Anda di halaman 1dari 69

Bab

PENDAHULUAN

1.1 Muatan dan Arus

1.2 Tegangan, Energi, dan Daya

1.1

MUATAN DAN ARUS

Listrik ada di alam disebabkan adanya muatan listrik. Coulomb adalah


satuan yang menyatakan muatan. Pergerakan muatan menimbulkan arus listrik.
Tujuan dari sebuah rangkaian listrik adalah memindahkan muatan sepanjang
lintasan yang diinginkan. Definisi arus adalah laju perubahan muatan persatuan
waktu :

dq
i (dalam Ampere, A)
dt
Dalam teori rangkaian, arus adalah pergerakan muatan positif.

-3A
3A

(a) (b)

Gb.1.1 Dua model arus yang sama

Diktat Rangkaian Elektrik-1 1


Sebagai contoh, arus pada kawat pada gambar (a) artinya ada 3C/s yang
mengalir pada kawat tersebut. Gambar (a) sama dengan gambar (b) dengan
membuat arah arus berlawanan dan besar arus yang mengalir bertanda negatif
(-3C/s).

Pada rangkaian listrik berlaku prinsip kekekalan muatan dimana pada suatu titik
tidak ada muatan yang terakumulasi, jumlah muatan positif yang masuk harus
diikuti dengan muatan positif yang keluar dengan jumlah yang sama.

I=2A I=2A

Gb.1.2 Aliran arus pada suatu elemen

Arus yang masuk terminal 2A sama dengan arus yang keluar terminal (2A).

1.2

TEGANGAN, ENERGI DAN DAYA

Tegangan didefinisikan sebagai kerja yang diperlukan untuk


memindahkan satu unit muatan (+1C) dari satu terminal ke terminal yang lain.
Satuan untuk tegangan adalah volt (V). Dimana 1 V adalah 1J/C.

A B

+ v -

Gb.1.3 Konvensi polaritas tegangan

Gambar diatas menunjukkan bahwa terminal bertegangan A lebih positif dari


terminal B. Artinya potensial pada terminal A lebih tinggi sebesar v volt dari

Diktat Rangkaian Elektrik-1 2


terminal B. Pada kondisi ini terjadi tegangan jatuh (voltage drop) pada
pergerakan muatan dari a ke b.

Perhatikan gambar 1.4 yang menunjukkan dua versi tegangan yang sama.
Pada (a) terminal A lebih positif 5 V (+5 V) daripada terminal B dan pada (b)
terminal B -5 V diatas A (atau +5 V dibawah A).

A A

+ -

5V -5V

Gb.1.4 Dua model tegangan yang ekivalen

Notasi tegangan vAB yang menunjukkan potensial titik A terhadap titik B.


Pada gambar 1.4 vAB = - vBA. Jadi vAB = 5 V dan vBA = -5 V.

Elemen ada yang menyerap energi tetapi juga ada yang mensupply
energi. Jika arus positif masuk ke terminal positif, maka energi di supply ke
elemen (menyerap energi). Sebaliknya jika arus positif meninggalkan
terminal positif (masuk ke terminal negatif) artinya elemen mensupply
energi.

2A 2A 2A 2A

+ - + -

5V 5V 5V 5V
(a) (b) (c) (d)

Gb.1.5 Bermacam-macam hubungan tegangan – arus


Diktat Rangkaian Elektrik-1 3
Gambar (a) adalah elemen yang menyerap energi; dimana arus positif
memasuki terminal positif. Gambar (b) juga elemen menyerap energi; dimana
arus menuju terminal negatif. Gambar (c) dan (d) keduanya elemen yang
mensupply energi.

Laju energi yang diserap ataupun yang dikirim disebut daya dan diberi
simbol p, dimana besarnya :

dw
p  vi
dt

Dengan satuan J/s atau Watt.

Kuantitas p disebut daya sesaat karena nilainya merupakan daya pada saat v
dan i diukur.

1.3

ELEMEN PASIF DAN AKTIF

Elemen rangkaian terbagi dua yaitu elemen pasif dan aktif. Elemen
disebut pasif jika energi yang dikirim ke elemen tersebut bernilai positif.

t t

w(t )   p (t ) dt   vi dt  0
 

Contoh elemen pasif adalah resistor, kapasitor dan induktor.

Elemen aktif adalah elemen yang mensupply energi pada rangkaian,


contohnya generator, baterai, dan peralatan elektronik yang memerlukan catu
daya.

Diktat Rangkaian Elektrik-1 4


Bab

RANGKAIAN RESISTIF

2.1 Hukum Ohm dan Kirchoff

2.2 Hubung Seri dan Paralel

2.3 Pembagi Arus dan Tegangan

2.1

HUKUM OHM DAN HUKUM KIRCHOFF

Hukum Ohm :

“Besarnya arus yang mengalir pada sebuah elemen berbanding lurus dengan
tegangan pada elemen tersebut dan berbanding terbalik dengan tahanan
elemen tersebut”

Secara matematis Hukum Ohm dapat dituliskan sebagai berikut

V
I
R

Grafik hubungan tegangan – arus pada hukum Ohm.

v v

i
i

(a) (b)

Gb. 2.1. Grafik Hubungan V-I pada resistor (a) linier ; (b) non linier

Diktat Rangkaian Elektrik-1 5


Hukum Kirchoff :

Hukum Kirchoff terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Hukum Kirchoff arus (Kirchoff Current Law / KCL) :

“Jumlah aljabar arus yang melalui sebuah titik simpul adalah nol”.

Dapat juga dikatakan bahwa arus yang masuk ke dalam suatu titik
percabangan adalah sama dengan arus yang keluar dari titik percabangan
tersebut.

Secara matematis dapat dituliskan :

∑I = 0

2. Hukum Kirchoff tegangan (Kirchoff Voltage Law / KVL) :

“ Jumlah aljabar tegangan secara vektoris pada suatu loop tertutup adalah
nol”.

Bahwa tegangan pada sumber yang menyatu pada suatu rangkaian adalah
sama dengan jumlah tegangan pada tiap elemen pada rangkaian tersebut.

Secara matematis dapat dituliskan :

∑V = 0

CONTOH 2-1

Diketahui : i3 = 2A
v2 = -10 V
R1 = 8 Ω ; R3 = 1 Ω
Ditanya : i1, i2 = ...
R2 = ...

Diktat Rangkaian Elektrik-1 6


Penyelesaian :

Gunakan KVL pada loop sebelah kiri :


- 10  v1  v 3 = 0
- 10  i1 .R1  i3 .R3  0
- 10  8.i1  2.1  0
8.i1  8
i1  1A

Gunakan KCL pada titik simpul 1 :

im = i k
i1  i2  i3
1 A  i2  2 A
i 2  1 A

v2  10
R2 =   10
i2 1

CONTOH 2-2

R1 i2 R2

Diketahui : V3 = 6V
R1 = R2 =1 Ω i3
R3 = 2 Ω +
v3 R3 v2Vs
2A
Ditanya : a) i2 = ...
b) Vs = ...
-

Penyelesaian :

a) Gunakan KCL pada titik simpul 1:


Im = Ik
2 = i2 + i3
v3
2 = i2 +
R3
6
2 = i2 +
2
2 = i2 + 3
i2 = -1A

Diktat Rangkaian Elektrik-1 7


b) Gunakan KVL pada loop sebelah kanan:

