Anda di halaman 1dari 7

ILMU SMPS

 Abraham Ahli Listrik


9 Juli 2017
MENGAPA 500 uH?
( PADAHAL DALAM PERHITUNGAN MERANCANG TRAFO TIDAK PERNAH ADA UNSUR
INDUKTANSI).
Mari kita belajar pelan-pelan (ben ra mumet).
1. Ada komponen yg namanya RESISTOR. Nah resistor ini fungsinya menahan arus listrik pada besaran
tegangan tertentu, karena pada resistor ada nilai tahanan yg disebut RESISTANSI (R) dengan satuan OHM.
Kalau nilai R nya besar maka arusnya akan jadi kecil, kalau R nya kecil maka arusnya akan jadi besar.
I = V/R
2. Ada komponen yg namanya induktor. Induktor dibuat dengan melilit penghantar (Lilitan).
Apakah fungsinya induktor itu?
A. nduktor sebagai pembangkit medan magnit. Kita tahu bahwa kalau penghantar dialiri arus listrik maka
sekeliling kawat itu akan timbul medan magnit. Besarnya medan magnit tergantung dari besarnya arus yg
mengalir. Nah kalau ingin membangkitkan medan magnit yg kuat maka arus harus besar, tapi arus yg besar
akan membuat daya yg dipakai untuk membangkitkan medan magnit kuat itu harus besar juga.
Bagaimana caranya agar dengan daya kecil tapi bisa membangkitkan medan magnit yg kuat?
Bukan dengan memperbesar arus, tapi kawatnya yg diperbanyak. Lilitan adalah sekumpulan kawat yg banyak.
Jadi dengan lilitan bisa menghasilkan medan magnit yg kuat tapi daya yg dipakai kecil.
B. Induktor untuk mehasilkan panas. (Seperti pada kompor induksi atau pemanas induksi). Mengapa bisa
timbul panas? Prinsip pemanas induksi adalah sebuah kumparan dibuat agar menghasilkan medan magnit yg
sangat besar. Nah kalau pada medan magnit itu diletakan inti besi (panci pada kompor listrik). Medan magnit
besar itu akan menginduksi inti, tapi inti sangat kecil untuk mengalirkan aliran medan magnit, maka inti
menjadi panas.
C. Induktor sebagai penahan arus seperti pada balas lampu TL, pada peralatan radio, pada filter, pada cross
over pasif.
Oooh.. ternyata induktor juga punya tahanan?
Ya ada tahanannya. Tapi bukan tahanan yg terukur dengam ohm meter (AVO meter).
Yg terukur dengan ohm meter adalah tahanan resistip dari resistansi kawat lilitan. Nilai resistansi yg terukur ini
disebut resistansi DC. Nilai nya sangat kecil. Maka pada lilitan yg mempunyai nilai R kecil selalu terpasang
secara seri kalau akan dipakai pada tegangan DC (contohnya pada EMI filter). Kalau lilitan dengan nilai R
kecil dipasang pararel pada tegangan DC maka akan seperti hubung singkat (konslet).
Ternyata selain ada nilai tahanan resistif, lilitan juga mempunyai nilai tahan reaktif. Tahanan teaktif ini disebut
REAKTANSI (XL).
Reaktansi terjadi karena lilitan dialiri arus dengan tegangan yg besarnya berubah-udah (fluktuasi) seperti pada
tegangan AC atau tegangan DC berbentuk pulsa.
Karena teganga berubah ini ada reaksi perlawanan dari induktor maka disebut reaktansi. Reaktansi ini nilainya
akan tergantung dari frekwensi perubahan tegangannya.
Rumus reaktansi adalah:
XL = 2 x phi x f x L
phi = 3,14
f = Frekwensi (Herz)
L = induktansi (Hennry)
--sampai sini semoga blm mumet--
Jadi kalau kumparan dipasang pada tegangan berfluktuasi (tegangan AC atau tegangan DC bentuk pulsa) maka
akan timbul reaktansi (tahanan reatif) satuannya juga ohm.
Misal nya ada kumparan 100 mH, berapa nilai reaktansinya jika kumparan dipasang pada tegangan dengan
frekwensi 50 kHz?
Jawab: L = 100 mH = 0,1 H
f = 50 kHz = 50.000Hz
Maka XL = 2 x 3,14 x 50.000 x 0,1
XL = 31,4 ohm
(Silahkan coba hitung, bagamana pengaruhnya terhadap XL untuk frekwensi lebih tinggi dan lebih rendah)
Lalu apa cukup sampai disini?
Beluuum....
Tahanan kumparan yg terjadi kalau kumparan dipasang pada tegangan yg berfluktuasi ini bukan hanya ada
tahanan reaktif (XL) tapi ada tahanan resistif (R) yg terukur ohm meter.
Penjumlahan antara R dan XL disebut IMPENDANSI (Z).
Nah sekarang tahu apa itu impendansi seperti yg tertulis di loudspeaker.
Penjumlahan antara R dan XL tidak bisa dijumlah biasa, karena pada XL terjadi pergeseran phasa.
Rumus impendansi adalah:
Z = √(R kwadrat + XL kwadrat)
Jika pada contoh diatas tadi kumparan 100 mH itu mempunyai nilai R sebesar 5 ohm. Maka:

