Kegiatan Belajar 1
1. Tujuan Pembelajaran
Menyebutkan nama masing-masing blok dari rangkaian penerima radio AM
langsung
Menyebutkan nama masing-masing blok dari rangkaian penerima radioAM
superheterodin
Menyebutkan fungsi masing-masing blok dari rangkaian penerima radio AM
Superheterodin
2. Uraian Materi
RANGKAIAN BLOK PENERIMA RADIO AM
Gambar Blok Penerima langsung
HF AM AF
Gambar 1
Gambar Keterangan
Penguat frekuensi tinggi merupakan penguat
selektif, hanya frekuensi sinyal tertentu saja yang
HF
dikuatkan.
Demodulator atau detektor, memisahkan sinyal
berfrekuensi rendah dari sinyal berfrekuensi tinggi
AM
Antena
fe f IF IF f AM AF
IF
fo
Gambar2
Gambar Keterangan
Penala memilh sinyal yang diinginkan
Frekuensi Antara
Besarnya frekuensi antara IF = fo - fe
fo = Frekuensi osilator
fe = Frekuensi penerimaan
Contoh :
Jawab 1. fo = 530 kH + 455 kHz = 985 kHz ; fo2 = 1300 kHz + 455 kHz =
1755 kHz
Antena
fe f IF IF f AM AF
IF
fo
Antena
A
HF AM AF
B C D E
A = Antena Penerima
B = Penguat frekuensi tinggi
C = Detektor AM
D = Penguat frekuensi rendah ( suara )
E = Loud Speaker
b) Gambar dibawah ini adalah rangkaian blok radio superheterodin sebutkan nama
masing-masing blok
Jawab :
Antena
A B C D E F G
fe f IF IF f AM AF
IF
fo
A = Antena penerima
B = Penala
C = Pencampu ( Mixer )
D = Pencampur frekuensi antara ( IF )
E = Detektor AM
Gambar Keterangan
Penala memilh sinyal yang diinginkan
1. Tujuan Pembelajaran
Menggambarkan blok dari rangkaian penerima radio FM.
2. Informasi
RANGKAIAN BLOK SECARA UMUM PENERIMA RADIO
Gambar Rangkaian Blok Penerima FM MONO
Antena
A B C D E F G H I
RF IF FM AF
fo
Gambar 3
Antena AF
A B C D E F K
stereo
RF IF coder
FM
fo H I
AF
Gambar 4
Secara gambar rangkaian blok , penerima FM hampir sama dengan penerima AM ,
perbedaan berada pada frekuensi yang diterima yaitu antara 88 Mhz - 100 Mhz dan
frekuensi antara sebesar 10,7 Mhz serta cara demodulasinya serta bagian low pass
filter pada penerima mono dan pada mode stereo dilengkapi dengan stereo
decoder dan 2 power amplifier untuk sistem penerima FM stereo.
Bagian dari blok diatas adalah :
Gambar Keterangan
IF
dikuatkan sampai beberapa kali dan tingkatan ,
hal ini diharapkan untuk mendapatkan performa
yang baik, kualitas penguat IF ini akan
mempengaruhi selektifitas dari penerima radio ,
pada penerima AM dibatasi daerah kerja (band
width) sekitar 10 KHz, bahkan untuk penerima
SSB kurang dari 5 KHz namun untuk FM lebih
lebar karena daerah spektrum frekwensinya juga
lebar pada peralatan komunikasi dengan sistem
FM narow band band width IF cukup sempit
antara 10 ~ 15 KHz. Sedang pada FM
brodcasting FM mono berkisar sampai dengan
stereo
Stereo decoder berfungsi untuk mengkodekan
coder atau mendapatkan kembali sinyal L dan sinyal R
yang pada saat pengiriman sinyal tersebut
dikodekan . stereo decoder ini akan berfungsi jika
pemancar yang diterima juga pemancar stereo
(informasi lebih lanjut ada pada LP selanjutnya).
Pada gaambar blok penerima FM dapat dilihat perubahan besar frekwensi osilator
akan selalu disertai dengan perubahan penalaan pada rangkaian penala , ini
dimaksudkan agar antara penala dan osilator perubahan selalu sinkron pada
osilator frekwensi osilasi diset lebih tinggi 10,7 MHz dari resonansi rangkaian
penala angka 10,7 tersebut adalah besarnya frekwensi antara.
fo = Frekuensi osilator
fe = Frekuensi penerimaan
Contoh :
Jawab :.
fol = 88 mHz + 10,7 Mhz = 98,7 kHz ; foh = 108 Mhz + 10,7 kHz = 118,7
MHz
a) Gambar dibawah ini adalah rangkaian blok penerima radio FM mono sebutkan
masing masing blok dari penerima FM mono tersebut beserta fungsinya.
Antena
A B C D E F G H I
RF IF FM AF
fo
b) Gambar dibawah ini adalah rangkaian blok penerima radio FM stereo sebutkan
masing masing blok dari penerima FM stereo tersebut beserta fungsinya.
H I
Antena AF
A B C D E F K
stereo
RF IF FM coder
fo H I
AF
RF IF FM AF
fo
H I
Antena AF
A B C D E F K
stereo
RF IF FM coder
fo H I
AF
OSILATOR
fe fIF fe fIF
G
Gambar 5
Osilator 20
+UB
3...
12 pF R1 R3
f IF
L1
KW 500pF 500pF
fe
T 500pF
6... 10nF
S S
20 pF
L2 S
MW
250pF
C1 S
C3 fo S
10..
40 pF 300pF
L3 L4 R2 250pF
R4
LW 33pF
Gambar 6
Osilator 21
untuk MW = 500 pF, LW = 250 pF
Pencampuran dan
Antena
osilator
4pF
Tingkat masukan Hf
20pF 20pF fo
BF 222 BF222 100
L1 L2 47pF
4pF
f IF
20pF 20pF
L8 L9
L5 L6 L7
L3 L4 Lingk aran
10nF
Osilator
1nF 100
-Us
Gambar 7
+UB f IF
fE V1
fo
+UB
V2
Gambar 8
Osilator 22
Tingkat masukan Hf pencampuran
BF324 3 ,3pF BF44 1
1,2nF
5 ,1k 10k BB142 10
1,2 10k 22nF
fe nF 5 ,1k 10pF330pF 120pF
33pF 220pF
1,5k 1,2k
5,1k 1pF
22k 120pF 0
1,8nF
fo +UB
1,8nF
2 ,4k BF44 1 120pF
10 1M
1,2nF
5 ,1k 10k 1,2nF
2 ,2k tegangan pena la
BB142 UA
Osilator 1N4148
Gambar 9
Osilator 23
Tingkat pengatur Hf
820
BC 252
4,7nF 100k 15k 3,3k
47nF
100k 10nF1M UR
+Us
BF245
1 F
fe 33 G2
100pF
f IF
G1
0,1F
2,2M
100k
12k o,1 F
47k 82k 2,7k 3,3k
47nF
+Us Pencampuran
+Us +Us
10nF fo
Oszillator
1k
100
+Us
100k
0,1f
2,2k
Gambar 10
Osilator 24
3. Lembar Latihan
a) Terangkan terjadinya frekuensi antara
b) Terangkan proses pencampuran dua frekuensi secara penjumlahan
c) Tentukan besar frekuensi oscillator, apabila diketahui radio AM menerima siaran
pada frekuensi 1500 kHz
Osilator 25
4. Lembar Jawaban
a) Frekuensi antara adalah suatu frekuensi yang lebih besar dari frekuensi sinyal
AF tetapi jauh lebih kecil dibanding frekuensi sinyal osilator atau frekuensi sinyal
pembawa dan terjadinya karena akibat bercampurnya sinyal pembawa dan
sinyal osilator.