–v3 + i2R2 + Vs = 0
-6 + (-1.1) + Vs = 0
Vs = 7 V

2.2

RANGKAIAN SERI DAN PARALEL


2.2.1 RANGKAIAN SERI

Hubungan seri pada resistor terjadi bila antara resistor-resistor tersebut dilalui
oleh arus yang sama :

IR1 = IR2 = IRn

Untuk mendapatkan tahanan pengganti dari resistor yang terhubung seri adalah
dengan menjumlahkan resistor-resistor tersebut

n N
Rs = R
n 1
N

Rs = R1 + R2 + ... + RN

2.2.2 RANGKAIAN PARALEL

Diktat Rangkaian Elektrik-1 8


Hubungan paralel pada resistor terjadi bila tegangan jatuh antara resistor-
resistor tersebut sama :

VR1 = VR2 = VRn

Untuk mendapatkan tahanan pengganti dari resistor yang terhubung seri adalah
dengan menjumlahkan konduktansi dari resistor-resistor tersebut

1 n N 1

RP n1 RN
Tahananan total dua resistor paraldrel :

R1 R2
RP 
R1  R2

2.3

PEMBAGI ARUS DAN TEGANGAN

2.3.1 PEMBAGI ARUS

Apabila dua resistor terpasang paralel pada titik simpul yang sama maka,
resistor paralel tersebut akan membagi arus sumber.

is

i2
i1

vs R1 R2

R1 R2
.is
Vs R1  R2 R2
i1    .is
R1 R1 R1  R2

Diktat Rangkaian Elektrik-1 9


R1 R2
.is
Vs R1  R2 R1
i2    .is
R2 R2 R1  R2
Arus yang mengalir pada resistor sebanding dengan besar tahanan lain dan
berbanding terbalik dengan jumlah total resistor paralel tersebut.

2.3.1 PEMBAGI TEGANGAN

Apabila dua resistor terpasang seri, maka resistor tersebut akan membagi
tegangan sumber menjadi tegangan jatuh masing-masing resistor.

Vs R1
v1  iR1  R1  vs
R1  R2 R1  R2

Vs R2
v2  iR2  R2  vs
R1  R2 R1  R2

Tegangan jatuh pada resistor sebanding dengan besar resistor itu sendiri dan
berbanding terbalik dengan jumlah total resistor seri tersebut.

CONTOH 2-3

Diketahui : R0 = 6 Ω, daya yang diserap oleh R0 = 6 W

Ditanya : a) V0

b) Vs

Penyelesaian :

P=6W

Diktat Rangkaian Elektrik-1 10


V V2
P  VI  V 
R R
maka

V02 = P. R0

= 36
V0 = 6 Volt

Vs = i. Rs

= (V0/R0).(Rs)

= (6/6).(2+4+6+2)

= 14 Volt

CONTOH 2-4

Jika sebuah tahanan terhubung seri dengan sumber 12 volt sehingga arus yang
mengalir 0,6 mA. Bila ditambahkan R1 secara seri antara sumber dan tahanan
tersebut, berapa R1 jika tegangan jatuh pada rangkaian tersebut 8 volt?

Penyelesaian :

V  IR
v 12
R0    20000
i 0,6.10 3

Pembagi tegangan:

R1
V1  Vs
R1  R0

Diktat Rangkaian Elektrik-1 11


R1
8 12
R1  2.10 4

R1= 4.104 Ω

2.4

REDUKSI SERI PARALEL

Metode reduksi seri paralel merupakan metode yang paling sederhana untuk
menganalisis rangkaian, yaitu dengan cara membuat rangkaian pengganti dari
rangkaian asal yang terdiri dari sumber dan tahanan pengganti total.

Metode ini biasanya digunakan pada rangkaian dengan satu sumber.

Tahanan pengganti total diganti dengan susunan elemen resistor dengan


tahanan ekuivalen dimulai dari elemen yang paling jauh dari sumber.

CONTOH 2-5

Diketahui gambar :

Ditanya : a) V pada R = 8 Ω

b) i pada R = 12 Ω

Penyelesaian :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 12


Bab

SUMBER TAK BEBAS


3.1 Pengenalan Sumber Tak Bebas

3.2 Rangkaian Sumber Tak Bebas

3.1

PENGENALAN SUMBER TAK BEBAS

Beberapa alat, seperti transistor dan amplifiers, bertindak sebagai


sumber-sumber kontrol. Contohnya, tegangan keluaran dari sebuah amplifiers
dikontrol oleh tegangan masuk dari amplifiers itu. Beberapa alat dapat
diperagakan dengan menggunakan sumber-sumber tak bebas. Sumber tak
bebas terdiri dari dua elemen, yaitu elemen pengontrol dan elemen yang
dikontrol. Elemen pengontrol merupakan suatu rangkaian terbuka pada
rangkaian pendek. Elemen yang dikontrol merupakan sumber arus dan atau
juga sumber tegangan. Ada 4 jenis dari sumber tak bebas yang sesuai dengan
4 cara pemilihan suatu elemen pengontrol dari sebuah elemen yang dikontrol. 4
jenis sumber tak bebas itu yaitu :

1) VCVS (Voltage – Controlled Voltage Source / Tegangan – sumber


Pengontrol Tegangan)
Sumber tak bebas VCVS ( Voltage – Contolled Voltage Source ).
Elemen pengontrol adalah suatu hubung terbuka, arus dan tegangan
elemen pengontrol adalah ic, dan vc. Arus hubung singkat ic = 0.

Diktat Rangkaian Elektrik-1 13


Tegangan adalah sinyal pengontal dari sumber tegangan tak bebas ini.
Elemen arus dan tegangan dari elemen yang dikontrol (sumber tak
bebas tegangan) adalah id, dan vd. Tegangan sumber tak bebas vd
dikontrol oleh besarnya vc.

vd  rvc
Konstanta r adalah penguatan (gain) dari sumber tak bebas.

2) CCVS (Current – Controlled Voltage Source / Arus –Sumber Pengontrol


Tegangan)
Sumber tak bebas CCVS ( Current – Contolled Voltage Source ).
Elemen pengontrol adalah suatu hubung singkat, arus dan tegangan
elemen pengontrol adalah ic, dan vc. Tegangan pada hubung singkat, vc
= 0. Arus hubung singkat ic adalah sinyal pengontal dari sumber
tegangan tak bebas ini. Elemen arus dan tegangan dari elemen yang
dikontrol (sumber tak bebas tegangan) adalah id, dan vd. Tegangan
sumber tak bebas vd dikontrol oleh besarnya ic.

vd  ric
Konstanta r adalah penguatan (gain) dari sumber tak bebas.

3) VCCS (Voltage – Controlled Current Source / Tegangan – Sumber


Pengontrol Arus)

Diktat Rangkaian Elektrik-1 14


Sumber tak bebas VCCS ( Voltage – Contolled Current Source ).
Elemen pengontrol adalah suatu hubung terbuka, arus dan tegangan
elemen pengontrol adalah ic, dan vc. Arus hubung singkat ic = 0.
Tegangan adalah sinyal pengontal dari sumber tegangan tak bebas ini.
Elemen arus dan tegangan dari elemen yang dikontrol (sumber tak
bebas arus) adalah id, dan vd. Arus sumber tak bebas id dikontrol oleh
besarnya vc.

id  rvc
Konstanta r adalah penguatan (gain) dari sumber tak bebas.