Z = √(5x5)+(31,4 x 31,4)
Z = √(25 + 985,96)
Z = √1010,96
Z = 31,79 ohm.
Lihat hasil Z, tidak beda terlalu jauh dengan XL. Apalagi kalau nilai R semakin kecil, maka Z akan mendekati
nilai XL.
Nah sekarang ke judul diatas,
Mengapa 500 uH?
Kalau kita hitung XL nya jika kumparan 500 uH dipasang pada gacun dengan frekwensi 22 kHz.
Maka:
XL= 2 x 3,14 x 22000 x 0,0005
XL = 69.08 ohm
Kumparan trafo dengan 500 uH biasnya nilai R nya kecil. Kita abaikan saja.
Kalau kumparan 500 uH dipasang pada gacun dengan tegangan 300 volt, maka arus pada kumparan primer
adalah:
I = 300 / 69,08 = 4,34 amper.
Gacun mempunyai pembatas arus 5 amper, FET asli gacun 29 in punya ketahanan 12 amper.
Jadiii..... kalau arus yg mengalir hanya 4,34 amper sangat aman untuk gacun, sehingga gacun tidak meledak.
Arus 4,34 amper itu pada saat FET hidup, jadi pada tegangan 300 volt.
Karena FET tidak hidup terus tapi bentuk tegangan pulsa maka kalau kita anggap duty cycle 50%, maka kalau
kita ukur arus primer nya akan terukur sekitar 2,2 amper.
Dan kalau tegangan primer kita ukur maka akan terukur sekitar 150 volt
Jadi daya nya 150 x 2,2 = 330 watt.
 Abraham Ahli Listrik
9 November 2016
UKURAN FERIT
Didalam charger hp ada trafo feritnya kecil.
Di mesin tv 14 in ada trafo feritnya, di tv 21 in feritnya lebih gede, di tv 29 in lebih gede lagi.
Jadi ukuran trafo itu mempengaruhi kemampuan mengalirkan daya.
Selain ukurannya kemampuan mengalirkan daya tergantung juga pada mutu bahan feritnya. Makanya di tv
merek terkenal kadang feritnya kecil, itu karena mutu bahannya bagus.
Karena temen2 pakai ferit bekas yg ga jelas mutu pastinya, maka kita ambil saja mutu yg standar.
Biasanya untuk 1cm luas penampang ferit mampu mengalirkan daya 250 watt.
Trafo bekas tv 21 in mampu mengalirkan daya 350 watt.
Banyak temen2 saya disini bertanya kalau pakai fet irf 460 atau kalau pakai kawat ukuran 1 mm bisa keluar
berapa amper?
Pertanyaan itu sulit dijawab karena tidak bisa dijawab.
Maka.
Kalau temen2 mau bikin smps gacun hal utama yg harus diperhatikan adalah ukuran feritnya.
Misalnya pakai ferit bekas tv 21 in itu bisa untuk 350 watt.
Kalau ditanya berapa ampernya?
Tergantung tegangan keluarnya mau berapa?
Kalau tegangan keluar hanya 10 volt maka ampernya bisa 35 amper.
Kalau tegangannya 50 volt maka ampernya 7 amper.
Kalau tegangan keluarnya 50 ct 50, maka ampernya 3,5 amper.
Nah kalau sudah ditentukan berapa tegangannya, lalu ketauan berapa ampernya, barulah sesuaikan ukuran
kawat dan fet yg akan dipakai.
Jadi jangan dibalik kalau pakai kawat sekian bisa keluar amper sekian....
Hmmmmm......
Ada satu lagi soal ukuran trafo.
Lihat kalau trafo besi untuk daya 250 watt itu besar kenapa kalau ferit bisa kecil?
Trafo besi bekerja pada frekwensi 50 hHz, sedangkan trafo ferit bekerja pada frekwensi 20 kHz (pada tv).
Jadi makin tinggi frekwensi maka ukuran trafo akan makin kecil.
Maka untuk memperbesar daya trafo ferit bisa dilakukan dengan menaikan frekwensi driver pwm nya.
Tapi kembali pada mutu bahan ferit itu. Kalau kebetulan dapat yg bagus maka menaikan frekwensi akan
berhasil menaikan daya.
Tapi kalau bahannya biasa aja, maka trafo akan panas. (Sama seperti kabel kecil yg dialiri arus besar.)
 Abraham Ahli Listrik