b) Pencampur yang hanya menggunakan 1 transistor untuk menggabungkan 2
besaran frekuensi . Kedua besaran frekuensi itu adalah in put RF (fe) masuk
melalui kaki basis dan in put dari osilator (fo) masuk melalui kaki emitor . Kedua
signal in put ini selalu mempunyai selisih sebesar sinyal antara.
fo = fe + f IF f IF = 460 kHz
= 1500 kHz + 460 kHz
= 1960 kHz
Osilator 26
Kegiatan Belajar 4
PENYAMPUR
Penyampur 28
10 uS Gambar 2 memeperlihatkan sinyal
U f1= 0,9 MHz f2= 1,1 MHz
dengan amplitudo berbeda dan
frekuensi yang berbeda pula. Terlihat
t
pada sampulnya terdapat suatu
U
0,2 MHz sinyal dengan frekuensi baru (
frekuensi beda )
t
Gambar 12
+ UB
R1
C1
G
fe
f =f - f
IF o e
G R2 fo - f e
fo fo + f e
Gambar 13
f IF f o f e
Penyampur 29
pada fIF maka frekuensi IF inilah yang dilakukan
Pada pencampuran , pada kurva sampul masih terdapat frekuensi informasi yang
dibawa oleh frekuensi masukan fe.
Rangkaian
+UB
f IF
fo - f e
fe fo + f e 460 kHz
fe
1602 kHz
fo
fo=
2062 kHz G
+UB
Gambar 14
Sinyal fe dan fo sampai pada basis transistor . Melalui dioda basis-emitor proses
pencampuran diambil dan melalui rangkaian sinyal fIF disaring keluar.
U IF
VM
Ue
Penyampur 30
+Us
f IF
G2 D
G1 S
fo fe
Gambar 15
Ui UE UO fo : fe =
2:1
UIF
t
f IF = fo - fe
Gambar 16
Frekuensi Osilator
Untuk mendapatkan,, frekuensi osilator dapat lebih tinggi atau rendah , oleh karena
itu pada suatu pengaturan osilator tertentu dapat didengar dua pemancar.
Pemancar yang diinginkan terletak lebih rendah sekitar fIF dari frekuensi osilator ,
pemancar yang menggaggu terletak lebih tinggi sekitar fIF dari frekuensi osilator.
Penyampur 31
U
2 xf IF
f IF f IF
f
460K 1M 1,46M 1,92M (Hz)
f IF
jarum skala fo fs
Gambar 17
f s f e 2. f IF
Untuk membuat besar frekuensi antara, tetap pada semua frekuensi penerimaan
diperlukan osilator yang frekuensinya berubah. Perubahan frekuensi osilator harus
serempak dengan oerubahan frekuensi penerimaaan.
kHz
2080
1620
fIF
970 fo
510 fe
Gambar 18
Penyampur 32
3 Latihan
Penyampur 33
4 Lembar Jawaban
= 455 KHz
= 745 KHz
Penyampur 34
Jawab : - Dengan menggunakan FET dobel Grate
Dengan transistor dirangkai seri
Penyampur 35
Kegiatan Belajar 5
FILTER (PENYARING)
1. Tujuan Pembelajaran
Memilih klurva sesuai untuk pelalu yang digunakan dalam teknik pengiriman
tanpa kawat
menerangkan cara kerja pelalu band dengan dua resonator ( penalaan ganda )
Membandingkan antara filter LC, keramik dan kristal
Menerangkan penggunaan filter LC, keramik dan kristal
2. Informasi
Pelalu band (band pass)
U1 U2
daerah
laluan
Gambar 19
Pelalu band hanya melalukan frekuensi suatu daerah frekuensi terbatas pada
keluaran, semua frekuensi diatas dan dibawahnya dihalangi. Dalam teknik
pengiriman tanpa kawat (teknik radio) digunakan rangkaian filter LC karena dengan
filter LC dapat diperoleh KEMIRINGAN YANG LEBIH TAJAM dari pada filter RC
atau RL.
Filter / Penyaring 36
U
U
G 2
fr f
Lebar band
Lebar band, didalamnya suatu sinyal dilakukan tanpa cacat. Lebih lanjut lebar band
dapat dijelaskan demikian, suatu peralatan dapat melakukan sinyal dengan
frekuensi 450 kHz sampai 460 kHz, berarti peralatan itu mempunyai lebar band 10
kHz.
lebar band
450 460 f
Gambar 21
1
fgb = frekuensi batas bawah
lebar band
0,7
fga = frekuensi batas atas
ft = frekensi tengah
fgb ft fga f
Gambar 22.
Frekuensi batas atas dan bawah dihitung, saat sinyal pada frekuensi itu sebesar
0,7 dari sinyal maksimum. Jadi lebar band dari band frekuensi gambar 4 sebesar
Filter / Penyaring 37
fga - fgb.
Rp C L 0,7
fgb fr fga f
Gambar 23.
fr Q = kualitas rangkaian
B
Q
fr = frekuensi resonansi
B = lebar band
Lebar band tergantung dari kualitas rangkaian, semakin kecil kualitas rangkaian, Q
semakin lebar bandnya. Kualitas rangkaian Q semakin besar dengan semakin
besarnya tahanan paralel rangkaian dalam perbandingan dengan tahanan butanya.
Filter / Penyaring 38
U
1
Q kecil
0,7
Q besar
fr f
Gambar 24.
Dengan kualitas Q yang kecil dicapai suatu lebar band yang lebar, tetapi daya pilah
( selektifitas ) tidak baik, karena bentuk kemiringan kurva yang LANDAI. Sehingga
tidak jelas batas frekuensi yang mana yang dilakukan dan yang mana ditahan.
Dengan kulaitas Q yang besar dicapai suatu daya pilah yang BAIK, tetapi lebar
bandnya SEMPIT. Suatu kurva laluan pelalu banf yang diinginkan dengan daya
pilah yang baik (curam) dan lebar yang besar (gambar 1)
G G G
Gambar 25.
Filter / Penyaring 39
R1
G
C1 C2 R2
L1 L2
K.L1 K.L2
Pada filter band dengan penggandeng induktif kedua kumparan digandeng longgar.
Dalam gambar rangkaian pengganti gambar 8 sebagian kecil kumparan (K.L)
digandeng kuat seperti transformator. Rangkaian kedua berfungsi sebagai
rangkaian RESONATOR SERI.
Dibawah frekuensi tengah filter band, rangkaian kedua bekerja sebagai
KAPASITANSI yang tergantung frekuensi (rangkaian seri). Kapasitansi ini
dipindahkan ke rangkaian pertama dan terletak PARALEL DENGAN C1. Frekuensi
resonansi rangkaian pertama mengecil. Diatas frekuensi tengah rangkaian kedua
bekerja sebagai INDUKTANSI yang tergantung frekuensi , induktansi ini
dipindahkan ke rangkaian pertama, induktansi rangkaian pertama mengecil dan
frekuensi resonansi NAIK. Pergeseran frekuensi resonansi yang sama melalui
rangkaian pertama tampil pula pada rangkaian kedua.