4) CCCS (Current – Controlled Current Source / Arus – Sumber Pengontrol


Arus)
Sumber tak bebas CCCS ( Current – Contolled Current Source ).
Elemen pengontrol adalah suatu hubung singkat, arus dan tegangan
elemen pengontrol adalah ic, dan vc. Tegangan pada hubung singkat, vc
= 0. Arus hubung singkat ic adalah sinyal pengontal dari sumber
tegangan tak bebas ini. Elemen arus dan tegangan dari elemen yang
dikontrol (sumber tak bebas arus) adalah id, dan vd. Arus sumber tak
bebas id dikontrol oleh besarnya ic.

id  ric
Konstanta r adalah penguatan (gain) dari sumber tak bebas.

Diktat Rangkaian Elektrik-1 15


3.2

RANGKAIAN DENGAN SUMBER TAK BEBAS

Metode untuk menganalisis rangkaian yang mengandung sumber tak bebas


sama dengan metode analisis pada rangkaian resistip yang mengandung
sumber bebas. Hukum Ohm dan Kirchoff, prinsip pembagi arus dan tegangan
dapat diaplikasikan pada rangkaian yang mengandung sumber tak bebas.

CONTOH 3-1

Diketahui seperti pada gambar:


Ditanya : v1 = ...
Penyelesaian :4
Gunakan Hukum KVL :
 18  v1  2v1  3i  0
 18  (2i )  2(2i )  3i  0
9i  18
i  2A
v1  2i
v1  2.2  4V

Diktat Rangkaian Elektrik-1 16


CONTOH 3-2

Diketahui seperti pada gambar:


Ditanya : a) v1 = ...
b) i2=....
Penyelesaian :
a) v1  3 A  8  24V
b) sederhanakan rangkaian diatas dengan menganti resistor paralel dengan ekivalen
resistornya

Gunakan KVL pada loop kanan:


3v1  8i  4i  0
3  24V   12i  0
72V  12i  0
12i  72V
i  6 A

 6 
i2   .  6A
 6  12 
i2  2 A

Diktat Rangkaian Elektrik-1 17


CONTOH 3-3

Rangkaian pengendali terdiri dari sumber tegangan ideal vs dan resistansi Rs 60 Ω.


Hitung daya yang diserap oleh beban R0 jika sumber tegangan pengendali vs 24 V !

Penyelesaian :
Tegangan pengendali vs sama dengan tegangan resistansi Rs. Jika vs = 24 V, maka
arus is adalah ...

vs 24V
is    0,4 A
Rs 60 
v0  500 i s
v0  500  0,4 A
v0  200V
P0  i0  v0
V0
P0   v0
R0
2
V0
P0 
R0

P0 
200V 2
20
P0  2000 W  2kW

Diktat Rangkaian Elektrik-1 18


Bab

METODE ANALISIS RANGKAIAN


4.1 Analisa Titik Simpul

4.2 Analisa Mata Jala

4.1

ANALISA TITIK SIMPUL

Analisis simpul (Nodal Analysis) adalah metoda analisis rangkaian yang


berdasarkan pada prinsip Hukum Kirchoff Arus (KCL). Rangkaian yang
dianalisis pada bab ini adalah rangkaian planar yaitu jenis rangkaian dimana
tidak ada cabang yang saling tumpang tindih.

Titik simpul adalah titik yang merupakan sambungan antara dua atau lebih
elemen.

Ada dua macam titik simpul yang ada pada rangkaian, yaitu titik simpul biasa
dan titik simpul referensi. Titik simpul referensi dipilih dari suatu titik simpul yang
mempunyai paling banyak cabang yang terhubung dengan titik simpul tersebut.
Biasanya dipilih yang berada di bagian bawah rangkaian.

Apabila suatu rangkaian mempunyai N buah titik simpul (termasuk titik simpul
referensi) maka persamaan KCL yang dihasilkan N-1 buah.

Persamaan KCL ini biasanya dituliskan dalam bentuk matrik :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 19


R  V   I 
1

G V   I 
Variabel yang dicari dalam analisis titik simpul adalah tegangan pada titik
simpul.

4.1.1 Rangkaian dengan Sumber Arus


Perhatikan rangkaian yang mengandung sumber arus dibawah ini :

Tuliskan persamaan KCl pada masing-masing titik simpul.

Pada titik simpul 1:

Im  Ik
is1  i1  i2
v1 v1  v2
is 1  
R1 R2
1 1  1
  v1    v2  is1 (1)
 R1 R2   R2 

Pada titik simpul 2:

Diktat Rangkaian Elektrik-1 20


Im  Ik
is 2  i3  i4
v2 v2  v1
is 2  
R3 R2
 1 1 1
  v1    v2  is 2 ( 2)
 R2   R2 R3 
Persamaan (1) dan (2) kita tuliskan dalam bentuk matrik :

1 1 1 
R R  -   v1  i s1 
R2  
 1 2
 
 1 1 1   
- R  v  is 2 
 2 R2 R3   2 
Tegangan pada titik simpul 1 dan 2, dapat dicari dengan menggunakan
metode determinan untuk matrik konduktansi orde 2x2 atau aturan
Cramer untuk matrik konduktansi orde 3x3 atau lebih.

1
is1 -
R2
1 1 1 1  1

is2 is1.    is 2  - 
R2 R3  R2 R3   R2 
v1  
1 1 1  1 1   1 1   1  1 
 -   .     -  - 
R1 R2 R2  R1 R2   R2 R3   R2  R2 
1 1 1
- 
R2 R2 R3

Diktat Rangkaian Elektrik-1 21


1 1
 is1
R1 R2
1  1 1   1 
- is2 is 2 .    is1  - 
R2  R1 R2   R2 
v2  
1

1 1  1 1  1 1   1  1 
-   .     -  - 
R1 R2 R2  R1 R2   R2 R3   R2  R2 
1 1 1
- 
R2 R2 R3

4.1.2 Rangkaian dengan Sumber Tegangan


Perhatikan rangkaian yang mengandung sumber arus dibawah ini :

Tuliskan persamaan KCl pada masing-masing titik simpul.

Pada titik simpul 1:

Im  Ik
im1  i1  i2
vs1  v1 v1 v1  v2
 
R1 R2 R3
1 1 1 1 v
    v1 - v 2  s 1 (1)
 R1 R2 R3  R3 R1

Pada titik simpul 2:

Diktat Rangkaian Elektrik-1 22


Im  Ik
im 2  i3  i4
vs 2  v2 v2 v2  v1
 
R5 R4 R3
 1 1 1 1 v
 -  v1      v 2  s 2 (2)
 R3   R3 R4 R5  R5

Persamaan (1) dan (2) kita tuliskan dalam bentuk matrik :

1 1 1 1   vs1 
R  R  R - R   v1   R 
 1 2 3 3
  1 
 1 1 1 1     vs 2 
- R   v 
 3 R3 R4 R5   2   R5 

Tegangan pada titik simpul 1 dan 2, dapat dicari dengan menggunakan


metode determinan untuk matrik konduktansi orde 2x2 atau aturan
Cramer untuk matrik konduktansi orde 3x3 atau lebih.

vs1 1
-
R1 R3
vs2 1 1 1 vs1  1 1 1  vs2  1 
  .     - 
R5 R3 R4 R5 R1  R3 R4 R5  R5  R3 
v1  
1 1 1 1  1 1 1   1 1 1   1  1 
  -    .     - - 
R1 R2 R3 R2  R1 R2 R3   R3 R4 R5   R3  R3 
1 1 1 1
-  
R3 R3 R4 R5

Diktat Rangkaian Elektrik-1 23


 1 1 1  v s1
   
 R1 R2 R3  R1
1 v s2 v s2  1 1 1  v  1 
- .     s1  - 
R3 R5 R5  R1 R2 R3  R1  R3 
v2  
1 1 1 1  1 1 1  1 1 1   1  1 
  -    .      -  - 
R1 R2 R3 R2  R1 R2 R3   R3 R4 R5   R3  R3 
1 1 1 1
-  
R3 R3 R4 R5

Apabila diantara dua titik simpul terdapat sumber tegangan bebas


maupun sumber tegangan tak bebas, maka diantara kedua titik simpul tersebut
terbentuk titik simpul istimewa (supernode). Adanya titik simpul istimewa
mengurangi persamaan KCL yang dihasilkan. Perhatikan gambar rangkaian
dibawah ini, daerah yang berwarna hijau adalah titik simpul istimewa yang
terbentuk antara dua titik simpul. Hanya satu persamaan KCL yang diperlukan
yaitu persamaan KCL pada titik simpul istimewa saja.