8 Juni 2017
Mengapa Gacun meledak?
Di modul gacun terdapat R sensor arus. Letaknya dekat dengan FET, nilainya 0,22 ohm/2watt.
Pada R sensor arus ini akan timbul tegangan sebesar 1 volt kalau arus yg mengalir melaluinya sebesar 4,55
amper.
4,55 amper x 0,22 ohm = 1 volt.
Tegangan 1 volt akan melalui pembatas arus R 1k dan masuk ke kaki 3 IC gacun. Kalau kaki 3 IC gacun dapat
tegangan sebesar 1 volt maka modul gacun akan padam. (Tidak mengeluarkan pulsa ke gate FET). Ini berarti
arus yg mengalir melalui FET dibatasi hanya 4,55 amper. Itulah sebabnya smps gacun bisa drop tegangannya
kalau bebannya berlebihan.
Tapi sering kali teman2 banyak yg gacunnya meledak saat pertama kali membuat smps gacun.
Mungkin karena gulungan trafo yg kurang sempurna sehingga arus yg melalui FET ke kumparan trafo sangat
besar melebihi 5 amper.
Harusnya smps tidak bisa start karena ada R sensor arus yg membatasi arus hanya 4,55 amper.
Namun sayangnya R sensor arus bawaan gacun hanya memakai R 0,22 ohm dengan kemampuan daya 2 watt
saja.
Sehingga kalau dihitung jika arus yg mengalir ke R sensor arus ini sebesar 5 amper, maka daya yg diserap R
sensor arus adalah:
5 x 5 x 0,22 = 5,5 Watt.
Karena R sensor arusp asli gacun hanya mampu untuk 2 watt, maka R sensor arus keburu terbakar. Dan karena
R sensor arus ini memakai R dengan bahan lapisan arang (carbon film). Maka saat R ini terbakar, R akan putus
lalu tegangan + 300 volt mengalir melalui kumparan primer, FET yg tembus dan masuk ke kaki 3 IC gacun.
Doooor....
Maka untuk percobaan atau pengetesan trafo yg baru jadi agar aman dan tidak merusak gacun. Buatlah gacun
dengan merubah R sensor arus memakai R 0,22 ohm yg 5 watt atau lebih besar lagi watt nya.
Sshingga kalau terjadi kegagalan atau ketidak sempurnaan pada pembuatan trafo, gacun tidak akan hidup.
Mengapa gacun hanya memasang R sensor arus yg 2 watt?
Karena gacun dirancang untuk tv yg biasanya kumparan primernya memakai kawat ukuran kecil.
Abraham Ahli Listrik
2 Maret 2018
LOGIKA OPTO
Kalau smps TANPA OPTO di set VR gacun sampai tegangan 50 Volt, lalu saat kena bass (beban besar)
tegangan drop jadi 30 Volt, berarti tegangan turun sebesar 20 Volt.
Lalu bagaimana supaya saat kena bass tegangannya 50 Volt?
Gampang…. naikan saja tegangan nya jadi 70 Volt melalui VR gacun, nah saat kena bass, kan tegangannya
cocok 50 volt.
Tapi masalahnya kita kan ga mau tegangan naik-turun dari 70 Volt saat ga ada bass, lalu turun ke 50 Volt.
Padahal kita mau tegangan yg stabil 50 Volt.
Maka dipasang opto supaya tegangan keluarnya 50 Volt. Saat tegangan turun 20 volt, yg turun itu tegangan yg
dari 70 volt tadi.
Logikanya, OPTO itu seperti bendungan air yg mengatur air untuk irigasi sawah, atau…. mirip juga dengan
regulator tabung gas elpiji, saat gas masih penuh tekanannya besar tapi regulator mengatur agar api kompor
tidak besar.
Jadi syaratnya supaya harapan memasang optocoupler agar tegangan tidak drop adalah…….?
Ya itu.. seperti bendungan harus tersedia cukup air, atau seperti regulator gas, harus cukup gas di tabung.
Maka pada SMPS gacun harus cukup tegangan yg dibangkitkan oleh SMPS gacun itu.
 Abraham Ahli Listrik
12 Juni 2017
MENGUJI SMPS GACUN.