1
k.Q >> 1 di atas kritis
k.Q > 1
k.Q = 1 kritis
k.Q << 1 di bawah kritis
k = faktor gandeng
ft f Q = kualitas
Gambar 27.
Filter / Penyaring 40
Semakin kuat kedua rangkaian tergandeng maka rangkaian akan semakin kritis
(diatas kritis), kurva laluan semakin TINGGI dan LEBAR. Akhirnya bagian atas
kurva laluan berbentuk pelana.
Kurva laluan filter band tergantung pada besar gandengan dan kualitas rangkaian.
Pada gandengan dibawah kritis k.Q < 1 tertampil bentuk seperti kurva
resonansi.
Pergeseran fasa antara tegangan masukan dan tegangan keluaran filter band saat
resonansi sebesar 900, dibawah frekuensi resonansi lebih kecil dari 900 dan diatas
frekuensi resonansi lebih besar dari 900. Filter band yang banyak digunakan dalam
teknik radio dan televisi adalah yang tergandeng induktip.
Filter / Penyaring 41
U
penyaring LC
penyaring keramik
penyaring kristal
fo f
Gambar 28
misalnya : L1 = 7,1 mH
Co = 260 pF R1 = 7,5 ohm
C1 = 18 pF Q = 2500
C1
Z
L1
Co
R1
f ser f par
f
460 kHz 478 kHz
Gambar 29
CN
Filter keramik dalam resonansi seri
Filter / Penyaring 42
Filter keramik ganda dalam resonansi
paralel
Gambar 30
Filter / Penyaring 43
3. Lembar Latihan.
Filter / Penyaring 44
4. Lembar Jawaban
a) Dengan penyaring LC dapat diperoleh batas band yang lebih tajam dari pada
penyaring RC . Membuat faktor kualitas rangkaian besar yaitu dengan membuat
hambatan terutama pada L dibuat kecil.
Filter / Penyaring 45
Kegiatan Belajar 6
Ue
Ue
Ua
Ua
dB dB
30
30
20
20
10
10
3
3
C L
R1 CK2
CK1 T
R2 Ud
RE
CE
Gambar 32
C C BE
Rres BE
+ UB
B
A
Gambar 33
tanpa rBE
denganBE
r
fo f
Gambar 34
C1
N1 C
N2 C2
Gambar 35
N1 N 2 C2 1 1 1
a a
N2 Ct Ct C1 C2
Ct = Kapasitansi total
C 2
C BE
Rres BEa a2
Gambar 36
Gambar 37
Yang bertanggung jawab menentukan kurva laluan tidak hanya tingkat masukan
melainkan juga tingkat yang terletak didepannya.
C
CE
C
CB
CBE r BE r
CE
C BE r BE
+ UB
+ UB
R2 R3 C1 R5 R6 C2
Gambar. 39
U Satu tingkat
2
Dua tingkat
Tiga tingkat
Empat tingkat
fb fa f
Gambar. 40
dari
pencampur
390 k 4pF 3pF
10 n F
3 ,3 F
1k
10 n F
1 SA 12 1 (C) 2 SA 12 1 (A )
20nF 4 0nF
15 0 k 5 k
680 1k
33 n F
UB
+
9V
10 F
+ 0
A GC 10 k
Gambar. 41
Sifat penguatan terhadap frekuensi resonansi berbentuk bulat, dan jatuh pada
salah satu sisi resonansi. Hasilnya, penguat penalaan tunggal tidak dapat
MEMBEDAKAN dengan tepat frekuensi yang diinginkan dengan yang tidak
diinginkan.
U
2
fb fo fa f
Gambar. 42
12 0
9V
Gambar. 43
Selain filter band dengan LC, dipakai juga filter kwarsa ( quarz ) dan filter keramis
untuk mendapatkan daya pilah yang tinggi.
penyaring LC
penyaring keramik
penyaring kristal
fo f
Gambar. 44
Jawab : Pembebanan filter band oleh kompon RBE ( hambatan antara kaki
basis-Emitor) transistor berakibat menurunnya tegangan kurva tanggapan
IF. Perhatikan gambar C.
Sebelum transistor dipasang, tegangan kurva adalah tinggi, namun setelah
transistor dipasang kurva ditunjukkan oleh garis putus-putus.
DEMODULATOR AM
2. Informasi
1 D 2 3 4
C2
FILTER L1 R1
IF C1
1 2 3 4
tt t t t
tanpa kapasitor
Gambar 46
D = Menyearahkan sinyal AM
Dioda yang digunakan dari bahan GERMANIUM , arah dioda untuk mendapatkan
Demodulator AM 56
POLARITAS TEGANGAN PENGATUR tertentu ( 53 73 03 07 ) , karena tidak ada
pengaruhnya untuk pendemodulasian sinyal sisi ganda ( DSB = double side
band ).
Tetapan waktu dari C1 , R1 harus cukup besar untuk periode Hf ( 455 Khz ) dan
cukup kecil untuk periode sinyal AF tertinggi ( 4,5 Khz ) .
terlalu besar
benar
t
Gambar 47
Tahanan peredam RD
D
RD R1
Penyearahan seri
C1
R1
RD
2
Gambar 48
Demodulator AM 57
C1
Penyearah paralel
RD D R1
R1
RD
3
Gambar 49
f IF
f
f DSB fM
1 3 4
f IF AF
band sisi band sisi
bawah atas
2 f (kHz)
465,5 470 474,5
f IF
TDA 1048
470kHz
Gambar 50
Demodulator AM 58
Kelebihan demodulator ini adalah :
DEMODULASI YANG LINEAR PADA DERAJAD MODULASI TINGGI .
TIDAK PEKA TERHADAP GOYANGAN AMPLITUDO SINYAL PEMBAWA IF .
Demodulator AM 59
3. Lembar Evaluasi
a) Terangkan proses pendemodulasian AM
b) Terangkan fungsi masing - masing komponen demodulator AM
Demodulator AM 60
4. Lembar Jawaban
Demodulasi
a) Terangkan proses pendemodulasian AM !
1 D 2 3 4
C2
FILT ER L1 R1 C1
IF
1 2 3 4
tt t t t
tanpa kapasitor
J
awab : < demodulator sampul >
sinyal hasil penyearahan yang masih mengandung frekuensi tinggi 455 KC mengisi
koindesator ini sekaligus membuang frekuensi tinggi 455 KC .komponen R
berfungsi untuk mengosongkan kondesator filter .Dengan demikian tinggal
sinyal AF + DC supaya hanya sinyal AF saja yangditeruskan ke penguat AF ,
maka tugas C koplinglah ( C2 ) yang mencegah kuatnya tegangan DC .
