Anda di halaman 1dari 20

Bab 19

Arus Searah
Gaya Gerak Listrik (GGL)
• Untuk
  mendapatkan arus dalam rangkaian listrik, kita membutuhkan alat seperti
baterai atau generator listrik yang mengubah satu jenis energi (kimia, mekanik,
atau cahaya, misalnya) menjadi energi listrik.
• Alat seperti itu disebut sumber gaya gerak listrik atau GGL.
• Digambarkan dengan 2 garis sejajar tidak sama panjang
• Didalam GGL terdapat hambatan dalam “r” yang harganya kecil. Satuan GGL
adalah Volt.
+¿−
   

a b
 
𝜀
𝑟
 
Tegangan Terminal
 • Dua titik a dan b pada Gambar 1 mewakili dua
terminal baterai.
• tegangan terminal Vab = Va-Vb.
• Ketika tidak ada arus yang ditarik dari baterai,
tegangan terminal sama dengan ggl, yang
ditentukan oleh reaksi kimia dalam baterai: Vab
=.
• Namun, ketika arus I mengalir dari baterai ada
penurunan tegangan internal sebesar Ir.
Gambar 1 • Jadi tegangan terminal (tegangan aktual yang
diterapkan ke rangkaian) adalah

(1)
Contoh :

• Baterai dengan hambatan dalam

Sebuah resistor 65 Ω dihubungkan ke terminal baterai


yang gglnya 12,0 V dan hambatan dalamnya adalah 0,5 Ω
Gambar 2. Hitung :
(a) arus dalam rangkaian,
(b) tegangan terminal baterai, Vab?
Gambar
Gambar22
(c) dan daya yang hilang pada resistor R dan hambatan
dalam baterai r.
Contoh : a) Dari Pers. 1 kemudian kita terapkan hukum Ohm
untuk rangkaian baterai dan resistansi R : Vab =
IR. Karenanya

b) Tegangan terminal

c) Daya yang hilang pada R


Gambar 2

dan pada hambatan dalam r baterai


Rangkaian Hambatan
• Rangkaian hambatan diperlukan untuk berbagai tujuan, diantaranya:
• Memperkecil arus
• Memperkecil tegangan
• Memperoleh nilai R yang diinginkan
• Secara umum, rangkaian hambatan (dan rangkaian pada umumnya) dapat
dibagi dua kategori, yakni:
• Rangkaian Seri
• Rangkaian Paralel
• Seringkali resistor dikombinasikan antara seri dengan paralel
Rangkaian Seri
• Rangkaian seri adalah rangkaian yang tidak memiliki percabangan

Hambatan total/ekivalen/pengganti dari rangkaian seri:

(2)
• Karena resistor dihubungkan ujung ke ujung, maka tegangan total V
sama dengan jumlah tegangan di setiap resistor:

(3)
Gambar 3. (a) Hambatan dihubungkan secara seri.
(b) Hambatan dapat berupa bola lampu, atau jenis
hambatan lainnya. (c) Resistansi tunggal ekivalen
yang menarik arus yang sama: Req = R1 + R2 + R3.
Rangkaian Paralel
• Pada rangkaian hambatan paralel, arus dari sumber terbagi menjadi
cabang atau jalur yang terpisah

Dengan kabel paralel, ketika memutuskan satu perangkat maka arus ke


perangkat lain tidak akan terputus.
• Ketika resistor dihubungkan secara paralel, masing-masing memiliki
tegangan yang sama di atasnya.

Gambar 4. (a) Resistensi dihubungkan secara


paralel. (b) Resistensi bisa berupa bola lampu. (c)
(4)
Sirkuit ekivalen dengan diperoleh dari Pers.
Contoh : Dua resistor 100 Ω dihubungkan (a) secara paralel,
dan (b) secara seri, ke baterai 24,0 V (Gambar 5).
Berapakah arus yang melalui masing-masing resistor
dan berapa resistansi ekivalen dari setiap rangkaian?
a)

b)

Gambar 5
Contoh :
Baterai 9,0-V dengan resistansi internalnya r 0,5 Ω
dihubungkan ke rangkaian yang ditunjukkan pada
Gambar 6.
(a) Berapa banyak arus yang ditarik dari baterai?
(b) Berapakah tegangan terminal baterai?
(c) Berapakah arus pada resistor 6 Ω?
Gambar 6
Menentukan hambatan pengganti :
Contoh :

a) arus yang ditarik dari baterai

b) Tegangan terminal baterai

c) arus pada resistor 6 Ω


Hukum Kirchhoff
• Tidak semua rangkaian bisa dianalisis hanya menggunakan hukum Ohm, misalnya
rangkaian berikut:

Gambar 7

• Metoda lain untuk menganalisis rangkaian adalah menggunakan hukum Kirchoff


Hukum I Kirchoff
• Hukum pertama Kirchoff
didasari oleh hukum
konservasi energi yang
menyatakan bahwa dalam
suatu rangkaian tertutup,
tegangan yang diperoleh dan
tegangan yang berkurang
haruslah sama besar.
Gambar 8
• Pada rangkaian tersebut, karena loop (kurva melingkar) searah dengan arus,
ketika loop melewati E maka terjadi pertambahan potensial, namun saat
melewati R yang terjadi penurunan potensial karena adanya hambatan sehingga
berlaku :

• Misalnya jika terdapat dua loop pada rangkaian seperti di bawah :


Gambar 9

Maka pada loop 1 :

E - I1R1 - I2R2 - I1R3 = 0


pada loop 2 :
- I3R4 – I3R5 - I3R6 + I2R2 = 0

dengan : I1 = I2 + I3
Hukum Kirchoff 2
• Kuat arus I yang masuk dalam suatu titik percabangan A sama dengan arus yang
keluar dari titik percabangan B :

Gambar 10
• Berlaku:
Hitung arus I1, I2, dan I3 di tiga cabang
Contoh : sirkuit pada Gambar 11.
1. Beri label arus dan arahnya
2. Dengan menerapkan hukum kirchoff
(i)

Gambar 11 (ii)
(iii)
Rangkaian RC
Pengisian Kapasitor

• Setelah sakelar S menutup di sirkuit RC yang ditunjukkan pada (a), tegangan


Vc melintasi kapasitor meningkat seiring waktu seperti yang ditunjukkan pada
(b), dan arus yang melalui resistor berkurang seiring waktu seperti yang
ditunjukkan pada (c)
• Produk dari resistansi R dikalikan kapasitansi C, yang muncul dalam
eksponen, disebut konstanta waktu rangkaian

• Ini disebut peluruhan eksponensial. Arus I yang mengalir di rangkaian


adalah yang mengalir melalui resistor dan juga merupakan peluruhan
eksponensial:
Pengosongan Kapasitor

• Untuk
  rangkaian RC yang ditunjukkan pada (a),
tegangan Vc pada kapasitor berkurang dengan
waktu t, seperti yang ditunjukkan pada (b),
setelah sakelar S ditutup pada t = 0. Muatan pada
kapasitor mengikuti kurva yang sama sejak Q VC.

Anda mungkin juga menyukai