Setelah smps gacun jadi tentu banyak yg ingin tahu berapa sebenarnya kemampuan smpsnya.
Ada yg pakai beban lampu 5 kali 100 watt. Ada yg pakai mesin bor 350 watt. Ada yg pakai Resistor 20 watt
dobel 5.
Perlu diketahui bahwa lampu 100 watt itu pada tegangan 220 volt. Kalau tegangan smps hanya 150 volt itu
bukan 100 watt, makanya nyalanya tidak terang. Demikian juga dengan mesin bor dll..
Pakai Resistor lalu diukur ampernya itu sudah benar. Tapi susah dan mahal Resistor dengan watt besar.
SMPS Gacun yg dibuat standar saja dengan memakai trafo bekas tv 21" bisa untuk daya 350 watt.
Sehingga kalau ada teman2 yg bikin resistor 20 watt x 5 itu cuma tahan 100 watt. Resistor akan panas, maka
pengetesan hanya bisa berlangsung beberapa detik saja.
Untuk pengujian smps memerlukan Resistor dengan watt besar dan harus tahan panas.
Saya memilih memakai elemen setrika 5 sampai 6 buah. Elemen setrika termasuk murah dan tahan panas
(karena dirancang untuk panas)
Caranya adalah.
Yakinkan smps sudah bekerja baik.
Nyalakan smps gacun, pasang volt meter pada output dan pasang juga amper meter.
Pasang satu elemen setrika lihat apakah tegangan turun? Kalau tidak turun tambahkan lagi elemen setrikanya...
tambahkan satu-satu sampai tegangan mulai turun.
Nah saat tegangan turun inilah dicatat berapa tegangannya dan berapa ampernya.
Lalu kalikan volt x amper, itulah watt kemampuan smps gacun.
Biarkan beban itu terpasang, amati apakah FET panas berlebihan?
Amati juga apakah feritnya panas?
Apabila FET panasnya wajar dan Ferit juga tidak panas berarti memang segitu daya yg dibatasi oleh R sensor
arus gacun. Kalau teman2 sudah merasa puas dengan daya yg diketahui itu ya sdh, jangan diapa-apakan lagi.
Tapi kalau blm puas bisa coba dengan pararel R sensor arus 2x0,22 ohm.
Coba lagi dengan beban yg tadi, biasanya drop tegangannya hilang, tapi arusnya jadi turun karena tegangannya
nambah.
Bisa tambah satu lagi elemen setrika sambil perhatikan apakah FET nya mulai sangat panas. Kalau FET nya
terlalu panas harus dimatikan. FET harus di dobel supaya tidak panas.
Setelah FET di dobel nyalakan lagi smps dengan beban yg terakhir tadi, biasanya FET sudah berkurang
panasnya. Biarkan menyala dgn beban, perhatikan apakah trafo panas? Kalau trafo panas, berarti kemampuan
daya trafo sudah maksimal. Catat tegangan dan arusnya, hitung dan itulah daya maksimal smps karena
keterbatasan ferit trafo.
(Pada keadaan ini smps gacun sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Secara teori bisa dinaikan kemampuannya
dengan menaikan frekwensi gacun. Tapi saya tidak menganjurkan, karena akan mengakibatkan rendahnya
efesiensi smps.)
Tapi kalau trafo masih tidak panas, bisa tambah lagi elemen setrikanya. Sambil amati panasnya FET dan
panasnya trafo. Selama FET dan Ferit tidak panas berlebihan bisa ditambah terus elemen setrikanya sampai
tegangan drop.
Catat tegangan dan arusnya untuk mengetahui kemampuan daya.
Kembali ke step yg diatas, kalau teman2 sudah merasa cukup ya sudah.
Tapi kalau belum puas bisa tambah lagi pararel R sensor arusnya diimbangi dengan menambah pararel FET
nya.
Selama trafo belum panas saat dibebani dengan beban elemen setrika itu maka R sensor arus bisa diperkecil
dengan cara pararel banyak dan FET bisa ditambah juga.