L1 : Penyesuaian impedansi
D : Menyearah sinyal Am
Demodulator AM 61
Kegiatan Belajar 8
DEMODULATOR FM
C2
10,6 10,7 f(MHz) t R1 C1
10,65 10,75
Gambar 51
Demodulator FM 62
penggandengan
kritis D1
L1 L2
C3 R1
U1
C1 C2
U2
UD1 C4 R2
D2
U3
UD2
L3 UA F
Gambar 52
U3 sepasa dengan U1
Saat frekuensi lebih besar atau kecil dari fr maka pergeseran pasa antara U1 dan
U2 lebih besar atau lebih kecil dari 900
U2
__
U2
__ UD1 U2 2
UD1 __ UD1
2
2
U2
__
U2
__ UD2 2
UD2 U2
__
UD2 2
2
10,65MHz
10,7MHz 10,75MHz
Gambar 53
T= 1s - 3 s ( stereo )
Pembatas amplitudo
Demodulator FM 63
Gambar 54
D1 R1
L1 L2
C3 R3
U1
C1 C2 C5
U2
C4 R4
D2 R2
R5
L3 UA F
Gambar 55
Deemphasis
dB dB dB
desis
f f f
Hz Hz Hz
1k 1k 1k
desis
Gambar 56
Demodulator FM 64
a. Preemphasis b.sebelum deemphasis c.de emphasis
Untuk memperbaiki jarak desis dengan sinyal Af , maka sinyal frekuensi tinggi 1
kHz - 20kHzpada pemancar diangkat sekitar + 12 dB ( pre emphasis ) gambar a.
Desis terjadi pada frekuensi tinggi ( lebih besar dari 1 kHz ) ( gambar b ) .
DISKRIMINATOR AF
FM IF FM 10k
4,7n
Deemphasis
Gambar 57
TE = 50 s.
terpadu IC .
Demodulator FM 65
+ UB = 900 pada frekuensi10,7 MHz .
A B
U2 T5 T6
Pada basis 15 dan 16 terdapat
keadaan transistor tegangan SINUS yang pada 10,7 MHZ
saat t t2
1
bergeser pasanya 900
Gambar 58
U1 U1 U1
t t t
U2 U2 U2
t3 t4 t t
t 1 t2 t
U3 U3
U3
t t
t
U4 U4 t
U4 t t
saat f = 10,7 MHz saat f < 10,7 MHz saat f > 10,7 MHz
Gambar 59
Demodulator FM 66
MHz atau f > 10,7 MHz pergeseran pasa U1 dan U2 berubah .
Demodulator FM 67
U1 akan terbangkit tegangan U3 .
t
Tegangan ini sesuai dengan
U2 PERUBAHAN FREKUENSI IF ,
t
dengan demikian sinyal IF telah
termodulasi .
U3
t
Gambar 60
D1 R1
L1 L2
C3 R3
C1 C2 C5 V
Uj
RFG C4 R4
D2 R2
R5
L3 UA F
A
Gambar 61
RF generator diatur frekuensinya dari 10,5 MHz sampai 10,9 MHz maka akan
didapat kurva tegangan jumlah sebagai berikut .
Uj
10,7 MHz f
Gambar 62
Pada titik A akan diperoleh suatu kurva S terdiri dari harga tegangan positif dan
negatif yang disebut kurva diskriminator .
Demodulator FM 68
UD
f
10,7
lebar band
Gambar 63
Kurva ini terjadi dari tegangan perbedaan antara UD1 dan UD2 . Pada penalaan
yang benar , saat
Demodulator FM 69
3. Lembar Latihan.
a) Terangkan dengan gambar proses pendemodulasian FM yang paling
sederhana.
b) Terangkan fungsi masing-masing komponen demodulator FM yang paling
sederhana.
c) Terangkan pembatasan amplitudo pada FM.
d) Terangkan tujuan diterapkannya pre emphasis - deemphasis pada sistem FM.
e) Sebutkan nama - nama demodulator FM sedikitnya 4 macam.
Demodulator FM 70
4. Lembar Jawaban
a) Terangkan dengan gambar proses pendemodulasian FM yang paling
sederhana.
Jawab : Demodulasi FM yang sederhana adalah demodulasi lereng
U U1
A M-FM
Saat frekuensi berayun turun, sinyal yang dihasilkan besar, sebaliknya saat
berayun naik sinyal yang dihasilkan rendah. Sehingga dari proses penerimaan
FM oleh penyaring yang beresonansi di bawah frekuensi IF FM standard
dihasilkan sinyal AM, selanjutnya dideteksi menggunakan dioda dan penyaring
RC.
Jawab :
U1 D
C2
R1 C1
Transformator penyaring
Lp bersama C1 berfungsi sebagai penyaring band yang eresonansi pada
frekuensi .10,6 MHz
Ls menerima transformasi sinyal dari Lp berupa sinyal AM dari FM
Demodulator FM 71
D Dioda penyearah, mengambil hanya sinyal positif dari sinyal AM.
R1 Tahanan beban untuk menstabilkan sinyal hasil penyearahan.
C1 Kapasitor penyaring, berfungsi menghubung singkatkan frekuensi
tinggi ke tanah/ground
C2 Kapasitor kopling, berfungsi menkopel sinyal suara ke penguat suara.
D1 R1
L1 L2
C3 R3
U1
C1 C2 C5
U2
C4 R4
D2 R2
R5
L3 UA F
Demodulator FM 72
demodulator lereng
demodulator dengan diskriminator rasio
demodulator koinzidenz
demodulator dengan diskriminator PLL .
Demodulator FM 73
Kegiatan Belajar 9
FM STEREO
1. Tujuan Pembelajaran
Menerangkan dasar pengiriman stereo
Menggambarkan spektrum frekuensi sinyal multiplek stereo
Menggambarkan gambar pembangkitan sinyal multiplek stereo
Menyebutkan 4 macam dekoder stereo
Menerangkan cara kerja dekoder stereo
2. Informasi
FM Stereo (Bagian 1)
p e m a n c a r
p e n e r im a
k a n a n k a n a n
p e m a n c a r p e n e r im a
k ir i k ir i
Gambar 64
FM Stereo 74
pembawa bantu 38 kHz
Sinyal Mono U L + R
Sinyal tambahan U L - R
Gambar 65
penyimpangan
100 %
penyimpangan 90
U L - UR
f
U L - UR
45
UL + U R
UL + U R
U L - UR U L - UR
0,03 15 19 23 38 53 f (kHz)
Gambar 66
UL + UR= Sinyal utama, sinyal mono, sinyal kompatibel dengan lebar band 30 Hz -
15 kHz dan amplitudonya 45% dari keseluruhan
UL - UR= Sinyal perbedaan antara sinyal UL dan UR yang membentuk band sisi
dari modulasi amplitudo dengan pembawa bantu yang ditekan fT = 38
kHz. Lebar band 30 kHz - 15 kHz
SINYAL MODULASI AMPLITUDO 38 kHz = sinyal tambahan stereo dengan lebar
band 23 kHz - 53 kHz
SINYAL 38 kHz = Pembawa bantu yang amplitudonya ditekan hingga kurang dari
1% dari keseluruhan f, untuk menghindari modulasi lebih