Titik Simpul Istimewa:

im  ik
vs  v1 v1 v1  v
   is
R1 R2 R3

Jika vs,is,R1,R2,R3 diketahui maka v1 dapat dicari melalui persamaan


diatas.

Diktat Rangkaian Elektrik-1 24


Titik simpul istimewa adalah hubungan antara dua titik simpul yang diantara
keduanya terdapat sumber tegangan bebas maupun sumber tegangan tak
bebas.

CONTOH 4-1

vx
4

Dit : vx=...

Penyelesaian :

Dari gambar diketahui : vx = v2 (tegangan pada titik simpul 2)

Titik Simpul 1:

i  0
v1 v1 v1  v2 v x
   0
2 1 8 4
v1 v1 v1  v2 v2
   0
2 1 8 4
1 1 1 1
  1  v1    v2  0
2 8  4 8

1,625v1  0,125v2  0

Titik Simpul 2:

Diktat Rangkaian Elektrik-1 25


i  0
v1  v2 vx v2
   14  0
8 4 4
v1  v2 v2 v2
   14  0
8 4 4
1  1
 v1    v2  14
8  8
0,125v1  0,125v2  14

1,625 0,125  v1  0 


0,125 - 0,125 v    14
  2   
1,625 0
0,125 - 14 (14.1,625)  (0.0,125)
v2    104V
1,625 0,125 (1,625.  0,125)  (0,125.0,125)
0,125 - 0,125
 vx  v2  104V

4.2

ANALISIS MATA JALA ( MESH ANALYSIS )

Analisis mata jala (Mesh Analysis) adalah metoda analisis rangkaian yang
berdasarkan pada prinsip Hukum Kirchoff Tegangan (KVL). Matajala adalah
bentuk khusus dari sebuah loop. Matajala adalah loop yang tidak mengandung
loop lain didalam siklus tertutupnya. Metode mata jala ini hanya berlaku pada
rangkaian planar.

Metode mata jala dilakukan dengan membuat persamaan KVL pada siklus
tertutup mata jala tersebut. Apabila suatu rangkaian mempunyai N buah mata
jala maka persamaan KVL yang dihasilkan N buah.

Persamaan KVL ini biasanya dituliskan dalam bentuk matrik :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 26


R I   V 

Variabel yang dicari dalam analisis mata jala adalah arus mata jala.

Arus mata jala adalah arus yang mengalir pada elemen yang dilewati jalur mata
jala. Arus mata jala diberi arah searah dengan jarum jam. Arus mata jala bukan
merupakan arus cabang, tetapi hanyalah “dummy current”. Sehingga arus yang
mengalir pada suatu elemen yang dilalui oleh dua mata jala adalah jumlah
aljabar dari arus dua mata jala.

4.2.1 Rangkaian dengan Sumber Tegangan


Perhatikan rangkaian yang mengandung sumber tegangan dibawah ini:

Rangkaian diatas terdiri dari 3 buah mata jala. Persamaan KVL dituliskan
untuk masing-masing mata jala.

Mata jala 1:

 vs1  R1i1  R2 (i1 i 2 )  0


( R1  R2 )i1  R2i 2  vs1 (1)
Mata jala 2:

R2 (i2 i1 )  R3i 2  R4 (i2 i 3 )  0


 R2 i1  ( R2  R3  R4 )i2  R4 i 3  0 (2)

Mata jala 3:
Diktat Rangkaian Elektrik-1 27
R4 (i3 i 2 )  R5i3  vs 2  0
 R4i 2  ( R4  R5 )i3  vs 2 (3)
Ke tiga persamaan diatas dituliskan dalam bentuk matrik:

R1  R2  - R2 0  i1  vs1 


- R ( R2  R3  R4 ) - R4  i2   0 
 2  
 0 - R4 R4  R5  i3   vs 2 

vs1 - R2 0
0 ( R2  R3  R4 ) - R4
 vs 2 - R4 R  R5 
i1  4

R1  R2  - R2 0
- R2 ( R2  R3  R4 ) - R4
0 - R4 R 4
 R5 

R1
 R2  vs1 0
- R2 0 - R4
0  vs 2 R  R5 
i2  4

R1  R2  - R2 0
- R2 ( R2  R3  R4 ) - R4
0 - R4 R 4
 R5 

R 1
 R2  - R2 vs 1
- R2 ( R2  R3  R4 ) 0
0 - R4  vs 2
i3 
R1  R2  - R2 0
- R2 ( R2  R3  R4 ) - R4
0 - R4 R 4
 R5 
Diktat Rangkaian Elektrik-1 28
Arus mata jala i1,i2,i3 dicari dengan aturan Cramer .

4.2.1 Rangkaian dengan Sumber Arus


Metode analisis mata jala pada rangkaian dengan sumber arus lebih
mudah dibandingkan dengan sumber tegangan. Arus mata jala sama dengan
arus sumber yang mengalir pada mata jala tersebut.

Dari rangkaian diatas, arus mata jala 1 dan 3 langsung diketahui :

i1 = is1

i3 = is3

Sehingga hanya satu arus mata jala yang dicari yaitu i2. Persamaan KVL yang
perlukan hanya satu saja yaitu pada mata jala dua:

Mata Jala 2 :

R2 (i2 i1 )  R3i 2  R4 (i2 i 3 )  0

Pada rangkaian dengan sumber arus, persamaan KVL menjadi berkurang


sejumlah sumber arus yang ada.

Apabila sumber arus berada pada dua mata jala seperti gambar dibawah
ini:
Diktat Rangkaian Elektrik-1 29
is = i2 –i1

Untuk mendapatkan arus mata jala, rangkaian dapat diandaikan dengan


membuat suatu mata jala super (supermesh) dimana sumber arus i s dimisalkan
hubung terbuka :

Mata jala super

 vs  R1i1  R2i2  R3i2  0


R1i1  ( R2  R3 )i2  vs
R1i1  ( R2  R3 )(is  i1 )  vs
( R1  R2  R3 )i1  ( R2  R3 )(is )  vs
vs  ( R2  R3 )(is )
i1 
( R1  R2  R3 )

Mata jala super adalah suatu mata jala yang lebih besar yang dihasilkan dari
dua mata jala yang mempunyai sumber arus bebas maupun sumber arus tak
bebas bersama diantara dua mata jala.

CONTOH 4-2

Dik : R1 = R2 = 1Ω

R3 = 2 Ω
Diktat Rangkaian Elektrik-1 30
Dit : i1,i2,i3 = ....

