 (satu ) IC linear yang umum
diproduksi oleh beberapa industri :

* LM741 : IC OP-AMP 741 diproduksi National Semiconductor


* MC17141 : IC OP-AMP 741 diproduksi Motorola
* CA3741 : IC OP-AMP 741 diproduksi R C A
* SN52741 : IC OP-AMP 741 diproduksi Texas Instruments
* N5741 : IC OP-AMP 741 diproduksi Signetics

Dari tipe diatas dapat dijelaskan bahwa angka tiga digit terakhir masing industri IC
menyatakan tipe Op-AMP yaitu 741, dan semua industri membuat dengan
spesifikasi yang sama yaitu internasional. Untuk mendapatkan informasi yang
banyak dan khusus biasanya pembuat IC selalu menyertakan pembuatan buku data
( data book ) sebagai referensi atau petunjuk. Beberapa IC linear mempunyai
kemampuan dan kelompok yang berbeda beda, seperti kelas A, C, E, S dan SC.
Sebagai contoh IC 741,
741A, 741C, 741E, 741S dan 741SC semuanya adalah OP-AMP, namun biasanya
dibedakan tentang temperatur operasi. Contoh untuk OP-AMP keperluan militer
mempunyai suhu sekitar 550C s/d. 1250C, sedangkan OPAMP komersial
mempunyai range temperatur 00C s/d. 750C dan range temperatur OP-AMP industri
400C s/d. +850C. Disisi lain untuk 741A dan 741E merupakan improvisasi dari tipe
741 dan 741C, yang masing masing mempunyai spesifikasi yang lebih. IC
741Cdan 741E merupakan IC yang identik dengan 741 dan 741A dengan range
temperatur 00C s/d. 750C, namun range temperatur 741C dan 741E sekitar 550C
s/d. 1250C. Sedangkan IC 741S dan 741SC adalah OP-AMP tipe militer dan komersial
yang masing masing dengan pengubah rate tegangan output per unit waktu lebih
tinggi ( higher slew rate) dibandingkan tipe 741 dan 741C.

Bentuk kemasan Ada 3 ( tiga ) macam bentuk kemasan IC linear yaitu

1. Bentuk kemasan datar ( Flat pack )


2. Bentuk kemasan logam / transistor ( Metal or transistor pack )

3. Bentuk kemasan sisi gari ganda ( Dual-in-line pack ) Berikut ini adalah gambar
skema dari penguat diferensial sederhana:

Koneksi ke catu daya pada op amp tidak selalu digambarkan dalam diagram, namun
harus dimasukkan pada rangkaian yang sebenarnya.
IC OP AMP 741

Gambar 1 Konfigurasi pin IC Op amp 741


Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction
Transistor) yang identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial
terdapat dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila
kedua masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena
IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan
VC2) harganya sama sehingga Vod = 0.
Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 V2. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga
IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan
besar penguatan Transistor.
Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial
(cascade). Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat
diferensial tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah
hasil kali antara penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan
penguat diferensial kedua (Vd2).
Dalam penerapannya, penguat diferensial lebih disukai apabila hanya memiliki satu
keluaran. Jadi yang diguankan adalah tegangan antara satu keluaran dan bumi
(ground). Untuk dapat menghasilkan satu keluaran yang tegangannya terhadap
bumi (ground) sama dengan tegangan antara dua keluaran (Vod), maka salah satu
keluaran dari penguat diferensial tingkat kedua di hubungkan dengan suatu
pengikut emitor (emitter follower).
Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka keluaran dari pengikut emiter
dihubungkan dengan suatu konfigurasi yang disebut dengan totem-pole. Dengan
menggunakan konfigurasi ini, maka tegangan keluaran X dapat berayun secara
positif hingga mendekati harga VCC dan dapat berayun secara negatif hingga
mendekati harga VEE.
Apabila seluruh rangkaian telah dihubungkan, maka rengkaian tersebut sudah
dapat dikatakan sebagai penguat operasional (Operational Amplifier (Op Amp)).
Penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini akan dilakukan pada sub bab berikut.
2. Penguat Operasional

Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi
beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas.
Penguat operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki
penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional
memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif
(+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini
adalah simbol dari penguat operasional:

2.1. Karakteristik Ideal Penguat Operasional


Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa
keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan
yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini
adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL =
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
Hambatan masukan (input resistance) RI =
Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
Lebar pita (band width) BW =
Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat
dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk
membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas.
Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati
kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang kondisi-kondisi ideal
dari Op Amp.
2.1.1. Penguatan Tegangan Lingkar Terbuka
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan
diferensial Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback)
yang diterapkan padanya seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal,
penguatan tegangan lingkar terbuka adalah:
AVOL = Vo / Vid =

AVOL = Vo/(V1-V2) =
Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan
tegangan masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga
tersebut sukar untuk divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu
hal yang perlu untuk dimengerti adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih
besar daripada tegangan masukan Vid. Dalam kondisi praktis, harga AVOL adalah
antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB).
Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu
yang diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan
sinyal yang amplitudonya sangat kecil.
2.1.2. Tegangan Ofset Keluaran
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga tegangan
keluaran dari Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid
= 0. Secara ideal, harga VOO = 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut
disebut sebagai Op Amp dengan CMR (common mode rejection) ideal.
Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan
ketidakidentikan dalam penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan
ofset VOO biasanya berharga sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan
umpan balik maka harga VOO akan menjadi cukup besar untuk menimbulkan
saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu diterapakan tegangan
koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan Vid = 0,
tegangan keluaran VO juga = 0. Apabila hal ini tercapai,
2.1.3. Hambatan Masukan
Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di
antara kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah
tak berhingga. Tetapi dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp
adalah antara 5 k hingga 20 M, tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini
biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan
balik negatif (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka hambatan
masukan Op Amp akan meningkat.
Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang
diharapkan. Semakin besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik
penguat tersebut dalam menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil.
Dengan hambatan masukan yang besar, maka sumber sinyal masukan tidak
terbebani terlalu besar.
2.1.4. Hambatan Keluaran

Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan


dalam yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara
ideal harga hambatan keluaran RO Op Amp adalah = 0. Apabula hal ini tercapai,
maka seluruh tegangan keluaran Op Amp akan timbul pada beban keluaran (RL),
sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran yang kecil sangat diharapkan.
Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa
ohm hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya
umpan balik, maka harga hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati
kondisi ideal.
2.1.5. Lebar Pita
Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana
tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada
saat amplitudo tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar
pita yang tak terhingga. Tetapi dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan.
Sebagian besar Op Amp serba guan memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya
diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op
Amp yang khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op
Amp jenis ini juga harus didukung komponen eksternal yang dapat
mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat bekerja dengan baik.
2.1.6. Waktu Tanggapan
Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh
keluaran untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon
Op Amp adalah = 0 detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat
masukan berubah.
Tetapi dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak
langsung berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah
beberapa mikro detik hal ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya
beberapa mikrodetik setelah perubahan masukan tersebut umumnya disertai
dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi kondisi steady state. Tetapi pada
penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.
2.1.7. Karakteristik Terhadap Suhu
Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah
karakteristiknya apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp
yang ideal, karakteristiknya tidak berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam
prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp pada umumnya sedikit berubah,
walaupun pada penerapan biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan.
2.2. Implementasi Penguat Operasional

Rangkaian yang akan dijelaskan dan dianalisa dalam tulisan ini akan menggunakan
penguat operasional yang bekerja sebagai komparator dan sekaligus bekerja
sebagai penguat. Berikut ini adalah konfigurasi Op Amp yang bekerja sebagai
penguat:

Gambar di atas adalah gambar sebuah penguat non inverting. Penguat tersebut
dinamakan penguat noninverting karena masukan dari penguat tersebut adalah
masukan noninverting dari Op Amp. Sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan
sinyal keluarannya. Adapun besar penguatan dari penguat ini dapat dihitung
dengan rumus:

AV = (R1+R2)/R1
AV = 1 + R2/R1
Sehingga :
VO =1+(R2/R1) Vid
Selain penguat noninverting, terdapat pula konfigurasi penguat inverting. Dari
penamaannya, maka dapat diketahui bahwa sinyal masukan dari penguat jenis ini
diterapkan pada masukan inverting dari Op Amp, yaitu masukan dengan tanda .
Sinyal masukan dari pengaut inverting berbeda fasa sebesar 1800 dengan sinyal
keluarannya. Jadi jiak ada masukan positif, maka keluarannya adalah negatif.
Berikut ini adalah skema dari penguat inverting:

Penguatan dari penguat di atas dapat dihitung dengan rumus:

AV R2/R1
Sehingga: VO = (R2/R1) Vid
sumber : internet (linknya lupa)

Anda mungkin juga menyukai