SINYAL 19 kHz = Sinyal pemandu dengan amplitudo sebesar 10% dari seluruh f
FM Stereo 75
untuk sinkronisasi dekoder stereo dalam pesawat penerima
Gambar blok :
19 G
38 19 kHz
38kHz 19 kHz
matrik sinyal pemandu
UL - UR
L
peman
AM
R UMPX car FM
UL + UR
sinyal multipleks
Gambar 67
UL +UB
R1
UL UL+UR
U L - UR UR
R5
UL R2
UL-UR
UL
R3 UR
2UR UL + UR UR
R4
FM Stereo 76
UL + R misalkan :
UL
+UR Sinyal kanan mempunyai frekuensi dua
t kali frekuensi sinyal kiri
UL
-UR Sinyal kanan bergeser pasa 180 dari
pengurangan (Substraction)
Gambar 68
Ui D3 UM
D4
D2
T3
UT
Gambar 69
FM Stereo 77
cara kerja :
T1 T2
D1
Ui UM
D2
UT
Ui UM
T1 T2
D4
D3
Ui UM
Gambar 70
FM Stereo 78
Terjadinya sinyal multipleks stereo
U
R
+UR -U R
t
UL
UL UL
t
UT
U U U
L+R T L- R
t t
UM
UL + R
U
M
UMPX
Gambar 70
sinyal multipleks stereo terdiri dari :SINYAL MONO (UL + UR). SINYAL TAMBAHAN
STEREO (UM) DAN SINYAL PEMANDU ( 19 kHz)
FM Stereo (bagian 2)
Dekoder Stereo
Untuk memperoleh kembali sinyal kanan dan kiri, pada pesawat penerima setelah
demodulator dipasang Dekoder stereo
U MPX R
TUNER
DEMO DU LATOR DEKO DER
L
Gambar 71
FM Stereo 79
Dekoder matrik :
UL+ UR
30Hz- 15k
UL
UMPX UL- UR
UM
MATRIK
UR
23 - 53kHz
U
P
f UT
2f
19kHz
UL- UR 0 -( UL- UR )
R3
2U
L
180
R1
2UR
R2 R4
UL+ UR
UL + UR + (UL - UR) = 2
UL
UL + UR - (UL - UR) = 2
UR
FM Stereo 80
Dekoder saklar :
U
L
30 - 53kHz
U U f UT
MPX P
2f
19kHz
UR
Sinyal multipleks stereo tidak dibagi-bagi, tetapi langsung diletakkan dalam saklar
elektronika, yang dihubungkan dalam irama pembawa bantu stereo (38 kHz)
U U
UL UR
t t
38 kHz 38 kHz
T1 T2
UMPX T3
Transistor T1 dan T2 hidup dan mati bergantian dalam irama 38 kHz. Sinyal
multipleks yang diletakkan pada basis T3 bergantian pula berada dijalur keluaran.
FM Stereo 81
UMPX
UL
UR
fe
fa
VCO
Gambar 77
Rangkaian PLL terdiri dari osilator yang dikendalikan oleh tegangan (VCO), yang
disinkronisasikan dengan frekuensi yang masuk.
FM Stereo 82
UA UA
UB
UB
UA
t
UB
UL
UB T1
UA
UB
t
UL
UB
UA t
UB UB
UB T1
t
UL
Gambar 78
FM Stereo 83
4
UL
UMPX 2
4,7uF
5 UR
PEMBEBAS
820pF 22nF
.22uF
11 13 .47uF
3k3
12
PELALU BAWAH
19kHz
f2 2
O
f2
f1 G
2 14
f2 2
19kHz
f1 VCO
O
f2
SN 76115 15k
76kHz C 448
MC 1310P 470pF
CA 1310E 10k
XC 1310
PENALA VCO
7 9 8 6 1
.22uF + UB
SAKLAR
MONO/STEREO
+ UB
Gambar 79
Pendekoderan sinyal stereo dicapai dengan dua saklar elektronik, yang bekerja
dalam irama 38 kHz.
Penalaan frekuensi 76 kHz oleh rangkaian RC pada kaki 14. Frekuensi 76 kHz,
oleh flip-flop dibagi menjadi 38 kHz dan 19 kHz.
Pembanding pasa yang ke 2 bertugas untuk mengenal adanya penerimaan stereo
atau mono. Tegangan yang dihasilkan malalui sebuah penguat untuk
membebaskan dekoder stereo unuk bekerja dan menghidupkan lampu penampil
stereo.
Selain pengoperasian mono secara otomatis, jika sinyal yang diterima TANPA
PEMANDU 19 kHz maka dekoder stereo bekerja dalam posisi mono, dapat pula
secara manual. Pensaklaran malalui kaki 8
Dekoder kurva sampul
FM Stereo 84
UL
f
UR
30Hz - 53kHz
Gambar 80
Sinyal multipleks stereo dilewatkan dalam dua jalur. Satu jalur harus melewati
palalu 19 kHz, sehingga hanya sinyal PEMANDU STEREO 19 kHz yang
dilewatkan.
Oleh pengganda frekuensi sinyal 19 kHz frekuensi sinyal 19 kHz digandakan
frekuensinya menjadi 38 kHz. Kemudian malalui pelalu 38 kHz sehingga hanya
sinyal berfrekuensi 38 kHz saja yang lewat. Sinyal ini digabungkan dengan sinyal
multipleks yang melewati jalur yang lain sehingga diperoleh getaran yang
termodulasi amplitudo malalui sinyal L + R dan L + R .
Pasa kurva sampul bergeser sekitar 180, pada pencampuran sinyal multipleks
dengan pembawa bantu diperoleh kurva sampul yang berlainan, masing-masing
( L + R ) + ( L - R ) = 2L
( L + R ) ( L - R ) = 2R
38kHz 38kHz
19kHz
1n2
2uF 20nF
D2 800pF
500pF
L3
10nF
56k R
T3
D3 AC122
L1 10nF
200
L2
T1
AF138 6k8 T2 56k L
UMPX
AC122
10k 6k2
2uF 5k6
22k
50uF 22nF 500pF 800pF
D1 5uF
200uF
-U B +U B
FM Stereo 85
Gambar 81
D2 dan D3 adalah pengganda frekuensi
D4 dan D5 adalah demodulator
Tahanan 5,6 k pararel kapasitor 22 nF adalah rangkaian korektor, untuk
mengkompensir adanya komponen-komponen buta.
FM Stereo 86
3. Lembar Latihan
a) Jelaskan bagaimana kita dapat mengkait sinyal komposisi stereo dalam pemancar ?
b) Gambarkan spektrum frekuensi sinyal komposisi status dari proses multipleks status dimana :
Frekuensi sinyal informasi 30 Hz - 12 kHz
c) Berapa frekuensi maksimum sinyal komposisi ?
d) Dari soal no.2 (sinyal komposisinya) akan dimodulasi FM dengan deviasi maksimum frekuensi
pembawa = 70 kHz. Hitung lebar panel pemancar FM stereo
e) Bagaimana cara mendapatkan kembali sinyal L dan R dari pemancar FM stereo agar kita
dengar kembali didalam penerima radio
f) Jelaskan macam-macam dekoder stereo
FM Stereo 87
4. Lembar Jawaban
a) Menggunakan rangkaian MPX stereo/ multiplek stereo.
Dimana sinyal (L-R) dimodulasi secara AM DSB SC dengan frekuensi sub
pembawa 38 kHz didalam rangkaian modulator seimbang (Balanz Modulator).