Penyelesaian :

i1  4 A
i3  i2  5 A

Mata jala super :

 10  R1 (i2  i1 )  R2 (i3  i1 )  R3i3  0


1(i2  4)  1(i3  4)  2i3  10
i2  3i3  10  4  4
i2  3(5  i2 )  18
4i2  3
3
i2  A
4
23
i3  5  i2  A
4

Diktat Rangkaian Elektrik-1 31


ATURAN CRAMER :

Jika sekumpulan persamaan aljabar linier :

a11 x1  a12 x2  ....  a1n xn  b1


a21 x1  a22 x2  ....  a2 n xn  b2

an1 x1  an 2 x2  ....  ann xn  bn

dituliskan dalam bentuk matrik :

Ax = b

Maka aturan Cramer mengatakan bahwa solusi untuk variabel x yang tidak
diketahui, xk, dari sekumpulan persamaan diatas adalah :

k
xk 

Dimana :

 : deterrminan dari matrik A

k : determinan dari matrik A yang kolom ke k-nya diganti dengan kolom b

Determinan

Diktat Rangkaian Elektrik-1 32


a11 a 12 a 13
a 21 a 22 a 23
a 31 a 32 a 33
  a11C11  a12C12  a13C13
Cij  ( 1) i  j Aij
  a11 (1)11 A11  a12 (1)1 2 A12  a13 (1)13 A13
  a11 A11  a12 A12  a13 A13
a 22 a 23 a 21 a 23 a 21 a 22
  a11  a12  a13
a 32 a 33 a 31 a 33 a 31 a 32

Diktat Rangkaian Elektrik-1 33


Bab

TEOREMA JARINGAN

5.1 Teorema Superposisi

5.2 Teorema Thevenin

5.3 Teorema Norton

5.1

TEOREMA SUPERPOSISI

Prinsip superposisi menyatakan bahwa untuk rangkaian linier yang terdiri


dari elemen-elemen linier dan sumber bebas, kita dapat menentukan respon
total dari rangkaian dengan mencari respon terhadap masing-masing sumber
bebas dengan membuat sumber bebas lain menjadi tidak aktif dan kemudian
menjumlahkan respon-respon dari masing-masing sumber bebas tersebut.
Respon yang dicari bisa berupa arus ataupun tegangan dari suatu elemen.
Biasanya prisip superposisi dilakukan pada rangkaian yang mengandung dua
sumber bebas atau lebih.

Pada rangkaian linier yang mengandung sumber bebas, tegangan atau


arus pada suatu elemen bila dicari dengan prinsip superposisi dilakukan
dengan terlebih dulu mencari tegangan atau arus dengan satu sumber bebas
saja, sedangkan sumber yang lain di nonaktifkan dengan cara mengganti
sumber arus bebas dengan suatu hubung terbuka (open circuit) dan sumber
tegangan bebas dengan suatu hubung singkat (short circuit). Setelah itu
tegangan atau arus didapat dengan menjumlahkan respon tegangan atau arus
dari masing-masing sumber bebas.
Diktat Rangkaian Elektrik-1 34
Untuk rangkaian dengan N buah sumber bebas, secara sistematik
urutan-urutan pengerjaan prinsip superposisi adalah :

1. Buat rangkaian sehingga hanya mempunyai satu sumber bebas (tegangan /


arus). Sumber bebas yang lain (N-1 buah) dibuat tidak aktif. Jika sumber
bebas itu adalah sumber arus maka diganti dengan suatu hubung terbuka
(open circuit). Tetapi jika sumber tegangan diganti dengan suatu hubung
singkat (short circuit). Carilah respon tegangan atau arus.

2. Ulangi langkah pertama tetapi dengan sumber bebas yang lain yang
diaktifkan, sedangkan sumber bebas pada langkah pertama menjadi tidak
aktif.

3. Lakukan terus sampai semua sumber bebas (N buah) dipakai sebagai


sumber aktif.

4. Jumlah respon tegangan atau arus dari N buah sumber bebas.

Yang harus diingat bahwa sumber yang dapat di-nonaktifkan adalah


sumber bebas sedangkan sumber tak bebas tidak dapat dinonaktifkan.

CONTOH 5-1

Berapakah arus i dengan teorema superposisi ?

Penyelesaian :

1. Pada saat sumber tegangan aktif/bekerja maka sumber arus tidak aktif
(diganti dengan tahanan dalamnya yaitu tak hingga atau rangkaian open
circuit) :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 35


V
i 
Rtot
20V
i 
10  10
i  1 A

2. Pada saat sumber arus aktif/bekerja maka sumber tegangan tidak aktif
(diganti dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit) :

R1
I2   IS
R1  R2
10
I2    1A
10  10
I 2  0,5 A

Sehingga :
I  I1  I 2
I  1  0,5A
I  0,5 A

Diktat Rangkaian Elektrik-1 36


CONTOH 5-2

Carilah arus yang melewati rangkaian dibawah ini !

Penyelesaian :

1. Aktifkan sumber arus 10 A, kemudian hubung singkat sumber tegangan 8


volt.
2. Setelah diaktifkan sumber arus dan dihubung singkat sumber
tegangannya, maka hasil rangkaiannya menjadi seperti di bawah ini.

3. Kemudian hitung arusnya dengan rumus pembagi arus.

4. Aktifkan sumber tegangan, sedangkan sumber arus dihubungkan open


short circuit.

Diktat Rangkaian Elektrik-1 37


CONTOH 5-3

Carilah arus yang melewati rangkaian dibawah ini !

Penyelesaian :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 38


Setelah Rt diketahui, maka arus yang lain dapat dicari

Setelah Rt diketahui, maka arus yang lain dapat dicari.

Diktat Rangkaian Elektrik-1 39


CONTOH 5-1

Dit : i = ......

Penyelesaian :

1. Ambil sumber tegangan 12 V sebagai sumber rangkaian sedangkan 2


buah sumber arus 3A dan 9A tidak diaktifkan diganti dengan hubung
terbuka (OC)

Diktat Rangkaian Elektrik-1 40


vs
i  
Rtot
 12  1
i     A
 4  12  20  3
2. Ambil sumber arus 3A sebagai sumber rangkaian sedangkan sumber
arus 9A tidak diaktifkan diganti dengan hubung terbuka (OC) dan sumber
tegangan 12 V tidak diaktifkan diganti dengan hubung singkat (SC)

Gunakan prinsip pembagi arus


12  4 4
i  .3  A
20  4  12 3
3. Ambil sumber arus 9A sebagai sumber rangkaian sedangkan sumber
arus 3A tidak diaktifkan diganti dengan hubung terbuka (OC) dan sumber
tegangan 12 V tidak diaktifkan diganti dengan hubung singkat (SC)

Gunakan prinsip pembagi arus


 12 
i   .9   3 A
 20  4  12 
1 4
 itot  i  i  i     3  2 A
3 3

Diktat Rangkaian Elektrik-1 41


CONTOH 5-2

Dit : Vx = ......