 Abraham Ahli Listrik


Mungkin soal volt semu itu yg sering disebut beberapa teman, yaitu tegangan keluaran dari smps yg belum rata,
bisa karena kapasitor kurang besar atau R beban yg terlalu besar nilai ohm nya. Sehingga masih ada tegangan
yg kalau dilihat di osiloskop itu bentuknya seperti paku (tegangan paku). Maka kalau diukur tegangannya akan
sangat besar.

Tentang cos phi, ini berkaitan dengan daya semu.


Kalau temen2 perhatikan tulisan yg ada di balas lampu TL itu akan ada cos phi nya.
Begitu juga pada elektromotor (dinamo) arus bolak balik selalu ada nilai cos phi nya.
Pada balas TL biasanya nilai cos phi 0,5. Pada elektromotor biasanya 0,8 sampai 0,85.

Nah daya semu adalah daya dari hasil kali tegangan dengan arus. (P=VxI) satuannya adalah Volt Amper (VA)
Sedangkan daya nyata adalah perkaian hasil perkalian tegangan, arus dan cos phi. (P=V x I x Cos phi)
satuannya watt.

NOTE
 Saya selalu pasang dioda pararel dengan R gate dan pakai R 10k dari G ke S. Gunanya agar
saat sinyal low bisa benar2 nol volt.
 Pada pengujian beban penuh ini sebaiknya R sensor diganti dulu dengan yg 5 watt. Karena kalau pakai
R sensor asli yg 2 watt bahaya. Kalau R nya keburu terbakar maka gacun akan meledak.
 Kalau daya masuk lebih besar melebihi 10 persen dari daya keluar, berarti smps kurang
efisien, terlalu banyak kerugian daya pada smps.

Anda mungkin juga menyukai