Sinyal AM DSB SC dimodulasi dengan sinyal pemancar 19 kHz atau pilot. Oleh
karena sinyal sub pembawa 38 kHz dipisahkan dari penggandaan 19 kHz
(pilot0, maka jika dalam rangkaian MPX sinyal pilot 19 kHz mati/tidak kerja
maka pada keluaran MPX tidak terjadi bentuk sinyal komposisi dan hanya
terjadi pencampuran L dan R biasa yang berupa sinyal mono dengan demikian
sinyal yang dipancarkan hanya sinyal mono
penyimpangan
100 %
penyimpangan 90
U L - UR
f
U L - UR
45
UL + U R
UL + U R
U L - UR U L - UR
0,03 15 19 23 38 53 f (kHz)
(fi = 12 kHz)
d) Untuk FM stereo
Sinyal diferensinya berupa sinyal komposisi (F comp)
Jadi lebar Band stereo ( B )
Bst = 2 (f + F comp)
= 2 ( 70+ 50)
= 240 kHz
FM Stereo 88
e) Pada penerima radio FM stereo perlu kita lengkapi dengan Dekoder Stereo
yang berfungsi untuk memisahkan kembali sinyal L da R dari sinyal komposisi
stereo.
f) Dekoder Matrik
Dekoder Sakelar
Dekoder PLL
Dekoder Kurva Sampul
FM Stereo 89
Kegiatan Belajar 10
SINYAL
KUAT
K UA T K UA T
SUARA A SUARA B
SINYAL
LEMAH
K UA T KUA T
SUARA B SUARA A
Gambar 82
Untuk mendapatkan KUAT SUARA yang pada sinyal masukan yang berbeda beda
diperlukan pengaturan penguatan otomatis ( AGC = Automatic Gain Control )
Pencapaian Tegangan Pengatur
C3
AF
R1 R2
C1 R3
UR
C2
Gambar 83
R1 R2
C1 R3
UR
C2
Gambar 84
Saat ini terdapat pula pengaturan tertunda, dimana pengaturannya terjadi setelah
mencapai harga kuat medan tertentu rangkaiannya seperti berikut.
+UB = 10V
AF
R1
C1
150k
4,7k
UR
15k
Gambar 85
HF fe f IF IF IF AF
pengaturan
ke belakang
pengaturan ke depan
Gambar 86
B
150
UCE = 10V
100
50
0
0,01 0,1 1 10 Ic (mA)
Gambar 87
Penguatan arus bolak-balik bergantung pada arus kolektor. Pada Ic = 9 mA
penguatan berada pada nilai puncaknya dengan = 140 .
Ada dua kemungkinan pengaturan . Melalui pengecilan arus basis , arus kolektor
berkurang dan penguatanpun akan berkurang . Ini dinamakan pengaturan
MENURUN . Kemungkinan kedua , dengan memperbesar arus basis maka arus
kolektor akan membesar jika Ic = 20 mA , maka penguatan akan turun sampai 130.
Pengaturan ini dinamakan pengaturan MENAIK.
+UR - UR
UBE UBE
t
t
+UR
- UR
+UB +UB
- UR +UR
UBE UBE
+UR
- UR
t t
Gambar 88
120k 1,2 mA
(0,3mA) 10n 10k
-0,8V
(-0,2V)
+UR 1,1V
(0,3V) 10k
10 F
Gambar 89
Dioda penyearah ( Dioda detektor ) disambung sedemikian sehingga dengan
naiknya sinyal masukan tegangan pada titik R semakin POSITIP . Mka tegangan
basis transistor MENGECIL dan dengan penguatannyapun MENGECIL.
Contoh Pengatur Penguatan Otomatis Menaik
C3
6pF R10
C1
fe T1 120
33n
R3 R4
82 C5
10k 1,5n
R5 C4
UB
390 B
100n
UR T2
R1
4,7k R6 R8
18k 390
R2
4,7k
A
R9
270
Gambar 90
Dengan naiknya sinyal masukan tegangan pengaturan naik ( negatip ) maka arus
kolektor T2 TURUN. Tegangan A menjadi lebih POSITIP dan dititik B lebih
NEGATIP . Maka basis T1 melalui R2 terletak di TITIK A dan emitor terletak
DITITIK B . Sehingga dengan naiknya sinyal masukan , tegangan basis emitor T1
NAIK dan arus kolektornya NAIK dan dengan penguatannya TURUN.
Karakteristik Pengaturan
Ua
Tanpa pengaturan
Pengaturan tertunda
Pengaturan sederhana
Pengaturan ideal
x = Harga batas
0 x Ui
Gambar 91
C3
AF
C3
AF
R
-9V
120k 1,2 mA
(0,3mA) 10n 10k
-0,8V
(-0,2V)
+UR 1,1V
(0,3V) 10k
10 F
C3
6pF R10
C1
fe T1 120
33n
R3 R4
82 C5
10k 1,5n
R5 C4
UB
390 B
100n
UR T2
R1
4,7k R6 R8
18k 390
R2
4,7k
A
R9
270
Dengan naiknya sinyal masukan tegangan pengaturan naik ( negatip ) maka arus
kolektor T2 TURUN. Tegangan A menjadi lebih POSITIP dan dititik B lebih
NEGATIP . Maka basis T1 melalui R2 terletak di TITIK A dan emitor terletak
DITITIK B . Sehingga dengan naiknya sinyal masukan , tegangan basis emitor T1
NAIK dan arus kolektornya NAIK dan dengan penguatannya TURUN.
ACSESSORIES
1. Tujuan Pembelajaran
Menerangkan cara kerja dengan penalaan
Menerangkan cara kerja pemilih stasiun dan band elektronik
Menerangkan car akerja AFC pada penerima FM
Menerangkan prinsip kerja tuner synthesizer
Menerangkan kerja penampilan frekuensi dengan peraga 7 segmen
Menerangkan prinsip kerja sistem pelacakan pemancar otomatis dan
pensintesaan tegangan
Menerangkan prinsip kerja pembantu penalaan
Menerangkan prinsip kerja rangkaian pemati
Menerangkan prinsip kerja pengendali jarak jauh
2. Informasi
Rangkaian khusus
Pengantar
A. Penalaan
Acsessories 100
tingkat.
Dengan itu dapat dibangun kwalitas lingkaran LC lebih tinggi dan sinyal yang lebih
besar daripada dikerjakan dengan dioda kapasitor.
Dioda kapasitor mempunyai keuntungan-keuntungan untuk PELAYANAN dan
PENGEMBANGAN peralatan
Timer L
masukan osilator
tegangan penalaan
sakelar
pemilih
penampil frekuensi
stasiun
R3 +UB
R1 R2
3....
30V
Gambar 1.
Pemilihan stasiun dan band seperti juga proses pensaklaran lainnya didalam
penerima dipasang saklar. Biasanya bagian-bagian yang memerlukan saklar
dirancang dengan saklar untuk MEMPERPENDEK PENGHANTAR SEPENDEK
Acsessories 101
MUNGKIN.
Dengan saklar elektronis kesulitan diatas dapat dipecahkan, baik dengan saklar
mekanis atau saklar sentuh
1 18
4,7nF
S5 17
2 +26,5V
1K
16
S1 3
12V / 40mA 15
R1 +17V
4
S2 14
5 R2
13
6 R3
S6
S3 7 12
Sakelar R4
elektronik
8
11
Tuner
S4 9 SAS 10
580 Ke sakelar
elektronik
8,2K berikutnya
Gambar 2.