Penyelesaian :

1. Ambil sumber arus 4A sebagai sumber rangkaian sedangkan sumber


tegangan 10 V tidak diaktifkan diganti dengan hubung singkat (SC)

Rangkaian diatas dapat disederhanakan kembali dengan memparalelkan


5.5
dua resistor 5 Ω :  2,5
55

Persamaan KCL pada titik A:

Diktat Rangkaian Elektrik-1 42


im  ik1  ik 2
3Vx  V A V
 4 A
2 5,5
3 7,5
Vx  VA  4
2 11

Dimana :

VA
Vx  ik 2 .3  .3
5,5
5,5
VA  Vx
3

Subsitusikan ke persamaan KCL diatas :

3 7,5  5,5 
Vx   Vx   4
2 11  3 
(1,5  1,25)Vx  4

Vx  16V
2. Ambil sumber tegangan 10 V sebagai sumber rangkaian sedangkan sumber
arus 4A tidak diaktifkan diganti dengan hubung terbuka (OC)

Diketahui : Vx  3I1
Persamaan KVL pada loop 1:

- 5 I 2  10  5( I1  I 2 )  0
 5I1  10 I 2  10
I 2  1  0,5I1
Diktat Rangkaian Elektrik-1 43
Persamaan KVL pada loop 2:

 3Vx  2 I1  3I1  5I 2  0
 3Vx  2 I1  3I1  5(1  0,5I1 )  0
 3Vx  (2  3  0,5) I1  5
  Vx 
 3Vx  (7,5)   5
 3 
(3  2,5)Vx  5
Vx  10V
Vx  16  10  26V

Diktat Rangkaian Elektrik-1 44


5.2

TEOREMA THEVENIN

Jika suatu rangkaian dengan satu sumber atau lebih dan terdiri dari susunan
resistor, maka rangkaian aktif tersebut dapat disederhanakan dengan
menggunakan Teorema Thevenin / Norton. Teorema Thevenin digunakan untuk
menyederhanakan suatu rangkaian sehingga hanya terdiri dari satu sumber
bebas tegangan dan satu buah resistansi yang terhubung seri dengan sumber
tegangan. Rangkaian pengganti Thevenin dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :

Jika variabel yang akan dicari adalah arus pada resistansi beban RL, maka
perhitungan akan lebih mudah dengan mengganti sisa rangkaian disebelah kiri
terminal ab dengan sebuah sumber tegangan (Voc) dan sebuah resistansi
pengganti Thevenin (RT). Bila nilai resistansi beban RL berubah-ubah, maka
besar arus dicari hanya dengan membagi sumber tegangan dengan resistansi
seri antara resistansi pengganti Thevenin (RT) dan resistansi beban RL.
Teorema Thevenin sangat berguna untuk mencari arus, tegangan, atau daya
pada suatu elemen yang bersifat variabel (berubah-ubah nilainya).

Metode untuk mendapatkan Rangkaian Pengganti Thevenin :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 45


No Jenis Rangkaian Metode Penyelesaian

1. Sumber bebas dan resistor a. Cari Rth dengan menonaktifkan semua


sumber, ganti sumber arus dengan
hubung terbuka dan sumber tegangan
dengan hubung singkat, dan dilihat dari
terminal ab

b. Cari VOC , yaitu tegangan pada terminal ab


saat terminal ab hubung terbuka (dengan
semua sumber aktif)

2. Sumber bebas dan Sumber a. Cari VOC, yaitu tegangan pada terminal ab
tak bebas , dan resistor saat terminal ab hubung terbuka

b. Cari Isc, yaitu arus hubung singkat yang


mengalir pada terminal ab saat terminal
ab dihubung singkat

c. Rth = Voc / Isc

3. Sumber tak bebas , dan a. Tentukan VOC = 0


resistor (tidak ada sumber
bebas) b. Hubungkan sumber arus 1 A pada terminal
a-b dan tentukan Vab

c. Rth = Vab / 1

CONTOH

Dit : Pada gambar diatas, carikan VTH, RTH dan arus beban dan tegangan pada
resistor beban dengan menggunakan Teorema Thevenin !

Penyelesaian :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 46


Langkah 1.
Lepaskan Resistor beban 5kΩ.

Langkah 2.
Hitung atau ukur tegangan rangkaian terbukanya. Tegangan inilah disebut
dengan Tegangan Thevenin atau Thevenin Voltage (VTH).
Setelah kita buka Resistor beban (langkah 1), rangkaiannya akan berbentuk
seperti pada gambar dibawah ini.
Menurut Hukum Ohm, arus listrik yang mengalir ke Resistor 12kΩ dan 4kΩ
adalah 3mA.
Resistor 8kΩ tidak dihitung, karena Resistor 8kΩ adalah rangkaian terbuka
maka arus tidak akan mengalir sampai ke resistor tersebut.
Tegangan pada Resistor 4kΩ adalah 12V yaitu dengan perhitungan 3mA x
4kΩ. Dengan demikian, Tegangan pada Terminal AB juga adalah 12V. Oleh
karena itu, VTH = 12V.

Langkah 3.
Lepaskan sumber arus listriknya dan hubungsingkatkan sumber tegangannya
seperti pada gambar dibawah ini :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 47


Langkah 4.
Hitung atau ukur tegangan Resistansi rangkaian terbuka tersebut. Resistansi ini
disebut dengan Resistansi Thevenin atau Thevenin Resistance (RTH).
Kita telah menghilangkan Sumber Tegangan 48V dengan melepaskan sumber
arus listriknya dan hubungsingkatkan sumber tegangannya seperti pada
langkah ke-3, sehingga sumber tegangan adalah ekivalen dengan 0 (V=0).
Maka hubungan Resistor 8kΩ adalah seri dengan Paralel resistor 4kΩ dan
12kΩ. Jadi perhitungan untuk mencari RTH adalah sebagai berikut :

RTH = 8kΩ + ((4kΩ x12kΩ)/(4kΩ+12kΩ)


RTH = 8kΩ + 3kΩ
RTH = 11kΩ

Langkah 5.
Hubungkan secara Seri Resistor RTH dengan sumber tegangan VTH dan
hubungkan kembali Resistor Beban 5kΩ seperti pada gambar dibawah ini.
Inilah hasil dari perhitungan Teorema Thevenin atau disebut dengan Rangkaian
Ekivalen Thevenin.

Diktat Rangkaian Elektrik-1 48


Langkah 6.
Aplikasikan ke teori Hukum Ohm, hitung total arus beban dan tegangan beban
seperti pada gambar 6.
Mecari Arus Beban (IL) :

IL = VTH/(RTH + RL)
IL = 12V / (11kΩ + 5kΩ)
IL = 12/16kΩ
IL = 0,75 mA

Dan mencari Tegangan Beban (VL) :

VL = I L x R L
VL = 0,75mA x 5kΩ
VL = 3,75 V

CONTOH 5-3

Dit : Rangkaian Pengganti Thevenin = ..... ?

Penyelesaian :

Pada saat terminal ab hubung terbuka, tegangan jatuh pada terminal ab


(VOC) sama dengan tegangan jatuh di 10 Ω :

Gunakan prinsip superposisi untuk mendapatkan tegangan di 10 Ω

 8  9
VOC  V10   .10  (2).10  20V
 9  6  10  9  6  10

80 180
VOC  V10     20  4  20
25 25

VOC  V10   24V

Diktat Rangkaian Elektrik-1 49


Resistansi Thevenin di cari dengan me-nonaktifkan semua sumber, dan
terminal ab dianggap sebagai sumber :

(9  6).10
RTH   4  10
(9  6)  10

Rangkaian pengganti Thevenin :

CONTOH 5-4

Dit : Rangkaian Pengganti Thevenin = ..... ?