+17V
gambar 2
Gambar menunjukkan rangkaian saklar sentuh untuk 4 kanal. Modul jenis ini dapat
dikembangkan jumlah saklarnya sesuai kehendak kita dengan merangkaikan satu
kanal dengan kanal lainnya
Selain penggunaan seperti gambar 2 masih terdapat penggunaan yang lain.
Jika saklar sentuh S1 disentuh dengan tangan, sinyal akan diperkuat dan
mengubah keadaan flip flop yang berda dalam IC. Pada keluaran flip flop
Acsessories 102
diletakkan saklar elektronis, yang kemudian rangkaian disederhanakan sebagai
saklar.
Dengan S5 lampu atau dioda LED dinyalakan sebagai penanda keadaan
Dengan S6 tegangan yang telah dipilih sebelumnya melalui R1 untuk kanal yang
sesuai diletakkan pada keluaran (kaki 11). Rangkaian dalam IC telah dicancang
sedemikian dengan pemberian catu pertama kali secara otomatis kanal 1 (SI)
terhubung. Serta tidak mungkin terdapat dua kondisi saklar dapat terhubung
bersamaan
Dari tingkat AF
depan FM
IF
Gambar 3
Acsessories 103
U UR
Gambar 4
Gambar 4 memperlihatkan demodulator FM (kurva S)
Jika osilator ditala sedemikian rupa, bahwa frekuensi IF berharga 10,7 Mhz, akan
menimbulkan tegangan pengatur UR = 0 VOLT . Jika frekuensi menyimpang keatas
maka akan diperoleh tegangan UR POSITIP
+ 33k pembat as
Te ga ngan
muka Reso nat or Te ga ngan
o silat or penalaan
kemba li
UR
Te ga ngan 270 pF 50 0pF
penala an
kemba li
UR
Resonator
osilator Tega ngan
100k
penala an
50 0pF
gambar 5a gambar 5b
Acsessories 104
gambar 5a memperlihatkan penalaan kembali pada pesawat yang mengguanakan
kapasitor variabel. Dan gambar 5b memperlihatkan penalaan kembali pada
pesawat dengan dioda kapasitor
Gambar 5b, jika UR positip maka total tegangan dioda MENGECIL dan
kapasitasnya NAIK.
Dengan demikian frekuensi osilator MENURUN dan frekuensi IF juga ikut TURUN ,
AFC dapat mengkoreksi hingga 140 khz
D. Tuner Synthesizer
Dengan kapasitor variabel dan dioda kapasitor dapat merubah frekuensi osilator
secara KONTINYU . Dalam tuner sythensizer, perubahan frekuensi dapat dicapai
dalam interval yang kecil (tuner adalah pesawat penerima tanpa penguat AF)
Acsessories 105
IF IF
RF
fo
V CO
fo
fo
n penalaan
bagian
Penya - yang dapat diprogram
G mapasa
f ref
Acsessories 106
besaran tetap untuk tiap band.
V CO fo
FM fo
n
G VCO
AM
fo
fo
R Mikro -
computer
Penampil
Penya -
ma
pasa Pelayanan
N mak untuk FM =
Acsessories 107
femin f 108 MHz 10,7 MHz
4748
f ref 25kHz
N mak untuk AM = 4160 (MW) dan 1620 (LW) dengan f IF = 470 KHz
Untuk tiap frekuensi penerimaan yang diinginkan diperlukan besar pembagi N yang
berlainan. Tugas pembagian diambil alih oleh komputer mikro, selain itu komputer
mikro juga mengambil alih dalam hal :
Pengendalian PENAMPIL FREKUENSI
MENYIMPAN frekuensi stasiun pemancar
Pengendalian ELEMEN PENAMPIL LAINNYA
Pengendalian saklar ; band FM, MW, LW, saklar Mono/ stereo, pemati (muting)
Pemogram saat hidup dan mati
Penampil waktu
dan sebagainya]
E. Penampil frekuensi
Acsessories 108
fo
FM kHz
MHz
32
1
16 (C)
fo
MW (A) 1 Penghit ung
LW
(B)
W aktu gerbang
FM : 5.12ms
MW . LW :16ms 16
Pempro -
1 gramman IF
G
5.12MHz
(A )
f o = 1 ,4 7 M H z
( B )
t
1 6 m s
w a k t u
g e r b a n g
( C )
P u ls a y a n g d i h it u n g t
Besaran ukur diambil dari frekuensi OSILATOR pada penerima FM, fo dibagi dua
kali, (32 dan 16) sedang pada AM, fo hanya dibagi dengan 16
Acsessories 109
16mS
x91,875kHz 1470 sinyal
1000
Untuk memudahkan pengoperasian dan lebih aman dalam lau lintas, biasanya
dalam radio mobil menggunakan penalaan dengan pelacak pemancar elektronik
otomatis. Dalam perkembangannya digunakan pula pada peralatan rumah yang
menggunakan pengendali jarak jauh (remote control). Dioda kapasitor tuner
dikendalikan oleh TEGANGAN YANG NAIK secara perlahan (DARI GENERATOR
GIGI GERGAJI).Proses ini dapat dimulai (di start) dengan knop ataupun dengan
saklar sentuh
Tuner
IF
ZF
R1 R2
Stop
Start
Apa yang telah dibicarakan diatas dengan sistim DIGITAL. Pada penalaan digital
besaran tegangan penala analog diubah menjadi besaran BINER dan selanjutnya
diubah lagi dalam sebuah pengubah DIGITAL KE ANALOG D/A
Acsessories 110
U G
Penhitung
pemeriksa
+Uref
a)
0000 000 100
1111111111
Penyama tegangan
t digital penalaan
b)
U d)
0000000000 c)
Ub
Ud
0 0 0 0 0 0 0 100
00000000 11 Tegangan Data Tingkat saklar
U = 0 0 0 0 0 0 0 0 10 terkoda (ma -
Penhi -
29mV tung isi
0000000001 sukan)
Gambar 11a,Tegangan penala, analog dan Gambar 11b, Prinsip sintesa tegangan.
digital
10 10 10 10
9 9 9
9 8 8 8
8 7 7 7
7 6 6 6
6 5 5 5
5 4 4 4
4 3 3 3
3
2 2 2
2 1 1 1
1
a)
t
Ub
b) t
Uc
c) t
Ud
d) t
Gambar 12
Gambar 11b memperlihatkan prinsip sintesa tegangan , dan proses tegangan
didalamnya dicontohkan gambar 12, dimana tegangan penala hanya dicacah dalam
10 tingkat.Misalnya sinyal masukan adalah 0000010000. Didalam penyama digital
sinyal dari penghitung isi dibandingkan dengan sinyal dari penghitung pemeriksa,
Acsessories 111
maka hasilnya sinyal Ub. Sinyal ini akan menggerakkan tingkat saklar, sehingga
diperoleh tegangan kotak Uc yang selanjutnya diambil harga rat-ratnya oleh
FILTER PELALU BAWAH
G. Pembantu penalaan
10,7 f MHz
10,7MHz f
Penanda stereo akan menyala jika menerima siaran stereo, sebagai penanda
digunakan SINYAL PEMANDU 19 KHz
Filter desis stereo digunakan untuk meredam desis pada frekuensi tinggi,
karena sinyal multiplek berfrekuensi hingga 53 KHz
Filter ini bekerja dengan jalan mencampur sinyal kanan dan kiri, sehingga
sedikit akan MEMPERBURUK pemisahan kanal pada frekuensi tinggi
Penanda multipath, sinyal dari pemancar FM kadangtidak diterima dari satu
arah tapi juga menerima sinyal dari PANTULAN. Pesawat yang menerima sinyal
dari banyak arah (multipath) ini tidak diperbolehkan , karena itu antena harus
disearahkan dengan tepat. Penanda multipath memanfaatkan sinyal pemandu
stereo 19 KHz
Acsessories 112
+
on
off
19kHz AM
Saat dihidupkan dan dimatikan pada pesawat akan timbul gangguan (desis). Untuk
itu digunakan rangkaian yang dapat menghentikan sinyal ke loud speaker saat ada
gangguan. Selain itu rangkaian juga bereaksi saat :
Pemindahan PEMANCAR
IF AF
IF AF
Rangkaian
pemati
Acsessories 113
Sebagai pemancar digunakan dioda infra merah dan sebagai penerima
menggunakan dioda foto peka infra merah.