Penyelesaian :

Pada saat terminal ab hubung terbuka, tegangan jatuh pada terminal ab


(VOC) sama dengan tegangan jatuh di 8 Ω :

Gunakan KVL :

-48 +10i + 6i +8i = 0

Diktat Rangkaian Elektrik-1 50


24i = 48

i = 2A

VOC  V8  8i  8.2  16V

Karena resistor 8Ω paralel dengan hubung singkat maka R = 0, sehingga arus


isc = i

Gunakan KVL :

-48 +10i + 6i = 0

16i = 48

i = 3A

I SC  I  3 A

Voc 16
Rth   
Isc 3

Rangkaian Pengganti Thevenin

CONTOH 5-5

Diktat Rangkaian Elektrik-1 51


Dit : Rangkaian Pengganti Thevenin = ..... ?

Penyelesaian :

Pada terminal ab dipasang sumber arus 1 A

Va = Vab

Persamaan KCL pada a :

Va
1A   2Vab
2
1 
1    2 Vab
2 
2
Vab  V
5
V 2
Rth  ab  
1 5

Rangkaian Pengganti Thevenin

Diktat Rangkaian Elektrik-1 52


5.3

TEOREMA NORTON

Teorema Norton digunakan untuk menyederhanakan suatu rangkaian sehingga


hanya terdiri dari satu sumber bebas arus dan satu buah resistansi yang
terhubung paralel dengan sumber arus. Rangkaian pengganti Norton dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :

Bila nilai resistansi beban RL berubah-ubah, maka besar arus yang mengalir
pada RL dicari hanya dengan menggunakan konsep pembagi arus antara
resistansi pengganti Thevenin (RT) dan resistansi beban RL. Teorema Norton
sangat berguna untuk mencari arus, tegangan, atau daya pada suatu elemen
yang bersifat variabel (berubah-ubah nilainya).

Metode untuk mendapatkan Rangkaian Pengganti Norton :

No Jenis Rangkaian Metode Penyelesaian

1. Sumber bebas dan resistor a. Cari Rth dengan menonaktifkan semua


sumber, ganti sumber arus dengan
hubung terbuka dan sumber tegangan
dengan hubung singkat, dan dilihat dari
terminal ab

b. Cari Isc , yaitu arus yang mengalir pada


terminal ab saat terminal ab hubung
singkat (dengan semua sumber aktif)

2. Sumber bebas dan Sumber a. Cari Isc, yaitu arus hubung singkat yang
tak bebas , dan resistor mengalir pada terminal ab saat terminal
ab dihubung singkat

b. Cari VOC, yaitu tegangan pada terminal ab


saat terminal ab hubung terbuka

Diktat Rangkaian Elektrik-1 53


No Jenis Rangkaian Metode Penyelesaian

c. Rth = Voc / Isc

3. Sumber tak bebas , dan a. Tentukan IsC = 0


resistor (tidak ada sumber
bebas) b. Hubungkan sumber arus 1 A pada terminal
a-b dan tentukan Vab

c. Rth = Vab / 1

Besar tegangan hubung terbuka (VOC) pada rangkaian Thevenin dan arus
hubung singkat (IsC) pada rangkaian Norton memenuhi persamaan:

Voc  I sc .Rth

CONTOH

Pada gambar dibawah ini, hitunglah Nilai Resistansi Norton (R N) dan Arus
Norton (IN) serta Tegangan Beban (VL) pada Resistor Beban (RL) dengan
menggunakan Teorema Norton !

Penyelesaian :
Langkah 1.
Hubung singkat Resistor beban 15Ω seperti pada gambar berikut ini :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 54


Langkah 2.
Hitung atau ukur arus rangkaian hubung singkat tersebut. Arus ini disebut
dengan Arus Norton (IN).Kita telah melakukan hubungsingkat (short) terminal
AB untuk mendapatkan Arus Norton (IN) sehingga Resistor 60Ω dan 30Ω
menjadi terhubung secara paralel. Kedua resistor tersebut kemudian terhubung
seri terhadap resistor 20Ω.
Dengan demikian Total Resistansi (Rt) yang akan terhubung ke Sumber adalah
sebagai berikut :

Rt = 20Ω + (60Ω || 30Ω) ⇒ (yang dimaksud dengan “||” adalah Paralel )


Rt = 20Ω + ((30Ω x 60Ω) / (30Ω + 60Ω))
Rt = 20Ω + 20Ω
Rt = 40Ω

Setelah mendapatkan nilai Total Resistor (Rt), maka selanjutnya adalah


menghitungkan Arus listrik yang mengalir dengan menggunakan Hukum Ohm.

It = V / Rt
It = 12V / 40Ω
It = 0,3A

Kemudian carikan nilai arus sumber (ISc) yang juga sama dengan nilai arus
Norton (IN) dengan menggunakan prinsip Pembagi Arus (Current Divider Rule).

ISc = IN = 0,3A ((60Ω / (30Ω + 60Ω))


ISc = IN = 0,2A

Jadi Arus Norton adalah 0,2A.

Langkah 3.
Lepaskan Arus Sumbernya, Short atau Hubungsingkatkan Tegangan Sumber
dan lepaskan Resistor Beban seperti pada gambar dibawah ini :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 55


Langkah 4.
Hitung atau ukur Resistansi Rangkaian Terbuka. Resistansi ini dinamakan
dengan Resistansi Norton (RN).
Karena Tegangan sumber dihubungsingkatkan pada langkah 3, maka
tegangan sumbernya sama dengan 0. Seperti pada gambar, kita dapat melihat
Resistor 30Ω adalah berhubungan Seri dengan Resistor 60Ω dan 20Ω.
Perhitungan untuk mencari Resistor Norton (RN) adalah sebagai berikut :

RN = 30Ω + (60Ω || 20Ω)) ⇒ (yang dimaksud dengan “||” adalah Paralel )


RN = 30Ω + ((60Ω x 20Ω) / (60Ω + 20Ω))
RN = 30Ω + 15Ω
RN = 45Ω

Jadi, Nilai Resistor Norton (RN) adalah 45Ω.

Langkah 5.
Hubungkan Resistor Norton (RN) secara paralel dengan sumber arus (IN) dan
pasangkan kembali Resistor beban seperti pada gambar dibawah ini :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 56


Langkah 6.
Langkah terakhir adalah menghitung nilai arus beban dan nilai tegangan beban
pada Resitor beban berdasarkan Hukum Ohm :
Menghitung Arus Beban (IL) yang mengalir melalui Resistor beban (RL)

IL = IN x ((RN / (RN + RL))


IL = 0,2A x ((45Ω / ((45Ω + 15Ω))
IL = 0,15A

Dan

Menghitung Tegangan Beban (VL) pada Resistor Beban (RL)

VL = I L x R L
VL = 0,15A x 15Ω
VL = 2,25V

Jadi Arus Beban yang mengalir melalui Resistor Beban adalah 0,15A,
sedangkan Tegangan bebannya adalah 2,25V.

CONTOH 5-6

Soal pada contoh 5-5,

Dit : Rangkaian Pengganti Norton = ....

Penyelesaian :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 57


Pada saat terminal ab hubung-singkat, arus yang mengalir pada terminal ab
(ISC) sama dengan arus yang mengalir pada resistor 4 Ω :

 8 10   9 10 
I SC  I 4   .  .(2). 
9  6  4.10 10  4 9  6  4.10 10  4
 4 10   4 10 
 
 
 20 
 
 (9  6).10 
 (9  6) 10  4 
 
I SC  I 4  0,32  0,72  2 A
I SC  I 4  2,4 A

Resistansi Norton sama dengan nilai resistansi Thevenin, R TH = 10 

Rangkaian pengganti Norton :

5.4

TRANSFER DAYA MAKSIMUM

Diktat Rangkaian Elektrik-1 58


Masalah transfer daya adalah masalah yang berkaitan dengan efisiensi dan
efektivitas. Pada kasus transmisi sinyal, masalah utama adalah mendapatkan
sinyal maksimum pada sisi penerima yang berjarak tertentu dari sisi pengirim.
Apabila terjadi pemindahan daya yang maksimum, dimana daya yang dikirim
hampir sama dengan daya yang diterima, berarti sinyal yang diterima sedikit
mengalami noise. Perhatikan rangkaian diatas, dimana rangkaian sumber A
sudah digantikan dengan sebuah rangkaian pengganti Thevenin yang terdiri
dari sebuah sumber Vs dan tahanan RT. Untuk mendapatkan transfer daya
maksimum, harus dilakukan pengendalian pada besar resistansi beban (RL) :

Jika arus i :

Vs
i 
R L  RT
Maka besar daya yang ditransfer :

pL  i 2 RL
2
 Vs 
pL    RL
 RL  RT 
Untuk mendapatkan resistansi beban (RL) dimana transfer / pemindahan daya
maksimum dapat terjadi, persamaan daya (pL) diatas di-diferensialkan orde
satu terhadap RL :

dpL 2  ( RT  RL )  2( RT  RL ) RL 
2

 v s 
dR L  ( RT  RL ) 4 
 ( RT  RL ) 2  2( RT  RL ) RL 
0  v s
2

 ( RT  RL ) 4 
( RT  RL )  2( RT  RL ) RL  0
2

Selesaikan persamaan diatas sehingga kita dapatkan :

RL = R T

Diktat Rangkaian Elektrik-1 59


Substitusikan RL = RT pada persamaan pL diatas, maka didapat :

2
 Vs 
p L    RL
R
 L  R L 
2
 V 
p L   s  RL
 2 RL 
V 2s
pL 
4 RL

Diktat Rangkaian Elektrik-1 60


Bab

ELEMEN PENYIMPANAN MUATAN


6.1 Induktor

6.2 Kapasitor

6.1

INDUKTOR

Jika suatu belitan konduktor yang terdiri dari N lilitan dialiri arus (seperti gambar
1) maka akan timbul induktansi. Induktansi didefinisikan sebagai sifat elemen
listrik yang menghasilkan tegangan jika dialiri arus.

di
vL
dt

Dimana :

L : induktansi (H)

Diktat Rangkaian Elektrik-1 61


Gambar 1. Model sebuah induktor

Induktansi adalah ukuran besaran kemampuan peralatan untuk menyimpan


energi dalam bentuk medan magnetik.

Jika koil terdiri dari N lilitan maka besar flux total dalam satuan weber (Wb)
adalah :

 = N

Pada induktor linier, total flux sebanding dengan arus yang mengalir pada
induktor, yaitu :

 = Li

Besar daya pada induktor adalah :

 di 
p  vi   L i
 dt 

Energi yang disimpan dalam induktor adalah :


t t

w  pdt  L  idi
t0 t0

L 2 t
w i (t ) t 0
2
L L
w  i 2 ( t )  i 2 (t 0 )
2 2

Diktat Rangkaian Elektrik-1 62


Jika t0 = - , maka i (t0)= i(- ) = 0, sehingga besar energi yang bisa disimpan
oleh induktor adalah :

1 2
w Li
2

6.1.1 Induktor seri dan Paralel

Jika Induktor terhubung seri maka besar induktansi pengganti adalah :

N
Ls   Ln
n 1

Ls  L1  L2  ....  LN

Gambar 2. a) Induktor terhubung seri b) Rangkaian Ekivalen

Sedangkan untuk Induktor terhubung paralel maka besar induktansi pengganti


adalah :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 63


1 N
1

LP n 1 Ln
1 1 1 1
   .... 
LP L1 L2 LN
L1 L2
LP 
L1  L2

i1 i2 iN
+
i L1 L2 LN vN i LP
-

Gambar 3. a) Induktor terhubung paralel b) Rangkaian Ekivalen

CONTOH 6-1

Jika sebuah induktor 10 mH mempunyai arus sebesar 50 cos 1000t A.

Dit : Tegangan dan flux total = ….?

Jawaban :

di d
vL  10.10 3 50 cos1000t 
dt dt
v  10 .5.10 sin 1000t
2 4

v  500 sin 1000t v

  Li  10.103.50 cos1000t
  0,5 cos1000t Wb

Diktat Rangkaian Elektrik-1 64


6.2

KAPASITOR

Kapasitor adalah elemen yang terbentuk apabila dua buah piringan/lempengan


konduktor dipisahkan oleh bahan non konduktor ( bahan dielektrik).

Gambar 4. Model sebuah kapasitor

Kapasitor mempunyai kemampuan untuk menyimpan muatan listrik, dan


besarnya kemampuan untuk menyimpan muatan disebut kapasitansi. Besarnya
kapasitansi sebanding dengan konstanta dielektrik, luas permukaan konduktor
dan berbanding terbalik dengan ketebalan bahan dielektrik. Untuk
mendapatkan kapasitansi yang besar ketebalan bahan dielektrik dibuat setipis
mungkin.

A
C
d

Diktat Rangkaian Elektrik-1 65


Muatan positip +q pada piringan satu identik dengan muatan –q pada piringan
yang lain. Energi untuk memindahkan muatan +q dari piringan yang satu ke
piringan yang lain didapat dari batere. Besarnya muatan yang diisi oleh batere
ke kapasitor adalah :

q  Cv

Arus yang mengalir dari batere ke kapasitor besarnya :

dQ dv
i C
dt dt

Kapasitansi adalah ukuran besaran kemampuan peralatan untuk menyimpan


energi dalam bentuk medan listrik.

Besar daya pada kapasitor adalah :

 dv 
p  vi  v C 
 dt 

Energi yang disimpan dalam induktor adalah :

t t

w   p dt  C  v dv
t0 t0

C 2 t
w  v (t ) t 0
2
C 2 C 2
w  v (t )  v (t0 )
2 2

Diktat Rangkaian Elektrik-1 66


Karena kapasitor belum terisi muatan pada t = - , maka v(t)= v(- ) = 0,
sehingga besar energi yang bisa disimpan oleh kapasitor adalah :

1
wc  Cv 2
2

6.2.1 Kapasitor seri dan Paralel

Jika Kapasitor terhubung paralel maka besar induktansi pengganti adalah :

N
C p   Cn
n 1

C p  C1  C2  ....  C N

Gambar 5. a) Kapasitor terhubung seri b) Rangkaian Ekivalen

Sedangkan untuk kapasitor terhubung seri maka besar kapasitor pengganti


adalah :

Diktat Rangkaian Elektrik-1 67


1 N
1

Cs n1 Cn
1 1 1 1
   .... 
C s C1 C2 CN

Untuk dua buah kapasitor yang terhubung seri, kapasitansi pengganti :

C1C 2
Cs 
C1  C 2

Gambar 6. a) Kapasitor terhubung paralel b) Rangkaian Ekivalen

CONTOH 6-2

Jika tegangan awal (t = 0) pada kapasitor 0,25 F adalah 5 V. Berapa


tegangan kapasitor untuk t >0 jika arus adalah 5cos 4t A.

Jawaban:

Diktat Rangkaian Elektrik-1 68


dQ dv
i C
dt dt
dv
5 cos 4t  0,25
dt
dv
 20 cos 4t
dt
v   20 cos 4tdt
v  5 sin 4t V

Diktat Rangkaian Elektrik-1 69

Anda mungkin juga menyukai