Penak Tega
sir ngan
analog
Peng Deko
koda der
Penak
sir
saklar
Sinyal masukan setelah dikoda dipancarkan oleh dioda, selanjutnya diterima oleh
dioda peka infra merah.
Dalam penerima, sinyal kembali di dekoder. Dibedakan dalam dua daerah fungsi,
pertama untuk mengetur misalnya kuat suara diperlukan tegangan yang berubah
terhadap waktu (FUNGSI ANALOG)
Kedua untuk pensaklaran, pemilihan program dan sebagainya (FUNGSI SAKLAR)
Acsessories 114
4. Lembar latihan
a) Jelaskan prinsip penalaan frekuensi dengan menggunakan dioda varaktor.
b) Apakah yang mempengaruhi perubahan frekuensi osilator ?
c) Jelaskan tugas pengatur frekuensi otomatis (AFC)
d) Gambarkan kurva S dari demodulator FM dengan penalaan yang tepat dan
penalaan yang salah, yang dapat menghasilkan tegangan pengatur (UR) pada
rangkaian AFC
+
Tegangan 33k pembatas
muka
Resonator Tegangan
osilator penalaan
kembali
Tegangan UR
penalaan 270pF 500pF
kembali
UR
Resonator
osilator
100k Tegangan
penalaan
500pF
Gambar A Gambar B
Gambar A : Penalaan kembali pada penerima yang menggunakan Kapasitor
Variabel
Gambar B : Penalaan kembali pada penerima yang menggunakan Dioda
Kapasitor
Jelaskan cara kerja Gambar B jika UR bernilai positip Sebutkan keuntungan
Tunner Synthesizer dibanding Tunner type yang lama Gambar
Acsessories 115
IF IF
RF
fo
V CO
fo
fo
n penalaan
bagian
Penya - yang dapat diprogram
G mapasa
f ref
e) Jelaskan prinsip kerja blok Tunner Synthesizer yang dilengkapi rangkaian PLL
(Phase Lock Loop)
Gambar :
fo
FM kHz
MHz
32
1
16 (C)
fo
MW (A) 1 Penghit ung
LW
(B)
W aktu gerbang
FM : 5.12ms
MW . LW :16ms 16
Pempro -
1 gramman IF
G
5.12MHz
Acsessories 116
segment. jelaskan prinsip kerjanya ?
(A )
f o = 1 ,4 7 M H z
( B )
t
1 6 m s
w a k t u
g e r b a n g
( C )
P u ls a y a n g d i h it u n g t
h) Prinsip pelacak pemancar otomatis ditunjukkan pada blok diagram dibawah ini :
Tuner
IF
ZF
R1 R2
Stop
Start
G
Penhitung
pemeriksa
+Uref
a)
0000 000 100
1111111111
Penyama tegangan
digital penalaan
b)
0000000000 c) d)
Ub
Ud
Acsessories 117
10 10 10 10
9 9 9
9 8 8 8
8 7 7 7
7 6 6 6
6 5 5 5
5 4 4
4
4 3 3
3 3
2 2 2
2
1 1 1
1
a)
t
Ub
b) t
Uc
c) t
Ud
d) t
Acsessories 118
4. Lembar Jawaban
a) Penalaan menggunakan potensiometer dengan mengatur potensiometer kita
dapat menempatkan stasiun-stasiun pemancar yang dikehendaki. Pengaturan
potensiometer akan merubah tegangan yang diberikanpada dioda-dioda
kapasitor dengan begitu frekuensipun ikut berubah maka dapat dipilih frekuensi
suatu pemancar yang kita kehendaki.
b) Yang mempengaruhi perubahan frekuensi osilator adalah temperatur yang
timbul dari komponen
c) Tugas AFC untuk mengembalikan frekuensi IF yang telah bergeser dari 10,7
MHZ, dengan cara mengontrol frekuensi osilator
d) Kurva S demodulator FM
U UR
a. penalaan tepat ( IF
f = 10,7MHz )
U UR
Acsessories 119
5) Penahan dapat dilakukan oleh komputer mikro
e) Saat pada daerah penerimaan, frekuensi osilator dibagi (perbandingan dalam
pembagian dapat diprogram) kemudian disamakan dengan osilator kristal dalam
penyama phasa. Saat terjadi penyimpangan frekuensi akan dihasilkan tegangan
pengatur yang kemudian digunakan untuk mengendalikan osilator VCO (Voltage
Controlled Oscilator = Osilator yang frekuensinya diatur tegangan) setelah melelui
pelalu bantal. Dengan cara itu VCO diserempakan dengan osilator kristal. Dengan
berubahnya frekuensi osilator yang dibarengi dengan perubahan frekuensi
resonansi pada tingkat depan, maka berubah pula frekuensi penerimaan.
Besaran ukur diambil dari frekuensi osilator. Pada penerima FM, fo dibagi dua kali
(32 dan 16) sedangkan pada AM, fo hanya dibagi dengan 16
f) Penghitung mengirim waktu gerbang untuk proses perhitungan, yang besarnya 16
ms untuk AM dan 51,2 ms untuk FM . Hanya sinyal dalam waktu gerbang saja
yang dihitung.
Contoh : frekuensi penerimaan 1 MHZ, fo = 1,47 MHZ .Kemudian frekuensi ini
dibagi dengan 16 = 91,875 KHZ. Selama waktu gerbang terdapat 16 ms/1000 x
91,875 KHZ = 1470 sinyal. Penggitung tidak akan menghitung frekuensi
penerimaan saja, maka harus dikurangi dengan frekuensi IF
g) Keuntungan penampil dengan peraga 7 segmen :dapat menunjukkan frekuensi
penerimaan secara tepat
h) Dioda kapasitor tunner dikendalikan oleh tegangan yang naik secara perlahan
dari generator gigi gergaji. Proses ini dapat dimulai dengan knop ataupun dengan
saklar sentuh. Jika sebuah pemancar telah diterima, demodulator FM akan
memberikan sinyal stop , dengan demikian pemancar akan tetap ada.
i) Prinsip kerja sistem tegangan :
1) Membandingkan penghitung isi dengan penghitung pemeriksa
2) Sinyal Ub
3) Rangkaian filter pelalu bawah
4) Untuk mengendalikan frekuensi osilator
a) Untuk pemancar :Dioda Infra Merah Untuk penerima: Dioda Foto Peka Infra
Merah
Acsessories 120